• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN ATAS HILANGNYA BARANG KIRIMAN PT. SICEPAT MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN (Studi Pada PT. Sicepat Expres di Jln. Pasar III No. 48 Medan Perjuangan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN ATAS HILANGNYA BARANG KIRIMAN PT. SICEPAT MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN (Studi Pada PT. Sicepat Expres di Jln. Pasar III No. 48 Medan Perjuangan)"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih mendalam mengenai, “Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Atas Kehilangan Barang Kiriman PT. SICEPAT dalam memberikan perlindungan hukum kepada konsumen yang mengalami kehilangan barang, seperti dan kendalanya. yang dialami PT Perlindungan hukum merupakan bentuk perlindungan yang utama karena dilandasi oleh pemikiran bahwa hukum merupakan alat yang dapat mengakomodasi kepentingan dan hak konsumen secara komprehensif.

Pengertian perlindungan hukum adalah perlindungan yang diberikan kepada badan hukum dalam bentuk instrumen hukum, baik yang bersifat preventif maupun represif, baik tertulis maupun tidak tertulis. Dengan kata lain perlindungan hukum merupakan gambaran dari fungsi hukum itu sendiri, yaitu konsep dimana hukum dapat memberikan keadilan, ketertiban, kepastian, kemaslahatan dan kedamaian. Perlindungan hukum yang bersifat preventif berarti masyarakat diberikan kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya sebelum suatu keputusan pemerintah menjadi final, sehingga dapat mencegah terjadinya perselisihan. B.

Perlindungan hukum merupakan jaminan yang diberikan negara kepada semua pihak untuk dapat melaksanakan hak dan kepentingan hukum yang dimilikinya dalam kapasitasnya sebagai subjek hukum. La Porta dalam Journal of Financial Economics, jenis perlindungan hukum yang diberikan suatu negara mempunyai dua ciri, yaitu preventif (larangan) dan punishment (sanksi).15 Bentuk perlindungan hukum yang paling nyata atau jelas adalah dengan adanya lembaga penegak hukum. seperti pengadilan, kejaksaan, polisi dan lembaga penyelesaian sengketa non-yudisial (non-judicial) lainnya. Penegakan hukum berupa perlindungan hukum dalam kegiatan perekonomian khususnya penanaman modal tidak dapat dilepaskan dari aspek hukum perusahaan, khususnya pada perusahaan saham gabungan karena adanya perlindungan hukum tersebut.

Kepentingan menjadi sasaran hak karena hak mengandung unsur perlindungan dan pengakuan.18 Dapat disimpulkan bahwa perlindungan hukum merupakan suatu kegiatan yang harus dilindungi atau dipertahankan.

Tinjauan Umum Tentang Perlindungan Konsumen 1. Pengertian dan Dasar Hukum Perlindungan Konsumen

Asas manfaat mengamanatkan bahwa segala upaya penyelenggaraan perlindungan konsumen harus memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi kepentingan konsumen dan pelaku usaha secara keseluruhan. Salah satu pihak yang terlibat dalam perselisihan konsumen adalah pelaku usaha sebagai pemasok barang/jasa. Banyak konsumen yang mengalami kerugian akibat penggunaan dan pemanfaatan suatu barang dan/atau jasa karena konsumen tidak membaca informasi petunjuk dan tata cara penggunaan yang diberikan oleh pelaku usaha pada label produk.

Berbeda dengan pelaku usaha, kemungkinan kerugian bagi konsumen dimulai pada saat barang dirancang/diproduksi oleh produsen (pelaku usaha). Selain itu, konsumen juga mempunyai kewajiban membayar sesuai nilai tukar yang disepakati dengan pelaku usaha. Hanya saja kewajiban konsumen tidak akan cukup terealisasi jika kewajiban serupa tidak dipenuhi oleh pelaku usaha.26 Oleh karena itu, konsumen harus memperhatikan hak-hak yang perlu diperjuangkan.

Menciptakan kepastian hukum sebagai bagian dari tujuan hukum perlindungan konsumen dan memperjelas hak dan kewajiban masing-masing pihak dalam suatu transaksi, menjelaskan dan menguraikan hak dan kewajiban pelaku usaha tidak kalah pentingnya dengan hak dan kewajiban konsumen. Adanya hak dan kewajiban tersebut bertujuan untuk menciptakan kenyamanan dalam berusaha dan menciptakan pola hubungan yang seimbang antara pelaku usaha dan konsumen.27. Hak pelaku usaha untuk menerima pembayaran sesuai dengan kondisi dan nilai tukar barang dan/atau jasa yang diperdagangkan menunjukkan bahwa pelaku usaha tidak dapat meminta lebih jika kondisi barang dan/atau jasa yang diserahkannya kepada konsumen tidak atau tidak. tidak mencukupi menurut harga yang berlaku umum di atas, barang dan/atau jasa yang sama.

Adapun hak-hak pelaku usaha lainnya sebenarnya lebih banyak berkaitan dengan pejabat pemerintah atau Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen/Pengadilan dalam tugas dan wewenang penyelesaian sengketanya. Kami berharap dengan hak-hak tersebut dapat terhindar dari perlindungan konsumen yang berlebihan sehingga hak-hak pelaku usaha terabaikan. Kewajiban badan usaha untuk bertindak dengan itikad baik dalam melakukan kegiatannya merupakan salah satu asas yang dikenal dalam hukum kontrak.

Dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen, diperlukan itikad baik dari badan usaha dalam melakukan kegiatannya, dan itikad baik diperlukan dari konsumen dalam melakukan transaksi pembelian barang dan/atau jasa. Mengenai kewajiban kedua badan usaha yaitu memberikan informasi yang benar, jelas dan adil mengenai kondisi dan garansi barang dan/atau jasa serta memberikan penjelasan mengenai penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan, karena diberitahu bukan hanya hak konsumen saja, tetapi juga hak konsumen. juga karena kurangnya informasi atau informasi pelayanan yang tidak memadai dari badan usaha, merupakan jenis kesalahan produk (information error) yang akan sangat merugikan konsumen. Asas ini menyatakan bahwa pelaku usaha wajib memberikan tanggung jawab langsung kepada konsumen atas kerugian yang timbul akibat perbuatan orang yang menjadi tanggungannya atau barang yang dikuasainya.

Perjanjian baku adalah perjanjian yang pada hakekatnya semua klausulnya dibakukan oleh pengguna dan pihak lain pada dasarnya tidak mempunyai kesempatan untuk berunding atau meminta perubahan.34 Menurut Pasal 1 angka 10 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, Apa yang dimaksud dengan perjanjian baku? Yang dimaksud dengan perjanjian baku adalah: “setiap peraturan atau ketentuan yang telah disusun dan ditetapkan terlebih dahulu secara sepihak oleh pelaku usaha yang dituangkan dalam suatu dokumen dan/atau perjanjian yang bersifat mengikat dan wajib ditaati oleh konsumen.”35. Konsumen sebagai penggugat harus membuktikan kesalahan yang dilakukan pelaku usaha apabila timbul kerugian. Konsumen yang seharusnya lebih lemah dibandingkan pelaku usaha justru mendapat beban tambahan karena harus membuktikan kesalahan pelaku usaha.

Sicepat Ekspres jln, Pasar III No. 48 Medan Perjuangan) apabila hilangnya barang konsumsi disebabkan oleh pelaku usaha dan bagaimana upaya hukum konsumen terhadap kerugian akibat hilangnya barang oleh pelaku usaha berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (penyelidikan PT.

Jenis Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini hanya sebatas pada permasalahan yang penulis teliti yaitu mengetahui seberapa tanggap para pelaku usaha pemberian pelayanan kepada pelanggan (studi pada PT.

Sumber Bahan Hukum

Metode Pengumpulan Data

Studi kepustakaan merupakan teknik pengumpulan data dengan cara melakukan kajian terhadap buku, literatur, catatan dan laporan yang berkaitan dengan masalah penelitian ini.

Metode Analisis Data

Referensi

Dokumen terkait

Penetapan hukum tentang perlindungan konsumen sendiri telah diatur dalam Undang-undang no 8 tahun 1999 terhadap transaksi jual beli pada pasal 1 angka 2 menjelaskan bahwa konsumen