PERLINDUNGAN TERHADAP TENAGA KERJA YANG BEKERJA MELEBIHI WAKTU KERJA PADA PT TRIFA ABADI BERDASARKAN
KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.102/MEN/VI/2004
TENTANG WAKTU KERJA LEMBUR DAN UPAH KERJA LEMBUR
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum
Universitas Lancang Kuning
Disusun Oleh :
NAMA : JESICA MAGDALENA MENDROFA NPM : 1674201334
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS LACANG KUNING PEKANBARU
TAHUN 2020
iii
xiv
ABSTRAK
Demokrasi dalam bidang ketenagakerjaan membuat para tenaga kerja sadar akan hak-haknya termasuk hak memilih jenis pekerjaan, lapangan kerja atau lapangan usaha, maupun lokasi pekerjaan sesuai dengan kemampuan dan kemauan tanpa diskriminasi, masalah ketenagakerjaan juga mencakup masalah pengupahan dan jaminan, penetapan upah minimum, syarat-syarat kerja, perlindungan tenaga kerja, penyelesaian perselisihan, kebebasan berserikat dan hubungan industrial, pembinaan, dan pengawasan ketenagakerjaan. Permasalahan dalam penelitian ini:
Pertama, bagaimanakah pelaksanaan perlindungan tehadap tenaga kerja yang bekerja melebihi waktu kerja pada PT Trifa Abadi berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Nomor KEP.102/MEN/VIV/2004 tentang Waktu Kerja Lembur Dan Upah Kerja Lembur? Kedua, bagaimanakah hambatan yang terjadi bagi pelaksanaan perlindungan terhadap tenaga kerja yang bekerja melebihi waktu kerja pada PT Trifa Abadi berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Nomor KEP.102/MEN/VI/2004 tentang Waktu Kerja Lembur Dan Upah Kerja Lembur? Ketiga, bagaimanakah upaya mengatasi perlindungan terhadap tenaga kerja yang bekerja melebihi waktu kerja pada PT Trifa Abadi berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Nomor KEP.102/MEN/VI/2004 tentang Waktu Kerja Lembur Dan Upah Kerja Lembur. Tujuan penelitian ini dilakukan adalah: Pertama, untuk menjelaskan pelaksanaan perlindungan terhadap tenaga kerja yang bekerja melebihi waktu kerja pada PT Trifa Abadi berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Nomor KEP.102/MEN/VI/2004 tentang Waktu Kerja Lembur Dan Upah Kerja Lembur. Kedua, menjelaskan hambatan yang terjadi bagi pelaksanaan perlindungan terhadap tenaga kerja yang bekerja melebihi waktu kerja pada PT Trifa Abadi berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Nomor KEP.102/MEN/VI/2004 tentang Waktu Kerja Lembur Dan Upah Kerja Lembur. Ketiga, upaya mengatasi perlindungan terhadap tenaga kerja yang bekerja melebihi waktu kerja pada PT Trifa Abadi berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Nomor KEP.102/MEN/VI/2004 tentang Waktu Kerja Lembur Dan Upah Kerja Lembur..
Hasil penelitian, pelaksanaan perlindungan terhadap tenaga kerja yang bekerja melebihi waktu kerja berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Nomor KEP.102/MEN/VI/2004 tentang Waktu Kerja Lembur Dan Upah Kerja Lembur belum dapat dikatakan terlaksana. Hambatan yang terjadi dalam perlindungan terhadap tenaga kerja yang bekerja melebihi waktu dalam memberikan upah kerja lembur dikarenakan kondisi keuangan perusahaan yang kurang stabil serta belum adanya pencairan dari dana hasil proyek. Upaya yang dapat dilakukan dalam mengatasi hambatan pelaksanaan perlindungan terhadap tenaga kerja yang bekerja melebihi waktu kerja ialah dengan memberikan hak-hak tenaga kerja mengenai jam kerja yang pas tanpa adanya loyalitas yang menyebabkan bekerja tanpa meneruma upah kerja lembur.
Kata Kunci: Perlindungan, Tenaga Kerja, Waktu Kerja
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945 yang berkesinambungan, peningkatan pelaksanaan pembangunan selalu diarahkan untuk meningkatkan manusia dan kualitas kehidupan masyarakat agar semakin maju dan mandiri, upaya pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya.
Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dan perluasan lapangan kerja serta lapangan usaha diarahkan dan ditingkatkan agar mampu mewujudkan kesejahteraan yang adil dan merata bagi rakyat serta sikap dan tekad kemandirian dalam diri manusia, keluarga, dan masyarakat Indonesia dalam suasana kehidupan yang tentram, sejahtra lahir dan batin.
Peran manusia di dalam perusahaan sangat penting di samping sumber daya yang lain, apalagi jika perusahaannya bersifat padat tenaga kerja. Dengan demikian sumbangannya terhadap perusahaan secara keseluruhan paling besar dibanding dengan sumber daya yang lain. Sumber daya manusia yang memegang peranan utama dalam meningkatkan produktivitas dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang berhubungan dengan tenaga kerja itu sendiri, seperti keterampilan dan kreativitas, maupun yang berhubungan dengan lingkungan perusahaan, seperti apa yang diterima manajemen, lingkungan kerja, mesin-mesin yang digunakan dan bahan baku.
1
2 Ketenagakerjaan merupakan zona yang sangat mendasar dari kehidupan manusia agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dalam bidang dimensi sosial maupun ekonomi baik untuk dirinya maupun untuk diri orang lain, dan atau kedua-duanya. Tujuan penting dalam pembangunan ekonomi adalah penyediaan lapangan kerja yang cukup untuk mengejar pertumbuhan angkatan kerja, yang pertumbuhannya lebih cepat dari pertumbuhan kesempatan kerja.1
Tidak dapat dipungkiri bahwa masalah ketenagakerjaan adalah bagian integral dan masalah ekonomi, sehingga masalah pembangunan ketenagakerjaan juga merupakan masalah dalam pembangunan ekonomi. Dengan demikian, perencanaan ekonomi harus mencakup juga perencanaan ketenagakerjaan.2
Dilihat dari sejarah lahirnya hubungan Ketenagakerjaan di Indonesia diawali dengan masa yang suram, yaitu adanya perbudakan dan rodi yang menimbulkan keprihatinan pada masa itu. Perbudakan merupakan suatu hubungan kerja dimana seseorang yang disebut budak melakukan pekerjaan di bawah perintah orang lain dan tidak memiliki hak atas hidupnya.3
Demokrasi dalam bidang ketenagakerjaan membuat para tenaga kerja sadar akan hak-haknya termasuk hak memilih jenis pekerjaan, lapangan kerja atau lapangan usaha, maupun lokasi pekerjaan sesuai dengan kemanpuan dan kemauan tanpa diskriminasi. Masalah ketenagakerjaan juga mencakup masalah pengupahan dan jaminan, penetapan upah minimum, syarat-syarat kerja, perlindungan tenaga
1 Lalu Husni, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012), hlm. 12.
2 Adrian Sutedi, Hukum Perburuhan, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hlm. 4.
3 Hardjan Rusli, Hukum Ketenagakerjaan, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003), hlm. 11.
3 kerja, penyelesaian perselisihan, kebebasan berserikat dan hubungan industrial, pembinaan, dan pengawasan ketenagakerjaan.
Hal ini diakibatkan kelemahan pemerintah secara sistematik dalam mengimplementasikan Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor KEP.102/MEN/VI/2004 Tentang Waktu Kerja Lembur Dan Upah Kerja Lembur, bahkan cenderung ada penyimpangan, hal ini masih dikoordinasi dan kinerja antara lembaga pemerintah belum optimal dan masih sangat memprihatikan. Dalam dunia produksi faktor tenaga kerja merupakan salah satu diantara ketiga faktor yang penting seperti sumber modal dan teknologi. Tenaga kerja mengeluarkan tenaga atau jasa-jasa untuk tercapainya arah dan tujuan perusahaan.
Pengertian upah dalam Pasal 1 ayat 7 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yaitu :
“Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan.”
Upah diterima karyawan merupakan pengganti atas jasa yang telah diberikan pada pihak lain atau majikan. Dengan upah yang diterima, karyawan dapat menutup kebutuhan sehari-hari. Apabila pendapatan karyawan rendah akan berakibat rendahnya produktivitas tenaga kerja. Dengan demikian apabila
4 perusahaan menginginkan karyawan dapat lebih giat dalam bekerja, maka faktor upah harus diperhatikan.
Hari libur merupakan cuti berbayar yang tidak mengurangi masa kerja karyawan pada perusahaan. Peraturan mengenai masa istirahat bagi pekerja baik cuti tahunan, mingguan, maupun cuti pada hari libur nasional tertulis dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 79-85.
Melalui persetujuan seorang pemberi kerja dapat mengganti hari kerja dapat mengganti hari libur asli dengan hari libur lainnya. Pergantian harus dilakukan dalam bulan yang sama sebelum hari libur yang asli atau dalam 30 hari setelahnya. Pemberi kerja tidak boleh memaksa pekerja untuk bekerja pada hari libur, kecuali apabila mesin rusak atau dalam situasi darurat tak terduga lainnya.
Pemberi kerja yang memaksa pekerja untuk bekerja di hari libur dapat dikenakan tuntutan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Ketentuan tentang waktu kerja lembur pada hari libur mingguan dan hari libur nasional diatur dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor KEP.102/MEN/VI/2004 Tentang Waktu Kerja Lembur Dan Upah Kerja Lembur. Pengusaha wajib memberi waktu istirahat, diantaranya adalah istirahat mingguan 1 (satu) hari untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu atau 2 (dua) hari untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu.
Dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan perusahaan diwajibkan beritikad baik dalam memberikan hak-hak tenaga
5 kerjanya, sedangkan tenaga kerja diwajibkan beritikad baik dalam melakukan pekerjaan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.4
Pengusaha yang memperkerjakan pekerja yang melakukan pekerjaan pada hari libur mingguan dan hari libur resmi, wajib membayar upah kerja lembur terdapat dalam Pasal 4 ayat 1 Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor KEP.102/MEN/VI/2004 Tentang Waktu Kerja Lembur Dan Upah Kerja Lembur. Perhitungan upah lembur didasarkan upah bulanan dengan cara menghitung upah sejam adalah 1/173 upah sebulan berdasarkan ketentuan yang tertuang dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Nomor 102/MEN/VI/2004.
Pasal 1 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan menjelaskan bahwa :
“Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.”
Pada Pasal 3 Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor KEP.102/MEN/VI/2004 Tentang Waktu Kerja Lembur Dan Upah Kerja Lembur dijelaskan bahwa perusahaan yang memperkerjakan pekerja/buruh melebihi waktu kerja harus memenuhi syarat yaitu :
1. Waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan paling banyak 3 (tiga) jam dalam 1 (satu) hari dan 14 (empat belas) jam dalam 1 (satu) minggu.
4 Djumadi, Hukum Perburuhan Perjanjian Kerja, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), hlm. 29.
6 2. Ketentuan waktu kerja lembur sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 tidak termasuk kerja lembur yang dilakukan pada waktu istirahat mingguan atau hari libur resmi.
Pasal 4 :
1. Pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh melebihi waktu kerja, wajib membayar upah lembur.
Akan tetapi pada kenyataan yang terjadi di PT Trifa Abadi, dimana perusahaan ini memberlakukan waktu kerja yang melebihi batas waktu yang tidak sesuai dengan peraturan yang ada dan tidak adanya upah kerja lembur yang diberikan perusahaan.
Dengan adanya perbedaan waktu kerja tersebut maka ada ketidaksesuaian antara Pasal 3 dan Pasal 4 Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor KEP.102/MEN/VI/2004 Tentang Waktu Kerja Lembur Dan Upah Kerja Lembur dengan kenyataan yang terjadi di PT Trifa Abadi tersebut. Waktu kerja tenaga kerja tidak boleh bertentangan dengan ketentuan perundang-undangan yang ada walaupun kepada tenaga kerja atau perusahaan diberikan kebebasan untuk mengadakan peraturan-peraturan dari penguasa yang bermaksud mengadakan perlindungan itu.
Berdasarkan permasalahan yang ada, penulis bermaksud untuk mengadakan penelitian yang hasilnya akan penulis tuangkan dalam bentuk skripsi yang berjudul “Perlindungan Terhadap Tenaga Kerja Yang Bekerja Melebihi Waktu Kerja Pada PT Trifa Abadi Berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga
7 Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor KEP.102/MEN/VI/2004 Tentang Waktu Kerja Lembur Dan Upah Kerja Lembur”
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah pelaksanaan perlindungan terhadap tenaga kerja yang bekerja melebihi waktu kerja pada PT Trifa Abadi berdasarkan Undang- Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor KEP.102/MEN/VI/2004 Tentang Waktu Kerja Lembur Dan Upah Kerja Lembur.?
2. Bagaimanakah hambatan yang terjadi bagi pelaksanaan perlindungan terhadap tenaga kerja yang bekerja melebihi waktu kerja pada PT Trifa Abadi berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor KEP.102/MEN/VI/2004 Tentang Waktu Kerja Lembur Dan Upah Kerja Lembur.?
3. Bagaimanakah upaya mengatasi perlindungan terhadap tenaga kerja yang bekerja melebihi waktu kerja pada PT Trifa Abadi berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor KEP.102/MEN/VI/2004 Tentang Waktu Kerja Lembur Dan Upah Kerja Lembur.?
8 C. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk menjelaskan pelaksanaan perlindungan terhadap tenaga kerja yang bekerja melebihi waktu kerja pada PT Trifa Abadi berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor KEP.102/MEN/VI/2004 Tentang Waktu Kerja Lembur Dan Upah Kerja Lembur.
b. Untuk menjelaskan hambatan yang terjadi bagi pelaksanaan perlindungan terhadap tenaga kerja yang bekerja melebihi waktu kerja pada PT Trifa Abadi berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor KEP.102/MEN/VI/2004 Tentang Waktu Kerja Lembur Dan Upah Kerja Lembur.
c. Untuk menjelaskan upaya mengatasi perlindungan terhadap tenaga kerja yang bekerja melebihi waktu kerja pada PT Trifa Abadi berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor KEP.102/MEN/VI/2004 Tentang Waktu Kerja Lembur Dan Upah Kerja Lembur.
2. Kegunaan Penelitian
Adapun yang menjadi manfaat penelitian dalam penulisan skripsi adalah:
a. Untuk menambah wawasan berfikir melalui karya ilmiah dan untuk memperdalam pengetahuan penulis mengenai perlindungan terhadap
9 tenaga kerja yang bekerja melebihi waktu kerja pada PT Trifa Abadi berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor KEP.102/MEN/VI/2004 Tentang Waktu Kerja Lembur Dan Upah Kerja Lembur.
b. Untuk membantu memberikan pemahaman bagi pekerja mengenai permasalahan yang diuraikan.
c. Untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan didunia akademik dan menjadi acuan serta referensi bagi peneliti berikutnya dengan permasalahan tersebut.
D. Kerangka Teori
Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai inbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan.
Pekerja merupakan tulang punggung perusahaan. Jalannya suatu perusahaan sangat bergantung pada tenaga kerja yang bekerja di dalamnya.
Menurut Subekti, perjanjian kerja adalah perjanjian antara seorang buruh dengan seorang majikan, dimana perjanjian ditandai dengan adanya upah atau gaji tertentu yang diperjanjikan dan adanya suatu hubungan dimana pihak majikan berhak memberikan perintah-perintah yang harus ditaati oleh buruh.5
5 Djumadi, Hukum… Op.Cit., hlm. 29.
10 Tenaga kerja menurut Dr.A.Hamzah SH, tenaga kerja meiputi tenaga kerja yang bekerja didalam maupun diluar hubungan kerja dengan alat produksi utamanya dalam proses produksi tenaga kerja itu sendiri, baik tenaga fisik maupun pikiran.6
Menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor KEP.102/MEN/VI/2004 Tentang Waktu Kerja Lembur Dan Upah Kerja Lembur, pengaturan waktu kerja lembur berlaku untuk semua perusahaan, kecuali bagi perusahaan pada sektor usaha tertentu atau pekerjaan tertentu. Perusahaan pada sektor usaha tertentu atau pekerjaan tertentu ini diatur tersendiri dengan Keputusan Menteri.
Perusahaan yang mempekerjakan pekerja/buruh selama waktu kerja lembur berkewajiban :
1. Membayar upah kerja lembur
2. Memberi kesempatan untuk istirahat secukupnya
3. Memberikan makanan dan minuman sekurang-kurangnya 1.400 kalori apabila kerja lembur dilakukan selama 3 (tiga) jam atau lebih (tidak boleh diganti dengan uang)
Perhitungan upah lembur didasarkan pada upah bulanan. Cara menghitung upah sejam adalah 1/173 kali upah sebulan. Dalam hal upah pekerja/buruh dibayar secara harian, maka perhitungan besarnya upah sebulan adalah upah sehari dikalikan 25 bagi pekerja/buruh yang bekerja 6 hari dalam 1 minggu atau dikalikan 21 bagi pekerja/buruh yang bekerja 5 hari kerja dalam 1 minggu.
6 Husni, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), hlm. 24.
11 Dalam hal pekerja/buruh dibayar berdasarkan satuan hasil, maka upah sebulan adalah upah rata-rata 12 bulan terakhir.
Dalam hal pekerja/buruh bekerja kurang dari 12 bulan sebagaimana dimaksudkan ayat (2), maka upah sebulan dihitung berdasarkan upah rata-rata selama bekerja dengan ketentuan tidak boleh lebih rendah dari upah minimum setempat.
Dalam hal upah terdiri dari upah pokok dan tunjangan tetap maka dasar perhitungan upah lembur adalah 100 % dari upah.
Dalam hal upah terdiri dari upah pokok, tunjangan tetap dan tunjangan tidak tetap, apabila upah pokok ditambahkan tunjangan tetap lebih kecil dari 75 % keseluruhan upah, maka dasar perhitungan upah lembur 75 % dari keeluruhan upah.7
E. Metode Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan yang lazimnya memuat tentang hal berikut ini : 1. Jenis Penelitian
Dalam penelitian penulisan ini adalah penelitian hukum sosiologis.
Sosiologis yang membahas tentang Perlindungan Terhadap Tenaga Kerja Yang Bekerja Melebihi Waktu Kerja Pada PT Trifa Abadi Berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor
7https://spsitasik.wordpress.com/2013/01/31/ketentuan-lembur-uu-no-13-2003- kepmenakertrans-no-102-tahun-2004/ , diakses tanggal 21 April 2020 jam 14.20 WIB.
12 KEP.102/MEN/VI/2004 Tentang Waktu Kerja Lembur Dan Upah Kerja Lembur.
Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan diwilayah PT Trifa Abadi Pekanbaru 2. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Data populasi yang diambil untuk memenuhi data penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Pekanbaru 2. Direktur PT Trifa Abadi
3. Kepala Bagian Personalia dan Umum pada PT Trifa Abadi 4. Karyawan PT Trifa Abadi
b. Sampel
Data sampel dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Metode Sensus
Yaitu melakukan wawancara kepada Kepala Dinas Tenaaga Kerja Kota Pekanbaru dan Direktur PT Trifa Abadi.
2. Metode Purposive
Yaitu penelitian melakukan pengumpulan data dengan cara mengumpulkan informasi dari Kepala Bagian Personalia dan Umum PT Trifa Abadi.
13 3. Metode Random
Yaitu melakukan perhitungan dengan cara random/tidak beraturan terhadap sampel yang terdiri dari karyawan PT Trifa Abadi.
Tabel I.I Populasi dan Sampe No Jenis Populasi Jumlah
Populasi
Jumlah Sampel
Presentasi (%) 1. Kepala Dinas Tenaga
Kerja
1 1 100%
2. Direktur PT TRIFA ABADI
1 1 100%
3. Kepala Bagian Personalia dan
Umum
1 1 100%
4. Karyawan 35 5 14,28%
Jumlah 38 8 21,05%
Sumber Data Primer 2019 4. Sumber Data Penelitian
Sumber data yang di dapat secara langsung dari keterangan yang diberikan oleh sampel sebagai responden dilapangan yang bersumber dari : Karyawan PT Trifa Abadi.
a. Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh dari seragkaian wawancara terhadap masyarakat atau narasumber dari lokasi pengamatan yang dilakukan oleh penelitian yang terkait dengan permasalahan dalam objek penelitian ini, sehingga dari wawancara yang dilakukan dapat diketahui awal dari permasalahan tersebut sehingga dari wawancara ini
14 data yang di dapat dari masyarakat yang mempunyai permasalahan dapat di data dan diketahui.
b. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh dengan menggunakan teknik dokumentasi yang dapat diberi berbagai pustaka tentang laporan penelitian, ataupun jurnal-jurnal dan situs yang bekolerasi dengan tema yang diangkat penulis, data sekunder ini sangat membantu penelitian yang ada sangkut pautnya atau mempunyai kolerasi yang sama dengan permasalahan yang sedang dibahas penulis.
c. Data Tersier
Data tersier ini diperoleh oleh penulis dari beberapa buku,internet, dan lain-lainnya.
5. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi
Teknik pengumpulan data dengan cara observasi dilakukan dengan pengamatan secara langsung ke lokasi penelitian dalam keadaan yang sebenarnya tentang informasi mengenai kenyataan yang ingin di teliti dengan cara pengamatan langsung.
b. Wawancara
Wawancara (interview) yaitu teknik pengumpulan data dengan jalan tanya jawab bersifat sepihak yang dilakukan secara sistematis didasarkan pada tujuan penelitian. Dalam wawancara ada proses tanya jawab secara lisan dimana dua orang atau lebih berhadap secara fisik.
15 Dalam wawancara ini dilakukan secara langsung dengan Direktur, Kepala Bagian Personalia dan Umum PT Trifa Abadi, serta karyawan.
c. Kajian Kepustakaan
Metode pengumpulan data melalui metode kajian kepustakaan ini, penelitian membaca literatur-literatur kepustakaan yang memiliki kolerasi dengan permasalahan yang sedang diteliti, yang berguna sebagai pendukung data primer.
6. Analisis Data
Analisis data yang digunakan dengan menggunakan metode sosiologis, yang berkaitan antara peraturan yang ada dengan permasalahan-permasalahan pelanggaran Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor KEP.102/MEN/VI/2004 Tentang Waktu Kerja Lembur Dan Upah Kerja Lembur. Setelah data-data tersebut dikumpulkan menjadi sebuah penelitian dengan menggunakan kriteria yang sesuai dengan materi penulis.
69 DAFTAR PUSTAKA
A. Buku-Buku
Abdul Rachman Budiono, Hukum Perburuhan di Indonesia, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995.
Adrian Sutedi, Hukum Perburuhan, Jakarta: Sinar Grafika, 2009.
Darmawan, Hukum Ketenagakerjaan, Jakarta: Gramedia, 2006.
Djumadi, Hukum Perburuhan Perjanjian Kerja, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004.
Eko Wahyudi, Wiwin yulianingsih, Moh. Firdaus Solihin, Hukum Ketenagakerjaan, Jakarta: Sinar Grafika, 2016.
Hardjan Rusli, Hukum Ketenagakerjaan, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003.
Husni, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007.
Indra Afrita, Hukum Ketenagakerjaan dan Penyelesaian Sengketa Hubungan Industrial di Indonesia, Yogyakarta: Absolute Media, 2015.
Lalu Husni, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012.
Much Nurachmad, Cara Menghitung Upah Pokok, Upah Lembur, Pesangon &
Dana Pensiun, Jakarta: Visimedia, 2005.
T. Gilarso, Pengantar Ilmu Ekonomi Bagian Mikro, Yogyakarta: Kanisius, 1994.
Zaeni Asyhadie, Hukum Ketenagakerjaan Bidang Hukum Kerja, Jakarta: Rajawali Pers, 2013.
70 Imam Soepomo, Hukum Perburuhan Bidang Hubungan Kerja, Jakarta:
Djambatan, 2001.
Badan Pusat Statistik, Indikator Ketenagakerjaan, Jakarta: BPS, 2004.
B. Peraturan Perundang-Undangan
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.
Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Nomor 102/MEN/VI/2004 Tentang Waktu Kerja Lembur Dan Upah Kerja Lembur
C. Internet/Web
https://spsitasik.wordpress.com/2013/01/31/ketentuan-lembur-uu-no-13-2003- kepmenakertrans-no-102-tahun-2004/ , diakses tanggal 21 April 2020 jam 14.20 WIB.
Sejarah Pekanbaru diakses dari http://www.pekanbaru.go.id/sejarah-pekanbaru/, diakses pada tanggal 21 April 2020 jam 20.17 wib.
Alamat Dinas Tenaga Kerja Kota Pekanbaru diakses dari http://www.alamatdisnakertrans.blogspot.com/2012/09/riau.html?m=1 , diakses pada tanggal 7 Juni 2020 jam 20.57 wib.
Sejarah Dinas Kota Pekanbaru diakses dari Repository.uin-suska.ac.id , diakses pada tanggal 7 Juni 2020 jam 21.17 wib.
71 D. Jurnal Online
Ari sanjaya Krisna, Perlindungan Hukum Terhadap Karyawan Outsourcing Jika Perusahaan tidak Memberikan Tunjangan Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003, Vol. 04. No. 04, Edisi Juli 2016, hlm. 02.
Tianggur sinaga, Kebijakan Pengupahan di Indonesia, Jurnal Ketenagakerjaan, Vol. 03. No. 02, Edisi Juli Desember.
Wulan Yulianita, Tinjauan Yudiris Terhadap Jangka Waktu Pembayaran Upah Kerja Lembur Bagi Pekerja Tetap, Vol. 04. No. 03, April 2016, hlm. 02
E. Lain-lain
Sumber data diambil dari Akta Pendirian Nomor 122 PT Trifa Abadi