• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perlindungan Hukum Terhadap Anak Yang Dilibatkan Dalam Kegiatan Pemilihan Umum - Repository Universitas Hasanuddin

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Perlindungan Hukum Terhadap Anak Yang Dilibatkan Dalam Kegiatan Pemilihan Umum - Repository Universitas Hasanuddin"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Dalam konteks kehidupan politik demokratis di Indonesia, pemilihan umum langsung (PEMILU) dan pemilihan kepala daerah (PILKADA) merupakan salah satu cara untuk mewujudkan kehidupan politik demokratis5. Pasal 15 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak menyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh perlindungan terhadap: a) pelecehan dalam kegiatan politik; b) keterlibatan dalam konflik bersenjata;. Untuk menghadapi permasalahan di atas dan untuk memberikan perlindungan hukum kepada anak, peraturan diatur dalam Pasal 87 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Kegunaan Penelitian

Beda dengan penelitian tesis penulis “Perlindungan hukum terhadap anak yang terlibat dalam kegiatan pemilu”. Penyelenggaraan perlindungan hukum terhadap anak yang dimaksud adalah keterlibatan KPU dan Bawaslu sebagai lembaga penyelenggara pemilu yang diamanatkan undang-undang untuk menjalankan fungsinya sebagai penyelenggara dan pengawas penyelenggaraan pemilu dan kegiatan pemilu daerah, serta efektivitas penegakan hukum dalam melaksanakan tugas dan fungsi utama tersebut. Perlindungan hukum terhadap anak, meliputi perlindungan dalam bidang hukum publik dan hukum perdata.

“Pelaksana surat wasiat dan/atau tim kampanye dilarang melibatkan warga negara Indonesia yang tidak mempunyai hak pilih dalam kegiatan kampanye pemilu.” Setiap anak yang menjadi korban atau pelaku kejahatan berhak memperoleh bantuan hukum dan bantuan lainnya. Kejahatan adalah suatu perbuatan yang dianggap sebagai tindak pidana; perbuatan yang mungkin termasuk dalam pasal yang diancam pidana”.

Istilah ini sering digunakan dalam hukum pidana khusus, misalnya: Undang-Undang Tipikor. UU Tindak Pidana Narkotika dan UU Pornografi yang secara khusus mengatur delik pornografi. Permasalahan ini dapat dikaji lebih dalam agar perlindungan hukum terhadap kekerasan terhadap anak dalam kegiatan politik dapat menjadi lebih efektif.

Efektivitas penegakan hukum dalam melaksanakan perlindungan hukum terhadap anak yang terlibat dalam kegiatan pemilu.

Originalitas Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

Perlindungan Hukum Terhadap Anak

  • Pengertian Perlindungan Anak

Pengasuhan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak serta hak-haknya agar ia dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan martabat kemanusiaan serta terlindungi dari kekerasan dan diskriminasi.16. Pengasuhan anak erat kaitannya dengan lima pilar yaitu orang tua, keluarga, masyarakat, pemerintah, pemerintah daerah, dan negara. Lima diantaranya berkaitan satu sama lain sebagai penyelenggara pengasuhan anak, dalam bentuk paling sederhana yaitu pengasuhan anak bersifat melengkapi hak-hak lainnya dan menjamin anak akan menerima apa yang dibutuhkannya untuk kelangsungan hidup, perkembangan dan pertumbuhannya.17.

Kegiatan perlindungan anak mempunyai akibat hukum, baik yang berkaitan dengan peraturan perundang-undangan yang tertulis maupun tidak tertulis. Perlindungan anak dapat dibedakan menjadi 2 (dua) bagian, yaitu : .. 16 Rini Fitriani, Peran Penyelenggara Perlindungan Anak Dalam Melindungi Hak Anak, Jurnal Hukum Samudra Perempuan, Volume 11 No. 2, Juli-Desember 2016, hal.251 . Perlindungan anak non hukum, yang meliputi perlindungan pada bidang sosial, bidang kesehatan, bidang pendidikan.18.

Anak

  • Pengertian Anak
  • Hak dan Kewajiban Anak

23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, anak adalah seseorang yang belum mencapai umur 18 tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan.22. 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak, anak yang dimaksud adalah anak yang berhadapan dengan hukum. 21 Pasal 1 Konvensi PBB tentang Hak Anak, diratifikasi oleh Pemerintah Republik Indonesia pada tanggal 6 Januari 1990 melalui Keputusan Presiden No.

23 tentang Perlindungan Anak Tahun 2002 merupakan bentuk konkretisasi implementasi Konvensi Hak Anak yang telah diratifikasi oleh Indonesia. Dengan diratifikasinya konvensi ini, maka Indonesia terikat secara hukum untuk melaksanakan ketentuan Konvensi tersebut. tentang Hak Anak sejak tahun 1990. Setiap anak berhak atas pelayanan kesehatan dan jaminan sosial sesuai dengan kebutuhan fisik, mental, spiritual, dan sosialnya; Anak penyandang disabilitas juga berhak atas pendidikan khusus, dan anak penyandang disabilitas juga berhak atas pendidikan khusus;

Setiap anak berhak untuk beristirahat dan memanfaatkan waktu luang, bersosialisasi dengan anak seusianya, bermain, berkreasi dan berkreasi sesuai minat, bakat dan tingkat kecerdasannya demi pengembangan diri; Setiap anak penyandang disabilitas berhak memperoleh rehabilitasi, bantuan sosial, dan pemeliharaan tingkat kesejahteraan sosial; Setiap anak yang dirampas kebebasannya mempunyai hak untuk: menerima perlakuan yang manusiawi dan ditempatkan secara terpisah dari orang dewasa, memperoleh bantuan hukum atau bantuan lain yang efektif pada semua tahap proses hukum yang berlaku, dan membela diri serta memperoleh keadilan di hadapan pengadilan anak yang obyektif dan tidak memihak dalam negeri. persidangan tertutup untuk umum;.

Setiap anak yang menjadi korban atau pelaku kekerasan seksual atau berkonflik dengan hukum berhak atas kerahasiaan; Dan.

Kegiatan Politik

  • Pemilihan Umum, Pemilihan Kepala Daerah dan Pemilihan
  • Kampanye

Pemilihan Umum, yang selanjutnya disebut pemilu, adalah sarana kedaulatan rakyat untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, ketua dan wakil ketua, serta memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, yang telah membawa. diungkapkan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil. dalam negara kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.” Dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa dapat dilihat pada Pasal 31 Ayat 1, (2) dan (3 ), yang menyatakan bahwa pelaksanaannya dilakukan secara serentak di seluruh wilayah Kabupaten/Kota dengan ketentuan tambahan yang tertuang dalam Peraturan Daerah dan Peraturan Pemerintah. Dalam hubungan antara undang-undang dan pemilu terdapat dua hal yang berbeda, yaitu sistem pemilu itu sendiri dan undang-undang. yang mengatur berjalannya sistem pemilu.Sistem pemilu adalah mekanisme pemilihan suatu negara untuk menentukan pemenang pemilu, pembagian kursi legislatif dan tata cara pemilu (terbuka atau tertutup, langsung atau tidak langsung).

Proses pemilihan umum biasanya dimulai dari pengumuman waktu pemilihan, dilanjutkan dengan tahap pencalonan calon, kampanye partai dan pemungutan suara hingga tahap penghitungan suara. Dalam penyelenggaraan pemilu, pemilu harus didasarkan pada prinsip-prinsip yang sama dengan yang diterapkan secara konsisten. Undang-undang pemilu era reformasi secara konsisten telah menetapkan enam asas pemilu, yaitu: langsung, umum, bebas, rahasia, adil, dan jujur. Termasuk Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu sebagaimana tercantum dalam Pasal 1 Angka 1 dan Pasal 2 yang memuat istilah langsung, umum, bebas, rahasia, adil, dan jujur ​​sebagai asas penyelenggaraan pemilu.

Umum Yang dimaksud dengan semua warga negara yang memenuhi syarat usia minimal yaitu 17 (tujuh belas) tahun atau sedang/sudah menikah berhak memilih dalam pemilihan umum. Mempertanyakan dasar negara Pancasila, Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia; Mengancam akan melakukan kekerasan atau mendorong terjadinya kekerasan terhadap seseorang, sekelompok masyarakat, dan/atau peserta Pemilu lainnya;

Pemakaian atau penggunaan tanda visual dan/atau ciri selain tanda visual dan/atau ciri peserta Pemilu yang bersangkutan; Dan.

Tindak Pidana Pelibatan Anak Dalam Kegiatan Pemilihan Umum

  • Pengertian Tindak Pidana
  • Unsur – Unsur Tindak Pidana
  • Tindak Pidana Pemilu
  • Hukum Perlindungan Anak Dalam Kegiatan Politik
  • Penyalahgunaan Anak Dalam Kegiatan Politik

Istilah tindak pidana sebagai terjemahan dari strafbaar feit diperkenalkan oleh pemerintah, dalam hal ini Departemen Kehakiman. Ada pula hal-hal yang tidak boleh dilakukan seseorang, namun dengan tidak melakukannya maka ia telah melakukan tindak pidana. Sudarto menilai, pembentuk undang-undang sudah melekat pada istilah tindak pidana dan ia lebih cenderung menggunakan istilah tindak pidana seperti yang dilontarkan pembentuk undang-undang.

Pendapat Sudart tersebut disusul oleh Teguh Prasetya dalam bukunya Hukum Pidana, karena menurutnya, karena pembentuk undang-undang saat ini selalu menggunakan istilah tindak pidana, maka istilah tersebut sudah mempunyai arti yang dapat dipahami oleh masyarakat.41. Oleh karena itu, setelah menelaah berbagai pengertian konsep ini, kita dapat menyimpulkan bahwa tindak pidana adalah suatu perbuatan yang dilarang oleh undang-undang dan diancam dengan suatu tindak pidana, dan pengertian perbuatan di sini berbeda dengan pengertian perbuatan. suatu tindakan yang bersifat kriminal. Pelanggaran pemilu merupakan pelanggaran yang dilarang oleh undang-undang dan merupakan tindak pidana, dimana suatu perbuatan disini diartikan sebagai pelanggaran terhadap ketentuan pelanggaran pemilu sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Pemilu.

Setiap penyelenggara dan/atau tim kampanye Pemilu yang melanggar larangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 280 ayat. 2, dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling banyak Rp. Partisipasi anak dalam kegiatan politik harus disikapi dengan baik dan harus mendapat perhatian dari pihak-pihak terkait, antara lain lembaga penyelenggara pemilu, pemilih, pengambil keputusan politik dan masyarakat khususnya orang tua di rumah. Anak berpotensi mengalami kekerasan dalam kegiatan politik dan akan berdampak negatif terhadap tumbuh kembang anak, oleh karena itu Pasal 15 huruf a Undang-Undang Perlindungan Anak mengatur bahwa setiap anak berhak mendapat perlindungan.

Terkait dengan bentuk-bentuk pelanggaran atau kekerasan terhadap anak dalam kegiatan politik, sekalipun negara dapat dikatakan melakukan pelanggaran terhadap hak-hak anak, hal tersebut terjadi pada hak-hak anak karena penekanan khusus diberikan pada tanggung jawab keluarga. orang tua/wali).

Landasan Teori

Dalam perkembangannya, pelanggaran atau penyelewengan tersebut dapat dilakukan oleh partai politik maupun partai politik daerah.44. Sarana perlindungan hukum yang bersifat preventif yaitu badan hukum diberikan kesempatan untuk menyampaikan keberatan atau pendapatnya sebelum suatu keputusan bersifat final atau tetap, guna mencegah timbulnya perselisihan yang mengarahkan tindakan pemerintah untuk berhati-hati dalam mengambil keputusan berdasarkan diskresi. Sarana perlindungan hukum yang represif, yaitu perlindungan hukum yang diberikan untuk penyelesaian sengketa, hukum yang diberikan untuk penyelesaian sengketa, perlakuan terhadap perlindungan hukum oleh lembaga peradilan.

Selain itu hukum juga berfungsi sebagai instrumen perlindungan terhadap subjek hukum, lebih lanjut Sudikno Mertokusumo berpendapat bahwa: 46. “Hukum berfungsi sebagai pelindung kepentingan manusia, agar kepentingan manusia terlindungi maka hukum harus dilaksanakan. Pelanggaran hukum terjadi apabila subjek hukum tertentu tidak memenuhi kewajiban yang seharusnya dilaksanakannya atau karena melanggar hak subjek hukum lainnya. Ketika kita ingin mengetahui sejauh mana efektivitas penegakan hukum, kita harus mampu mengukur terlebih dahulu apakah hukum ditaati oleh sebagian besar sasaran yang ditaati, maka kita akan mengatakan bahwa aturan hukum yang dimaksud sudah efektif.

Namun, kalaupun dikatakan bahwa aturan yang dipatuhi itu efektif, kita masih bisa mempertanyakan lebih lanjut tingkat efektivitasnya karena patuh atau tidaknya seseorang terhadap suatu aturan hukum tergantung pada kepentingannya.47. Soerjono Soekanto menulis bahwa penegakan hukum sebenarnya terletak pada faktor-faktor yang mempengaruhi berjalannya hukum dalam sistem hukum, sebagai berikut: 48. Friedman selalu mempunyai tiga komponen yaitu Struktur, Substansi dan Budaya Hukum yang dapat dijelaskan sebagai berikut: 49.

Kerangka Pikir

Dimana kerangka merupakan penjelasan sementara mengenai pokok permasalahan dan argumentasi dalam rumusan suatu hipotesis.

Defenisi Operasional

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Lokasi Penelitian

Jenis dan Sumber Data

Teknik Pengumpulan Data

Analisis Data

PEMBAHASAN

Bentuk Pelaksanaan Perlindungan Hukum Terhadap Anak Yang

Efektivitas Penegakan Hukum Pada Pelaksanaan Perlindungan

PENUTUP

Kesimpulan

Saran

Referensi

Dokumen terkait

c i This was the best answered section of the question as most students chose to use the formula which required basic substitution in solving the equation... The most common errors