P-ISSN: 2356-4164, E-ISSN: 2407-4276
Open Access at : https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/jkh
Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum dan Ilmu Sosial
Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja
1380
PERLAKUAN KHUSUS TERHADAP NARAPIDANA LANJUT USIA DALAM LEMBAGA PEMASYARAKATAN
Muhammad Abdul Akbar, Mitro Subroto Politeknik Ilmu Pemasyarakatan
E-mail : [email protected] Info Artikel Abstract Masuk: 1 Desember 2022
Diterima: 15 Januari 2023 Terbit: 1 Februari 2023 Keywords:
Special treatment, Prisoners, Elderly
The purpose of coaching convicts is to restore the unity of relationships that have been lost and the community can accept an inmate after undergoing coaching carried out by the penitentiary. Elderly prisoners (elderly) are a very vulnerable group to live their lives and cannot be equated with prisoners of other productive ages. In this case, the task of Lapas in providing special treatment to elderly prisoners must pay attention to Permenkumham Number 32 of 2018 concerning Treatment of Elderly Detainees and Prisoners. Older prisoners certainly have to receive special treatment considering they have limited manpower in carrying out coaching in prisons. The purpose of this study was conducted to determine the appropriate form of treatment to be given to elderly prisoners in correctional institutions. The method used in this study is a qualitative method with data collection techniques and empirical juridical and literature studies by examining library materials or secondary data. The results of the research found in the field are that there are currently many elderly prisoners who have not been treated specifically as their guidance is equated with prisoners in general, facilities and infrastructure have not been optimally provided such as medicines and special doctors who treat them while in correctional institutions.
Abstrak Kata kunci:
Perlakuan khusus, Narapidana, Lanjut usia Corresponding Author :
Muhammad Abdul Akbar, e- mail :
Tujuan dari pembinaan terhadap Narapidana yakni mengembalikan kesatuan hubungan yang telah hilang dan masyarakat dapat menerima seorang narapidana setelah menjalani pembinaan yang dilaksanakan oleh pemasyakatan. Narapidana Lanjut Usia (lansia) adalah bagian yang sangat rentan untuk menjalani hidupnya serta tidak dapat disamakan dengan narapidana dengan usia produktif lainnya. Dalam hal ini tugas Lapas dalam
1381 memberikan perlakuan khusus terhadap narapidana lansia harus memperhatikan Permenkumham Nomor 32 Tahun 2018 tentang Perlakuan bagi Tahanan dan Narapidana Lanjut Usia. Narapidana Lanjut usia tentu harus mendapat perlakuan khusus mengingat mereka memiliki keterbatasan tenaga dalam melaksanakan pembinaan di Lapas. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bentuk perlakuan yang tepat untuk diberikan kepada narapidana lanjut usia di lembaga pemasyarakatan. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data dan yuridis empiris serta studi kepustakaan dengan meneliti bahan pustaka atau data sekunder. Hasil penelitian yang ditemukan di lapangan saat ini banyak narapidana lanjut usia yang belum diperlakukan secara khusus seperti pembinaannya di samakan dengan narapidana pada umumnya, sarana dan prasarana belum maksimal diberikan seperti obat- obatan serta dokter khusus yang menangani mereka selama berada di lembaga pemasyarakatan.
@Copyright 2023.
PENDAHULUAN
Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) sebagai tempat untuk melakukan pembinaan terhadap narapidana berdasarkan sistem Pemasyarakatan yang berusaha untuk mewujudkan pemidanaan yang integratif yaitu membina dan mengembalikan hidup, kehidupan dan penghidupan dari narapidana agar dapat diterima kembali di lingkungan masyarakat. Oleh karena itu maka Lembaga Pemasyarakatan melakukan rehabilitasi, reedukasi, resosialisasi dan perlindungan terhadap narapidana. Seperti yang di ketahui, bahwa para narapidana di Lembaga Permasyarakatan dihukum sesuai dengan kejahatan yang dilakukan oleh para pelaku, ada yang dihukum 3 tahun masa kurungan, 5 tahun, 10 tahun hingga seumur hidup. Dari sekian banyak narapidana yang mendapatkan hukuman, tentu saja pasti ada narapidana yang sudah lanjut usia (lansia) namun harus melewati masa tua mereka di penjara akibat dari perbuatannya. Narapidana lanjut usia di Indonesia tercatat dalam data Sistem Database Pemasyarakatan pada tahun 2021 mengalami kenaikan mencapai 4.408 atau 5,5% dari total 238.00 narapidana di seluruh Indonesia. Meningkatnya jumlah narapidana lanjut usia menjadi fokus baru lembaga pemasyarakatan untuk lebih memperhatikan perlakuan khusus kepada narapidana lanjut usia. Para narapidana lanjut usia ini yang perlu mendapat perhatian dan perlakuan khusus mengingat tenaga dan juga keadaan mereka yang tak lagi sekuat dulu ketika mereka masih muda, karena walaupun posisi mereka disini adalah sebagai narapidana tetapi juga harus tetap mengingat bahwa mereka adalah manusia ciptaan Tuhan yang mempunyai HAM dan perlu mendapat perlakuan khusus narapidana yang sudah lanjut usia.
Penelitian ini dilakukan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah Community Based Correction dan juga untuk mengetahui lebih
1382 dalam mengenai perlakuan khusus, bagaimana narapidana lanjut usia menjalani pidana dan cara mereka menyesuaikan diri dengan lingkungan di Lembaga Pemasyarakatan. Dalam artikel ini penulis akan membahas bagaimana narapidana lanjut usia beraktifitas dengan keterbatasan yang dimilikinya.
METODE PENELITIAN
Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data dan yuridis empiris. Kualitatif disini data disajikan secara deskritif yaitu menuturkan data yang ada misalnya mengenai situasi yang dialami, satu hubungan, kegiatan, pandangan, sikap yang menampak, atau tentang proses yang sedang berlangsung pengaruh yang sedang bekerja, kelainan yang sedang muncul, kecenderungan yang menampak, dan pertentangan yang meruncing. Data pada penelitian ini bersumber dari artikel, undang-undang yang berkaitan maupun jurnal-jurnal (Andriani, 2021). Penelitian ini bisa juga disebut penelitian normative atau penelitian studi kepustakaan. Metode ini dilakukan dengan meneliti bahan pustaka atau data sekunder. Penelitian juga dilakukan dengan mengkaji dari perilaku masyarakat. Perilaku yang dikaji adalah perilaku yang muncul akibat interaksi dengan system norma yang ada. Penelitian yuridis empiris dalam kegiatan ini dilakukan dengan melihat langsung fakta dilapangan mengenai narapidana lanjut usia di berbagai Lembaga Pemasyarakatan di Indonesia. Setelah data yang diperlukan terkumpul maka selanjutnya dilakukan identifikasi untuk memperoleh kesimpulan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Lembaga Pemasyarakatan menurut UU Nomor 22 Tahun 2022 tentang Pemasyarakatan adalah lembaga atau tempat yang menjalankan fungsi Pembinaan terhadap Narapidana. Narapidana sendiri merupakan terpidana yang sedang menjalani pidana penjara untuk waktu tertentu dan seumur hidup atau terpidana mati yang sedang menunggu pelaksanaan putusan, yang sedang menjalani pembinaan di lembaga pemasyarakatan. Pembinaan adalah kegiatan yang diselenggarakan untuk meningkatkan kualitas kepribadian dan kemandirian Narapidana dan Anak Binaan. Dalam Lembaga Pemasyarakatan telah disiapkan berbagai jenis program pembinaan bagi narapidana sesuai dengan tingkat pendidikan, agama, jenis kelamin, dan jenis tindak pidana yang dilakukan. Pola pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan meliputi Pembinaan Kepribadian dan Pembinaan Kemandirian. Pembinaan Kepribadian bertujuan untuk mengubah watak dan perilaku narapidana. Kegiatan ini dilakukan dengan mendekatkan diri narapidana kepada Tuhan serta menumbuhkan rasa cinta tanah air. Diharapkan dengan adanya perubahan Kepribadian, narapidana tersebut nantinya lebih mudah berbaur dengan masyarakat dan bisa menyadari kesalahan yang telah diperbuat serta menjadi manusia yang lebih baik kedepannya. Sedangkan, Pembinaan Kemandirian diberikan kepada narapidana dengan tujuan supaya narapidana mempunyai keahlian atau kemampuan teknis yang berguna bagi diri nya dan bisa menjadi bekal setelah keluar dari Lembaga Pemasyarakatan. Pembinaan Kepribadian yang biasa dilakukan di Lembaga Pemasyarakatan, meliputi :
1. Pembinaan Kesadaran Beragama
1383 Pembinaan ini bertujuan untuk mendekatkan diri narapidana terhadap Tuhan serta meningkatkan iman dan takwa sehingga nanti ilmu agama tersebut dapat diterapkan dikehidupan sehari-hari.Kegiatan keagamaan ini meliputi, belajar mengaji/membaca hukum-hukum Islam, praktek ibadah, kegiatan hadrah dan istighosah. Sedangkan pembinaan agama untuk narapidana Kristendilakukan denganmendatangkan pihak gereja ke Lembaga Pemasyarakatan, Pendalaman Alkitab dan pelatihan bernyanyi/bermusik. Untuk narapidana beragama Hindudilakukan Puja Trisandhya yaitu pemujaan tiga kali sehari dan pasraman yaitu pelajaran untuk menciptakan hubungan yang lebih erat antar manusia.
2. Pembinaan Kesadaran Berbangsa dan Bernegara
Pembinaan ini berkaitan dengan tujuan Pemasyarakatanyaitu melatih narapidana agar menjadi warga Negara yang aktif dalam pembangunan dan bisa hidup sebagai warga Negara yang baik dan bertanggung jawab secara wajar.
Contoh kegiatan yang dilakukan misalnya, Upacara Bendera 17 Agustus dan kegiatan kepramukaan.
3. Pembinaan Intelektual
Pembinaan intelektual perlu dilakukan supaya meningkatkan wawasan narpidana sehingga mereka tindak tertinggal dari masyarakat yang ada diluar Lembaga Pemasyarakatan. Kegiatan pembinaan intelektual dapat dilakukan dengan memberikan bahan bacaanberupa Koran dan buku-buku lain di perpustakaan atau narapidana bisa memperoleh informasi dari tayangan televisi.
4. Pembinaan Kesadaran Hukum
Kegiatan pembinaan kesadaran hukumbiasanya dilakukan melalui bekerja sama dengan instansi lain misalnya Polri, Lembaga Bantuan Hukum, dan Lembaga Pendidikan untuk memberikan penyuluhan. Pembinaan kesadaran hukumini dilakukan untuk memberi kesadaran terhadap narapidana tentang kesalahan yang pernah mereka perbuat sehingga nanti saat bebas tidak melakukan kesalahan yang sama.
5. Pembinaan Pengintegrasian dengan Masyarakat
Kegiataan ini dilakukan agar narapidana bisa berbaur dan mudah bersosialiasi dengan masyarakat setelah pidananya selesai. Pembinaan ini dapat dilakukan dengan kegiatan kebersihan lingkungan, Pembebasan Bersyarat (PB), Cuti Menjelang Bebas (CMB), dan Cuti Bersyarat (CB).
Sedangkan Pembinaan Kemandirian dilakukan dengan cara :
1. Memberikan asimilasi kerja luar untuk narapidana yang sudah menjalani ½ masa pidananya.
2. Pembinaan kemandirian pertukangan/meubelair.
3. Pembinaan kemandirian perkebunan.
4. Pembinaan kemandirian perikanan.
5. Pembinaan kemandirian tata boga.
6. Pembinaan kemandiran pencetakan batako.
1384 Dengan pola pembinaan tersebut diharapkan narapidana dapat menerapkannya saat kembali ke masyarakatan. Pembinaan pada warga binaan pemasyarakatan dilakukan berlandaskan hukum sesuai dengan pancasila dan dilaksanakan dengan baik. Mengikuti kegiatan pembinaan merupakan kewajiban seorang narapidana. Akan tetapi disini narapidana mencakup dari berbagai latar belakang kejahatan yang berbeda hingga kondisi jasmani dan rohani narapidana yang juga bermacam-macam. Tidak semua narapidana memiliki kondisi fisik yang sama, ada sebagian dari mereka mempunyai kondisi fisik yang tidak prima, yakni narapidana lanjut usia. Dalam Permenkumham Nomor 32 Tahun 2018 disebutkan bahwa lanjut usia merupakan seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun keatas. Di dalam Lembaga pemasyarakatan tentu narapidana lanjut usia perlu diperlakukan khusus mengingat secara kondisi berbeda dengan narapidana lain. Perlakuan khusus yang dimaksud adalah upaya yang ditujukan untuk memberikan kemudahan pelayanan guna membantu Lanjut Usia dalam memulihkan dan mengembangkan diri agar dapat meningkatkan taraf kesejahteraan sosialnya. Perlakuan Narapidana Lanjut Usia bertujuan untuk memberikan pemenuhan kebutuhan Narapidana yang telah lanjut usia agar dapat memelihara kemampuan fisik, mental, dan sosial. Perlakuan bagi Narapidana Lanjut Usia diberikan program kepribadian dan kemandirian. Sedangkan narapidana yang tidak berdaya mendapatkan perlakuan khusus, seperti pemberian bantuan akses keadilan, pemulihan dan pengembangan fungsi sosial, pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatan serta perlindungan keamanan dan keselamatan.
Pemberian bantuan dalam mendapatkan akses keadilan diberikan dalam bentuk:
a. fasilitasi dan pendampingan untuk mendapatkan penasihat hukum;
b. pendampingan komunikasi dengan penasihat hukum;
c. fasilitasi dan pendampingan untuk terhubung dengan organisasi bantuan hukum;
d. pendampingan komunikasi dengan organisasi bantuan hukum; dan
e. mencarikan penjamin dan/atau pendamping;
Pemulihan dan pengembangan fungsi sosial diberikan dalam bentuk:
a. optimalisasi program mental dan spiritual;
b. pelaksanaan program rekreasi; dan
c. pemberian dukungan melalui program pra bebas.
Pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatan diberikan dalam bentuk:
a. penyuluhan dan penyebarluasan informasi kesehatan lanjut usia;
b. pelaksanaan perawatan geriatri/gerontologik;
c. pemberian perawatan paliatif;
d. pemenuhan gizi dan kebutuhan nutrisi; dan e. pemberian kebutuhan perlengkapan sehari-hari.
Pelindungan keamanan dan keselamatan sebagaimana diberikan dalam bentuk:
a. pemisahan dalam kamar hunian khusus; dan
1385 b. penggunaan sarana standar keamanan yang minimal.
Berdasarkan hasil pengamatan penulis, pembinaan terhadap narapidana lanjut usia masih disamakan dengan narapidana lainnya, artinya belum terdapat pembinaan secara khusus terhadap narapidana lanjut usia. Selain itu kendala lain yang ditemukan, narapidana lanjut usia memiliki keterbatasan sarana dan prasarana yakni obat-obatan serta tidak adanya dokter khusus yang bertugas menangani pasien narapidana lanjut usia di lembaga pemasyarakatan. Dengan adanya lapas khusus bagi narapidana lanjut usia maka perlakuan khusus seperti waktu tidur dapat berjalan lebih efektif dan efisien dimana narapidana lanjut usia dapat memperoleh hak waktu dan tempat tidur yang memadai sesuai dengan kesehatan dan kondisi fisik lanjut usia.
PENUTUP Kesimpulan
Lembaga Pemasyarakatan menurut UU Nomor 22 Tahun 2022 tentang Pemasyarakatan adalah lembaga atau tempat yang menjalankan fungsi Pembinaan terhadap Narapidana. Narapidana sendiri merupakan terpidana yang sedang menjalani pidana penjara untuk waktu tertentu dan seumur hidup atau terpidana mati yang sedang menunggu pelaksanaan putusan, yang sedang menjalani pembinaan di lembaga pemasyarakatan. Pembinaan adalah kegiatan yang diselenggarakan untuk meningkatkan kualitas kepribadian dan kemandirian Narapidana dan Anak Binaan. Pembinaan pada warga binaan pemasyarakatan dilakukan berlandaskan hukum sesuai dengan pancasila dan dilaksanakan dengan baik. Mengikuti kegiatan pembinaan merupakan kewajiban seorang narapidana. Akan tetapi disini narapidana mencakup dari berbagai latar belakang kejahatan yang berbeda hingga kondisi jasmani dan rohani narapidana yang jugabermacam-macam. Tidak semua narapidana memiliki kondisi fisik yang sama, ada sebagian dari mereka mempunyai kondisi fisik yang tidak prima, yakni narapidana lanjut usia. Dalam Permenkumham Nomor 32 Tahun 2018 disebutkan bahwa lanjut usia merupakan seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun keatas.
Di dalam Lembaga pemasyarakatan tentu narapidana lanjut usia perlu diperlakukan khusus mengingat secara kondisi berbeda dengan narapidana lain. Perlakuan khusus yang dimaksud adalah upaya yang ditujukan untuk memberikan kemudahan pelayanan guna membantu Lanjut Usia dalam memulihkan dan mengembangkan diri agar dapat meningkatkan taraf kesejahteraan sosialnya. Perlakuan Narapidana Lanjut Usia bertujuan untuk memberikan pemenuhan kebutuhan Narapidana yang telah lanjut usia agar dapat memelihara kemampuan fisik, mental, dan sosial.
Perlakuan bagi Narapidana Lanjut Usia diberikan program kepribadian dan kemandirian. Sedangkan narapidana yang tidak berdaya mendapatkan perlakuan khusus, seperti pemberian bantuan akses keadilan, pemulihan dan pengembangan fungsi sosial, pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatan serta perlindungan keamanan dan keselamatan. Berdasarkan hasil pengamatan penulis, pembinaan terhadap narapidana lanjut usia masih disamakan dengan narapidana lainnya, artinya belum terdapat pembinaan secara khusus terhadap narapidana lanjut usia.
Selain itu kendala lain yang ditemukan, narapidana lanjut usia memiliki keterbatasan sarana dan prasarana yakni obat-obatan serta tidak adanya dokter
1386 khusus yang bertugas menangani pasien narapidana lanjut usia di lembaga pemasyarakatan.
Saran
Meskipun narapidana lanjut usia tidak berjumlah banyak dan bukan menjadi mayoritas penghuni Lembaga Pemasyarakatan, keberadaan mereka harus tetap diperhatikan. Hak mereka untuk mendapat perlakuan khusus harus dilaksanakan. Petugas Lembaga Pemasyarakatan dituntut menjadi sosok yang dapat mengayomi warga binaan Pemasyarakatan khususnya narapidana lanjut usia.
Dengan di diberikannya perlakuan khusus seperti wajib memberikan pembinaan dengan memperhatikan kondisi fisik yang ada pada narapidana lansia bukan menyamakan dengan narapidana lainnyayang memiliki kondisi fisik lebih baik daripada narapidana lanjut usia. Selain itu Lapas juga wajib memenuhi sarana dan prasarana yang memadai seperti obat-obatan dan adanya dokter khusus yang menangani narapidana lanjut usia.
DAFTAR PUSTAKA
Andriani, H. F., & Subroto, M. (2021). Perlakuan Terhadap Narapidana Disabilitas Dalam Lembaga Pemasyarakatan. Jurnal Pendidikan Tambusai, 5(3), 6061-6069.
Barus, B. J. P., & Sylvia Biafri, V. (2020). Pembinaan Kemandirian Terhadap Narapidana Lanjut Usia Di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Medan. Nusantara: Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 7(1), 135-148.
Damanik, B. S., & Anwar, U. (2022). PEMBINAAN KEMANDIRIAN TERHADAP NARAPIDANA LANJUT USIA DI RUMAH TAHANAN KELAS IIB KABANJAHE (Independence Development Against Elderly Prisoners In The Kabanjahe Class IIb Prison). Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha, 10(2), 236-243.
Fadilah, A., & Anwar, U. (2022). ANALISIS STRATEGI PEMBINAAN BAGI NARAPIDANA LANJUT USIA DI LAPAS KELAS IIA BENGKULU. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha, 10(2), 1-8.
Pradipta, I. W. D. A., Sukadana, I. K., & Karma, N. M. S. (2020). Pembinaan Terhadap Narapidana Lanjut Usia Di Lapas Kelas II A Denpasar. Jurnal Analogi Hukum, 2(2), 209-214.
Peraturan Perundang-undangan
UU Nomor 22 Tahun 2022 tentang Pemasyarakatan
Permenkumham Nomor 32 Tahun 2018 tentang Perlakuan Bagi Tahanan dan Narapidana Lanjut Usia