Kementerian Lingkungan Hidup & Kehutanan Ditjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan Direktorat Pencegahan Dampak Lingkungan Usaha dan Kegiatan (Dit. PDLUK)
Widhi Handoyo, SKM., MT
Kasubdit. Pengembangan dan Bimbingan Teknis
Permen LHK
No. 38 Tahun 2019
(Revisi Permen LH Nomor 05 Tahun 2012)
Dasar Pemikiran Revisi Peraturan MENLH No. 5 Tahun 2012
1) Amanat Psl 23 ayat (2) Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, penetapan daftar kegiatan Wajib Amdal dalam bentuk Peraturan Menteri;
2) Permen LH Nomor 5 Tahun 2012 sudah berlaku selama 7 Tahun, sehingga dengan adanya dinamika perkembangan baru membuat Permen LH Nomor 5 Tahun 2012 perlu disesuaikan kembali;
3) Terdapat jenis usaha dan/atau kegiatan baru yang belum terakomodir dalam Permen LH Nomor 5 Tahun 2012;
4) Perlunya Penetapan Kategori (Grading) Amdal untuk Usaha dan/atau Kegiatan yang masuk dalam PP 24 Tahun 2018, guna mendukung
Percepatan Proses Perizinan Berusaha.
7 Point Penting Konsep Revisi Peraturan MENLH No. 5 Tahun 2012
1. Review dan Revisi terhadap daftar jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki Amdal disusun berdasarkan masukan tertulis dari Sektor dan Unit Kerja terkait);
2. Review dan Revisi Daftar Jenis Kawasan Lindung (menyesuaikan dengan ketentuan Pasal 51- 19 PP No. 13 Tahun 2017);
3. Review dan revisi pengecualian kewajiban Amdal di kawasan lindung untuk 6 jenis kegiatan tertentu
4. Pengecualian kewajiban menyusun Amdal:
a. Kab/kota yang telah memiliki RDTR + KLHS;
b. Kawasan Lindung yang telah memiliki perencanaan pengelolaan dan penataan ruang kawasan lindung yang rinci/detail + KLHS;
c. Kegiatan pemulihan kualitas lingkungan hidup (i.e. Restorasi Gambut, rehabilitasi pesisir laut ramah lingkungan);
d. Land swap (gambut);
e. Kegiatan penelitian dan pengembangan;
5. Detailing proses penapisan jenis rencana usaha dan/atau kegiatan;
6. Detailing proses penambahan dan pengurangan jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib Amdal.
7. Pengaturan kegiatan baru/lain yang belum masuk pengaturan.
Revisi Peraturan MENLH No. 05/2012 Wajib Amdal
Batang Tubuh:
• 27 Pasal.
• Pasal 1 : Ketentuan Umum;
• Pasal 2 : Ruang Lingkup
• Pasal 3-4 : Jenis Rencana Usaha dan/Kegiatan Wajib Amdal
• Pasal 5-11 : Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Dikecualikan Amdal;
• Pasal 12-15 : Penapisan Amdal;
• Pasal 16-24 : Penambahan dan Pengurangan Wajib Amdal
• Pasal 25-27: Peralihan dan Penutup
4 (Empat) Lampiran
Lampiran I:
Daftar Jenis Rencana Usaha dan/atau
Kegiatan yang Wajib Memiliki Amdal
Lampiran II
:Daftar Kawasan Lindung
Lampiran IV:
Kriteria Penapisan
Peraturan MENLHK No. 38Tahun 2019
tentang Rencana Usaha dan/atau
Kegiatan yang Wajib Memiliki
Amdal
1
2
Lampiran III:
Ringkasan informasi awal Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang akan dilakukan Penapisan
Jenis rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib memiliki Amdal
Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib Memiliki
Amdal Jenis rencana Usaha
dan/atau Kegiatan Masuk dalam Lampiran I 1) Jenis Kegiatan dan 2) Skala/Besaran
Jenis rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang dilakukan:
1) di dalam dan/atau 2) berbatasan langsung dengan kawasan lindung Lokasi Rencana Usaha
dan/atau Kegiatan 1. Masukan dan Kesepakatan dari
berbagai pihak terkait (sektor);
2. Memenuhi 9 Kriteria Usaha dan/atau Kegiatan yang berdampak penting terhadap lingkungan
1
2
Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Wajib Amdal (P. 05/2012)
No Bidang Jumlah
Jenis Kegiatan
1. Multisektor 5
2. Pertahanan 3
3. Pertanian 3
4. Perikanan dan KELAUTAN 1
5. Kehutanan 1
6. Perhubungan 5
7. Teknologi Satelit 5
8. Perindustrian 8
9. Pekerjaan Umum 12
10. Perumahan dan Kaw.
Permukiman
1
11. Energi dan Sumber Daya Mineral
18
12. Pariwisata 2
13. Ketenaganukliran 4
14. Pengelolaan LB3 4
Lampiran 1 Peraturan MENLH No. 05/2012
• 14 Bidang
• 72 Jenis Kegiatan
Rencana usaha dan/atau kegiatan dilakukan:
• Di dalam Kawasan Lindung (diizinkan oleh PUU)
• Berbatasan langsung dengan
kawasan lindung
Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Wajib Amdal (P.38/2019)
No Bidang Jumlah
Jenis Kegiatan
1. Multisektor 5
2. Pertahanan 3
3. Pertanian 3
4. Perikanan dan KELAUTAN 6
5. Kehutanan 1
6. Perhubungan 5
7. Teknologi Satelit 5
8. Perindustrian 8
9. Pekerjaan Umum 14
10. Perumahan dan Kaw.
Permukiman
3 11. Energi dan Sumber Daya
Mineral
23
12. Pariwisata 2
13. Ketenaganukliran 5
14. Pengelolaan LB3 4
Lampiran 1 Peraturan MENLHK No. 38/2019
• 14 Bidang
• 87 Jenis Kegiatan
Usaha dan/atau Kegiatan Di Luar Lampiran I, Penetapan Wajib Amdal nya akan ditetapkan kemudian oleh Menteri setelah dilakukan
pengkajian
Daftar Kawasan Lindung dalam Peraturan MENLH No 5/2012 (eksisting)
1. Kawasan hutan lindung 2. Kawasan bergambut 3. Kawasan Resapan Air 4. Sempadan Pantai 5. Sempadan Sungai
6. Kawasan Sekitar Danau atau Waduk
7. Suaka Margasatwa dan Suaka Margasatwa Laut 8. Cagar Alam dan Cagar Alam Laut
9. Kawasan Pantai Berhutan Bakau
10. Taman Nasional dan Taman Nasional Laut 11. Taman Hutan Raya
12. Taman Wisata Alam dan Taman Wisata Alam Laut 13. Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan 14. Kawasan Cagar Alam Geologi
15. Kawasan Imbuhan Air Tanah 16. Sempadan Mata Air
17. Kawasan Perlindungan Plasma Nutfah 18. Kawasan Pengungsian Satwa
19. Terumbu Karang
20. Kawasan Koridor Bagi Jenis Satwa dan Biota Laut yang Dilindungi Kawasan lindung yang dimaksud dalam Peraturan
Menteri ini:
Kawasan lindung wilayah yang DITETAPKANdengan fungsi utama untuk melindungi kelestarian lingkungan hidup mencakup SDA dan Sumber Daya Buatan. Penetapan kawasan lindung tersebut dilakukan sesuai dengan ketentuan PUU
Catatan Untuk Revisi :
• Kawasan lindung akan disesuaikan dengan jenis kawasan lindung yang diatur di dalam PP No. 13 Tahun 2017;
• Terdapat penambahan kawasan lindung i.e.
kawasan konservasi di wilayah pesisir dan laut (kawasan konservasi pesisir dan pulau-pulau kecil, kawasan
konservasi maritim,
kawasan konservasi
perairan) dan kawasan
gambut.
Daftar Tambahan Kawasan Lindung dalam Peraturan MENLHK No 38/2019
Kawasan Konservasi di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil 1. Kawasan Konservasi Pesisir dan pulau-pulau kecil:
a. Suaka Pesisir;
b. Suaka Pulau Kecil;
c. Taman Pesisir;
d. Taman Pulau Kecil;
2. Kawasan Konservasi Maritim:
a. Perlindungan adat maritim;
b. Perlindungan Budidaya Maritim.
3. Kawasan Konservasi Perairan:
a. Taman Nasional Perairan;
b. Suaka Alam Perairan;
c. Taman Wistaa Perairan; dan
d. Suaka perairan.
Daftar Kawasan Lindung dalam Peraturan MENLHK No 38/2019 (Revisi)
1. Kawasan hutan lindung 2. Kawasan bergambut 3. Kawasan Resapan Air 4. Sempadan Pantai 5. Sempadan Sungai
6. Kawasan Sekitar Danau atau Waduk
7. Suaka Margasatwa dan Suaka Margasatwa Laut 8. Cagar Alam dan Cagar Alam Laut
9. Kawasan Pantai Berhutan Bakau
10. Taman Nasional dan Taman Nasional Laut 11. Taman Hutan Raya
12. Taman Wisata Alam dan Taman Wisata Alam Laut 13. Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan 14. Kawasan Cagar Alam Geologi
15. Kawasan Imbuhan Air Tanah 16. Sempadan Mata Air
17. Kawasan Perlindungan Plasma Nutfah 18. Kawasan Pengungsian Satwa
19. Terumbu Karang
20. Kawasan Koridor Bagi Jenis Satwa dan Biota Laut yang Dilindungi 21. Kawasan Konservasi Pesisir dan pulau-pulau kecil (BARU) 22. Kawasan Konservasi Maritim (BARU);
23. Kawasan Konservasi Perairan (BARU);
Kawasan lindung yang dimaksud dalam Peraturan
Menteri ini: Kawasan lindung wilayah yang
DITETAPKANdengan fungsi utama untuk melindungi kelestarian lingkungan hidup mencakup SDA dan Sumber Daya Buatan. Penetapan kawasan lindung tersebut dilakukan sesuai dengan ketentuan PUU
3 1 2
Kawasan Lindung batas tapak
proyeknya bersinggungan
langsung dengan batas
kawasan lindung
= Rencana Usaha dan/atau kegiatan
Keterangan:
berdasarkan
pertimbangan ilmiah memiliki potensi dampak yang
mempengaruhi fungsi kawasan lindung tersebut
Dampak potensial Jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang lokasinyaberada di dalam kawasan lindung jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang diizinkan sesuai peraturan perundang-
undangan, misal: tambang di hutan lindung, wisata alam di kawasan lindung
Jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang berada di dalam dan/atau berbatasan langsung dengan kawasan lindung yang dikecualikan dari kewajiban menyusun Amdaladalah rencana usaha dan/atau kegiatan:
1. eksplorasi pertambangan, minyak dan gas bumi, dan panas bumi yang tidak diikuti dengan aktivitas perubahan bentang alam yang menimbulkan dampak penting;
2. penelitian dan pengembangan non komersial di bidang ilmu pengetahuan yang tidak mengganggu fungsi kawasan lindung;
3. Yang menunjang pelestarian kawasan lindung (i.e. restorasi gambut dan pesisir laut);
4. Yang terkait dengan kepentingan
pertahanan dan keamanan negara yang tidak berdampak penting terhadap lingkungan;
5. Budidaya yang secara nyata tidak
berdampak penting bagi lingkungan hidup;
6. budidaya yang diizinkan bagi penduduk asli dengan luasan tetap dan tidak
mengurangi fungsi lindung kawasan dan di bawah pengawasan ketat
Yang tercantum dalam Lampiran Permen LH
& telah ditetapkan sesuai dengan PUU
Rencana Usaha/Kegiatan di dalam dan/atau berbatasan langsung dengan kawasan
Lindung Wajib Memiliki AMDAL (Pasal 3, ayat 4 & 5, P. 38/2019)
KETENTUAN KATEGORI AMDAL DALAM P.38/2019 (Pasal 4)
1. Hanya Untuk Usaha dan/atau Kegiatan Yang Masuk Dalam PP 24 Tahun 2018.
2. Usaha dan/atau Kegiatan Yang Masuk dalam PP Nomor 24 Tahun 2018, Wajib Amdalnya dibagi menjadi 3 Kategori yaitu:
a. kategori A;
b. kategori B;
c. kategori C
Penetapan Kategori dalam Lampiran I baru didasarkan atas 2 kriteria, yaitu:
Kompleksitas Jenis kegiatan dan dampak rencana kegiatan terhadap lingkungan 2. Kriteria Grading antara lain:
a. kompleksitas jenis rencana usaha dan/atau kegiatan;
b. dampak rencana usaha dan/atau kegiatan terhadap lingkungan hidup;
c. sensitifitas lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan;
d. kondisi daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup di lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan.
3. Dalam hal lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan berbatasan langsung dan/atau berada dalam kawasan lindung serta terdapat hasil perhitungan kondisi daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup, maka kriteria huruf c dan huruf d wajib digunakan dalam penetapan pengelompokan kategori Amdal.
4. Penetapan pengelompokan kategori Amdal dilakukan berdasarkan Hasil Telaahan Tim
Teknis Komisi Penilai Amdal pada saat Rapat Tim Teknis Kerangka Acuan yang
dituangkan dalam Berita Acara Rapat Tim Teknis Kerangka Acuan
Grading Jenis Usaha dan/atau
Kegiatan Wajib AMDAL
Kriteria Jenis dan
Kompleksitas Kegiatan
Dampak Rencana Usaha dan/atau
Kegiatan
Sensitivitas Lokasi dimana Kegiatan
akan dilakukan
Status/Kondisi D3TLH dimana Kegiatan akan
dilakukan Jenis Usaha
dan/atau Kegiatan Amdal Tipe A
Kategori Kompleksitas:
Sangat Kompleks
Sangat Penting Di dalam Kawasan Lindung yang dikategorikan sebagai Kawasan
Konservasi
Sudah Sangat Terlampau
Jenis Usaha dan/atau
Kegiatan Amdal Tipe B
Kategori Kompleksitas:
Cukup Kompleks
Lebih Penting Di dalam Kawasan Lindung diluar kategori Kawasan Konservasi
Sudah Terlampau
Jenis Usaha dan/atau
Kegiatan Amdal Tipe C
Kategori Kompleksitas: Tidak
Kompleks
Penting Di Luar Kawasan Lindung
Belum terlampau
Klasifikasi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
Wajib Amdal (Kategori Amdal)
TATA CARA PENENTUAN KATEGORI AMDAL dan WAKTU PENYUSUNAN ANDAL
Amdal Kategori A
(Paling lama 180 Hari)
Amdal Kategori B
(Paling lama 120 Hari)
Amdal Kategori C
(Paling lama 60 Hari)
lingkuprencana usaha dan/atau kegiatansangat kompleks, lokasi
usaha yang sangat sensitifserta membutuhkandata kondisi rona
lingkungan hidup yang sangat kompleks
lingkup rencana usaha dan/atau kegiatancukup kompleks, sensitifitas
lokasi cukup sensitif serta membutuhkandata rona lingkungan
hidup yang cukup kompleks
lingkuprencana usaha dan/atau kegiatantidak kompleks,sensitifitas
lokasi kurang sensitifserta tidak membutuhkandata kondisi rona lingkungan hidup yang sederhana
Kategori Amdal ditentukan berdasarkan Hasil Telaahan Tim Teknis Komisi Penilai Amdal pada saat Rapat Tim Teknis Kerangka Acuan dengan mengacu pada tools penentuan kategori dan indikasi kategori dari K/L;
Penetapan Kategori Amdal Masuk dalam Berita Acara Rapat Kesepakatan KA;
Tools untuk Penentuan Kategori Amdal
Oleh Tim Teknis KPA Dalam Revisi Permen LH Nomor 5 Tahun 2012
P e n e n tuan K at e gori Amd al
Penentuan dengan skala Nilai
Penentuan dengan konsep Pertanyaan
Berjenjang
Dilakukan pada saat rapat Tim Teknis untuk KA-ANDAL
Grading Jenis Usaha dan/atau
Kegiatan Wajib AMDAL
Kriteria Jenis dan
Kompleksitas Kegiatan
Dampak Rencana Usaha dan/atau
Kegiatan
Sensitivitas Lokasi dimana Kegiatan
akan dilakukan
Status/Kondisi D3TLH dimana Kegiatan akan
dilakukan Jenis Usaha
dan/atau Kegiatan Amdal Tipe A
Kategori Kompleksitas:
Sangat Kompleks (3)
Sangat Penting (3) Di dalam Kawasan Lindung yang dikategorikan sebagai Kawasan
Konservasi (3)
Sudah Sangat Terlampau (3)
Jenis Usaha dan/atau
Kegiatan Amdal Tipe B
Kategori Kompleksitas:
Cukup Kompleks (2)
Lebih Penting (2) Di dalam Kawasan Lindung diluar kategori Kawasan Konservasi (2)
Sudah Terlampau (2)
Jenis Usaha dan/atau
Kegiatan Amdal Tipe C
Kategori Kompleksitas: Tidak
Kompleks (1)
Penting (1) Di Luar Kawasan Lindung (1)
Belum terlampau (1)
Penentuan Kategori Amdal Dalam
Permen LHK Nomor 38 Tahun 2019 Dengan Skala Nilai (1)
Penentuan Kategori Amdal Dalam
Permen LHK Nomor 38 Tahun 2019 Dengan Skala Nilai (2)
1. Penentuan Kategori Amdal ini dilakukan dengan mengkonversi tingkat kepentingan masing masing kriteria ke dalam bentuk skala. .
2. Setiap kriteria dibagi menjadi skala 1, 2 dan 3
3. Kategori Amdal langsung ditetapkan menjadi Kategori Amdal A bila:
a. lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan berada di dalam atau berbatasan langsung dengan kawasan konservasi;
b. rencana usaha dan/atau kegiatan sangat spesifik dan kompleks dan
membutuhkan teknologi tinggi seperti kegiatan pembangkit listrik dengan menggunakan reaktor nuklir (PLTN);
4. Kategori Amdal ditentukan berdasarkan jumlah total nilai skala yang telah ditetapkan dengan rincian:
i. memiliki skala nilai kumulatif > 9 maka termasuk Amdal kategori A;
ii. memilki skala nilai kumulatif 6 – 9 maka termasuk Amdal kategori B;
iii.memiliki skala nilai kumulatif < 6 maka termasuk Amdal kategori C.
5. Dalam hal belum/tidak terdapat hasil kajian D3TL di lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan, maka penjumlahan nilai skala mengikuti ketentuan sebagai berikut:
i. memiliki skala nilai kumulatif > 6 maka termasuk Amdal kategori A;
ii. memilki skala nilai kumulatif 4 – 6 maka termasuk Amdal kategori B;
iii.memiliki skala nilai kumulatif < 4 maka termasuk Amdal kategori C.
Pengecualian Kewajiban Amdal (1)
dikecualikan bagi rencana Usaha dan/atau Kegiatan Penelitian yang memenuhi kriteria: (Pasal. 5)
dilakukan bukan untuk tujuan
komersial
dilakukan oleh lembaga penelitian pemerintah dalam rangka
penelitian &
pengembangan teknologi
1 2
3
Pengecualian Kewajiban Amdal (2)
Kewajiban memiliki Amdal dikecualikan bagi rencana Usaha dan/atau Kegiatan berikut: (Pasal. 6)
1. eksplorasi pertambangan, minyak dan gas bumi, dan panas bumi yang tidak diikuti dengan aktivitas perubahan bentang alam yang menimbulkan dampak penting;
2. penelitian dan pengembangan non komersial di bidang ilmu pengetahuan yang tidak mengganggu fungsi kawasan lindung;
3. Yang menunjang pelestarian kawasan lindung (i.e. restorasi gambut dan pesisir laut);
4. Yang terkait dengan kepentingan pertahanan dan keamanan negara yang tidak berdampak penting terhadap lingkungan;
5. yang secara nyata tidak berdampak penting bagi lingkungan hidup;
6. budidaya yang diizinkan bagi penduduk asli dengan luasan
tetap dan tidak mengurangi fungsi lindung kawasan dan di
bawah pengawasan ketat
Pengecualian Kewajiban Amdal (3)
Terkait dengan Perencanaan Detail yang telah Memiliki EIA-Based SEA
Usaha dan/atau Kegiatan yang berdampak penting terhadap lingkungan hidup sebagaimana dimaksud dalam (Pasal 7) DIKECUALIKAN DARI KEWAJIBAN MENYUSUN AMDAL apabila lokasi rencana usaha dan/atau kegiatannya berada pada:
a. Provinsi atau kabupaten/kota yang MEMILIKI RDTR YANG
DILENGKAPI DENGAN KLHS yang dibuat dan dilaksanakan secara komprehensif dan rinci (EIA-Based SEA) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan (Permenlhk P. 24/2018);
b. KAWASAN LINDUNG (catatan: i.e. hutan konservasi dan hutan
lindung) yang memiliki PERENCANAAN PENGELOLAAN DAN/ATAU
PENATAAN RUANG KAWASAN LINDUNG RINCI/DETAIL YANG
DILENGKAPI DENGAN KLHS yang dibuat dan dilaksanakan secara
komprehensif dan rinci (EIA-Based SEA) sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
Pengecualian Kewajiban Amdal (4) untuk Usaha dan/atau Kegiatan Lainnya
Usaha dan/atau kegiatan berikut juga dikecualikan dari kewajiban memiliki Amdal: (Pasal. 7)
1) kegiatan usaha pemanfaatan hasil hutan kayu hutan tanaman industri dalam rangka land swap untuk perlindungan
ekosistem gambut yang merupakan bagian dari fasilitasi pemerintah UKL-UPL;
2) rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang dilakukan dalam
kondisi tanggap darurat bencana (Tanpa dokumen
lingkungan hidup)
Pengecualian Kewajiban Amdal (5) untuk Usaha dan/atau Kegiatan Lainnya
Usaha dan/atau kegiatan berikut juga dikecualikan dari kewajiban memiliki Amdal: (Pasal. 8)
1) Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang berada di dalam Kawasan Industri, Kawasan Ekonomi Khusus, Kawasan Pelabuhan dan Perdagangan Bebas RKL-RPL Rinci;
2) Rencana usaha dan atau kegiatan yang berbatasan
langsung atau berada dalam kawasan lindung yang telah mendapatkan penetapan pengecualian wajib Amdal dari pengampu kepentingan kawasan lindung tersebut
(Contoh: Kegiatan Jasa Sarana Wisata Alam, Kegiatan
Jasa Pemanfaatan Air di Kawasan Konservasi); UKL-
UPL;
Pengecualian Kewajiban Amdal (6) untuk Usaha dan/atau Kegiatan Lainnya
Usaha dan/atau kegiatan berikut juga dikecualikan dari kewajiban memiliki Amdal: (Pasal. 9)
1. Kegiatan pemulihan fungsi lingkungan hidup di kawasan yang tidak dibebani izin, i.e.:
a. Kegiatan pemulihan yang tidak memerlukan Izin Usaha dan menggunakan bahan alami, seperti: Restorasi gambut dan rehabilitasi pesisir-laut dengan bahan-bahan alami (Tanpa dokumen lingkungan hidup);
b. Kegiatan pemulihan lahan terkontaminasi LB3;
c. Kegiatan pemulihan fungsi lingkungan hidup yang tidak diketahui sumber dan pelaku pencemaran dan/atau kerusakan.
2. Kegiatan pemulihan fungsi lingkungan hidup di kawasan yang dibebani
izin, wajib dilingkup dalam dokumen lingkungan kegiatan utamanya.
HASIL EVALUASI
Pengecualian Kewajiban Amdal (7)
Usaha dan/atau Kegiatan (UKL-UPL) yang berbatasan langsung atau berada dalam kawasan lindung
DILUAR Daftar Lampiran I, P.38/2019
• Menteri/Kepala Pemerintahan Non Kementerian;
• Gubernur;
• Bupati/Walikota; dan/atau
• Masyarakat.
Instansi yang bertanggung
jawab
Mengajukan usulan pengecualian Wajib Amdal
Usulan Kepada
Mengevaluasi sesuai dengan mekanisme yang ditetapkan
oleh instansi yang bertanggung jawab
DITERIMA
Menetapkan Keputusan pengecualian wajib Amdal
Menolak usulan pengecualian wajib Amdal DITOLAK
Pasal. 10
HASIL EVALUASI
Pengecualian Kewajiban Amdal (8)
Usaha dan/atau Kegiatan (AMDAL) yang berbatasan langsung atau berada dalam kawasan lindung
MASUKDaftar Lampiran I, P.38/2019
• Menteri/Kepala Pemerintahan Non Kementerian;
• Gubernur;
• Bupati/Walikota; dan/atau
• Masyarakat.
MENTERI LHK
Mengajukan usulan pengecualian Wajib Amdal
Usulan Kepada
Mengevaluasi sesuai aspek:
1. Dampak Lingkungan Hidup;
2. Daya Dukung dan Daya Tampung/ D3TLH;
3. Pertimbangan Ilmiah.
Menetapkan Keputusan pengecualian wajib Amdal
Menolak usulan pengecualian wajib Amdal DITERIMA
DITOLAK
Pasal. 11
Melengkapi Ringkasan Informasi Awal
Memastikan kesesuian lokasi rencana usaha dan/atau
kegiatan dengan PUU
Menentukan Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib
Memiliki Amdal Menentukan Pendekatan
Studi Amdal yang akan Digunakan
Mengidentifikasi Kewenangan KPA
Mendokumentasikan Kegiatan Penapisan
Mekanisme Proses Penapisan Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
a. Formulir isian informasi awal disiapkan;
b. Bahan informasi untuk pengisian formulir c. Formulir dilengkapi a. Delineasi batas proyek;
b. Analisis spasial batas proyek dengan rencana tata ruang;
c. Analisis spasial batas proyek dengan peta-peta
fungsi ruang lainnya a. Setiap jenis rencana usaha
dan/atau kegiatan (utama dan pendukung) dianalisis untuk menentukan kegiatan wajib memiliki amdal;
b. Hasil analisis kegiatan wajib amdal ditetapkan
a. Lingkup rencana usaha dan/atau kegiatan dengan kriteria pendekatan studi amdal dianalisis;
b. Pendekatan studi amdal
ditentukan a. Hasil penentuan pendekatan
studi amdal, jenis rencana usaha dan/atau kegiatan (strategis dan non strategis) dibandingkan dengan daftar pembagian kewenangan;
b. Informasi bukti lisensi dan validitasnya;
c. Kewenangan penilaian Amdal ditentukan
a. Hasil penapisan disusun;
b. Hasil penapisan
dikomunikasikan kepada instansi LH;
c. Hasil penapisan didokumentasikan
1
2
3 4
5
6
No Tahapan Penapisan
Rincian Kegiatan Penapisan Pemrakarsa Instansi LH
Keterangan
1 Pengisian Informasi atas rencana usaha dan/atau kegiatan
Melakukan Delieasi (menyiapakan data spasial) tapak proyek (lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan utama beserta kegiatan pendukung)
2 Memastikan kesesuaian lokasi rencana usaha/kegiatan dengan peraturan perundangan
a. Melakukan analisis spasial kesesuaian lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan (tapak proyek) dengan peta rencana tata ruang b. Melakukan analisis spasial kesesuaian lokasi
rencana usaha dan/atau kegiatan (tapak proyek) dengan peta fungsi ruang lainnya dan PUU (i.e. PIBIB)
c. Menyatakan Lokasi rencana ussaha dan/atau kegiatan sesuai dengan tata ruang dan PUU
d. Menyatakan lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan tidak sesuai dengan tata ruang &
PUU
Amdal/UKL-UPL dan Izin Lingkungan tidak dapat diproses (STOP) 3 Menentukan rencana
usah/kegiatan yang wajib Amdal
a. Membandingkan antara jenis rencana usaha dan/atau kegiatan utama dan pendukung dengan Daftar Lampiran I
Matrik/Tabel
b. Memeriksa apakah lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan berada di dalam dan/atau berbatasan langsung dengan kawasan lindung dan tidak termasuk kegiatan yang dikecualikan dari kewajiban memiliki Amdal
c. Menyimpulkan jenis rencana usaha dan/atau kegiatan sebagai wajib AMDAL d. Menyimpulkan jenis rencana usaha
dan/atau kegiatan TIDAK WAJIB memliliki AMDAL
Wajib UKL-UPL/SPPL (STOP)
DETAILING PROSES PENAPISAN RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG WAJIB MEMILIKI AMDAL
1
2a
2b
Tidak sesuai sesuai
3a
2d
3b
tidak Ya
3c
3d
Ya tidak Tidak sesuai sesuai
2c
Next Slide
No Tahapan Penapisan
Rincian Kegiatan Penapisan Pemrakarsa Instansi LH
Keterangan
3 Menentukan rencana usah/kegiatan yang wajib Amdal
d. Menyimpulkan jenis rencana usaha dan/atau kegiatan TIDAK WAJIB memliliki AMDAL
4 Menentukan
Pendekatan Studi Amdal yang akan digunakan
a. Menyusun tabel/matrik yang berisi jenis rencana usaha dan/atau kegiatan utama dan pendukung beserta instansi yang memiliki kewenangan pembinaan dan /atau pengawasan terhadap setiap jenis kegiatan utama dan pendukungnya b. Mambandingkan matrik/tabel 4a dengan
kriteria pendekatan studi Amdal sesuai pasal 8 PP 27/2012
c. Meyimpulkan pendekatan studi Amdal yang akan digunakan (tunggal, terpadu, kawasan)
5 Menentukan
Kewenangan Penilaian Amdal
6 Mendokumentasikan kegiatan penapisan 7 Menyampaikan hasil
penapisan ke Instansi LH yang berwenang 8 Menelaah dan
meberikan arahan hasil penapisan 9 Proses penyusunan
Amdal
3d 4a 4b 4c
DETAILING PROSES PENAPISAN RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG WAJIB MEMILIKI AMDAL
5 6
7
8
9
Proses Penapisan (Screening) Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
Jika sesui Tata Ruang & PUU, maka :
• Amdal dan Izin
Lingkungan, atau
• UKL-UPL dan Izin
Lingkungan Dapat diproses lebih lanjut Jika tidak sesuai Tata
Ruang & PUU maka Amdal atau UKL-UPL dan Izin Lingkungan, tidak dapat Proses
Ya
Tidak
• Kawasan Lindung
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Pelabuhan, Waduk dan pembangkit listrik, jalan dll.
• Struktur dan Pola Ruang
• Pola Ruang:
Kawasan Lindung;
dan
Kawasan
Budidaya
Tapak Proyek Rencana Usaha dan/atau
Kegiatan Perhotelan
Penataan Ruang (RTRW atau RDTR) dan PUU PPLH & PSDA
Kawasan Lindung
Kawasan Lindung
Kawasan Lindung
Kawasan Budidaya Proses Penapisan (Screening) Rencana Usaha
dan/atau Kegiatan
Sumber Foto: Wujian@2012
Hasil Penapisan Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
Pemrakarsa Instansi Lingkungan
Hidup
Pemrakarsa menyampaikan hasil penapisan mandiri kepada instansi lingkungan hidup pusat,
provinsi atau kabupaten/kota sesuai kewenangan.
Berdasarkan hasil penapisan yang diterima dari pemrakarsa, instansi lingkungan hidup pusat, provinsi atau kabupaten/kota sesuai kewenangan menelaah dan memberikan arahan mengenai:
a. wajib tidaknya rencana Usaha
dan/atau Kegiatan memiliki Amdal;
b. pendekatan studi Amdal; dan c. kewenangan penilaian Amdal.
Hasil
Penapisan
Penambahan Jenis Rencana Usaha dan/atau
Kegiatan Yang Wajib Memiliki Amdal (Psl. 16 – Psl .19)
Menteri, LHK c.q.
Ditjen PKTL.
Kriteria Penilaian
1. alasan ilmiah bahwa rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut berdampak penting terhadap lingkungan;
2. daya dukung dan/atau daya tampung lingkungan hidup di lokasi rencana Usaha dan/atau Kegiatan;
3. tipologi ekosistem setempat yang diperkirakan berdampak penting terhadap lingkungan hidup; dan 4. teknologi pengelolaan dampak
lingkungan hidup
Pihak Pengusul 1. Usulan Tertulis 2.Dokumen Penyajian
Informasi Lingkungan
Penerbitkan keputusan 1. Kementerian
dan/atau lembaga pemerintah non kementerian;
2. Gubernur;
3. Bupati/walikota;
dan/atau 4. masyarakat
30 Hari Kerja
Pengurangan Jenis Rencana Usaha dan/atau
Kegiatan Yang Wajib Memiliki Amdal (Psl. 20 – Psl .23)
Menteri, LHK c.q.
Ditjen PKTL.
Kriteria Penilaian
1. dampak lingkungan hidup dari rencana Usaha dan/atau Kegiatan dapat
ditanggulangi berdasarkan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
2. daya dukung dan/atau daya tampung lingkungan hidup di lokasi rencana Usaha dan/atau Kegiatan; dan
3. berdasarkan pertimbangan ilmiah, rencana Usaha dan/atau Kegiatan tidak menimbulkan dampak penting.
Pihak Pengusul 1. Usulan Tertulis 2.Dokumen Penyajian
Informasi Lingkungan
Penerbitkan keputusan 1. Kementerian
dan/atau lembaga pemerintah non kementerian;
2. Gubernur;
3. Bupati/walikota;
dan/atau 4. masyarakat
30 Hari Kerja
Tambahan Pengaturan dalam P.38/2019
merupakan jenis kegiatan baru
yang belum dapat teridentifikasi
dilakukan di luar kawasan lindung tidak tercantum
dalam Lampiran I Revisi Permen
LH
Terhadap Rencana
Usaha dan/atau
Kegiatan
ditetapkan wajib Amdal atau tidak wajib Amdal
berdasarkan penetapan oleh MENTERI setelah melalui pengkajian dan/atau penilaian (Pasal. 24)
1 2
3
Ketentuan Peralihan (Pasal. 25)
Terhadap rencana usaha dan/atau kegiatan yang sedang dilakukan penilaian Amdalnya dan belum diterbitkan keputusan kelayakan lingkungannya, maka diproses sesuai dengan
ketentuan P.05/2012
Kementerian Lingkungan Hidup & Kehutanan (KLHK)
Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan (PKTL) Direktorat Pencegahan Dampak Lingkungan Usaha dan Kegiatan
Manggala Wanabakti Building, Blok IV Lantai 6 Wing C Jalan Jenderal Gatot Subroto Jakarta 10270
Phone & Fax: +62-21-5705090,
Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi: