• Tidak ada hasil yang ditemukan

Permasalahan Pluralisme Agama - Spada UNS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Permasalahan Pluralisme Agama - Spada UNS"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PENDEKATAN TEORI DALAM SOSIAL

BUDAYA

(2)

MASYARAKAT MAJEMUK DAN PERMASALAHAN YANG

DIHADAPINYA

Potensi Konflik akan senantiasa ada dalam kehidupan masyarakat majemuk

Adanya dominasi suatu kelompok terhadap kelompok – kelompok lain dalam politik, ekonomi

Dominasi kelompok tertentu menjadikan adanya

etnosentrisme,etnofobia dan stereotipe daerah potensi, separatisme

Sehingga integrasi dan toleransi yang harus terus dipaksakan dan diperjuangkan berdasarkan konsensus nilai – nilai yang bersifat dasar

(3)

PENDEKATAN TEORI DALAM PERMASALAHAN SOSIAL

BUDAYA

(4)

PENGERTIAN INTEGRASI

 Pengendalian terhadap konflik dan penyimpangan sosial dalam suatu sistem sosial tertentu 

Membuat suatu keseluruhan dan menyatukan unsur- unsur tertentu 

(5)

INTEGRASI SOSIAL

Sedangkan yang disebut integrasi sosial adalah jika yang

dikendalikan, disatukan, atau dikaitkan satu sama lain itu adalah unsur-unsur sosial atau kemasyarakatan.

Suatu integrasi sosial di perlukan agar masyarakat tidak bubar

meskipun menghadapi berbagai tantangan, baik merupa tantangan fisik maupun konflik yang terjadi secara sosial budaya.

(6)

PENDEKATAN

FUNGSIONALISME STRUKTUR

Menurut teori struktural fungsionalisme, masyarakat pada dasarnya merupakan bagian yang saling terkait pada pemeliharaan sistem secara keseluruhan.

Masyarakat pada dasarnya akan selalu bergerak ke arah interaksi yang mempersatukan (integrative).

Integrasi merupakan bentuk dasar interaksi masyarakat, meski ketegangan dan konflik akan terus terjadi dalam masyarakat.

Namun demikian, ketegangan dan konflik tersebut akan lenyap. Masyarakat akan kembali berada dalam keseimbangan.

Hal ini terjadi karena dala setiap sistem sosial terdapat konsensus atau

kesepakatan di antara warga masyarakat mengenai nilai-nilsi dasar yang menjadi pondasi sistem sosial.

Konsensus itulah yang menjadikan warga masyarakat memiliki komitmen untuk mengatasi perbedaan dan konflik mereka.

(7)

PENDEKATAN

FUNGSIONALISME STRUKTUR

Keseimbangan juga dapat terwujud karena setiap sistem sosial

memiliki mekanisme yang mengarahka keinginan-keinginan warga menuju terpeliharanya sistem sosial.

Mekanisme sosial tersebut adalah sosialisasi dan kontrol sosial.

Melalui sosialisasi, warga masyarakat belajar tentang norma-norma sosial yang berlaku. 

(8)

PENDEKATAN

FUNGSIONALISME STRUKTUR

Asumsi dasar Pendekatan Fungsionalisme Struktur (Parsons, et al) :

1. Masyarakat haruslah dilihat sebagai suatu sistem daripada bagian-bagian yang saling berhubungan satu sama lain.

2. Dengan demikian hubungan pengaruh mempengaruhi di antara bagian- bagian tersebut adalah bersifat ganda dan timbal balik

3. Sekalipun integrasi sosial tidak pernah dapat dicapai dengan sempurna,

namun secara fundamental sistem sosial selalu cenderung bergerak ke arah equilibrium yang bersifat dinamis, menanggapi perubahan-perubahan yang datang dari luar dengan kecenderungan memelihara agar perubahan yang terjadi di dalam sistem sebagai akibatnya, hanya akan mencapai derajat yang minimal.

(9)

PENDEKATAN

FUNGSIONALISME STRUKTUR

4. Sekalipun disfungsi, ketegangan-ketegangan dan penyimpangan- penyimpangan senantiasa terjadi juga, akan tetapi di dalam jangka yang panjang keadaan tersebut pada akhirnya akan teratasi dengan sendirinya melalui penyesuaian-penyesuaian dan proses

institusionalisasi. Dengan perkataan lain, sekalipun integrasi sosial pada tingkatnya yang sempurna tidak akan pernah tercapai, akan tetapi

setiap sistem sosial akan senantiasa berproses ke arah itu.

5. Perubahan-perubaha di dalam sistem sosial pada umumnya terjadi secara gradual, melalui penyesuaian-penyesuaian dan tidak secara revolusioner.

(10)

PENDEKATAN

FUNGSIONALISME STRUKTUR

6. Pada dasarnya perubahan-perubahan sosial timbul atau terjadi melalui tiga macam kemungkinan: (a) penyesuaian-penyesuaian yang dilakukan oleh sistem sosial tersebut terhadap perubahan- perubahan yang datang dari luar, (b) pertumbuhan melalui

proses diferensiasi struktural dan fungsionalisme, (c) penemuan- penemuan baru oleh anggota masyarakat.

7. Faktor paling penting yang memiliki daya mengintegrasikan suatu sistem sosial adalah konsensus di antara para anggota masyarakat mengenai nilai-nilai kemasyarakatan tertentu. Di dalam setiap masyarakat selalu terdapat tujuan-tujuan dan

prinsip-prinsip dasar tertentu terhadap sebagian besar anggota masyarakat menganggap serta menerimanya sebagai suatu hal yang mutlak benar.

(11)

REVIEW PENDEKATAN

FUNGSIONALISME STRUKTUR

 Suatu sistem sosial pada dasarnya tidak lain adalah suatu sistem daripada tindakan-tindakan.

Ia terbentuk dari interaksi sosial yang terjadi di antara berbagai individu, yang tumbuh dan berkembang tidak secara kebetulan melainkan tumbuh dan berkembang di

atas standar

penilaian umum yang disepakati bersama

oleh para anggota masyarakat.

Yang penting di antara berbagai standar penilaian umum tersebut adalah apa yang dikenal sebagai norma-norma sosial yang pada akhirnya membentuk struktur sosial.

(12)

PENDEKATAN KONFLIK

Menurut paham ini, konflik selalu terkait dengan kekuasaan.

Dalam masyarakat selalu ada kelompok warga yang memiliki kekuasaan dan yang tidak. 

 Dengan kata lain ada ketidakmerataan pembagian kekuasaan, Kedua kelompok ini memiliki kepentingan berbeda, kelompok pemilik kekuasaan berkepentingan untuk memelihara dan mengukuhkan pola-pola hubungan kekuasaan yang ada dan

menguntungkan mereka.

Sedangkan kelompok yang tidak memiliki kekuasaan berkepentingan untuk mengubah pola-pola hubungan kekuasaan itu. 

(13)

ASUMSI DASAR TEORI KONFLIK

1. Setiap masyarakat senantiasa berada di dalam proses

perubahan yang tidak pernah berakhir atau dengan perkataan lain, perubahan sosial merupakan gejala yang melekat di dalam setiap masyarakat.

2. Setiap masyarakat mengandung konflik-konflik di dalam dirinya atau dengan perkataan lain, konflik adalah merupakan gejala yang melekat di dalam setiap masyarakat.

(14)

ASUMSI DASAR TEORI KONFLIK

3. Setiap unsur di dalam suatu masyarakat memberikan sumbangan bagi terjadinya disintegrasi dan perubahan- perubahan sosial.

4. Setiap masyarakat terintegrasi di atas penguasaan atau

dominasi oleh sejumlah orang atas sejumlah orang-orang yang lain.

Perubahan social oleh para penganut faham ini tidak saja dipandang sebagai gejala yang melekat di dalam kehidupan setiap masyarakat, akan tetapi lebih daripada itu malahan

dianggap bersumber di dalam faktor-faktor yang ada di dalam masyarakat itu sendiri yang saling bertentangan.

(15)

PRINSIP PENDEKATAN

KONFLIK PADA STRATIFIKASI

(a) orang hidup dalam dunia subjektif yang dibangun sendiri,

(b) orang lain mempunyai kekuasaan untuk mempengaruhi atau mengontrol pengalaman subjektif seorang individu,

(c) orang lain sering mencoba mengontrol orang yang menentang mereka.

Akibatnya adalah kemungkinan terjadinya konflik antar individu semakin besar. 

(16)

9 TAHAPAN KONFLIK

1. Sistem sosial tersusun atas sejumlah unit yang saling tergantung satu sama lain.

2. Ada ketidaksamaan distribusi mengenai sumber-sumber langkah yang bernilai di antara unit-unit tersebut.

3. Unit-unit yang menerima pembagian sumber-sumber secara tidak proporsional mulai mempersoalkan legitimasi dari sistem sosial yang ada.

4. Masyarakat yang tidak berpunya mulai menyadari bahwa ada kepentingan bagi mereka untuk mengubah sistem lokasi sumber-sumber yang ada.

5. Mereka yang tidak berpunyai mulai menjadi emosional.

6. Secara berkala muncul ledakan frustrasi, seringkali tidak terorganisasi.

7. Intensitas keterlibatan mereka dalam konflik semakin meningkat dan keterlibatan tersebut semakin emsosional.

8. Berbagai upaya dibuat untuk mengorganisasikan keterlibatan kelompok tak berpunya dalam konflik tersebut.

9. Akhirnya, konflik terbuka dalam berbagai tingkat kekerasan terjadi diantara mereka yang tidak berpunya dan mereka yang berpunya.

(17)

REVIEW TEORI KONFLIK

Tidak semua konflik mengarah pada akibat negative tetapi juga mempunyai fungsi-fungsi positif (konflik fungsional).

Salah satunya adalah mengurangi ketegangan dalam masyarakat, serta mencegah agar ketegangan tersebut tidak terus bertambah dan menimbulkan kekerasan yang memungkinkan terjadinya

perubahan sosial. 

Referensi

Dokumen terkait