ix
PERLINDUNGAN HUKUM PEMEGANG SERTIFIKAT HAK MILIK PASCA DITETAPKANNYA SEBAGAI KAWASAN HUTAN LINDUNG DI
KABUPATEN BINTAN
Oleh Raden Tidar NIM: 160574201062
Abstrak
Konflik pertanahan tentu memerlukan upaya penyelesaian sengketa secara sistematis, menyeluruh dan sesuai dengan keadilan dan kepastian hukum yang ada. Pada tahun 2019 di Kabupaten Bintan mengalami konflik pertanahan yang menyebabkan masyarakat di 5 kecamatan yang memiliki bukti kepemilikan tanah dirugikan. Kerugian masyarakat dalam hal ini yaitu bukti kepemilikan atas tanah sertifikat yang bisa digunakan sebagai agunan kredit tetapi tidak diterima oleh pihak yang menyediakan jasa peminjaman modal dikarenakan sertifikat tanah tersebut tidak terdaftar melainkan tanah mereka masuk ke dalam kawasan hutan lindung. Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui dasar pertimbangan penetapan wilayah menjadi kawasan hutan lindung dan perlindungan hukum terhadap pemegang sertifikat hak milik pasca diklaim sebagai hutan lindung di Kecamatan Teluk Sebong Kabupaten Bintan. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode normatif-empiris dengan pendekatan undang-undang dengan jumlah informan 5 orang. Sumber data yaang diperoleh dari sumber data primer dan sumber data sekunder. Teknik analisis data yaitu dengan observasi, wawancara dan studi dokumen. Hasil penelitian ini adalah dapat ditarik kesimpulan bahwa dasar pertimbangan penetapan sebuah kawasan menjadi kawasan hutan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2021 tentang Penyelenggara Kehutanan adalah diatur pada Pasal 36 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja yang mengubah Pasal 15 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan dan penyelesaian permasalahan kawasan hutan lindung di Kabupaten Bintan diselesaikan dengan diadakannya program TORA untuk melepaskan lahan masyarakat yang masuk kedalam kawasan hutan lindung sesuai dengan tahapan yang sudah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2021 tentang Penyelenggara Kehutanan. Dasar pelaksanaan program TORA sebagai bentuk perlindungan hukum pemegang sertifikat hak milik sudah diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2018 tentang Reforma Agraria.
Kata Kunci: Perlindungan Hukum, Hak Milik, Kawasan Hutan Lindung.
x
LEGAL PROTECTION OF PROPERTY RIGHTS CERTIFICATE HOLDERS POST DESIGNATION AS PROTECTED FOREST AREA IN BINTAN
REGENCY
By Raden Tidar NIM: 160574201062
Abstract
Land conflicts certainly require efforts to resolve disputes in a systematic, comprehensive and in accordance with justice and existing legal certainty. In 2019, Bintan Regency experienced land conflicts which caused losses to communities in 5 sub-districts who had proof of land ownership. The community's loss in this case is proof of ownership of certificated land which can be used as collateral for credit but is not accepted by the party providing capital loan services because the land certificate is not registered but their land is included in a protected forest area. The purpose of this study is to find out the basic considerations for determining the area to become a protected forest area and legal protection for holders of property rights certificates after being claimed as a protected forest in Teluk Sebong District, Bintan Regency. The research method used is the normative-empirical method with a statutory approach with a total of 5 informants. The data sources are obtained from primary data sources and secondary data sources. Data analysis techniques, namely by observation, interviews and document study. The result of this research is that it can be concluded that the basic considerations for determining an area to become a forest area based on Government Regulation Number 23 of 2021 concerning Forestry Organizers are regulated in Article 36 of Law Number 11 of 2020 concerning Job Creation which amends Article 15 Paragraph (1) of the Law -Law Number 41 of 1999 concerning Forestry and the settlement of problems in protected forest areas in Bintan Regency were resolved by holding the TORA program to release community land that entered protected forest areas in accordance with the stages stipulated in Government Regulation Number 23 of 2021 concerning Forestry Administrators. The basis for implementing the TORA program as a form of legal protection for holders of property rights certificates is regulated in Presidential Regulation Number 86 of 2018 concerning Agrarian Reform.
Keyword: Legal Protection, Property Rights , Protected Forest Area.
