PROVINSI JAWA TIMUR
PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR:
,3 TAHUN
2019TENTANG
KODE ETIKAPARATUR SIPIL NEGARA
DI LINGKUNGAN PEMEzuNTAH KABUPATEN BLITAR
DENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI BLITAR,
bahwa
untuk
melaksana-kan ketentuan Pasal 13 ayat (1)huruf
a Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun
2OO4 tentang PembinaanJiwa
Korpsdan
KodeEtik Aparatur Sipil
Negara'perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Kode Etik Aparatur Sipil
Negaradi Lingkungan
Pemerintah KabupatenBlitar;
Undang-Undang Nomor 12
Tahun
1950 tentang Pembentukan Daerah-daerahKabupaten dalam Lingkungan Propinsi
JawaTimur
(Berita Negara Republik IndonesiaTahun
1950 Nomor41)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor2 Tahun 1965 tentang
PerubahanBatas Wilayah
Kotaprqia Surabayadan
DaerahTingkat II
Surabaya dengan mengubah Undang-Undang Nomor 12Tahun
1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupatendalam Lingln:ngan Propinsi
JawaTimur dan
Undang-UndangNomor 16 Tahun 1950
tentang Pembentukan Daerah-DaerahKabupaten Kota Besar
DalamLingkungan
PropinsiJawa Timur, Jawa
Tengah,Jawa Barat dan
Daerah IstimewaJoryakarta
(Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun
1965 Nomor 19, Tambahanlembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 273O);1.
Menimbang
Mengingat
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999
tentangPenyelenggaraan
Negara Yang Bersih dan Bebas
Korupsi,Kolusi dan
Nepotisme (l.embaran NegaraRepublik
IndonesiaTahun
1999 Nomor 75 Tambahan l,embaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);3.
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang PembentukanPeraturan
Perundang-undangan(kmbaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2O11 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);4.
Undang-Undang Nomor 23Tahun
2014 tentang PemerintahanDaerah (Irmbaran
NegaraRepublik Indonesia Tahun
2014 Nomor244,
Tarr.bahankmbaran
NegaraRepublik
Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapakali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015
tentangPerubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahanlrmbaran
NegaraRepublik Indonesia Nomor 5679);
5.
Undang-Undang Nomor5 Tahun
2O14 tentangAparatur
SipilNegara (l,embaran
NegaraRepublik Indonesia Tahun
2014Nomor 6, Tambahan Lembaran
NegaraRepublik
lndonesia Nomor 5494);6.
Undang-Undang Nomor 3OTahun 2014
tentang Administrasi Pemerintahan (Lembaran NegaraRepublik
Indonesia Tahun2O14 Nomor 292, Tarnbahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5601);7. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2OO4
tentang PembinaanJiwa Korps dan
KodeEtik
Pegawai Negeri Sipil(kmbaran
NegaraRepublik Indonesia Tahun
2OO4 Nomor 142, Tambahankmbaran
Negara Republik Indonesia NomoraasQ;
8.
Peraturan Pemerintah Nomor 53Tahun
201O tentangDisiplin
PegawaiNegeri Sipil (kmbaran
NegaraRepublik
IndonesiaTahun 2O1O Nomor 74, Tarn}rahan
kmbaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5135);2
Menetapkan
9. Peraturan Pemerintah Nomor 1l Tahun 2Ol7 tentang
Manajemen Pegawai Negeri
Sipil (kmbaran
Negara Republik Indonesia Tahun2Ol7
Nomor 63, Tambahankmbaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6O37);10.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8O Tahun 2O15 tentangPembentukan Produk Hukum Daerah
sebagaimana telahdiubah
denganPeraturan Menteri Dalam
NegeriNomor
l2O Tahun2Ol8
tentang pembahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8OTahun 2015 tentang
Pembentukan Produk Hukum Daerah;11. Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 4 Tahun
2O16tentang Rencana
PembangunanJangka Menengah
DaerahKabupaten Blitar Tahun 2016-2021 sebagaimana
telahdiubah
dengan Peraturan Daerah KabupatenBlitar
Nomor 7 Talrun 2OL7 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor4 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Blitar Tahun 2016-2021;
12. Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor
1OTahun
2O16 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah;13. Peraturan Bupati Blitar Nomor 67 Tahun 2016
tentangKedudukan, Susunan
Organisasi,Uraian I\rgas dan
Fungsiserta Tata Kerja Badan
Kepegawaiandan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Blitar.MEMUTUSKAN:
PERATURAN BI,]PATI TET.ITANG
KODE ETIK
APARATUR SIHL NEGARA DI UNGKI,JNGAN PEMERII,ITAH KABUPATEN BUTARBAB
I
KETENTUAN UMUM Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati
ini
yang dimaksud dengan:1.
Daerah adalah Kabupaten Blitar.4
2. Pemerintah Daerah yang selanjutnya disebut
PemerintahKabupaten Blitar adalah Kepala Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintah Daerah yang
memimpin pelaksanaanurusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.3.
Bupati adalah Bupati Blitar.4.
Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Blitar.5.
Organisasi PerangkatDaerah adalah
organisasi PemerintahDaerah yang bertanggung jawab dalam
melaksanakansebagian kewenangan Bupati dalam
menyelenggarakan pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan masyarakat.6. Jiwa Korps
Pegawai NegeriSipil adalah rasa kesatuan
danpersatuan, kebersamaan, kerja sama, tanggung
jawab, dedikasi,disiplin, kreativitas,
kebanggaandan rasa memiliki organisasi Pegawai Negeri Sipil dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia.7
. Kode Etik Aparatur Sipil
Negarayang selanjutnya
disebut KodeEtik adalah
pedomansikap, perilaku, dan
perbuatandalam
melaksanakantugas pokok dan fungsi
serta kegiatan sehari-hari.8. Aparatur Sipil
Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalahprofesi bagi
pegawainegeri sipil dan
pegawai pemerintahdengan perjanjian ke{a yang bekeg'a pada
instansi pemerintah.9.
Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disebut Pegawai adalah Pegawai NegeriSipil dan Calon
Pegawai NegeriSipil
padaPemerintah Kabupaten
Blitar.
10. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian
Ke{a
yang selanjutnyadisebut
PPPKadalah
Pegawaipada
Pemerintah Kabupaten Blitar.11.
Pelanggaran adalah segala bentuk ucapan, tulisan
dan perbuatan ASN yang bertentangan dengan KodeEtik.
12. Majelis Kode
Etik
yang selanjutnya disebut Majelis ada.lahtim
yang dibentuk di lingkungan
PemerintahKabupaten Blitar
dan bertugas melaksanakan penegakan KodeEtik.
13.
Terlapor adalah ASN yang diduga melakukan
pelanggaran KodeEtik.
14.
Pelapor adalah
seseorangyang memberitahukan
kepada PejabatPembina
Kepegawaianatau pejabat yang ditunjuk
tentang telah atau sedang adanya peristiwa pelanggaran Kode Erik.15.
Saksi adalah
seseorangyang dapat
memberikan keteranganguna kepentingan
pemeriksaantentang suatu
pelanggaran KodeEtik
yangia
dengar sendiri,ia lihat
sendiri dan ia alami sendiri.16. l,aporan adalah pemberitahuan secara
lisan dan/atau tertulis
yang disampaikan kepada Pejabat Pembina Kepegawaian atau pejabat yangditunjuk untuk dilakukan
pemeriksaan terhadap ASN yang diduga telah melakukan pelanggaran Kode Etik.17. Pengaduan
adalah pemberitahuan
secaralisan dan tertulis yang disertai permintaan oleh pihak yang
berkepentingankepada pejabat yang berwenang untuk dilakukan
pemeriksaan terhadap pegawai yang diduga
melakukan pelanggaran Kode Etik.18. Pejabat Pembina Kepegawaian adalah Bupati.
19.
Perlindungan administrasi adalah perlindungan
terhadap sanksi administratif.BAB
II
MAKSUD, TUJUAN, NILAI DASAR, DAN RUANG LINGKUP Bagran Kesatu
Maksud Pasal 2
Peraturan Bupati ini dimaksud[s1
s6$agaipedoman untuk menjaga martabat kehormatan, citra, kredibilitas
dan profesionalismedi
mata masyarakat serta memupukjiwa
korpsASN di lingkungan Pemerintah Kabupaten Blitar.
6
Bagian Kedua
I\rjuan
Pasal 3
Kode
Etik bertqjuan
menjaga martabat, kehormatan,citra,
dankredibilitas
ASN, serta menciptakan keharmonisan sesama ASNdalam rangka mencapai dan mewujudkan visi dan
misi organisasi.Bagian Ketiga Nilai Dasar
Pasal 4
Nilai dasar yang harus
dliunjung
tinggi oleh setiap ASN meliputi:a.
memegang teguh ideologi Pancasila;b. setia dan
mempertahankan Undang-UndangDasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta pemerintahan yang sah;c.
mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia;d.
menjalankan tugas secara profesional dantidak
berpihak;e.
membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;f.
menciptakan lingkungan kerja yangnondiskriminatif;
g.
memelihara dan menjunjung tinggr standar etika yangluhur;
h.
mempertanggungiawabkantindakan dan kinerjanya
kepadapublik;
i. memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan
dan program pemerintah;j. memberikan layanan
kepa.dapublik
secarajujur,
tanggap,cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna,
dan santun;k.
mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;l.
menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama;m. mengutamakan
pencapa.ianhasil dan mendorong kinerja
Pegawai;
n.
mendorong kesetaraaa dalam pekerjaan; dano. meningkatkan efel*iEtas sistem Pemerintahan
yangdemokratis sebagai perangkat sistem karier.
Bagian Keempat Ruang Lingkup
Pasal 5 Ruang Lingkup Kode
Etik terdiri
dari:a.
ucapan;b. tulisan;
danc.
perbuatan.BAB
III
KODE ETIK Pasal 6
Dalam
pelaksanaantugas
kedinasandan kehidupan
sehari-hari setiap ASNwajib
bersikapdan
berperilaku dengan mematuhi dan berpedoman pa.da Kode Etik yang diatur dalam Feraturan Bupati ini.Pasal 7
Kode Etik ASN sebagaimana dimaksud rtalem
hssl
5 metputi etika :a.
dalam bernegara;b.
dalam berorganisasi;c.
dalam bermasyarakat;d.
dalam hubungan sesarna ASN; dane.
terhadapdiri
sendiri.Pasal 8
(1) Etika
dalam bernegara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7huruf
a meliputi:a.
melaksanakan sepenuhnya Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945;b.
mengangkatharkat
dan martabat bangsa dan negara;c. menjadi perekat dan pemersatu bangsa dalam
Negara Kesatuan Republik Indonesia;d. menaati semua peraturan perundang-undangan
dalam melaksanakan tugas;8
e. akuntabel dalam melaksanakan tugas
penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan berwibawa;f.
tanggap,terbuka, jql'ur, dan akurat, serta tepat
walrhrdalam melaksanakan setiap kebijakan dan
programpemerintah;
g.
menggunakanatau memanfaatkan semua sumber
daya negara secara efisien dan efektif; danh. tidak
memberikan kesaksianpalsu atau
keterangan yangtidak
benar.(2) Etika dalam berorganisasi
sebagaimanadimaksud
dalam Pasal 7huruf
b meliputi:a. melaksanakan tugas dan wewenang sesuai
ketentuan yang berlaku;b.
menjaga informasi yang bersifat rahasiayaitu:
1. mengamankan frle/berkas, informasi dan
rahasiaNegara kepada ASN dan pihak lain yang tidak
berkepentingan;
2. memusnahkan dokumen yang tidak terpakai
sesuai dengan prosedur yang berlaku; dan3. tidak
mengizinkan orangyang tidak
berkepentingan berada di ruang kerja.c.
melaksanakan setiap kebijakan yangditetafkan;
d. membangun etos kerja untuk meningkatkan kinerja
organisasi;e. menjalin kerja
sama secara kooperatif denganunit
kerja lain yangterkait
dalam rangka pencapaiantujuan;
f.
memiliki kompetensi dalam pelaksanaan tugas;g. patuh
da-ntaat terhadap standar
operasionaldan tata
kerja, seperti:
1
.
bertangguns jawab dalam menggunakan, memelihara,dan mengamankan semua barang milik/kekayaan
Negara dan daerah sesuai dengan
ketentuan Peraturan Perundang-undangan;2. tidak melakukan
pertemuan secara perorangan ataukelompok dengan pihak lain yang
menggunakanfasilitas
PemerintahKabupaten yang dapat
didugauntuk
kep€ntingandiri sendiri/
golongan/ kelompok;3. tidak melakukan hal-hal yang
mengganggulingkungan dan
suasanakerja pada
saatjam
kerja;dan
4.
melaksanakantugas
kedinasanyang
diperintahkan dengan penuh tanggung jawab;h.
mengembangkanpemikiran secara kreatif dan inovatif
dalam rangka peningkatan kinerja organisasi; dani.
berorientasi pada upaya peningkatan kualitas kerja.(3) Etika dalam bermasyarakat
sebagaimanadimaksud
dalam Pasal 7huruf
c meliputi:a.
mewujudkan polahidup
sederhanayaitu:
1.
tidak berupaya menciptakan kesenjangan
sosialdengan masyarakat dilingkungan tempat
tinggalnya;dan
2.
dengan sadar tidak memperlihatkan,
memamerkan harta benda dan kekayaan Pribadi.b. memberikan pelayanan dengan empati, hormat,
dansantun tanpa pamrih dan tanpa
unsur
paksaan.c.
memberikan pelayanan secara cepat,tepat, terbuka,
dan adil sertatidak diskriminatif;
d. berorientasi kepada peningkatan
kesejahteraan masyarakat dalam melaksanakan tugas; dane. tanggap dan peduli terhadap keadaan
lingkungan masyarakat.(4) Etika dalam hubungan
sesama ASN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7huruf
d meliputi:a. menglrormati
sesamaASN tanpa membedakan agarla,
kepercayaan, suku, dan ras;b.
mewujudkan polahidup
sederhanayaitu:
1.
tidak
berupaya menciptakan kesenjangan sosial dengan sesama ASN di lingkungan tempat kerjanya; dan10
2.
dengan sadar tidak memperlihatkan,
memamerkan harta benda dan kekayaan pribadi.c. memelihara dan meninglatlan keutuhan,
kekompakanpersatuan, dan kesatuan korps ASN;
d.
menghargai perbedaan pendapat;e.
menjunjung tinggrharkat
dan martabat sesama ASN;f.
menjaga dan menjalin kerja sama yang kooperatif sesama ASN; dang. berhimpun dalam suatu
wadah Korps Pegawai Republik Indonesia yang menjaminterwujudnya
solidaritas semua ASN dalam mewujudkan hak-haknya.(5) Etika terhadap diri sendiri
sebagaimanadimaksud
dalam Pasal 7huruf
e meliputi:a.
jujur dan terbuka
sertatidak
memberikaninformasi
yangtidak
benar;b. bertindak dengan penuh kesungguhan dan ketulusan ;
c.
tidak menerima/meminta hadiah dalam bentuk
apapun dandari
siapapun yang berhubungan denganjabatan
atau pekerjaan yang bertentangan denganhukum;
d.
bersikap dan berperilaku sopan santun
terhadap masyarakat, sesama ASN, bawahan dan atasan;e. menjadi dan memberi contoh teladan yang baik;
f.
menjagatempat
keg'adalam
keadaanbersih, aman,
dan nyaman serta pedtrli dengan situasi dan kondisi lingkungan kerja;g.
tidak menggunakan alat komunikasi pada saat
rapat berlangsung kecuali di perintah oleh pimpinan rapat;h. hemat energi dan air;
i. tidak
merokokdi
lingkungan kantor, kecualidi
tempat yang telah disediakan;j. tidak
melalrukan perbuatan asusila atau perbuatan tercela;k. ASN dilarang berada
di luar
tempatkerja
pada walrtujam
kerja,
kecualiuntuk
kepentingan dinas yang disertaisurat
perintah/ surat tugas;l. kecuali untuk
kepentingandinas, tidak
memasuki tempatterlarang yang dapat
mencemarkErnkehormatan
danmartabat
ASN antaralain diskotik, klub
malam,pub,
dan lokalisasi; danm.
berpenampilan sederhana, rapi, dan sopan:1.
mematuhi ketentuan berseragam;2.
memakaiatribut
yang telah ditentukan; dan3. tidak
memakai aksesoris berlebihan.BAB TV
SANKSI, TINDAKAN ADMINISTRATIF DAN TATA CARA PENEGAKAN KODE ETIK
Bagian Kesatu Sanksi Pasal 9
(1)
ASN yang melakukan pelanggaran terhadap KodeEtik dijatuhi
sanksi moral berupa:a.
permohonan maaf secara lisan;b.
permohonan maaf secara terhrlis; danc.
pernyataan penyesalan.(2)
Sanksi moral sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkandengan Keputusan Pejabat Pembina Kepegawaian
atau pejabat yangditunjuk.
(3)
Keputusan Pejabat Pembina Kepegawaianatau
pejabat yangditunjuk
sebagaimanadimaksud pada ayat
(2) berdasarkan keputusan sidang Majelis.(4)
Keputusan Pejabat Pembina Kepegawaianatau
pejabat yangditunjuk
sebagaimanadimaksud pada ayat (2)
memuatpelanggaran Kode Etik yang dilanggar oleh yang
bersangkutan.
Pasal 10
(1)
Sanksi moral
sebagaimanadimaksud dalam
Pasal8
dapat disampaikan secaraterfutup
atau terbuka.t2
(2)
Penyampaian sanksi moral secara tertutup
sebagaimanadimaksud dalam
Pasal9 ayat
(1)huruf a dilalrukan
dalampertemuan tertutup yang dihadiri oleh Pejabat
PembinaKepegawaian atau pejabat yang ditunjuk atau
atasanlangsung Pelapor dan Terlapor.
(3)
Penyampaian sanksi moral secara terbuka
sebagaimanadimaksud pada ayat (l) diumumkan pada
upacara/ apel,forum resmi pegawai, media sosial,
dan/ atau
papanpengumuman.
(a) Sanksi
moral
sebagaimanadimaksud pada
ayat (21dan
ayat(3) ditindaklanjuti dengan keharusan bagi Terlapor untuk membuat pernyataan permohonan maaf
dan/
ataupenyesalan.
Pasal 11
(1) Dalam hal
Pelapormemberikan keterangan palsu,
Pelapordijatuhi
sanksi moral.(2)
Penjatuhan sanksi moral bagi Pelapor sebagaimana dimaksudpada ayat (l) ditetapkan berdasarkan keputusan
sidang Majelis.(3) Sanksi moral bagi
Pelaporyang
memberikanlaporan
palsu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berupa:a.
permohonan maaf secara lisan;b.
permohonan maaf secaratertulis;
danc.
pernyataan penyesalan.Bag'an Kedua Tindakan
Administratif
Pasal 12
(l) Apabila
ASNyang dilaporkan melakukan
pelanggaran KodeEtik setelah diperiksa oleh Majelis ternyata
pelanggarantersebut merupakan pelanggaran disiplin,
maka direkomendasikan kepada Pejabat Pembina Kepegawaian atau pejabatyang ditunjuk untuk
memberikanhukuman disiplin
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(2)
Rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1)disampaikan kepada Pejabat Pembina
Kepegawaian atau pejabat yangditunjuk
setelah ditetapkan oleh Majelis.Bagian Ketiga
Tata Cara Penegakan Kode
Etik
Pasal 13(1)
Penanganan pelanggaran KodeEtik dimulai
dengan adanya l,aporandan/atau
Pengaduan yang diajukan secara:a. lisan
yang ditandatanganidisertai
denganidentitas
yang jelas oleh Pelapor dan petugas penerima Laporan; ataub. tertulis yang ditandatangani disertai dengan
identitas yang jelas oleh Pelapor.(2) Penerimaan Laporan
dan/atau Pengaduan
56lageimanadimaksud pada ayat
(1)dilaksanakan oleh unit keda
yang menangani kepegawaian.(3) laporan dan/atau
Pengaduanyang dapat ditindaklanjuti
harus didukung denganbukti
yang diperlukan.(4) Apabila hasil pemeriksaan pendahuluan diperoleh
dugaankuat bahwa l,aporan dan/atau
Pengaduantermasuk
dalamkategori pelanggaran Kode Etik, maka Unit Kerja
yangmenangani kepegawaian mengirimkan berkas
Laporandan/atau
Pengaduan kepada Pejabat Pembina Kepegawaian atau pejabat yangditunjuk.
(5)
Pemeriksaan pendahuluanmeliputi
pemanggilan Pelapor dan Terlapor serta menelitibulrti
pendukung kebenaran l,aporan.(6) Unit kerja yang menangani kepegawaian
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat meminta saranhukum
kepadaUnit
Keda yang menanganihukum
dan perundang-undangan.(7) Pejabat
Pembina Kepegawaianatau pejabat yang ditunjuk memerintahkan Unit Keg'a yang menangani
kepegawaianmembentuk Majelis Kode Etik untuk menindaklanjuti laporan/
Pengaduan dimaksud.(8)
Dalam melaksanakan tugasnya, Majelisdan unit kerja
yang menangani kepegawaianbekerja dengan menjunjung
tinggi asas praduga tak bersalah.14
BAB
V
MAJELIS Pasal 15
(1)
Dalam rangka melaksanakan penegakan KodeEtik
dibentuk Majelis.(2)Pembentukan Majelis diusulkan oleh unit kerja
yangmenangani kepegawaian.
(3)
Majelis ditetapkan dengan Keputusan Bupati secara definitif.Pasal 16
(1) Keanggotaan Majelis berjumlah 5 (lima) orang
terdiri
atas:a. I
(satu) orang Ketua merangkap anggota;b.
1 (satu) orang Wakil Ketua merangkap anggota;c.
1 (satu) orang Sekretaris merangkap anggota;d.
1 (satu) orang sebagai anggota;e. 1
(satu)orang dari Unit Kerja terlapor
sebagai anggota bersifat Ad Hoc(2)
Unsur-unsur
anggota Majelisterdiri
dari:a. Ketua dijabat oleh
SekretarisDaerah
KabupatenBlitar
merangkap anggota;b. Wakil Ketua dijabat oleh Inspelrhrr Daerah
KabupatenBlitar
merangkap anggota;c.
Sekretaris dijabat oleh Kepala BKPSDM KabupatenBlitar
merangkap anggota;(9)
Sidang Majelis dilaksanakan secara cepat dan paling lama 21 (duapuluh
satu)hari
kerja sejak laporan / pengaduan diterima dari Pejabat Pembina Kepegawaian atau pejabat yangditunjuk
sudah menjatuhkan Putusan.Pasal 14
(1) Disamping ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13,
atasan langsung secara berjenjang dapat
melakukanpenanganan
/pemeriksaan pelanggar kode etik
yangdilalrukan oleh bawahannya.
(2)
Hasil pemeriksaan pelanggaran kode etik
sebagaimana dimaksud pada ayat(l)
dilaporkan kepada Majelis Kode Etik.d. Kepala Bagran Hukum Sekretariat Daerah
KabupatenBlitar
sebagai anggota; dane. Kepala Unit Kerja pada Organisasi
Perang]<at Daerah Terlapor sebagai anggota.(3)
Dalam hal
anggotaMqielis lebih dari 5
(lima)orang,
makajumlahnya
harus ganj il.(a) Pangkat dan Jabatan Anggota Mqjelis
tidak
boleh lebih rendah dari jabatan dan pangkat ASN yang diperiksa.Pasal 17
(1) Majelis mempunyai tugas:
a. melakukan persidangan dan menetapkan jenis
pelanggaran Kode
Etik;
b. menetapkan sanksi moral kepada ASN yang terbukti
melanggar KodeEtik;
c. membuat rekomendasi tindakan Administratif
kepada Pejabat Pembina Kepegawaian atau pejabat yangditunjuk;
dan
d.
menyampaikan Keputusan sidang Majelis kepada Pejabat Pembina Kepegawaian atau pejabat yangditunjuk.
(2)
Dalam melaksanakan tugas Mejelis Kode Etik
dapat memberikanmandat
kepada KepalaUnit
Kerjaatau
pejabat yangditunjuk;
(3) Hasil pelaksanaan tugas Kepala
Unit
Kerjaatau
pejabat yangditunjuk
sebagaimanadimaksud pada ayat (2)
dilaporkan kepada Majelis KodeEtik paling lambat 21
(duapuluh
satu)hari
kerja sejak menerima mandat.Pasa1 18
Majelis dalam melaksanakan tugas berwenang
untuk:
a.
memanggil ASNuntuk
didengar keterangan sebagai Terlapor;b. menghadirkan Saksi untuk didengar keterangannya
guna kepentingan pemeriksaan;c.
mengajukan pertanyaan secara langsung kepada Terlapor dansaksi mengenai sesuatu yang diperlukan dan
berkaitan dengan pelanggaran yang dilakukan oleh Terlapor;t6
d.
memutuskan/menetapkan Terlapor terbukti atau tidak
melakukan pelanggaran;e.
memutuskanl menetapkan sanksi moraljika
Terlaporterbukti
melakukan pelanggaran KodeEtik;
danf.
merekomendasikan tindakan Administratif.Pasal 19
(l)
Ketua Majelis berkewajiban:a.
melaksanakankoordinasi dengan angota Majelis unhrk
mempersiapkan pelaksanaan sidang dengan mempelajari dan meneliti berkas laporarr/pengaduan pelangaran Kode Etik;
b.
menentukan jadwal sidang;c.
menentukan Saksi yang perlu didengar kesaksiannnya;d.
memimpin jalannya sidang;e.
menjelaskan alasan dantujuan
persidangan;f.
mempertimbangkansaran, pendapat baik dari
anggotaMqjelis maupun Saksi untuk memmuskan
Putusansidang;
g.
menandatangani Putusan sidang;h.
membacakan Putusan sidang; dani.
menandatangani Berita Acara sidang.(2)
Wakil Ketua Majelis berkewajiban:a.
membantu kelancaran pelaksanaan tugas Ketua Majelis;b.
memimpin sidang apabila Ketua Majelis berhalangan;c.
mengoordinasikan kegiatan dengan Sekretaris Majelis; dand.
menandatangani Berita Acara Sidang.(3)
Sekretaris Majelis berkewajiban:a.
menyiapkan administrasi keperluan sidang;b. membuat dan mengirimkan surat panggilan
kepadaTerlapor, Pelapor dan/ atau Saksi yang diperlukan;
c.
menyusun Berita Acara sidang;d.
menyiapkan konsep Keputusan sidang;e.
menyampaikan Keputusan sidang kepada Terlapor;f.
membuatdan
mengirimkanlaporan hasil
sidang kepada atasan Terlapor; dang.
menandatangani Berita Acara sidang.(a)
Anggota Majelis berkewajiban:a.
mengajukan pertanyaan kepada Terlapor dan Saksiuntuk
kepentingan sidang;
b. mengajukan saran kepada Ketua Majelis baik diminta
ataupuntidak;
danc. mengikuti seluruh kegiatan persidangan
termasuk melakukan peninjauan di lapangan.BAB VI
TATA CARA PERSIDANGAN Pasal 2O
( I ) Sidang Mqielis dilaksanakan secara
tertutup.
(2)
Terlapor dipanggil secara sah sesuai ketentuan yang berlakuuntuk
menghadiri sidang.(3)
Panggilan sebagaimanadimaksud pada ayat (2)
dilalrukandalam tenggang walrtu antara surat panggilan
pertama dengan surat panggilan kedua selama 7 (tujuh)hari
keda.(a)
Dalamhal
panggilan keduatidak hada,
sidang Majelis tetap dilaksanakan tanpa kehadiran terlapor.(5) Sidang M4lelis tetap memberikan Keputusan
walaupun Terlaportidak
hadir dalam sidang.(6)
Keputusan Mqielis KodeEtik
bersifat final.Pasal 21
(1)
Anggota Majelis yang tidak setuju terhadap
Keputusan sidang, tetap menandatangani Keputusan sidang.(2)
Ketidaksetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (l)
dituangkan dalam Berita Acara sidang.18
BAB VII
TERI,APOR, PELAPOR, DAN SAKSI
Pa*l
22(l)
Hak Terlapor:a. mengetahui susunan keanggotaan Majelis
sebelumpelaksanaan sidang;
b. menerima salinan berkas laporan/pengaduan baik sendiri-sendiri maupun
bersama-samapaling lambat
3 (tiga)hari
sebelum dilaksanakan sidang;c.
mengajukan pembelaan;d.
mengajukan Saksi dalam proses persidangan;e.
menerima salinan Keputusan sidang dalam walrhr3
(tiga)hari
terhitung sejak Keputusan dibacakan; danf.
mendapatkan perlindungan administratif.(2) Terlapor berkewaj iban:
a.
memenuhi semua panggilan;b.
menghadiri sidang;c.
menjawab semua pertanyaanyang diajukan oleh
Ketua Majelis dan Anggota Majelis;d. memberikan keterangan untuk memperlancar jalannya
sidang Majelis;
e.
mentaati semua ketentuan yangdikeluarkan
oleh Majelis, danf.
berlaku sopan.Pasal 23
(1)
Pelapor berhak:a. mengetahui tindak lanjut laporan/pengaduan
yang disampaikan;b.
mengajukan Saksi dalam proses persidangan;c.
mendapatkan perlindungan; dand.
mencabut laporan sebelum proses persidangan dimulai.(2)
Pelapor berkewajiban:a.
memberikan identitas secara jelas;b. memberikan laporan yang
dapat dipertanggungi awabkan ;c.
menjagakerahasian laporan yang disampaikan
kepada Pejabat Pembina Kepegawaian atau pejabat yangditunjuk;
d.
memenuhi semua panggilan;e. memberikan keterangan untuk
mempelancar jalarrnya sidang Majelis; danf
.
menaati semua ketentuan yang dikeluarkan oleh Majelis.Pasal 24
(1) Saksi berhak mendapat perlindungan administratif.
(2) Saksi berkewajiban:
a.
memenuhi semua panggilan;b.
menghadiri sidang;c.
menjawab semua pertanyaan yang di4iukan oleh Majelis;d.
memberikan keteranganyang benar
sesuai dengan Iiakta yang didengar,dilihat
dan dialami sendiri;e.
menaati semua ketentuan yangdikeluarkan
oleh Majelis;dan
f.
berlaku sopan.BAB VIII
KETENTUAN I,AIN-LAIN pasal 25
(1)
Bentuk dan format kelengkapan administrasi penegakan KodeEtik sebagaimana tercantum dalam l,ampiran
yangmerupakan
bagrantidak terpisahkan dari Peraturan
Bupatiini.
(2) Bentuk dan format
kelengkapanadministrasi
sebagaimanadimalsud pada ayat (1) dapat disesuaikan
kebutuhan pelaksanaan penegakan Kode Etik.20 BAB IX
KETENTUAN PENUTUP Pasa-l 26
Peraturan Bupati
ini
mulai berlaku pada tanegal diundangkan.Agar
setiaporang
mengetahui, memerintahkan pengundanganPeraturan Bupa.ti ini dengan penempatannya dalam
Berita Daerah KabupatenBlitar.
Ditetapkan di
Blitar
pada
tanggal
14 0ktob6! ZJ19Diundangkan di
Blitar
pada
S
ortob-r
2O1!UPATEN BLITAR
oNo
BERITA DAERAH KABUPATEN BLITARTAHUN 2019
NOMOR i3/J
e
<l
a.
(-
,l.F A
it
e
NOMOR 53
TAHUN2O19TENTANG
KODE ETIK APARATUR SIPIL NEGARA
Di
LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BLITARBENTUK DAN FORMAT KELENGKAPAN ADMINISTRASI PENEGAKAN KODE ETIK
I Form
I
Form 2 Form 3 Form 4 Form 5 Form 6 Form 7
Form 8 Form 9
:
Formulir Laporan/Pengaduan Lisan:
Formulir taporan/Pengaduan Tertulis: Formulir Pencabutan
Laporan/Pengaduan Lisan: Formulir Pencabutan
l,aporan/Pengaduan Tertulis:
Formulir Surat Pemanggilan: Formulir
tentang Usulan Pembentukan Majelis KodeEtik
: Form Rancangan Keputusan
tentangPembentukan Majelis Kode
Etik Aparatur
Sipil Negaradi Lingkungan
Pemerintah KabupatenBlitar
:
Form Berita Acara Pemeriksaan:
Form Rancangan Keputusan tY{ajelis KodeEtik
Aparatur Sipil Negara di
Lingkungan Pemerintahan KabupatenBlitar
II
NI
ry
v
VI
vII
uIi
IX
2 FORM 1
IDENTITAS PEI..A,POR
Nama NIP
Pangkat/Gol Jabatan Unit Kerja
IDENTITAS TERI,APOR Nama
NIP
Pangkat/Gol Jabatan Unit Kerja
Nama, Alamat Saksi
LAPORAN / PENGADUAN LISAN NOMOR:
1.
Isi Laporan
Demikian laporan
ini
dibuat dengan sebenarnyadi
Pegawai Penerima Laporan,
tanggal
Pelapor, rtd rtd
.,
I.APORAN / PENGADUAN TERTULIS NOMOR:
Identitas Pelapor
Na.rna NIP
Pangkat / Gol
Jabatan Unit Kerja Identitas Terlapor
Nama MP
Pangkat/Go1 Jabatan
Unit Kerja
Nama, Alamat Saksi
1.
2
Isi Laporan
Demikian laporal ini dibuat dengan sebenarnya di
tanggal
Pelapor
ttd
FORM 2
4 FORM 3
PENCABUTAN I,,C,PORAN LISAN NOMOR:
Identitas Pelapor
Nama NIP
Pangkat /
GolJabatan Unit Kerja Identitas Terlapor
Nama NIP
Pangkat I
GolJabatan Unit Kerja
Nama, Alamat Saksi
t.
2
Isi Laporan
Demikian laporan ini dibuat dengan sebenarnya di
, tanggal...
Pegawai Penerima
LaPoran
PelaPorttd ttd
FORM 4
NOMOR:
Identitas Pelapor
Nama NIP
Pangkat /
GolJabatan Unit Kerja Identitas Terlapor
Nama NIP
Pangkat /
GolJabatan Unit Kerja
Nama, Alamat Saksi l.
Isi Laporan
2.
Demikian laporan ini dibuat dengan sebenarnya di
, tangqal,...
Pegawai Penerima
Laporan
Pelaporttd ttd
6
FORM 5
SURAT PEMANGGILAN NOMOR:
Bersama ini diminta dengan hormat kehadiran saudara:
Nama
:NIP
:Pangkat/Gol
:Jabatan
:Unit Kerja
:Untuk menghadap kepada
Nama
:NIP
:Pangkat / Gol
:Jabatan
:Pada
Hari
:Tanggal
:Jam
:Tempa.t
:Untuk diperiksa / dimintai keterangan" (sehubungan dengan dugaan pelanggaran
KodeEtik'*)
Demikian untuk dilaksanakan
Sekretaris Majelis ttd
Nama NIP Tembusan
1
,
*) Coret yang tidak perlu
"t) Tulislah pelanggaran
KodeEtik yang diduga dilakukan oleh
PNSyang bersangkutan
FORM 6
Blitar,... 20 18
Kepada
Yth.
(sesuai TND)Nomor
:Sifat
: RAHASIALampiran : Satu Berkas
Hal : Usulan Pembentukan Majelis
KodeEtik
l. Rujukan:
Lapor an I
Pengaduan Nomor
2. Sehubungan dengan laporan
/pengaduan tersebut di atas, kami berpendapat bahwa,
Nama
NIPPangkat/Gol Jabatan Unit Kerja
diduga telah melakukan pelanggaran
KodeEtik.
3. Berdasarkan ketentuan Pasal 12 Peraturan Bupati ini, diusulkan pembentukan Majelis Kode Etik untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap pelanggaran yang dimaksud.
4. Demikian untuk menjadi periksa.
Unit Kerj a yang membidangi
Kepegawaian
ttd
8 FORM 7
KEPTITUSAN BUPATI BLITAR
TENTANG
PEMBENTUKAN MAJELIS KODE ETIK APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR
BUPATI BLITAR,
Menimbang
Mengingat
Memperhatikan
Menetapkan
KESATU
Bahwa
untuk
melaksanakanketentuan
Pasal 12 ayat(21 Peraturan BUPATI BLITAR
Nomor....'...Tahun... tentang Kode
Etik Aparatur Sipil
Negaradi Lingkungan Pemerintah Kabupaten Blitar
perlumembentuk Majelis Kode
Etik;
1. Undang-undang Nomor ... Tahun ..'....
tentang2.
PeraturanBupati Blitar
Nomor...-.Talun
tentang Kode Etik Aparatur Sipil Negara
di Lingkungan Pemerintah KabupatenBlitar;
1. Iiporan / Pengaduan.
...;2.
Surat NomorTanggal
3.
Hal usulan pembentukan Majelis KodeEtik
AparaturSipil
Negaradi Linglungan
Pemerintah KabupatenBlitar;
MEMUTUSKAN:
Membentuk Majelis Kode Etik Aparatur Sipil
Negara di Lingkungan Pemerintah Kabupaten
Blitar dengan nama dan susunan keanggotaan sebagai berikut:
NO NAMA PANGKAT/
GOI,ONGAN
JABATAN DALAM DINAS
JABATAN DALAM MAJELIS
I
Ketuamerangkap anggota
KEDUA
Majelis sebagaimana dimaksud dalam
Diktum
KESATU mempunyai tugas sebagaiberikut:
a)
...;b)
...; danc)
KE*TIGA Keputusan
ini mulai berlaku
pada tanggal ditetapkan denganketentuan apabila di kemudian hari
terdapatkekeliruan akan dilakukan perbaikan
sebagaimana mestinyaDitetapkan di Blitar
pada tanggal
BUPATI BLITAR,
RIJANTO
2019
ttd
2
lYakil
Ketuamerangkap
anggota
3. Sekretaris
merangkap
anggota
4- anggota
5 anggota
I
lo
FORM 8
Pada
hari ini,
... tanggal, Majelis")Bulan,
tahun...
Saya/l.
NamaNIP
Pangkat
/
GolJabatan
2.
NamaNIP
Pangkat
/
GolJabatan
3.
DstBerdasarkan wewenErng
yang ada
pa.dasaya / Surat
Perintah')teLah melakukan pemeriksaan terhadap :
terhadap
1. Pertanyaan, 1. Jawaban, 2. Pertanyaart 2. Jawaban, 3. Dst
Demikian Berita Acara Pemeriksaan
ini dibuat untuk
dapat dipergunakan sebagaimana mestinya...Nama
:NIP
:Panekat
/ Gol
:Jabatan
:Unit Kerja
:Karena
yang
bersangkutan ketentuan Pasal, ... angka,Yang diperiksa Nama
NIP
Tanda Tangan :
diduga telah melakukan
pelanggaran ...huruf,
... Peraturan BupatiMajelis 1. Nama
NIP
Tanda Tangan : 2. Nama
NIP
Tanda Tangan 3. Dst
FO BERITA ACARA PEMERIKSAAN
Mengingat
Membaca
Menimbang
KEPUTUSAN MAJELIS KODE ETIK APARATUR SIPIL NEGARA
DI
LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR NOMORTENTANG
PUTUSAN SIDANG MAJELIS
MAJELIS KODE ETIK APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR
l.
PeraturanBupati Blitar
Nomortentang
KodeEtik Aparatur Sipil
Negaradi
Lingkungan Pemerintah Kabupa.tenBlitar.
2. Peraturan Bupati
Blitar
Nomor ...tahun
tentang
Organisasidan Tata Kerja Majelis
KodeEtik Aparatur Sipil Negara di Lingkungan
PemerintahKabupaten
Blitar.
3. Keputusan
Bupati Blitar
Nomortentang Pembentukan Majelis Kode Etik.
1.
laporan /
Pengaduan Nomor tanegalmengenai pelanggaran atas na:rra
2. Surat-surat lain yang berhubungan dengan perkara tersebut.
Bahwa setelah
dilakukan
sidang pemeriksaan terhadapTerlapor dan
mendengar keterangansaksi-saksi
serta memeriksa barangbukti
yangdiajukan dalam
perkaraini
disimpulkan bahwatahun
MEMUTUSKAN:
Terlapor:
Nama FORM 9
t2
NIP
Pangkat
/
GolJabatan
Unit
Kerja1.
Terbukti/tidak melakukan
pelanggaranKode Etik Aparatur
SipilNegara di
Lingkungan Permerintah KabupatenBlitar
sebagaimanadi atur dalam Pasal ... jo pasal ... Kode Etik Aparatur
Sipil Negara di Lingkungan Pemerintah KabupatenBlitar.
2. Menjatuhkan sanksi/direkomendasikan
berupa.Ditetapkan di
Blitar
pada Tanggal 20 19 Majelis Kode
Etik,
KETUA Ttd
SEKRETARIS
ttd
ANGGOTA:
ttd
VA $
,l RIJANTO