• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN TERHADAP PEREDARAN OBAT DIET YANG MENCANTUMKAN NOMOR IZIN EDAR BPOM PALSU BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NO.8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN (Studi Penelitian Pada Toko Online BS)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN TERHADAP PEREDARAN OBAT DIET YANG MENCANTUMKAN NOMOR IZIN EDAR BPOM PALSU BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NO.8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN (Studi Penelitian Pada Toko Online BS)"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

Keamanan hukum menjamin perlindungan konsumen sesuai dengan Pasal 4 UU No. 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen pada bagian (a) yang berbunyi “Hak atas kenyamanan, keselamatan dan keamanan dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa;.”. Dengan demikian, konsumen berhak mendapatkan ganti rugi dan penggantian atas kerugian yang diterimanya, sebagaimana tercantum dalam Pasal 19 ayat (1) UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen yang berbunyi: “Pelaku usaha wajib memberikan ganti rugi. Terkait dengan perlindungan dan keselamatan konsumen, Republik Indonesia juga membentuk Badan Perlindungan Konsumen (BPSK) sebagai perwujudan Pasal 31 UUPK.

Kedua lembaga ini sangat penting untuk melindungi dan menjaga keamanan serta berkembangnya perlindungan konsumen di Indonesia terkait obat dan makanan. Ketentuan yang menjadi landasan hukum hak konsumen untuk menuntut ganti rugi kepada badan usaha atas kerugian yang dideritanya adalah sesuai dengan alinea pertama Pasal 19 Undang-Undang Perlindungan Konsumen yang selanjutnya disingkat UUPK yang menyatakan bahwa “badan usaha bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas kerugian yang disebabkan oleh pencemaran dan/atau kerugian konsumen akibat konsumsi barang dan/atau jasa yang diproduksi atau diperdagangkan.” UUPK memberikan keamanan hukum kepada konsumen.11 Berdasarkan ayat 1 Pasal 1 UUPK tertulis bahwa “Perlindungan konsumen adalah segala upaya yang memberikan jaminan hukum terhadap perlindungan konsumen”.

Menurut Inosentius Syamsul, hukum perlindungan konsumen adalah peraturan perundang-undangan, baik undang-undang maupun peraturan perundang-undangan lainnya serta putusan pengadilan, yang secara substantif mengatur kepentingan konsumen. 12. Perlindungan hukum sangat diperlukan dalam menghadapi persaingan dan banyaknya produk dan jasa, yang menempatkan konsumen pada posisi negosiasi yang lemah.13 Menurut Sidobalok, pengertian perlindungan konsumen adalah seperangkat peraturan dan undang-undang yang mengatur hak dan kewajiban konsumen. dan produsen, yang timbul dari upayanya memenuhi kebutuhannya dan mengatur upaya menjamin terwujudnya perlindungan hukum terhadap kepentingan konsumen. 14. Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo menyatakan rumusan pengertian perlindungan konsumen sebagaimana dimaksud pada angka 1 pasal 1 UUPK di atas sudah cukup memadai.

14 https://sarjana Ekonomi.co.id/perlindungan-konsumen/"Pengertian Perlindungan Konsumen Menurut Sidobalok", diakses pada 31 Januari 2023 pukul 07:53 WIB.

Tujuan perlindungan hukum bagi konsumen

Tinjauan Tentang Konsumen dan Pelaku Usaha 1. Pengertian Konsumen dan Pelaku Usaha

Hak dan kewajiban Konsumen dan Pelaku Usaha a. Hak dan Kewajiban Konsumen

Secara umum terdapat hak-hak dasar konsumen yang meliputi empat hak dasar, yaitu: 26 1) Hak atas rasa aman. Selanjutnya ada delapan hak yang disebutkan secara tegas dalam Pasal 4 UUPK, sedangkan satu hak yang terakhir dirumuskan secara terbuka… hak konsumen adalah sebagai berikut: 27. Bandingkan dengan pengertian pelaku usaha menurut rancangan perubahan UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, dimana Pasal 1 ayat (4) mendefinisikan pelaku usaha barang adalah orang perseorangan atau badan usaha, baik berbentuk badan hukum maupun tidak. atau bukan badan hukum, yang berbentuk badan hukum dan didirikan atau melakukan kegiatan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian, dan menjalankan kegiatan usaha yang bertujuan untuk menghasilkan dan/atau memperdagangkan barang.

Hak konsumen yang terpenting adalah hak untuk mengkonsumsi suatu barang atau jasa, yaitu untuk memperoleh keamanan, kenyamanan dan keselamatan. Syahruddin Nawi “Hak dan Kewajiban Konsumen Berdasarkan Undang-Undang Perlindungan Konsumen No. 8 Tahun 1999” De Jure Plenum, Vol.

Tinjauan Tentang BPOM

Pengertian dan Tujuan BPOM

Mekanisme Pencantuman No Izin Edar oleh BPOM

Produk berupa obat juga harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Kepala BPOM Pasal 2 dan 3 nomor 27 Tahun 2013.32 Selain peraturan tersebut di atas, Kepala BPOM telah membuat peraturan lain yaitu Peraturan Kepala BPOM. BPOM Nomor HK Tahun 2011 Pasal 2 menyatakan obat yang boleh diedarkan di Indonesia harus mempunyai izin edar dari BPOM. Dalam Pasal 1 Peraturan Kepala Badan Registrasi Obat yang selanjutnya disebut Registrasi adalah tata cara pendaftaran dan evaluasi obat untuk memperoleh persetujuan. Lebih lanjut pada Pasal 3 juga disebutkan bahwa obat yang mempunyai izin edar harus memenuhi kriteria sebagai berikut: 33.

31 Ayat (1) Pasal 1 Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia No. 24 Tahun 2017 tentang Kriteria dan Tata Cara Registrasi Produk Obat. 32 Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia No. 27 Tahun 2013 tentang Pengendalian Pemasukan Obat dan Makanan Ke Dalam Wilayah Indonesia. Dalam pengendalian dan pemeriksaan peredaran obat dan makanan di Indonesia terkait dengan izin edar, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan mengeluarkan Keputusan Menteri No. 1010/MENKES/PER/XI/2008 tentang Pendaftaran Obat, yang menyatakan bahwa Izin Edar adalah suatu bentuk persetujuan pendaftaran suatu obat untuk diedarkan di wilayah Indonesia. 34 Izin Edar diterbitkan oleh Menteri yang berwenang. disahkan oleh BPOM.

Hal tersebut tertuang dalam Pasal 2 Peraturan Menteri Kesehatan di atas atau bila diperlukan akan dilakukan pemeriksaan setempat oleh pejabat yang berwenang. 35 Irna Nurhayati, “Efektifitas Pengawasan Badan Pengawas Obat dan Makanan Terhadap Peredaran Produk Pangan Olahan Impor Dalam Mewujudkan Perlindungan Konsumen,” Mimbar Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada 21, no Menurut Mariza Arfina dan Robert Marpaung e -commerce yang biasa dikenal dengan e-com dapat diartikan sebagai suatu modus belanja online atau perdagangan atau penjualan langsung dengan menggunakan fasilitas internet dimana terdapat website yang dapat menawarkan jasa “pengumpulan dan pengantaran”. 36 Menurut Amir Hatman, e-commerce adalah jenis mekanisme bisnis elektronik yang berfokus pada transaksi bisnis individu dengan menggunakan Internet sebagai media pertukaran barang atau jasa.

Menurut Adi Nugroho, bisnis elektronik (e-business) adalah sebuah konsep baru yang biasa digambarkan sebagai proses jual beli barang atau jasa di World Wide Web (www) Internet atau proses jual beli atau pertukaran produk. layanan dan informasi melalui jaringan informasi, termasuk Internet.37. Jual beli online merupakan mayoritas transaksi elektronik, hal ini terlihat dari banyaknya transaksi jual beli online yang digunakan masyarakat pada tahun 2022 melalui toko online seperti shopee, tokopedia, blibli, lazada, bukalapak, toko tiktok, facebook pasar dan lain-lain. 38. Bisnis elektronik (e-business) adalah suatu konsep yang dapat digambarkan sebagai proses jual beli barang di Internet atau proses jual beli atau pertukaran produk, jasa dan informasi melalui jaringan informasi, termasuk Internet.39 Dimana transaksi elektronik adalah perbuatan hukum yang dilakukan dengan menggunakan komputer, jaringan komputer dan/atau media elektronik lainnya.

Sistem elektronik adalah serangkaian perangkat dan prosedur elektronik yang berfungsi untuk menyiapkan, mengumpulkan, mengolah, menganalisis, menyimpan, menampilkan, mengiklankan, mengirimkan dan/atau menyampaikan informasi elektronik40.

Tujuan dan Manfaat Toko Online

Transaksi Elektronik) dan PP PSTE (Peraturan Pemerintah Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik) juga mengatur tentang transaksi jual beli online yang merupakan transaksi elektronik yang sah dan bertanggung jawab.41. Suatu kontrak elektronik dianggap sah apabila memenuhi syarat sahnya suatu perjanjian menurut Pasal 1320 KUH Perdata, antara lain: Dalam penerapannya, teknologi e-commerce harus disertai dengan peraturan perundang-undangan agar tetap berfungsi dengan baik dalam mencapai tujuan. tujuan sesuai dengan peraturan yang berlaku dan memanfaatkan teknologi yang tersedia secara optimal.

Teknologi e-commerce menjadi faktor penting dalam menunjang keberhasilan produk suatu perusahaan. Menurut Miftahus Sholihin, secara umum ada beberapa manfaat yang bisa diperoleh jika bertransaksi dengan sistem e-commerce. 43 Miftahus Sholihin, Siti Mujilahwati, Dampak Penggunaan E-Commerce Terhadap Peningkatan Penjualan Pada UMKM (Studi Kasus Ninda Bros Lamongan), Jurnal TeknikA, Vol 8 No 1, Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Islam Lamongan, 2016 .

Efektif karena konsumen dapat memperoleh informasi produk yang dibutuhkan dan bertransaksi dengan cepat. Aman secara fisik karena konsumen tidak perlu datang langsung ke toko. Oleh karena itu penelitian berkaitan dengan pencarian ilmu pengetahuan yang sebenarnya 45 Dalam penelitian ini sangat perlu ditegaskan mengenai keterbatasan atau ruang lingkup penelitian. Bagaimana implementasi perlindungan hukum terhadap konsumen terhadap peredaran obat diet yang dilakukan oleh pelaku usaha yang mencantumkan nomor izin edar BPOM palsu berdasarkan UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dan apa akibat hukum bagi pelaku usaha yang tidak mencantumkan informasi secara benar pada kemasan produk yang dijual? Di pasar.

Jenis Penelitian

Metode Pendekatan Masalah

Sumber Bahan Hukum

Bahan Hukum Sekunder yaitu sumber-sumber yang berupa bahan pustaka seperti literatur hukum, jurnal hukum, jurnal hukum dan bahan pustaka lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini. Data sekunder berisi penjelasan bahan hukum yang tidak bersifat mengikat, namun menjelaskan bahan hukum primer yaitu hasil olah pendapat yang secara khusus mempelajari suatu bidang kajian tertentu dan memberikan petunjuk kemana peneliti akan melangkah selanjutnya. Bahan hukum tersier adalah bahan hukum yang sifatnya saling melengkapi dan memberikan petunjuk atau penjelasan tambahan terhadap bahan hukum primer.

Metode Pengumpulan Data

Metode Analisis Data

Referensi

Dokumen terkait

Dengan informasi yang tidak sesuai tersebut akibat Hukum bagi Konsumen Atas Penjualan Produk Secara Online Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang