PERLINDUNGAN HUKUM INVESTASI USAHA DALAM INDUSTRI ALKOHOL BERDASARKAN PERATURAN PRESIDEN NOMOR 49 TAHUN 2021 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 10. 2. Bagaimana legalitas peraturan penanaman modal di bidang industri minuman beralkohol setelah dicabutnya Keppres No. 10 Tahun 2021 tentang Usaha Penanaman Modal?. Namun, terkait pembukaan investasi baru di industri miras yang ditutup dengan ditetapkannya Perpres No. 49 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Keputusan Presiden No. 10 Tahun 2021 tentang Bidang Usaha Penanaman Modal dan regulasi miras di Indonesia belum komprehensif dan efektif.
Kegiatan penanaman modal di Indonesia, baik di bidang usaha tertutup maupun terbuka, diatur dalam UU No. 25 Tahun 2007 tentang Investasi dan Peraturan Instrumen Keuangan Derivatif UU No. 11 Tahun 2020 tentang Penciptaan Lapangan Kerja yaitu Keputusan Presiden No. 10 Tahun 2021 tentang Bidang Usaha Penanaman Modal yang diadaptasi sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden No. 49 dari tahun 2021. Bidang usaha yang terbuka adalah bidang usaha yang dilakukan tanpa syarat dalam rangka penanaman modal,10 bidang usaha yang tertutup adalah bidang usaha tertentu yang dilarang untuk dilakukan sebagai kegiatan penanaman modal.11 Kedua bidang usaha ini diatur dengan UU No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. , Keputusan Presiden no. 44 Tahun 2016 tentang Daftar Bidang Usaha Yang Tertutup Dan Bidang Usaha Yang Terbuka Dengan Persyaratan Di Bidang Penanaman Modal Dan Perpres No. 49 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Keputusan Presiden No. 10 tahun 2021 tentang bidang usaha penanaman modal. Diantaranya, Lampiran III Keputusan Presiden No. 10 Tahun 2021 tentang Bidang Usaha Penanaman Modal pada titik-titik yang membuka kawasan baru yaitu industri minuman beralkohol, industri minuman mengandung alkohol: wine, dan industri minuman mengandung malt12, yang dibuka di 4 provinsi antara lain Bali, Nusa Tenggara Timur Tenggara, Sulawesi Utara dan Papua.
10 Pasal 1 angka 2 Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2016 tentang Daftar Bidang Usaha Yang Tertutup Dan Bidang Usaha Yang Terbuka Dengan Persyaratan Di Bidang Penanaman Modal. Hal ini mendorong Presiden Jokowi untuk mengubah, pada 2 Maret 2021, Lampiran III Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2021 tentang Bidang Penanaman Modal, yang memuat poin-poin terkait perizinan investasi untuk industri minuman beralkohol. Hal ini dikarenakan dengan terbitnya Perpres Nomor 10 Tahun 2021 telah menjadi dasar hukum perlindungan terhadap pelaku usaha yang melakukan penanaman modal di industri minuman keras, tidak tertutup kemungkinan pemerintah akan menerbitkan peraturan turunan terkait dengan pengendalian peredarannya.
BERDASARKAN PERATURAN PRESIDEN NOMOR 49 TAHUN 2021 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN PRESIDEN NOMOR 10 TAHUN 2021 BIDANG USAHA PENANAMAN MODAL.
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Bagi Fakultas Hukum Universitas Islam Malang, penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dan pengembangan pengetahuan mengenai regulasi terkait perlindungan hukum bagi pelaku usaha industri minuman beralkohol, serta legalitas penanaman modal pasca amandemen Perpres Peraturan Nomor 10 Tahun 2021 terkait bidang usaha Penanaman Modal. Manfaat praktis bagi masyarakat antara lain memberikan pengetahuan dan masukan, terutama ketika menangani masalah minuman beralkohol. Dapat membantu mengembangkan penalaran dalam penerapan ilmu hukum yang diperoleh selama menempuh perkuliahan di Fakultas Hukum Universitas Islam Malang.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat khususnya bagi penulis, yang dapat menjadi pembelajaran ilmiah dalam penulisan hukum, dapat menambah wawasan, serta menjadi masukan bagi pemerintah mengenai ketergesa-gesanya dalam menyetujui dan mencabut peraturan juga sebagai menjemput semua pihak dalam perancangan peraturan.
Orisinalitas Penelitian
AGNES CHRISTIN AFRIANY SARAGIH
Bagaimana perlindungan hukum terhadap anak di bawah umur sebagai konsumen minuman beralkohol dilihat dari sudut pandang anak sebagai konsumen. Bagaimana tanggung jawab badan ekonomi terhadap anak di bawah umur sebagai konsumen minuman beralkohol dari sudut pandang perlindungan konsumen. Perlindungan hukum terhadap anak sebagai konsumen minuman beralkohol masih sangat lemah, yang diakibatkan oleh tidak adanya tanggung jawab penjual minuman beralkohol sebagai badan usaha terhadap anak di bawah umur sebagai konsumen yang masih bebas memperdagangkan minuman beralkohol tanpa memandang usia. konsumen.
Pengusaha minuman beralkohol bertanggung jawab atas perlindungan hukum terhadap konsumen di bawah umur dengan tidak menjual minuman beralkohol kepada anak di bawah umur. PERBEDAAN Subyek penelitian adalah perlindungan hukum peminum di bawah umur dan juga tanggung jawab badan usaha. KONTRIBUSI Bermanfaat untuk mempertegas fakta bahwa peredaran minuman beralkohol tidak menjadi perhatian serius pemerintah sehingga berdampak negatif bagi masyarakat.
Edukasi tentang bahaya konsumsi minuman beralkohol yang tidak bertanggung jawab EQUAL Review dan analisis regulasi. KONTRIBUSI Berguna untuk menegaskan fakta bahwa pengendalian konsumsi alkohol di Indonesia tidak diatur dengan baik.
TAHUN 2021 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN
Metode Penelitian
Untuk menjawab penelitian hukum, diperlukan hasil penelitian yang akurat dan valid untuk menjelaskan dan menjawab permasalahan yang ada baik berupa undang-undang, keputusan presiden, peraturan daerah, dll. Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis ditinjau dari sifat penelitian ini adalah penelitian doktrinal atau mainstream yang dikenal dengan penelitian normatif, deduktif yang didasarkan pada penemuan asas dan landasan filsafat hukum positif serta upaya pencarian yang sesuai dengan hukum yang berlaku. tepat diterapkan untuk memecahkan suatu kasus hukum21 atau hubungan antara satu dengan masalah lain yang berkaitan dengan bidangnya. Usaha Penanaman Modal yang berkaitan dengan perlindungan hukum terhadap pelaku usaha dan peraturan yang berkaitan dengan bidang usaha yang terbuka atau tertutup untuk penanaman modal.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan undang-undang (statutory approach) dan juga pendekatan konseptual (conceptual approach). Pendekatan ini merupakan studi kepustakaan, dimana pendekatan ini mengkaji peraturan perundang-undangan yang berbeda22, dilihat dari aspek konsep dasar hukum, atau bahkan dari nilai-nilai yang terkandung dalam pembakuan suatu peraturan yang berkaitan dengan konsep yang digunakan dalam kaitannya dengan hukum. perlindungan. bagi penanam modal di bidang industri minuman beralkohol dan legalitas peraturan penanaman modal di bidang industri minuman beralkohol setelah pencabutan butir Lampiran III Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2021 tentang Pembukaan Investasi Baru di Bidang Industri Minuman Beralkohol. Pendekatan hukum ini memungkinkan penulis untuk mengkaji apakah ada konsistensi atau kesesuaian antara peraturan yang satu dengan peraturan yang lain atau peraturan yang satu dengan peraturan yang lain.
Bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang dapat membantu dalam analisis dan pemahaman bahan hukum primer.27 Bahan hukum sekunder juga dapat diartikan sebagai publikasi tentang undang-undang yang bukan merupakan dokumen resmi. Jenis bahan hukum sekunder berupa buku teks, kamus hukum, jurnal hukum dan ulasan putusan pengadilan. Kajian terhadap bahan pustaka, sumber bahan diperoleh dari bahan hukum primer berupa peraturan perundang-undangan atau peraturan yang berkaitan dengan pengaturan perlindungan hukum terhadap penanam modal khususnya di bidang industri minuman beralkohol.
Seluruh bahan hukum yang telah terkumpul, baik bahan hukum primer maupun bahan hukum sekunder, akan dianalisis secara kualitatif dengan menggunakan Pendekatan Statuta (Statutory Approach) dan Pendekatan Konseptual (Conceptual Approach), selanjutnya bahan hukum tersebut disajikan secara deskriptif dan kemudian disimpulkan.
Sistematika Penulisan
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
KESIMPULAN DAN SARAN
Saran
Pemerintah tidak hanya melihat resiko bagi konsumen, sehingga perlindungan konsumen sangat ditekankan, tetapi juga dilihat dari sisi pelaku usaha, karena dampak yang akan timbul jika pelaku usaha tidak memiliki perlindungan hukum yang kuat akan sangat besar. , adalah salah satunya yang berarti jika terjadi tingkat penutupan usaha maka dapat menyebabkan hilangnya pekerjaan dan meningkatkan angka pengangguran di Indonesia. Terkait regulasi miras, penulis berharap agar pemerintah membuat undang-undang yang bisa menjadi payung hukum dari atas sampai bawah. Keputusan Presiden no. 44 Tahun 2016 tentang daftar bidang usaha yang tertutup dan bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan di bidang penanaman modal.
Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor PER-26/BC/2018 tentang Tata Cara Penetapan Tarif Cukai Etil Alkohol, Minuman Yang Mengandung Etil Alkohol dan Konsentrat Yang Mengandung Etil Alkohol. Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2019 tentang Perubahan Keenam atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 20/M-Dag/Per/4/2014 tentang Pengendalian dan Pengawasan Pengadaan, Distribusi dan Penjualan minuman beralkohol. Muchsin, (2003), Perlindungan dan Keamanan Hukum bagi Investor di Indonesia, Surakarta: Magister Hukum Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret.
Hadjon, (2011), Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, Yogyakarta: Gajah Mada University Press. 1987), Perlindungan Hukum Orang Indonesia, Surabaya: PT. Soetandyo Wignjosoebroto, (1995), Pengantar Debat Perkembangan Penelitian Hukum di PjP II, makalah yang disampaikan pada Seminar Besar 50 Tahun Pembangunan Hukum Nasional di PjP II, Jakarta: BPHN, Departemen Kehakiman. Kedutaan Besar Inggris, (2006), Hukum Kasus dan Doktrin Preseden: Panduan bagi Praktisi, Yerevan: Pusat Timur-Barat Inggris.
Sumber Hukum dan Nilai Preseden: Sebuah Studi Komparatif dan Empiris Negara Hukum Perdata di Bangsa Common Law, Tinjauan Hukum Louisiana, Vol. Perlindungan hukum bagi pelaku usaha jasa pengiriman paket barang dalam negeri terhadap konsumen yang berkeyakinan buruk -2021-Jawa Barat-paling-Kaltara-paling.