• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKAP 12 2014 TTG PANDUAN PENYUSUNAN KERJA SAMA

N/A
N/A
Saber Pungli

Academic year: 2025

Membagikan "PERKAP 12 2014 TTG PANDUAN PENYUSUNAN KERJA SAMA"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2 0 1 4

TENTANG

PANDUAN PENYUSUNAN KERJA SAMA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a.

Mengingat : 1.

bahw a kerja sam a an tara Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan lembaga negara, lembaga pem erintah m aupun lembaga nonpem erintah, organisasi internasional, organisasi nonpem erintah/sw adaya m asyarakat baik yang berada di dalam m aupun di lu ar negeri, diperlukan dalam rangka m em bangun kem itraan u n tu k kelancaran tugas- tugas Kepolisian;

bahw a dalam P eraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 10 T ahun 2006 tentang P anduan Penyusunan Nota K esepahaman, m asih terdapat kekurangan dan belum dapat m enam pung k ebutuhan dalam pen50isu n a n nask ah kerja sam a, sehingga perlu diganti;

bahw a berdasarkan pertim bangan sebagaim ana dim aksud dalam h u ru f a dan h u ru f b, perlu m enetapkan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia tentang P anduan P enyusunan Kerja Sam a Kepolisian Negara Republik Indonesia;

Undang-Undang Nomor 24 T ahun 2000 tentang Perjanjian Internasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 185, T am bahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4012);

Undang-Undang Nomor 2 T ahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 2, Tam bahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4168);

P eraturan Pem erintah Nomor 68 T ahun 2008 tentang Tata Cara Pelaksanaan H ubungan dan Kerja sam a Kepolisian Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia T ahun 2008 Nomor 158, T am bahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4910);

4. P e r a t u r a n ...

(2)

4. P eraturan Presiden Nomor 52 T ahun 2010 tentang S u su n an Organisasi dan Tata Kerja Kepolisian Negara Republik Indonesia;

MEMUTUSKAN:

M enetapkan: PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TENTANG PANDUAN PENYUSUNAN KERJA SAMA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA.

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam p eratu ran ini yang dim aksud dengan:

1. Kepolisian Negara Republik Indonesia yang selanjutnya disingkat Polri adalah alat negara yang berperan dalam m em elihara keam anan dan ketertiban m asyarakat, m enegakkan hukum serta m em berikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada m asyarakat dalam rangka terpeliharanya keam anan dalam negeri.

2. Naskah keija sam a adalah su a tu dokum en yang berisi kesepakatan bersam a a n ta ra kedua belah pihak a ta u lebih tentang s u a tu objek yang m engikat u n tu k m elaksanakan su a tu tindakan a ta u p erb u atan hukum . 3. Keija sam a adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh Kepolisian Negara

Republik Indonesia dengan lembaga negara, lem baga pem erintah m au p u n lembaga nonpem erintah, lembaga organisasi internasional, lembaga organisasi nonpem erintah/sw adaya m asyarakat baik yang berada di dalam m aupun di luar negeri, yang dibuat secara tertulis dalam n a s k a h kerja sam a dengan bentuk-bentuk terten tu yang m enim bulkan hak dan kewajiban.

4. Keija sam a induk adalah keija sam a p ara pihak yang ak an dijadikan sebagai lan d asan bagi keija sam a yang bersifat lebih teknis.

5. Lembaga negara adalah organ negara yang m enjalankan k ekuasaan negara di bidang eksekutif, legislatif dan yudikatif, sebagai perw ujudan negara demokrasi.

6. Lembaga pem erintah adalah sem ua instansi pem erintah yang m elaksanakan fungsi adm inistrasi pem erintahan di lingkungan eksekutif, baik di p u sa t m au p u n daerah term asuk komisi-komisi, dewan, badan yang m endapat d an a dari APBN/APBD.

7. Lembaga nonpem erintah adalah sem ua lem baga sw asta yang selu ru h modalnya dimiliki oleh sw asta dan tidak m enggunakan APBN/APBD.

8. Organisasi nonpem erintah/sw adaya m asyarakat adalah organisasi yang tidak m encari keuntungan materi, didirikan secara sukarela oleh m asyarakat, baik pada skala lokal m aupun internasional, d an bertu ju an u n tu k meningkatkEin kesejahteraan m asyarakat.

9. Organisasi internasional adalah organisasi antarpem erintah yang diakui sebagai subjek hu k u m internasional dan m em punyai kapasitas u n tu k m em buat peijanjian internasional.

10. P e i ja n j ia n ...

(3)

10. Peijanjian Internasional adalah peijanjian dalam bentuk dan nam a tertentu, yang d iatu r dalam hukum internasional yang dib u at secara tertulis serta m enim bulkan hak dan kewajiban di bidang hukum .

11. Kelompok Keija yang selanjutnya disebut Pokja adalah sekelompok orang yang m elakukan kegiatan penyusunan su a tu produk yang akan m enghasilkan kesepakatan u n tu k m engatur h ak d an kewajiban p ara pihak.

12. S urat K uasa {Full Power] adalah su ra t yang dikeluarkan oleh Menteri Luar Negeri a ta s n am a Pem erintah Republik Indonesia, yang memberi k u a sa kepada sa tu a ta u beberapa orang yang mewakili pem erintah a ta u Negara Republik Indonesia, u n tu k m enandatangani a ta u m enerim a n ask ah peijanjian yang m enyatakan persetujuan pem erintah Negara Republik Indonesia u n tu k m engikatkan diri pada su a tu Peijanjian Internasional.

Pasal 2 T ujuan dari P eraturan ini:

a. sebagai pedom an dalam penyelenggaraan/pelaksanaan keija sam a a n ta ra Polri dengan lembaga negara, lembaga pem erintah m au p u n lembaga nonpem erintah, organisasi internasional, organisasi nonpem erintah/sw adaya m asyarakat, baik yang berada di dalam m au p u n di lu ar negeri; dan

b. pelaksanaan kerja sam a Polri d ap at berjalan dengan baik, tertib, lancar, efektif dan efisien.

Pasal 3 Prinsip-prinsip dari p eratu ran ini:

a. kejelasan tujuan;

b. kejelasan rum usan;

c. saling m enguntungkan;

d. kesetaraan;

e. d ap at dilaksanakan;

f. kepentingan um um ; dan g. efektif dan efisien.

BAB II

PENYELENGGARAAN KERJA SAMA Bagian Kesatu

J en is Kerja Sama Pasal 4

Je n is penyelenggaraan keija sam a Polri terdiri dari:

a. keija sam a dalam negeri; dan b. keija sam a lu ar negeri.

Pasal S

(4)

Pasal 5

(1) Kerja sam a dalam negeri sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 4 h u ru f a, diselenggarakan pada tingkat:

a. Mabes Polri;

b. Polda; dan c. Polres.

(2) Keija sam a dalam negeri sebagaim ana dim aksud p ad a ayat (1) diselenggarakan dengan:

a. lembaga negara;

b. lembaga pem erintah;

c. lem baga nonpem erintah; dan

d. organisasi nonpem erintah/sw adaya m asyarakat.

Pasal 6

(1) Penyelenggaraan kerja sam a lu ar negeri sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 4 h u ru f b dilaksanakan dengan:

a. lembaga pem erintah negara asing;

b. organisasi internasional; dan

c. organisasi nonpem erintah/sw adaya m asyarakat.

(2) Keija sam a lu ar negeri sebagaim ana dim aksud pada ayat (1), dilaksanakan melalui keija sam a bilateral, regional dan multilateral.

(3) Penyelenggaraan keija sam a Polri dengan pihak luar negeri sebagaim ana dim aksud p ad a ayat (1), dilaksanakan pada:

a. tingkat Mabes Polri; dan

b. tingkat Polda, setelah m endapatkan izin dari Kapolri.

(4) Keija sam a sebagaim ana dim aksud pada ayat (3) h u ru f b bersifat teknis.

(5) Penyelenggaraan kerja sam a sebagaim ana dim aksud pada ayat (3) dikoordinasikan oleh:

a. Staf bidang Operasi Polri (Sops Polri) bersam a-sam a dengan Divisi H ubungan Internasional (Divhubinter) Polri, u n tu k tingkat Mabes Polri: dan

b. Biroops Polda bersam a-sam a dengan Sops Polri dan D ivhubinter Polri, u n tu k tingkat Polda.

Pasal 7

(1) Penyelenggaraan kerja sam a dalam negeri dan luar negeri, meliputi bidang:

a. tugas operasional;

b. keija sam a teknis;

c. p e n d id ik a n ....

(5)

c. pendidikan;

d. pelatihan;

e. pem binaan dan pengaw asan sum ber daya; dan f. penelitian dan pengem bangan sistem dan metode.

Penyelenggaraan keija sam a sebagaim ana dim aksud pada ayat (1), bertujuan u n tu k m endukung kelancaran pelaksanaan tugas Kepolisian dan pihak yang bekerjasam a.

Bagian Kedua Bentuk Kerja Sama

Pasal 8

(1) Keija sam a induk dib u at a n ta ra pihak Mabes Polri dengan pihak lain dan berlaku bagi seluruh Jajaran Polri.

(2) Keija sam a induk d ap at dilaksanakan oleh Polda, apabila:

a. keija sam a terseb u t belum pernah dibuat oleh Mabes Polri; dan b. tidak dilakukan dengan pihak lu ar negeri.

(3) Kerja sam a induk sebagaim ana dim aksud pada ayat (1), d ap at d isu su n dalam bentuk:

a. Nota Kesepaham an {Memorandum o f Understanding); a ta u b. bentuk-bentuk lain sesuai p eratu ran perundang-undangan.

Pasal 9

(1) Keija sam a teknis m erupakan ja b a ra n dari keija sam a induk yang bersifat lebih teknis.

(2) Keija sam a teknis sebagaim ana dim aksud p ad a ayat (1) d ap at berupa:

a. pedom an keija;

b. pedom an pelaksanaan;

c. S tandar Operasional Prosedur (SOP); atau

d. bentuk-bentuk lainnya yang disepakati oleh p ara pihak.

Bagian.

(6)

Bagian Ketiga

Hubungan Kerja dan Koordinasi Pasal 10

Penyelenggara keija sam a dalam negeri p ad a tingkat Mabes Polri, wajib m em beritahukan pelaksanaannya kepada Asisten Kapolri bidang Operasi (Asops Kapolri).

Penyelenggara kerja sam a lu ar negeri, wajib m em beritahukan pelaksanaannya kepada K adivhubinter Polri dan Asops Kapolri.

Pasal 11

Penyelenggaraan kerja sam a dalam negeri pada tingkat Polda, wajib dilaporkan kepada Kapolri, dengan tem busan Asops Kapolri, Kadivkum Polri, Kabidkum Polda, dan Kepala S atuan Fungsi terkait tingkat Polda.

Penyelenggaraan kerja sam a dalam negeri pada tingkat Polres, wajib dilaporkan secara berjenjang kepada Kapolda dan Kapolri dengan tem busan Asops Kapolri, Kabidkum Polda, dan Kepala S atuan Fungsi terkait tingkat Polda.

Pasal 12

Penyelenggaraan keija sam a pada tingkat Mabes Polri sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 10 dilaksanakan sebagai berikut:

a. Kepala Biro Keija Sam a Kementerian Lembaga (Karo Kerma KL) Sops Polri sebagai koordinator pelaksanaan k eija sam a di lingkungan Polri, menyelenggarakan h u bungan keija dengan Bagkerma / Bidkerma / Subbagkerm a / Subditkerm a / pengem ban fungsi kerja sam a di lingkungan Mabes Polri dan Polda;

b. h u b u n g an k eija sebagaim ana dim aksud pada h u ru f a dilaksanakan sebagai berikut:

1. Rokerma KL Sops Polri m em berikan ara h a n tentang penyelenggaraan kerja sam a yang dilakukan oleh sa tu a n fungsi di lingkungan Mabes Polri dan sa tu a n kewilayahan;

2. Rokerma KL Sops Polri m elakukan monitoring, pendataan, pendokum entasian dan evaluasi terhadap seluruh pelaksanaan keija sam a, baik dalam m au p u n lu ar negeri;

3. Bagkerma / Bidkerma / Subbagkerm a / Subditkerm a / pengem ban fungsi kerja sam a di tingkat Mabes Polri wajib m em beritahukan d a n /a ta u m engikutsertakan Rokerma KL Sops Polri dalam setiap pelaksanaan keija sam a, term asuk m engirim kan salinan nask ah keija sam a term asuk m engirim kan salinan n ask ah k eija sam a yang telah ditandatangani; dan

4. Bagkerm a/ Bidkerma / subbagkerm a/ subditkerm a/pengem ban fungsi keija sam a di tingkat Mabes Polri dan Polda wajib m elaporkan tindak lanjut dari setiap pelaksanaan keija sam a kepada Rokerma KL Sops Polri.

(2) D a l a m ...

(7)

Dalam hal keija sam a lu ar negeri, Rokerma KL Sops Polri/B agkerm a/

B idkerm a/S ubbagkerm a/S ubditkerm a/pengem ban fungsi keija sam a di tingkat Mabes Polri wajib berkoordinasi dengan Asops Kapolri dan Kadivhubinter Polri.

Pasal 13

Penyelenggaraan keija sam a pada tingkat Polda sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 11 ayat (1) dilaksanakan sebagai berikut:

a. Karoops Polda sebagai koordinator sa tu a n fungsi dalam pelaksanaan kerja sam a di tingkat Polda;

b. h u b ungan keija sebagaim ana dim aksud h u ru f a dilaksanakan sebagai berikut:

1. Biroops Polda m em berikan arah a n tentang penyelenggaraan keija sam a yang telah dibuat oleh Mabes Polri, Polda di tingkat Polda dan Polres;

2. Biroops Polda m em berikan arah a n tentang penyelenggaraan keija sam a yang ak an dib u at oleh sa tu a n fungsi tingkat Polda dan Polres;

3. Biroops Polda m elakukan monitoring, pendataan dan evaluasi terhadap seluruh pelaksanaan keija sam a yang dilakukan oleh sa tu a n fungsi di tingkat Polda dan Polres;

4. sa tu a n fungsi di tingkat Polda wajib m elaporkan setiap pelaksanaan kerja sam a, term asuk m engirim kan salinan n ask ah kerja sam a yang telah ditandatangani kepada Kapolda, dengan tem busan Karoops Polda dan Kabidkum Polda; dan

5. Kapolda wajib m elaporkan setiap pelaksanaan keija sam a, term asu k m engirim kan salinan n ask ah kerja sam a yang telah ditandatangani kepada Kapolri, dengan tem busan Asops Kapolri, Kadivkum Polri dan K asatfung terkait tingkat Mabes Polri.

Dalam hal penyelenggaraan kerja sam a dengan pihak lu ar negeri, Polda wajib m em inta izin kepada Kapolri serta berkoordinasi dengan Asops Kapolri dan Kadivhubinter Polri.

Pasal 14

Penyelenggaraan kerja sam a pada tingkat Polres sebagaim ana dim aksud Pasal 11 ayat (2) dilaksanakan sebagai berikut:

a. Kabagops Polres sebagai koordinator sa tu a n fungsi dalam pelaksanaan keija sam a di tingkat Polres; dan

b. h u b ungan keija sebagaim ana dim aksud h u ru f a dilaksanakan sebagai berikut:

1. Bagops Polres m em berikan arah a n tentang penyelenggaraan kerja sam a yang telah dibuat Mabes Polri/Polda/Polres kepada sa tu an fungsi Polres dan Polsek;

2. Bagops Polres m em berikan arah a n tentang penyelenggaraan keija sam a yang ak an dibuat oleh sa tu an fungsi Polres;

3. B agops ....

(8)

8

Bagops Polres m elakukan monitoring, pendataan d an evaluasi terhadap seluruh pelaksanaan keija sam a dan dilaporkan kepada Kapolres; dan

Kapolres wajib m elaporkan setiap pelaksanaan keija sam a, term asuk m engirim kan salinan n ask ah kerja sam a yang telah ditandatangani kepada Kapolda, dengan tembusam Karoops Polda, Kabidkum Polda dan Kasatfung terkait tingkat Polda.

BAB III

TAHAPAN KERJA SAMA Bagian Kesatu Keija Sama Dalam Negeri

Pasal 15

T ahapan keija sam a dalam negeri sebagai berikut;

a. penjajakan/perintisan;

b. pem buatan konsep awal (initial draft) a ta u pem buatan konsep tanggapan (counter draft) yang dibuat oleh pihak lain;

c. pem bentukan Pokja;

d. pem bahasan su b stan si m ateri (internal Polri);

e. pem bahasan su b stan si m ateri dengan pihak lain;

f. perm intaan verifikasi (legal draft) kepada Divkum Polri/Bidkum Polda;

g. finalisasi n ask ah kerja sama;

h. paparan oleh Ketua Pokja kepada Kapolri a ta u Kapolda a ta u Kapolres;

i. penyem purnaan n ask ah keija sam a bersam a pihak lain;

j. p enandatanganan n ask ah kerja sam a;

k. penyim panan n ask ah keija sama;

l. bila diperlukan, d ap at ditindaklanjuti dengan pem buatan n ask ah keija sam a teknis;

m. sosialisasi;

n. pelaksanaan; dan

o. monitoring dsm evaluasi.

Pasal 16

T ahapan kerja sam a dalam negeri pada tingkat Mabes Polri sebagai berikut:

a. inisiatif keija sam a berasal dari Polri:

1. sa tu an fungsi pem rakarsa mengirim su ra t kepada pihak lain yang akan diajak bekerja sam a, dengan tem busan Kapolri d an Asops Kapolri;

2. pem buatan konsep awal n ask ah keija sam a oleh sa tu a n fungsi pem rakarsa dengan m engikutsertakan Divkum Polri;

3. sa tu a n fungsi pem rakarsa m em buat su ra t perintah Polga yang m engikutsertakan fungsi terkait;

4. p e m b a h a s a n ...

(9)

9

4. pem bahasan su b stan si m ateri (internal Polri);

5. pem bahasan su b stan si m ateri dengan pihak lain;

6. pengirim an konsep n ask ah keija sam a hasil Pokja kepada Divkum Polri u n tu k m endapatkan verifikasi;

7. setelah verifikasi selesai, selanjutnya dibahas kembali dengan pihak lain;

8. paparan oleh Ketua Pokja kepada Kapolri a ta u pejabat yang ditunjuk; dan

9. setelah kedua belah pihak sepakat, kem udian dibuat acara penandatanganan n ask ah kerja sama.

b. inisiatif kerja sam a berasal dari pihak lain:

1. dalam hal sa tu a n fungsi m enerim a pem beritahuan dari pihak lain mengenai perm intaan dilakukan keija sam a, m aka sa tu a n fungsi yang m enerim a perm intaan keija sam a m elaporkan kepada Kapolri dengan tem busan Asops Kapolri mengenai akan dilakukan keija sam a tersebut;

2. sa tu a n fungsi pem rakarsa m em buat konsep tanggapan dengan m engikutsertakan Divkum Polri dan koordinasi dengan Biro Kerma KL Sops Polri;

3. sa tu a n fungsi pem rakarsa m em buat su ra t perintah Pokja yang m engikutsertakan fungsi terkait;

4. pem bahasan su b stan si m ateri (internal Polri);

5. pem bahasan su b stan si m ateri dengan pihak lain;

6. pengirim an konsep n ask ah keija sam a hasil Pokja kepada Divkum Polri u n tu k dilakukan verifikasi;

7. setelah dilakukan verifikasi oleh Divkum Polri, selanjutnya sa tu a n fungsi pem rakarsa m em bahas kembali dengan pihak lain;

8. paparan oleh Ketua Pokja kepada Kapolri a ta u pejabat yang ditunjuk dan dihadiri oleh seluruh tim Pokja; dan

9. setelah konsep n ask ah kerja sam a disepakati, dilaksanakan p en an d atan g an an .

Pasal 17

Tahapan kerja sam a dalam negeri pada tingkat Polda sebagai berikut:

a. inisiatif keija sam a berasal dari Polri:

1. Polda mengirim su ra t kepada pihak lain yang ak an diajak bekeija sam a;

2. pem buatan konsep awal nask ah keija sam a oleh sa tu a n fungsi pem rakarsa dengan m engikutsertakan Bidkum Polda;

3. Kapolda m em erintahkan Biro Ops Polda u n tu k m em buat su ra t perm intaan nam a personel Polri yang ak an dikutsertakan dalam Pokja kepada sa tu an fungsi terkait, selanjutnya dibuatkan S u rat Perintah Kapolda;

4. pem bahasan su b stan si (internal Polri);

5. p e m b a h a s a n ....

(10)

5. pem bahasan su b stan si m ateri dengan pihak lain;

6. pengirim an konsep n ask ah kerja sam a hasil Pokja kepada Bidkum Polda u n tu k m endapatkan verifikasi;

7. setelah dilakukan verifikasi oleh Bidkum Polda, selanjutnya sa tu an fungsi pem rakarsa m enindaklanjuti rekom endasi Bidlmm Polda;

8. p ap aran oleh Ketua Pokja kepada Kapolda a ta u pejabat yang ditunjuk dan dihadiri oleh seluruh tim Pokja;

9. setelah kedua belah pihak sepakat, dib u at acara penandatanganein n ask ah keija sam a; dan

10. Kapolda m elaporkan keija sam a terseb u t kepada Kapolri dengan tem busan Asops Kapolri, Kadivkum Polri dan kasatfung terkait tingkat Mabes Polri.

b. inisiatif keija sam a berasal dari pihak lain:

1. dalam hal sa tu an fungsi m enerim a pem beritahuan dari pihak lain m engenai perm intaan dilakukan keija sam a, m aka sa tu a n fungsi yang m enerim a perm intaan kerja sam a m elaporkan kepada Kapolda mengenai akan dilakukan kerja sam a tersebut;

2. sa tu a n fungsi pem rakarsa m em buat konsep tanggapan dengan m engikutsertakan Bidkum Polda dan koordinasi dengan Biroops Polda dalam rangka persiapan Pokja;

sa tu a n fungsi pem rakarsa m em buat su ra t perintah Pokja yang m engikutsertakan sa tu a n fungsi terkait;

pem bahasan su b stan si m ateri (internal Polri);

pem bahasan su b stan si m ateri dengan pihak lain;

3.

4.

5.

6. pengirim an konsep n ask ah kerja sam a hasil Pokja kepada Bidkum Polda u n tu k m endapatkan verifikasi;

7. setelah verifikasi selesai, selanjutnya sa tu a n fungsi pem rakarsa m enindaklanjuti rekom endasi Bidkum Polda;

8. p ap aran oleh Ketua Pokja kepada Kapolda a ta u pejabat yang ditunjuk dan dihadiri oleh seluruh tim Pokja;

9. setelah kedua belah pihak sepakat, dibuat acara penandatanganan n ask ah keija sam a; dan

10. Kapolda m elaporkan keija sam a terseb u t kepada Kapolri dengan tem busan Asops Kapolri, Kadivkum Polri dan K asatfung terkait tingkat Mabes Polri.

Pasal 18

T ahapan keija sam a dalam negeri pada tingkat Polres sebagai berikut:

a. inisiatif keija sam a berasal dari Polri:

1. Polres mengirim su ra t kepada pihak lain yang ak an diajak bekeija sam a setelah m endapat persetujuan dari Kapolda;

2. pem buatan konsep awal n ask ah keija sam a oleh sa tu a n fungsi pem rakarsa m engikutsertakan Subbagkum B agsum da Polres;

3. selanjutnya sa tu an fungsi pem rakarsa m elakukan koordinasi dengan Bagops Polres dalam rangka persiapan Pokja;

4. s a t u a n ...

(11)

4. sa tu an fungsi pem rakarsa m em bliat su ra t perintah Pokja yang m engikutsertakan sa tu a n fungsi terkait

5. pem bahasan su b stan si m ateri (internal Polri);

6. pem bahasan su b stan si m ateri dengan pihak lain;

7. pengirim an konsep n ask ah kerja sam a hasil Pokja kepada Bidkum Polda u n tu k m endapatkan verifikasi;

8. setelah verifikasi selesai, selanjutnya sa tu an fungsi pem rakarsa m enindaklanjuti rekom endasi Bidkum Polda;

9. paparan oleh Ketua Pokja kepada Kapolres dihadiri oleh seluruh tim Pokja;

10. setelah kedua belah pihak sepakat, dibuat acara penandatanganan n ask ah kerja sama;

11. Kapolres m elaporkan perihal kerja sam a te rse b u t kepada Kapolda dengan tem busan Karoops Polda, Kabidkum Polda dan Kasatfung terkait tingkat Polda; dan

12. Kapolda m elaporkan kerja sam a terseb u t kepada Kapolri dengan tem busan Asops Kapolri, Kadivkum Polri dan Kasatfung terkait tingkat Mabes Polri.

b. inisiatif kerja sam a berasal dari pihak lain:

1. dalam hal Kapolres m enerim a pem beritahuan dari pihak lain mengenai perm intaan dilakukan kerja sam a. Kapolres m eneruskan kepada fungsi yang terkait dengan m ateri kerja sam a setelah m endapat persetujuan dari Kapolda;

2. sa tu a n fungsi yang ditunjuk sebagai pem rakarsa m em buat konsep tanggapan dengan m engikutsertakan Subbagkum B agsum da Polres dan koordinasi dengan Bagops Polres dalam rangka persiapan Pokja;

3. sa tu a n fungsi pem rakarsa m em buat su ra t perintah Pokja yang m engikutsertakan fungsi terkait;

4. pem bahasan su b stan si m ateri (internal Polri);

5. pem bahasan su b stan si m ateri dengan pihak lain;

6. pengirim an konsep n ask ah kerja sam a hasil Pokja kepada Bidkum Polda u n tu k m endapatkan verifikasi;

7. setelah verifikasi selesai, selanjutnya sa tu an fungsi pem rakarsa m enindaklanjuti rekom endasi Bidkum Polda;

8. paparan oleh Ketua Pokja kepada Kapolres dihadiri oleh se lu m h tim Pokja;

9. setelah kedua belah pihak sepakat, dibuat acara penandatanganan n ask ah kerja sama;

10. selanjutnya Kapolres m elaporkan hasil pelaksanaan keija sam a terseb u t kepada Kapolda dengan tem busan Karoops Polda, Kabidkum Polda dan Kasatfung terkait tingkat Polda; dan

11. Kapolda m elaporkan kerja sam a tersebut kepada Kapolri dengan tem busan Asops Kapolri, Kadivkum Polri dan K asatfung terkait tingkat Mabes Polri.

B a g ia n ...

(12)

Bagian Kedua Kerja Sama Luar Negeri

Pasal 19 T ahapan keija sam a lu ar negeri sebagai berikut:

a. penjajakan/perintisan;

b. pem buatan konsep awal a ta u konsep tanggapan dikonsultasikan dengan Divhubinter Polri;

c. pem bentukan Pokja;

d. pem bahasan su b stan si m ateri (internal Polri);

e. pem bahasan su b stan si m ateri dengan pihak lain;

f. perm intaan verifikasi kepada Divkum Polri/Bidkum Polda;

g. paparan oleh Ketua Pokja kepada Kapolri a ta u Kapolda a ta u pejabat yang ditunjuk;

h. konsultasi dengan Kementerian Luar Negeri;

i. finalisasi n ask ah kerja sam a bersam a pihak lain;

j. penandatanganan n ask ah keija sama;

k. penyim panan n ask ah keija sama;

l. bila diperlukan, d ap at ditindaklanjuti dengan pem buatan n ask ah keija sam a teknis;

m. sosialisasi;

n. pelaksanaan; dan

o. monitoring dan evaluasi.

Pasal 20

T ahapan keija sam a lu ar negeri pada tingkat Mabes Polri sebagai berikut:

a. inisiatif keija sam a berasal dari Polri:

1. sa tu a n fungsi pem rakarsa sebelum mengirim su ra t kepada pihak lu ar negeri yang akan diajak bekerja sam a, terlebih dah u lu berkoordinasi dengan Kadivhubinter Polri dengan tem busan Asops Kapolri;

2. setelah m enerim a pem beritahuan dari sa tu a n fungsi pem rakarsa, Divhubinter Polri wajib m elakukan pengkajian secara kom prehensif atas gagasan kerja sama;

3. pem buatan konsep awal nask ah keija sam a oleh sa tu a n fungsi pem rakarsa m engikutsertakan Divkum Polri dan D ivhubinter Polri;

4. sa tu a n fungsi pem rakarsa berkoordinasi dengan Divhubinter Polri dalam rangka persiapan Pokja;

5. sa tu a n fungsi pem rakarsa m em buat su ra t perintah Pokja dan m engikutsertakan sa tu a n fungsi terkait;

6. pem bahasan su b stan si m ateri (internal Polri);

7. p e m b a h a s a n

(13)

7. pem bahasan su b stan si m ateri dengan pihak lain;

8. pengirim an konsep n ask ah kerja sam a hasil Pokja kepada Divkum Polri dan Kementerian Luar Negeri u n tu k m endapatkan verifikasi;

9. hasil verifikasi Divkum Polri dan Kementerian Luar Negeri, dibahas kembali dengan pihak luar negeri;

10. paparan oleh Ketua Pokja kepada Kapolri a ta u pejabat yang ditunjuk dan dihadiri oleh seluruh tim Pokja; dan

11. setelah k edua belah pihak sepakat, dibuat acara penandatanganan n ask ah kerja sama.

b. inisiatif kerja sam a berasal dari pihak lu ar negeri:

1. dalam hal sa tu an fungsi m enerim a pem beritahuan dari pihak lain mengenai perm intaan dilakukan kerja sam a, m aka sa tu a n fungsi yang m enerim a perm intaan kerja sam a m elaporkan kepada Kapolri dengan tem busan D ivhubinter Polri;

2. Divhubinter Polri m enindaklanjuti su ra t terseb u t dengan m elakukan pengkajian secara kom prehensif a ta s gagasan kerja sam a dan berkoordinasi dengan sa tu a n fungsi yang terkait dengan m ateri kerja sam a dan Sops Polri dalam rangka persiapan Pokja;

3. sa tu a n fungsi yang terkait dengan m ateri kerja sam a sebagai pem rakarsa m em buat konsep tanggapan dengan m engikutsertakan Divhubinter Polri dan Divkum Polri;

4. sa tu an fungsi pem rakarsa m em buat su ra t perintah Pokja yang m engikutsertakan sa tu a n fungsi terkait;

5. pem bahasan su b stan si m ateri (internal Polri);

6. pem bahasan su b stan si m ateri dengan pihak lain;

7. pengirim an konsep n ask ah kerja sam a hasil Pokja kepada Divkum Polri dan Kementerian Luar Negeri u n tu k m endapatkan verifikasi;

8. hasil verifikasi Divkum Polri dan Kementerian Luar Negeri, dibahas kembali dengan pihak lu a r negeri;

9. paparan oleh Ketua Pokja kepada Kapolri a ta u pejabat yang ditunjuk dan dihadiri oleh seluruh tim Pokja; dan

10. setelah kedua belah pihak sepakat, dib u at acara penandatanganan n ask ah kerja sam a.

Pasal 21

Tahapan kerja sam a luar negeri pada tingkat Polda sebagai berikut;

a. inisiatif kerja sam a berasal dari Polri:

1. Polda m elakukan koordinasi dengan D ivhubinter Polri d an Sops Polri tentang rencana kerja sam a dengan pihak lu ar negeri;

2. D iv h u b in te r...

(14)

2. Divhubinter Polri m elakukan pengkajian secara kom prehensif atas gagasan keija sam a, selanjutnya m em berikan rekom endasi kepada Kapolda;

3. Kapolda m engajukan perm ohonan izin kepada Kapolri u n tu k m elaksanakan kerja sam a dengan pihak lu ar negeri;

4. setelah m endapatkan izin dari Kapolri, Kapolda mengirim su ra t perm intaan kepada pihak luar negeri selaku m itra k eija sam a melalui Divhubinter Polri;

5. setelah m endapat jaw aban persetujuan dari pihak lu ar negeri, selanjutnya Divhubinter Polri menginform asikan kepada Kapolda u n tu k m em buat konsep awal;

6. sa tu a n fungsi pem rakarsa berkoordinasi dengan Biroops Polda dalam rangka persiapan Pokja;

7. sa tu a n fungsi pem rakarsa m em buat su ra t perintah Pokja yang m engikutsertakan sa tu a n fungsi terkait;

8. pem bahasan su b stan si m ateri (internal Polri);

9. pem bahasan su b stan si m ateri dengan pihak lain;

10. paparan oleh Ketua Pokja kepada Kapolda a ta u pejabat yang ditunjuk dan dihadiri oleh seluruh tim Pokja;

11. pengirim an konsep n ask ah keija sam a hasil Pokja kepada Divkum Polri dan Kementerian Luar Negeri melalui D ivhubinter Polri u n tu k m endapatkan verifikasi;

12. hasil verifikasi Divkum Polri dan Kementerian Luar Negeri, dibahas kembali dengan pihak luar negeri;

13. Kapolda a ta u k etu a Pokja m em aparkan di depan Kapolri atau pejabat yang ditunjuk dan dihadiri pejabat terkait di Mabes Polri;

14. setelah kedua belah pihak sepakat, dibuat acara penandatanganan n ask ah kerja sam a; dan

15. Kapolda m elaporkan perihal keija sam a terseb u t kepada Kapolri dengan tem busan Kadivhubinter Polri, Kadivkum Polri d an Asops Kapolri.

inisiatif keija sam a berasal dari pihak lu a r negeri:

1. dalam hal sa tu an fungsi m enerim a pem beritahuan dari pihak lain m engenai perm intaan dilakukan kerja sam a, m aka sa tu a n fungsi yang m enerim a perm intaan kerja sam a m elaporkan kepada Kapolda m engenai akan dilakukan kerja sam a tersebut;

2. Kapolda m elaporkan kepada Kapolri dengan tem busan Kadivhubinter Polri dan Asops Kapolri tentang adanya perm intaan keija sam a dari pihak luar;

3. D iv h u b in te r

(15)

3. Divhubinter Polri m elakukan pengkajian secara kom prehensif atas gagasan kerja sam a, selanjutnya m em berikan rekom endasi kepada Kapolda;

4. Kapolda m engajukan perm ohonanan izin kepada Kapolri u n tu k m elaksanakan keija sam a dengan pihak lu ar negeri;

5. Kadivhubinter Polri m eneruskan su ra t persetu ju an Kapolri kepada Kapolda;

6. Kapolda m eneruskan kepada sa tu an fungsi yang terkait dengan m ateri keija sam a sebagai pem rakarsa m engikutsertakan Bidkum Polda u n tu k m em buat konsep awal;

7. sa tu a n fungsi pem rakarsa berkoordinasi dengan Biroops Polda dalam rangka persiapan Pokja;

8. sa tu an fungsi pem rakarsa m em buat su ra t perintah Pokja yang m engikutsertakan sa tu a n fungsi terkait;

9. pem bahasan su b stan si m ateri (internal Polri);

10. pem bahasan su b stan si m ateri dengan pihak lain;

11. pengirim an konsep n ask ah keija sam a hasil Pokja kepada Divkum Polri dan Kementerian Luar Negeri melalui Divhubinter Polri u n tu k m endapatkan verifikasi;

12. hasil verifikasi Divkum Polri dan Kementerian Luar Negeri, dibahas kembali dengan pihak lu ar negeri;

13. Kapolda a ta u k etu a Pokja m em aparkan di depan Kapolri a ta u pejabat yang ditunjuk dan dihadiri pejabat terkait di Mabes Polri;

14. setelah kedua belah pihak sepakat, dibuat acara penandatanganan n ask ah keija sam a; dan

15. Kapolda m elaporkan perihal keija sam a tersebut kepada Kapolri dengan tem busan K adivhubinter Polri, Kadivkum Polri dan Asops Kapolri.

Bagian Ketiga Penandatanganan

Pasal 22

N askah keija sam a dalam negeri yang dibuat pada tingkat Mabes Polri, ditandatangani oleh Kapolri a ta u Pejabat yang ditunjuk dengan S urat Perintah dan Pejabat dari pihak lain yang m elakukan keija sam a.

N askah k eija sam a dalam negeri yang dibuat pada tingkat Polda, ditandatangani oleh Kapolda a ta u Pejabat yang ditunjuk dengan S u rat Perintah dan Pejabat dari pihak lain yang m elakukan keija sam a.

(3) Keija sam a ....

(16)

(3) Kerja sam a sebagaim ana dim aksud pada ayat (2) dilaporkan kepada Kapolri, dengan tem busan Kadivkum Polri, K asatfung terkait dan Asops Kapolri.

(4) Naskah keija sam a dalam negeri yang dibuat p ad a tingkat Polres, ditandatangani oleh Kapolres dan Pejabat dari pihak lain yang m elakukan keija sam a.

(5) Keija sam a sebagaim ana dim aksud pada ayat (4) dilaporkan secara berjenjang kepada Kapolda dan Kapolri dengan tem busan Kadivkum Polri, Kasatfung terkait tingkat Mabes Polri dan Asops Kapolri.

Pasal 23

(1) P enandatanganan n ask ah kerja sam a .luar negeri pada tingkat Mabes Polri, dilakukan oleh Kapolri setelah m endapat S u rat K uasa {full power) dari Menteri Luar Negeri.

(2) Penandatanganan sebagaim ana dim aksud pada ayat (1), Kapolri dapat m elim pahkan kepada pejabat yang ditunjuk sesuai m ateri m u atan keija sama.

(3) Penandatanganan n ask ah keija sam a lu ar negeri pada tingkat Polda, dilakukan oleh Kapolda setelah m endapat izin dari Kapolri selaku pemegang S u rat K uasa dari Menteri Luar Negeri.

Pasal 24

P enandatanganan keija sam a d ap at dilakukan dengan:

a. acara [ceremonial) oleh p ara pihak di kantor salah sa tu pihak a ta u ditem pat lain yang disepakati; atau

b. cara terpisah, tidak pada sa at bersam aan baik w aktu m aupun tem pat.

Bagian Keempat Pelaksanaan

Pasal 25

(1) Keija sam a mulai berlaku dan m engikat setelah disepakati dan ditandatangani oleh para pihak sesuai dengan jan g k a w aktu yang telah ditentukan.

(2) Keija sam a sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) ditindaklanjuti dalam b entuk kegiatan.

(3) B entuk kegiatan sebagaim ana dim aksud pada ayat (2) dilaporkan secara beijenjang kepada Kapolri.

Bagian

(17)

Bagian Kelima Jangka Waktu

Pasal 26

Masa berlaku pelaksanaan keija sam a dalam negeri dan lu ar negeri sesuai kebutuhan, yang dinyatakan secara jelas dalam naskeih kerja sam a.

Bagian Keenam Perpanjangan Keija Sama

Pasal 2 7

(1) Kerja sam a dalam negeri dan luar negeri d ap a t diperpanjang atas keinginan salah sa tu pihak dengan m enyam paikan pem beritahuan secara tertulis kepada pihak lain minimal 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya kerja sama.

(2) Perpanjangan sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) d ap at dilaksanakan sesuai dengan ta h a p a n kerja sam a sebagaim ana diatur dalam p eratu ran im.

Bagian Ketujuh Penghentian Kerja Sama

Pasal 28 Keija sam a berakhir apabila:

a. disepakati oleh para pihak melalui prosedur yang ditetapkan dalam keija sam a;

b. tu ju an keija sam a telah tercapai;

c. terdapat perubahan m endasar yang m em pengaruhi pelaksanaan keija sam a;

d. salah sa tu pihak tidak m elaksanakan d a n /a ta u m elanggar ketentuan keija sama;

e. dibuat su a tu kerja sam a baru yang m enggantikan keija sam a lama;

f. m uncul norm a-norm a baru dalam hukum yang berlaku;

g. objek keija sam a hilang; a ta u

h. terd ap at hal-hal yang m erugikan kepentingan nasional.

Bagian Kedelapan Penyimpanan

Pasal 29

(1) Penyim panan n ask ah keija sam a dalam negeri, meliputi:

a. n ask ah

(18)

a, n ask ah asli disim pan oleh Divkum Polri/Bidkum Polda/

Subbagkum Bagsum da Polres; dan

b. salinan n ask ah kerja sam a disim pan oleh sa tu a n fungsi pem rakarsa, Sops Polri/Biroops Polda/B agops Polres dan Setum Polri/Setum Polda/Sium Polres.

(2) Penyim panan n ask ah kerja sam a dalam negeri sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) berdasarkan ketentuan ta ta kearsipan yang berlaku di lingkungan Polri.

Pasal 30

Pen5dm panan n ask ah keija sam a lu ar negeri, meliputi:

a. n ask ah asli disim pan di Treaty Room oleh D irektorat Jen d eral H ukum dan Perjanjian Internasional Kementerian Luar Negeri;

b. Salinan n ask ah disim pan oleh sa tu an fungsi pem rakarsa, Divkum Polri/Bidkum Polda, Divhubinter Polri dan Sops Polri/Biroops Polda sesuai ketentuan ta ta kearsipan yang berlaku di lingkungan Polri.

Bagian Kesembilan Sosialisasi

Pasal 31

(1)

(2) (3) (4)

Setiap n ask ah kerja sam a yang telah ditandatangani, wajib disosialisasikan kepada seluruh satu an fungsi baik tingkat Mabes Polri m aupun kewilayahan.

Sosialisasi sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Sops Polri/Divkum Polri/D ivhubinter Polri/Biroops Polda/B idkum Polda/

Bagops P olres/Subbagkum B agsum da Polres bersam a-sam a dengan sa tu a n fungsi yang dikedepankan.

Sosialisasi sebagaim ana dim aksud ayat (1) dilaksanakan secara bersam a- sam a dengan pihak lain a ta u m asing-m asing pihak.

Bagian Kesepuluh Monitoring dan Elvaluasi

Pasal 32

Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kerja sam a dalam negeri dilaksanakan oleh sa tu an fungsi pem rakarsa dan Sops Polri.

Monitoring dan evaluasi pelaksanaan keija sam a lu a r negeri dilaksanakan oleh sa tu a n fungsi pem rakarsa dan Divhubinter Polri.

Monitoring dilakukan secara terus m enerus selam a m asa berlakunya keija sam a.

Evaluasi dilakukan secara berkala sesuai k eb u tu h an dan kesepakatan p ara pihak.

Monitoring dan evaluasi d ap at dilakukan secara bersam a-sam a a ta u m asing-m asing pihak.

BAB I V ...

(19)

BAB IV

PENYUSUNAN NASKAH KERJA SAMA Bagian Kesatu

Kelompok Keija Pasal 33

Pokja penyusunan nask ah kerja sam a dalam negeri sebagai berikut;

p enyusunan konsep aw al/konsep tanggapan dilakukan oleh pem rakarsa;

pem bahasan lanjutan m engikutsertakan fungsi hu k u m dan sa tu an fungsi terkait; dan

c. finalisasi dilakukan oleh Pokja gabungan yang terdiri dari pem rakarsa, fungsi hukum , fungsi terkait, dan pihak lain.

Pasal 34

Pokja penyusunan n ask ah kerja sam a luar negeri dilakukan sebagai berikut;

p enyusunan konsep aw al/konsep tanggapan dilakukan oleh pem rakarsa;

a.

b.

a.

a.

(1)

(1)

pem bahasan lanjutan m engikutsertakan fungsi hukum , sa tu a n fungsi terkait, dan Direktorat Jen d eral Hukum dan Peijanjian Internasional Kementerian Luar Negeri; dan

finalisasi dilakukan oleh Pokja gabungan yang terdiri dari pem rakarsa, fungsi hukum , fungsi terkait, dan pihak lain.

Bagian Kedua Teknik Penyusunan

Pasal 35

Teknik pen3rusunan n ask ah keija sam a, meliputi;

a. judul;

b. pem bukaan;

c. batang tubuh;

d. penutup; dan

e. lam piran (jika diperlukan).

Dalam n ask ah keija sam a, m asing-m asing pihak m encantum kan lam bang sesuai ketentuan yang berlaku.

Pasal 36

Penyusunan n ask ah keija sam a luar negeri m enggunakan B ahasa Inggris, B ahasa Indonesia, dan b a h a sa negara pihak lain.

(2) Kertas

(20)

(2) Kertas nask ah kerja sam a luar negeri m enggunakan kertas perjanjian yang disiapkan oleh Direktorat Jen d eral H ukum dan Perjanjian Internasional Kementerian Luar Negeri.

Pasal 37

K etentuan m engenai teknik p enyusunan nask ah kerja sam a tercantum dalam lam piran yang m erupakan bagian tidak terpisahkan dari p eratu ran ini.

BAB V

KETENTUAN PENUTUP Pasal 38

Pada saat P eraturan ini mulai berlaku, m aka Peraturan Kapolri Nomor 10 Tahun 2006 tentang Panduan P enyusunan Nota Kesepaham an, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 39

Peraturan Kapolri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang m engetahuinya, m em erintahkan pengundangan P eraturan Kapolri ini dengan penem patannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di J a k a rta pada tanggal 8 J u li KEPALA

D iundangkan di Ja k a rta pada tanggal H Ju li

- s

2014 '

K INDONESIA,

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

AMIR SYAMSUDIN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014 NOMOR 971

(21)

LAMPIRAN

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2 0 1 4

TENTANG

PANDUAN PENYUSUNAN KERJA SAMA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

(22)

DAFTAR LAMPIRAN

HAL

A. TEKNIK PENYUSUNAN NASKAH KERJA SAMA DALAM NEGERI DAN LUAR NEGERI... 2 B. CONTOH FORMAT NASKAH KERJA SAMA DALAM NEGERI... 5 C. CONTOH FORMAT NASKAH KERJA SAMA LUAR NEGERI:... 9

1. CONTOH 1, KERJA SAMA LUAR NEGERI DALAM BAHASA

INDONESIA... 9 2. CONTOH 2, KERJA SAMA LUAR NEGERI DALAM BAHASA

INGGRIS... 12

(23)

A. TEKNIK PENYUSUNAN NASKAH KERJA SAMA DALAM NEGERI DAN LUAR NEGERI

I. LAMBANG

1. Dalam penulisan n ask ah keija sam a dalam negeri, penem patan lam bang PARA PIHAK sebagai berikut:

a. Pihak pertam a (I) diletakkan di sebelah kiri; d an b. Pihak kedua (II) diletakkan sebelah kanan.

2. Dalam penulisan nask ah kerja sam a lu a r negeri, m enggunakan kertas peijanjian yang dikeluarkan oleh D irektorat Jen d eral H ukum dan Peijanjian Internasional Kementerian Luar Negeri, dengan halam an pertam a berlam bang “G aruda Pancasila”.

II. JUDUL

1. Ju d u l n ask ah kerja sam a m em uat keterangan m engenai jenis, nam a in stan si, nomor, ta h u n pem buatan dan n am a n a sk a h keija sama;

2. Pencantum an n am a instansi yang h a ru s didahulukan adalah didasarkan p ad a tingkat hierarki kelem bagaan dan sebelum ju d u l dicantum kan lam bang m asing-m asing instansi. Instansi yang m enginisiasi/m engajak keija sam a, lam bangnya dileteikkan di sebelah kiri;

3. Nama n ask ah kerja sam a dibuat secara singkat dan m encerm inkan isi n a s k a h kerja sama;

4. Ju d u l ditulis seluruhnya dengan h u ru f kapital yang diletakkan di tengah m arjin ta n p a diakhiri tan d a baca;

5. Pada ju d u l n a sk a h keija sam a perubahan, ditam bahkan frase

“perubahan a ta s” di depan nam a n a sk ah kerja sam a;

6. Dalam hal n a sk a h k eija sam a lu ar negeri, d isesu aik an dengan k eten tu a n Perjanjian Internasional.

III. PEMBUKAAN

Bagian “P em bukaan” terdiri dari:

1. Kalimat pem bukaan, yang m encantum kan tem pat, hari, tanggal, bulan dan ta h u n penandatanganan n a sk ah kerja sam a. U ntuk n a sk a h kerja sam a lu a r negeri, didahului dengan p en can tu m an identitas PARA PIHAK yang ak an m elak san ak an kerja sam a;

2. identitas

(24)

2. Identitas PARA PIHAK, yang m em uat nam a p e ja b a t/p a ra pihak, jab atan , kewenangan bertindak, a lam a t/k e d u d u k an dan diakhiri dengan kalim at “selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA”. Apabila kerja sam a dilakukan oleh lebih dari d u a pihak, m aka dituliskan “selanjutnya d iseb u t PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA, d an se teru sn y a”;

3. Pejabat Polri yang m en d ap at pendelegasian dalam hal ini bertindak u n tu k d an a ta s n am a Kepolisian Negara Republik Indonesia, b erd asark an s u ra t p erin tah Kapolri d an d ic an tu m k an p a d a bagian identitas n a sk a h keija sam a;

4. Latar belakang:

a. M emuat u raia n singkat mengenai pokok-pokok pikiran yang m enjadi latar belakang dan alasan pem buatan n a s k a h keija sam a, dengan diawali kalim at “PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA, selanjutnya secara bersam a-sam a disebut PARA PIHAK terlebih d ah u lu m enerangkan hal-hal sebagai berikut:

b. Apabila konsiderans latar belakang m em uat lebih dari sa tu pokok pikiran, tiap-tiap pokok pikiran dirum uskan dalam rangkaian kalim at yang m enegaskan perlunya dibuat n a sk a h k eija sam a bagi PARA PIHAK; dan

c. Tiap-tiap pokok pikiran diawali dengan h u ru f abjad, dan dirum uskan dalam s a tu kalim at yang diawali dengan k ata

“bahw a” dan diakhiri dengan ta n d a baca titik kom a {;).

Contoh : a. bahw a b. bahw a D asar h u k u m

a. M emuat P eraturan P erundang-undangan yang dijadikan d asar dibuatnya n a s k a h kerja sam a, yang u ru ta n pencantum an perlu m em perhatikan ta ta u ru ta n P eraturan P erundang-undangan d an jika tingkatannya sam a d isu su n secara kronologis berdasarkan sa at pengundangan a ta u penetapannya, dengan diawali kalim at “Dengan m em perhatikan p eratu ran perundang-undangan sebagai berikut;”; dan

b. J ik a d asar hukum m em uat lebih dari s a tu Peraturan Perundang-undangan, tiap d asar hu k u m diawali dengan angka arab 1, 2, 3, dan seterusnya, dan diakhiri dengan ta n d a baca titik.

Dalam h al n a s k a h kerja sa m a lu a r negeri, d isesu aik an dengan k eten tu a n P eijanjian Internasional.

IV. BATANG

(25)

IV. BATANG TUBUH/ISI.

a. Dimulai dengan alinea b aru dengan m encantum kan kalim at

“B erdasarkan hal-hal di atas, PARA PIHAK sepakat u n tu k m engadakan kerja sam a dalam rangka ... melalui K esepakatan Bersam a, dengan m enyatakan beberapa hal sebagai berikut:”;

b. Setelah pencantum an kalim at sebagaim ana dim aksud pada h u ru f a, d iru m u sk a n m ateri pokok yang akan diatur dalam b atang tu b u h , yang m aterinya dikelompokkan dalam bab d a n /a ta u pasal, dan pasal d ap at dipecah m enjadi beberapa ayat, dengan u ru ta n pengelompokan:

a. bab dengan pasal, tan p a bagian; dan b. bab dengan bagian dan pasal.

c. Penulisan kata “bab” ditulis seluruhnya dengan h u ru f kapital b aru diikuti dengan angka romawi, sedangkan penulisan kata

“Pasal” ditulis dengan h u ru f kecil, kecuali h u ru f awalnya dengan h u ru f kapital;

d. Pasal diberi nom or u r u t dengan angka arab dan pasal dirinci ke dalam beberapa ayat;

e. Ayat sebagaim ana dim aksud pada h u ru f d diberi nom or u ru t dengan angka arab di an tara tan d a baca k urung ta n p a diakhiri tan d a baca titik;

f. Setelah b a b /p a sa l tentang m aksud dan tujuan, dirum uskan m ateri tentang ru an g lingkup dari n ask ah kerja sam a u n tu k memberi b atasan kerja sam a dalam n a sk a h kerja sam a;

g. S ubstansi mengenai pelaksanaan berisi tentang penjabaran dari ru an g lingkup n a sk a h kerja sam a;

h. K etentuan lain-lain m em uat tentang perubahan, penyelesaian perselisihan dan m asa berlaku; dan

i. Dalam hal n a sk ah kerja sam a lu a r negeri, d isesuaikan dengan k eten tu a n Perjanjian Internasional.

PENUTUP

1. M erupakan bagian akhir dari n ask ah kerja sam a, m em uat tentang pem berlakuan dari n ask ah kerja sam a, penandatanganan pengesahan n a sk a h kerja sam a oleh kedua belah pihak.

2. P enandatanganan n ask ah kerja sam a m em p ak an pernyataan persetujuan p ara pihak a ta s isi nask ah perjanjian.

3. Tajuk ta n d a tangan n a sk a h kerja sam a sebagai berikut:

PIHAK PERTAMA diletakkan di sebelah k iri dan PIHAK KEDUA di sebelah kanan;

ta n d a tangan pejabat;

nam a lengkap pejabat yang m enandatangani;

cap/stem pel.

4. Nama ja b a ta n dan nam a pejabat ditulis dengan h u ru f kapital.

5. Dalam hal n a sk a h kerja sam a lu a r negeri, d isesu aik an dengan k eten tu a n Perjanjian Internasional.

C O N T O H ...

a.

b.

c.

d.

(26)

B. CONTOH FORMAT NASKAH KERJA SAMA DALAM NEGERI

CONTOH 1:

LAMBANG PIHAK PERTAMA

(K IR I)

LAMBANG PIHAK KEDUA

(KANAN)

NOTA KESEPAHAMAN ANTARA

KEMENTERIAN...

DENGAN

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

N o m o r :... / N o m o r :... /

TENTANG

Pada hari ini ... tanggal bertanda tangan di baw ah ini;

•bulan t a h u n ..., yang 1 ..., selaku MENTERI ..., dalam hal ini bertindak u n tu k dan atas n am a KEMENTERIAN ...

(... ), berkedudukan di Ja la n ... , selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA.

2 ... . selaku KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA dalam hal ini bertindak u n tu k dan atas nam a KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA (POLRI), berkedudukan di Ja la n Trunojoyo 3, Kebayoran Baru, Ja k a rta S elatan, selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA, selanjutnya secara bersam a-sam a disebut PARA PIHAK terlebih dahulu m enerangkan hal-hal sebagai berikut:

a. bahw a ...;

b. bahw a ... ; c. bahw a ...;

D engan

(27)

Dengan m em perhatikan p eratu ra n p e ru n d a n g -u n d a n g a n sebagai berikut:

1...;

2 ...;

3 ...;

B erdasarkan hal-hal di atas, PARA PIHAK sepakat u n tu k m engadakan kerja sam a dalam ran g k a ... , melalui Kesepakatan Bersam a, dengan m enyatakan beberapa hal sebagai berikut:

BAB I

MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 1

(1) M aksud K esepakatan Bersam a ini adalah sebagai pedom an bagi PARA PIHAK dalam rangka ...;

(2) T ujuan K esepakatan B ersam a ini a d a lah te rw u ju d n y a... dalam rangka:

a ...;

b ... ; c ...

BAB II

RUANG LINGKUP Pasal 2

Ruang Lingkup K esepakatan B ersam a ini m eliputi:

a ... ; b ... ; c ...

BAB III PELAKSANAAN

Pasal 3 (1) ...

(2) ...

(3) ...

Pasal 4 (1) ...

(2) ...

(3) ...

P a sa l.

(28)

7

Pasal 5

(1)

(2) (3)

BAB IV SOSIALISASI

Pasal 6

K esepakatan B ersam a ini dalam pelaksanaannya disosialisasikan kepada ja jaran PARA PIHAK baik di tingkat p u sa t m aupun di tingkat daerah, guna

diketahui dan dilaksanakan.

BABV

ANALISIS DAN EVALUASI Pasal 7

PARA PIHAK se p ak at m elak u k an analisis d a n evaluasi a ta s p e la k sa n a a n K esepakatan B ersam a ini m elalui p erte m u an se cara berkala sekurang- k u ran g n y a 2 (dua) kali dalam se ta h u n .

BAB VI PEMBIAYAAN

Pasal 8

(1)

(2)

BAB VII

KETENTUAN LAIN Pasal 9

Perubahan

(1)

(2)

Pasal 10

Penyelesaian P erselisih an

Pasal.

(29)

8

Pasal 11 Masa Berlaku

(1)

(2)

BAB VIII PENUTUP Pasal 12

K esepakatan B ersam a ini dibuat dan ditandatangani pada hari, tanggal, bulan dan ta h u n seb ag aim an a disebutkan pada awal K esepakatan B ersam a ini, dalam rangkap 2 (dua) asli, m asing-m asing berm eterai cukup dan m em punyai kek u atan hu k u m yang sam a setelah ditandatangani PARA PIHAK.

Demikian K esepakatan B ersam a ini dibuat dengan sem angat kerja sam a yang baik, u n tu k dipatuhi d a n dilaksanakan oleh PARA PIHAK.

PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA,

N am a P e ja b a t N am a P e ja b a t

CONTOH 1.

(30)

c . CONTOH FORMAT NASKAH KERJA SAMA LUAR NEGERI

CONTOH 1:

KESEPAKATAN BERSAMA ANTARA

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAN

KEPOLISIAN NASIONAL PHILIPINA TENTANG

PENANGGULANGAN KEJAHATAN LINTAS NEGARA

Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Kepala Kepolisian Nasional Philipina, se lan ju tn y a disebut sebagai “PARA PIHAK”;

Bertindak dalam kerangka sem angat kem itraan dan k eija sam a;

Dalam Naskah Kerja Sam a ini m engacu pada hal-hal sebagai berikut:

1. Latar Belakang;

2. D asar;

3. M aksud dan T ujuan; d an 4. Ruang Lingkup Kerja sam a.

Telah m enyepakati sebagai berikut:

Pasal 1 P engertian

Dalam N askah Kerja Sam a ini yang dim aksud dengan:

1...;

2...;

3 ...

Pasal 2

B entu k-bentu k kegiatan

(1)

(2)

(3)

Pasal.

(31)

Pasal 3

K ejahatan yan g ditanggulangi bersam a

(1)

(2)

(3) ...

Pasal 4

S trategi dan m anajem en

(1)

(2)

(3) ...

Pasal 5

Prosedur Kerja sam a

(1) (2)

(3) ...

Pasal 6

P enolakan dan Penundaan Perm intaan

(1) ...

(2 ) ...

(3) ...

Pasal 7

Pem beritaan kepada Pers (1) ...

(2 ) ...

Pasal 8 Pem biayaan (1) ...

(2 ) ...

Pasal 9

P en y elesa ia n Perbedaan Pendapat

(1)

(2)

Pasal.

(32)

Pasal 10

A nalisa dan Evaluasi

(1)

(2)

Pasal 11 K eten tu an Lain

(1)

(2)

D ilakukan di ... tanggal ... bulan ... ta h u n ...

dalam 3 salinan asli yang b erb ah asa Inggris, b a h a sa Tagalog dan b a h a sa Indonesia, ketiga teks terseb u t sam a-sam a asli.

KEPALA KEPOLISIAN NASIONAL PHILIPINA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

NAMA PANGKAT

NAMA PANGKAT

CONTOH 2 .

(33)

CONTOH 2:

CONTOH BENTUK PERJANJIAN INTERNASIONAL ANTARA POLRI DAN BADAN-BADAN KEPOLISIAN DAN PENEGAK HUKUM LUAR NEGERI

RSPUBUK INDONBSIA

M EM ORAND UM O F U N D ER STA N D IN G B E T W E E N

TH E IN D O N ESIA N NATIONAL P O L IC E AND

M INISTRY O F D E F E N C E , NATIONAL S E C U R IT Y AND IM M IGRATION O F TH E R E P U B L IC O F FIJI

ON

C O O P E R A T IO N IN P R E V E N T IN G AND C O M B A TIN G TR A N SN A TIO N A L C R IM E S AND EN H A N C IN G C A PA C IT Y BUILDING

This M EM ORAND UM O F U N D ER STA N D IN G [hereinafter referred to as

“MOU”] is m ade and entered into by and between the I n d o n e s ia n N a tio n a l P o lic e and the M in is try o f D e f e n c e , N a tio n a l S e c u r it y a n d Im m ig r a tio n of the Republic of Fiji for the Fiji P o li c e F o r c e [hereinafter referred to as the

“Parties’!,

R E C O G N iZ IN G the principles of sovereignty, independence, non-interference, equality, mutual advantages and the right to maintain territorial integrity;

P U R S U A N T to the prevailing laws and regulations in their respective countries, a s well a s the procedures and policy of the individual Parties;

A D H E R IN G to the Agreement between the Republic of Indonesia and the Republic of Fiji on the Framework for Development Cooperation;

HEREBY AGREE ON THE FOLLOWING:

A rtic le 1

S C O P E O F C O O P E R A T IO N

1. The Parties shall develop cooperation and consolidate existing friendly relation between the two countries especially strengthening the police cooperation capacities.

2. Additionally to establish cooperation in preventing and combating transnational crimes and enhancing capacity building within the scope of this MOU.

2..

(34)

A rtic le 2 O B JE C T IV E

T h e ob jectiv es o f this MOU P arties shall b e for th e P arties to prom ote c lo se r coop eration in preventing and com bating transnational crim es, in particular a c ts relating to th e following;

a ) . Trafficking o f Illicit D rugs, P sych otrop ic and Precursors;

b ) . Terrorism;

c ) . Trafficking and sm u gglin g o f m igrants;

d ) . M oney Laundering;

e ) . Trafficking o f Illicit A rm s and E xplosives;

f) . C yber Crime;

g ) . International E con om ic Crime;

h ) . Corruption; and

i) . Other ty p e s o f crim es if d e e m e d n e c e ssa r y by both Parties;

A rtic le 3

A R E A S O F C O O P E R A T IO N

1. In order to a c h ie v e th e o b jectiv es in Article 2 o f this MOU, T h e P arties shall co o p era te in th e following activities;

a ) . E x ch a n g e o f information on transnational crim es and other m atters related to p olice activities;

b) . Prevention and com bating o f transnational crim es and terrorism;

c ) . C apacity building, training and k n ow led ge sharing;

d ) . R e so u r c e s m obilization; and

e ) . A ny other a r e a s o f sh ared priorities and com m on interest a s m ay b e a g reed to by th e P arties.

2 . T h e s e activities will b e d e v e lo p e d and en h a n c e d b a se d on th e a s s e s s m e n t during Bilateral W orking Group M eeting.

A rtic le 4

C A PA C IT Y BUILDING, TRAINING AND K N O W L E D G E S H A R IN G

1. T h e P arties shall work tog eth er to d ev elo p and im prove their capabilities in a m utually reinforcing w a y to facilitate th e effectiv e im plem entation o f this MOU and th e a ch iev em en t o f its ob jectives.

2. T h e parties shall e n g a g e in staff e x c h a n g e and se c o n d m e n t program m es, a s w ell a s sharing o f b e st p ractices and le s s o n s learned.

(35)

A rtic le 5

M EC H A N ISM O F C O O P E R A T IO N

1. T h e P arties a g r e e that th e im plem enting a g e n c ie s o f this MOU are the;

a ) . International R ela tio n s Division for th e In donesian N ational Police;

b ) . Fiji P o lice F orce for th e Ministry o f D e fe n c e , N ational Security and Immigration o f th e R epublic o f Fiji.

2. T h e P arties a g r e e to e sta b lish com m unication c h a n n e ls b e tw e e n th e im plem enting a g e n c ie s to e n su r e a ccu ra te information.

3. T h e P arties sh all notify e a c h oth er through diplom atic c h a n n e ls of c h a n g e s in th e c o m p e te n c e s or n a m e s o f authorities referred to in paragraph (1).

A rtic le 6

B IL A T E R A L W O R K IN G G R O U P

1. U nder th is MOU, a bilateral working group to b e esta b lish e d an d to m e e t annually an d /or w h en th ere is a requirem ent. T h e m eetin g v e n u e to b e in turn or a s d e c id e d by th e P arties.

2. T a sk s, authorities and resp on sib ilities o f th e Bilateral W orking Group

in clu d e th e following; v.

a ) . S et-o u t and d e c id e T ech n ical A rrangem ent and

b ) . Plan, coord in ate, control, su p e r v ise and ev a lu a te co-operation program m es.

A rtic le 7

C O N FID EN TIA LITY A N D T R A N S F E R O F IN FORM ATION

T h e P arties sh all g u a ra n tee th e level o f confidentiality o f th e provided inform ation under this MOU a s w ell a s th e transfer and tran sm ission o f th e said inform ation to an y third party w hich ca n only b e co n d u cted with prior written c o n se n t o f th e P arties.

A rtic le 8 FUNDING

T h e c o s t o f im plem enting this MOU will b e sh a red a s a g r e e d b e tw e e n th e P arties. In oth er c ircu m sta n ces th e funding o f co o p era tiv e activities under this MOU to b e facilitated by m utual c o n se n t including th e c o s t o f an y a s s is ta n c e provided by third p arties jointly involved in a particular activity.

(36)

A rtic le 9

S E T T L E M E N T O F D IS P U T E S

1. A ny d isp u te s b e tw e e n th e P arties on th e interpretation or im plem entation of th is MOU shall b e settled am icably by both P arties through consultation, negotiation, or diplom atic ch a n n els.

2. E ach Party shall ab id e by th e law o f their r esp ectiv e cou n tries and a d v ise e a c h oth er on th e c h a n g e s to their principal legislation.

A rtic le 10

R EV ISIO N O R A M EN D M EN T

T his MOU m ay b e rev ised or a m en d ed at an y tim e by written c o n se n t o f th e P arties. S u ch revision or a m en d m en t shall en ter into force on su c h a d a te a s m ay b e d eterm in ed by th e Parties.

A rtic le 11

E N T R Y INTO F O R C E A N D DURA TIO N

T his MOU shall en ter into fo rce on th e d a te o f its sign in g and rem ain in fo rce for 3 (three) y e a r s and m ay b e e x te n d e d for an oth er 3 (three]^ y e a r s by mutual c o n se n t in writing.

A rtic le 12 TERM INATION

1. T his MOU m ay b e term inated by eith er Party within 3 (three) m on th s’

written n otice prior to su c h term ination;

2 . T h e term ination o f this MOU shall not affect th e com m itm en t and obligation o f th e P arties regarding confidentiality o f th e information under this MOU, u n le ss o th e n v ise a g r e e d to by th e P arties.

A r tic le 13

S O V E R E IG N IMMUNITY

T h e P arties and their r esp ectiv e govern in g b o d ie s and cou n tries d o not w a iv e their so v ereig n immunity w h en entering into this MOU, an d e a c h to fully retains all im m unities and d e fe n s e s a s provided by law with r e sp e c t to a n y action b a se d on or occurring a s th e result o f this MOU.

IN W IT N E S S W H E R E O F , th e u n d ersign ed , b ein g duly authorized th ereto by their r e sp e c tiv e G overn m en ts, h a v e sig n e d this M em orandum o f U nderstanding.

(37)

D one in duplicate in Ja k a rta on 23 N ovem ber 2011, in two originals, th e Indonesian an d English la n g u a g e s, in c a s e o f a n y d iv erg ence of interpretation, th e English text shall prevail.

F or th e In d o n e s ia n N atio n a l P o lic e F or th e M inistry o f D e fe n c e , N ation ai C h ie f o f th e I n d o n e s ia n N ation al S e c u r ity & im m ig ra tio n o f th e R e p u b iic

P o lic e o f Fiji

Timur P ra d o p o P o iic e G en era l

>~~< lo k e ta ^ C o lc a n g S la a

^ yllh ister

D itetapkan di Ja k a rta

pada tanggal 8 J u li 2014

Referensi

Dokumen terkait