• Tidak ada hasil yang ditemukan

Permohonan Kerjasama Kegiatan Pengajian Kebangsaan dan Dialog Antar Umat Beragama

N/A
N/A
Hermawan Betawi

Academic year: 2025

Membagikan "Permohonan Kerjasama Kegiatan Pengajian Kebangsaan dan Dialog Antar Umat Beragama"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Nomor : 28/YPPS Ar-Rahmah/9/2013 Lamp : 1 (satu) Berkas

Hal : PERMOHONAN KERJASAMA KEGIATAN Kepada Yang Terhomat

Prof. Dr. H. Dedi Djubaedi, M.Ag

Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan

Kehidupan Keagamaan Balitbang dan Diklat Kementerian Agama RI

Di_ JAKARTA

Assalamu’alaikum.Wr. Wb

Salam Silaturahim kami sampaikan semoga Bapak/Ibu senantiasa mendapatkan rahmat dan hidayah dari Allah SWT serta sukses dalam menjalankan aktifitas. Amien

Dalam upaya memahami secara memadai makna Bhineka Tunggal Ika, diantara keragaman dan perbedaan yang memiliki bangsa ini, namun perjuangan kebangsaan tetap akan menjadi pemersatu bangsa dalam bingkai NKRI untuk lebih meyakinkan dan mematangkan kerukunan antar beragama. Sehingga dapat memberikan penilaian secara tepat, arif dan bijaksana serta mendapatkan secara akurat dan proporsional dalam hidup beragama, bermasyarakat dan bernegara. Atas hal tersebut kami bermaksud mengadakan kegiatan “PENGAJIAN KEBANGSAAN DAN DIALOG ANTAR UMAT BERAGAMA”

dengan tema “Membumikan Toleransi dan Kerukunan antar Umat Beragama dalam Bingkai NKRI”, Bersama ini kami mengajukan permohonan kerjasama pada kegiatan yang dimaksud.

Demikian surat permohonan ini kami sampaikan, atas kerjasama dan perhatiannya diucapkan terima kasih.

Jombang, 23 September 2013

Panitia Pelaksana Kegiatan

IMAMUDDIN ROIHAN, S.IP. MM A F A N D I

Ketua Sekretaris

Mengetahui,

Yayasan Pendidikan Pondok Pesantren Salafiyah Arrahmah

KH. MUHAMMAD ROIHAN Pengasuh

(2)

A. DASAR PEMIKIRAN

Seiarah lahirnya bangsa Indonesia berangkat dari semangat para pejuang kita. Perjuangan itu tidak mengenal ras, bahasa, adat istiadat dan budaya para peluang ketika itu. Dengan tekad bulat bersama-sama dalam keberagaman atas nama bangsa Indonesia maka pada tanggal 17 Agustus 1945 dideklarasikan sebagai kemerdekaan bangsa Indonesia. Deklarasi itu berangkat dari wawasan multikultural para pejuang yang ingin menyatukan nusantara ini demi terbebasnya dari penjajahan Belanda.

Jauh sebelum itu momentum Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 merupakan tonggak persatuan pemuda Indonesia. Pemuda dari berbagai etnis baik itu jong java, jong sumatera, jong Kalimantan dan long salebes berkumpul untuk menyerukan persatuan bangsa ini dengan tekadnya berbangsa, berbahasa dan bertumpah darah satu untuk Indonesia. Selain itu perjuangan para perempuan seperti Dewi sartika, Cut Mutia, Kartini yang mencoba untuk mendobrak sistern feodalisme lokal dan dengan mengangkat nilai-nilai persatuan,bangsa Indonesia.

Indonesia adalah salah satu negara multikultural terbesar di dunia. Kenyataan ini dapat dilihat dari kondisi sosio-kultural maupun geografis yang begitu beragam dan luas. Keragaman ini diakui atau tidak akan dapat menimbulkan berbagai persoalan, seperti korupsi, kolusi, nepotisme, kemiskinan, kekerasan, perusakan lingkungan, separatisme, dan hilangnya rasa kemanusiaan untuk menghormati hak-hak orang lain, merupakan bentuk nyata sebagai bagian dari multi kulturalisme tersebut.

Kita perlu mencermati berbagai kasus terjadinya konflik keagamaan akhir-akhir ini, salah satu faktor penyebabnya adalah adanya paradigma keberagamaan masyarakat yang bersifat eksklusif. Karena itu, diperlukan langkah-langkah preventif untuk mencegah berkembangnya paradigma tersebut, yaitu dengan membangun pemahaman keberagamaan yang lebih inklusif piuralis, multikultural, humanis, dialogis-persuasif, kontekstuai melalui pendidikan, media massa, dan interaksi sosial.

Kondisi masyarakat Indonesia yang sangat plural baik dari aspek suku, ras, agama serta status sosial memberikan kontribusi yang luar biasa terhadap perkembangan dan dinamika dalam masyarakat. Kondisi yang demikian memungkinkan terjadinya benturan antar budaya, antar ras, etnik, agama clan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Kasus Ambon, Sampit, konflik antara FPI dan kelompok Ahmadiyah, dan sebagainya telah menyadarkan kepada kita bahwa kalau hal ini terus dibiarkan maka sangat memungkinkan untuk terciptanya disintegrasi bangsa.

Ancaman riil bangsa yang pluralistik seperti minimnya toleransi, inklusivisme dan berbagai jenis fundamentalisme dapat dikikis kalau ada pengakuan terhadap multi kulturalisme. Hanya saja, bahaya yang ada pada multi kulturalisme, semisal partikuralisme, tak banyak disinggung.

Sesungguhnya Paradigma multikultural secara implisit juga menjadi salah satu concern dari Pasal 4 UU NO. 20 Tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional. Dalam pasal itu dijelaskan, bahwa pendidikan diselenggarakan secara demokratis, tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi HAM, nilai keagamaan, nilai kultural dan kemajemukan bangsa.

Multikuituralisme adalah konsep yang mampu menjawab tantangan perubahan zaman dengan alasan merupakan sebuah ideologi yang mengagungkan perbedaaan budaya, atau sebuah keyakinan yang mengakui dan mendorong terwujudnya pluralisme budaya sebagai corak

(3)

kehidupan masyarakat, juga akan menjadi pengikat dan jembatan yang mengakomodasikan perbedaan-perbedaan dalam masyarakat yang multikultural. Perbedaan itu dapat terwadahi di tempat-tempat umum, tempat kerja dan pasar, dan sistem nasional dalam hal kesetaraan derajat secara politik, hukum, ekonomi, dan sosial.

Multikultural mencerminkan keseimbangan antara pemahaman persamaan dan perbedaan budaya mendorong individu untuk mempertahankan dan memperluas wawasan budaya dan kebudayaan mereka sendiri. Pemahamannya tentang pernikahan terhadap komunitas suku bukan untuk menonjol-nonjolkan perbedaan, tetapi pada pengakuan bahwa mereka adalah warganegara tanpa harus terjebak pada politik identitas. Dari tinjauan jurnalistik, media harus memberi sumbangan kepada keberwargaan yang demokratis (democratic citizenship), termasuk di dalamnya hak-hak komunitas suku. Spektrum kultur masyarakat Indonesia yang amat beragam menjadi tantangan bagi dunia pendidikan guna mengolah perbedaan tersebut menjadi suatu aset, bukan sumber perpecahan.

Cita-cita Sumpah Pemuda 1928 sekarang, tampaknya, mengalami kemacetan dalam pelaksanaannya. Ada baiknya digulirkan kembali agar bisa menjadi pionir di lapangan untuk meninggalkan masyarakat majemuk-egosentrisisme dan secara bertahap memasuki masyarakat multikultural Indonesia. Masyarakat multikultural Indonesia adalah masyarakat yang berdasar pada ideologi Bhinneka Tunggal Ika yang melandasi corak struktur masyarakat Indonesia pada tingkat nasional dan lokal.

Pemahaman multikulturalisme pada akhirnya akan memberikan sebuah pencerahan: yakni kearifan untuk melihat keanekaragaman budaya, agama sebagai realitas fundamental dalam kehidupan masyarakat. Kearifan itu muncul seiring dengan adanya keterbukaan untuk menjalani kehidupan bersama dengan melihat realitas plural sebagai kemestian hidup yang kodrati.

Sebagaimana dikatakan oleh Musa Asy'ari (2004), bahwa keanekaragaman dalam realitas kehidupan manusia adalah suatu keniscayaan yang tidak bisa dipungkiri.

Untuk itu dipandang sangat penting clan mampu memberikan porsi dalam mengawali terciptanya wawasan multikultural guna menghadapi gejala-gejala dan masalah-masalah sosial yang berakar pada perbedaan kerena suku, ras, agama dan tata nilai yang terjadi pada lingkungan masyarakat. Hal ini dapat diimplementasikan baik pda substansi yang mengakui dan menghormati keanekaragaman budaya.

Yayasan Pendidikan Pondok Pesantren Salafiyah Ar Rahmah sebagai lembaga yang peduli akan keberlangsungan hidup beragama, bermasyarakat dan bernegara khususnya di wilayah pedesaan bermaksud melakukan program kajian reflektif dan membuat pola-pola pembinaan pengembangan dan perjuangan yang tepat, dengan materi penguatan Bhinneka Tunggal ika seh;ingga peran ke masa depan menjadi potensi strategis sebagai kemajuan dan kekuatan bangsa dan masyarakat Indonesia.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Efek yang diakibatkan dari konflik perbedaan memicu kekerasan antar sesarna yang mengakibatkan trauma berkepanjangan.

(4)

2. Pemahaman tafsir teks agama yang salah, tradisi clan cara pandang masyarakat yang bias terhadap perbedaan.

C. TUJUAN UMUM

1. Memahami pentingnya mentransformasikan visi toleransi dalam kehidupan multi kulturalisme. Memahami kerentanan konflik yang terjadi atas muitikulturalisme

2. Dapat menemukan akar-akar konflik dan selanjutnya mampu melakukan langkah-langkah perdamaian.

3. Terciptanya gerakan yang memiliki wawasan multikulturalisme guna tetap terwujunya persatuan di bumi Indonesia.

D. BENTUK KEGIATAN

“Kajian Masalah-masalah Aktual Kehidupan Keagamaan”

E. TEMA KEGIATAN

Adapun tema pada kegiatan ini adalah “Membumikan Toleransi dan Kerukunan antar Umat Beragama dalam Bingkai NKRI”,

F. TARGET KEGIATAN

1. Dalam kegiatan ini dapat menghasilkan pemikiran yang memiliki cara pandang baru dengan visi toleransi dan kebersarnaan dalarn perbedaan.

2. Adanya pemahaman kolektif tentang nilai-nilai kebangsaan dan multikultural isme, sikap saling menghargai dan menghormati agama dan budaya.

3. Adanya pemahaman nilai-nilai multi kulturalisme dalam berbagai agama baik Islam, Budha, Hindu, Kristen, katolik dan konghucu.

4. Munculnya gerakan masyarakat yang mendorong kebijakan dengan menghargai Bhineka Tunggal Ika hingga terbentuknya komunitas yang konsen terhadap kajian-kajian kebhinekaan.

5. Dibutuhkan adanya gerakan masif dari kalangan terdidik, yakni: mahasiswa dan Organisasi Kepemudaan daerah yang konsisten terhadap persoalan-persoalan multikultur serta memperjuangkan masyarakat yang terdiskriminasi dan mendorong revitalisasi sistern lokal yang menghargai multikulturalisme.

6. Mampu memetakan potensi konflik, mencari akar konflik dan melakukan gerakan untuk meminimalisir konflik.

G. PESERTA

Adapun kegiatan ini diikuti oleh:

1. Pengasuh Pondok Pesantren Se Jombang 2. Organisasi Pemuda

3. Delegasi Organisasi Mahasiswa se Jombang

(5)

4. OKP Daerah

5. Majelis Ta’lim dan Masyarakat Luas 6. Masyarakat Tionghoa dan Jemaat Gereja H. ANGGARAN DANA

Adapun Anggaran dana sebagaimana terlampir I I. SUSUNAN PANITIA

Adapun Susunan Panitia sebagaimana terlampir II J. AGENDA KEGIATAN

Adapun Agenda Kegiatan sebagaimana terlampir III K. PENUTUP

Demikian proposal kegiatan ini kami buat, atas perhatian dan bantuannya kami ucapkan terima kasih.

Jombang, 23 September 2013

Panitia Pelaksana Kegiatan

IMAMUDDIN ROIHAN, S.IP. MM A F A N D I

Ketua Sekretaris

Mengetahui,

Yayasan Pendidikan Pondok Pesantren Salafiyah Arrahmah

KH. MUHAMMAD ROIHAN Pengasuh

LAMPIRAN-LAMPIRAN 1. NPWP

2. Sertifikat ijin operasional 3. Nomor Rekening Pondok Lampiran I

ESTIMASI PENGGUNAAN ANGGARAN DANA

KEBUTUHAN QUAN QUAL JUMLAH

1. KESEKRETARIATAN

1. Kertas HVS A4 2 eks Rp. 35.000 70.000,00 2. Sertifikat 100 org Rp. 5.000 500.000,00

(6)

3. Penggandaan materi dan makalah 100 org Rp. 7.000 700.000,00 4. Cetak undangan+Distribusi 150 eks Rp. 5.000 750.000,00 5. Plakat Narasumber+Moderator 5 org Rp. 150.000 750.000,00 6. Seminar Kit (Tas, Buku, Pulpen) 100 org Rp. 30.000 3.000.000,00 7. Tinta printer 2 buah Rp. 150.000 300.000,00 8. Sewa infocus+layar 1 buah Rp. 100.000 100.000,00 9. Sewa Music Elekton 1 buah Rp. 750.000 750.000,00 10. Sewa Banjari 1 buah Rp. 750.000 750.000,00 11. Finalisasi hasil seminar Rp.1.000.000 1.000.000,00

Sub Total 8.670.000,00

2. AKOMODASI

1. Sewa kamar panitia 2 kmr Rp. 450.000 900.000,00 2. Sewa gedung perternuan 1 Rp.1.000.000 1.000.000,00 3. Honorarium Narasumber 4 org Rp.4.000.000 16.000.000,00 4. Honorarium Moderator 1 org Rp.1.000.000 1.000.000,00 5. Honorarium Notulensi 1 org Rp.1.000.000 1.000.000,00 6. Transportasi Peserta 100 org Rp. 100.000 10.000.000,00 7. Honorarium Panitia 25 org Rp. 350.000 8.750.000,00

8. Sub Total 38.650.000,00

3. PUBLIKASI & DOKUMENTASI

1. Spanduk 5 250.000 1.250.000,00

2. Backdroup 1 370.000 370.000,00

3. Pasang Spanduk 5 100.000 500.000,00

4. Dokurnentasi 1 1.500.000 1.500.000,00

5. Sub Total 3.620.000,00

4. KONSUMSI

1. Konsurnsi Peserta 100 50.000 5.000.000,00

2. Konsumsi Narasumber + moderator 5 150.000 750.000,00

3. Coffe Break 2 x 100 30.000 3.000.000,00

4. Pajak 1.500.000,00

5. Sub Total 10.250.000,00

TOTAL KESELURUHAN 61.190.000,00

Lampiran II

SUSUNAN PANITIA

PENGAJIAN KEBANGSAAN DAN KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA A. Penanggung Jawab

(7)

Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Kehidupan Keagamaan Balitbang dan Diklat

Kementerian Agama RI : Prof. Dr. H. Dedi Djubaedi, M.Ag

Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah : KH. Muhammad Raihan Ar Rahmah

B. Organizing Commite

Ketua panitia : Imamuddin Raihan

Sekretaris : Afandi

Anggota : Reny

Mas Danang C. SEKSI-SEKSI

1. Sie. Kesekretariatan - Anik Rif’atin - Farukul Ihsan - Hadi Susanto - Ayak Sofian 2. Sie. Acara

- Faiz

- Syamsul Arifin - Imam Bukhari - Mahmudi 3. Sie. Apubdekdok

- Tongky - Andri Riantana - Zanuar M Pamungkas - Rahmat Pribadi 4. Humasy

- Didik Firdianto - Eka Anang Amrullah - Salisul Anwar - Kartono - Absory Islami 5. Konsumsi

- Siti Maimunah - Indrawati - Ery Devi M - Ida Fadilah

(8)

Lampiran III

LOKASI : Hotel Dewi Jl Pakubuwono Jombang.

AGENDA KEGIATAN

PENGAJIAN KEBANGSAAN DAN KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA

NO WAKTU KEGIATAN PENANGGUNG JAWAB

1 08.00-08.30 Chacking Peserta Sekretaris

2 08.30-09.00 Kreasi Seni Santri Pondok Pesantren Salafiyah Ar Rahmah dan PAduan Suara GKJW (Gereja Kristen Jawi

Wetan)

Group Al-Banjari Ar Rahmah

3 09.00-10.00 Pembukaan Sie. Acara

Pembacaan Ayat-Ayat Suci Al-Qur’an Anik Rif’atin Nadifah Sambutan Ketua Panitia Imamuddin Raihan, S.IP, MM Ucapan Selamat Datang KH. Muhammad Raihan

Do’a KH. Muhammad Raihan

4 10.00-10.15 Coffe Break All Peserta

5 10.15-11.15 Keynote Speaker

Tema :

“Membumikan Toleransi & Kerukunan Antar Umat Beragama Dalam Bingkai

NKRI”

Prof Dr H Dedi Djubaedi (Kepala Pusat Penelitian dan

Pengembangan Kehidupan Keagamaan BALITBANG DIKLAT

Kementerian Agama RI)

6 11.15-12.30 Materi I

Pengajian Kebangsaan Narasumber:

Omda Luthfi (Kyai Aktivis Kebangsaan

Surabaya)

KH. Abdur Rahman Usman (Ketua Forum Komunikasi

Masyarakat Jombang)

7 12.30-13.00 ISHOMA All Peserta

8 13.00-15.00 Materi II

Membincang nilai-nilai Pluralisme dalam multikulturalisme

Pdt. Sutrisno (GKI Jombang) Sekda Kab Jombang/Kapala

Dinas Kesbanglinmas

9 15.00-16.00 Rekomendasi Notulensi

10 16.00-16.30 Penutup All Peserta

11 Bersih-Bersih Sie. Acara

(9)

Lampiran III

LOKASI : Hotel Dewi Jl Pakubuwono Jombang.

AGENDA KEGIATAN

PENGAJIAN KEBANGSAAN DAN KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA

NO WAKTU KEGIATAN PENANGGUNG JAWAB

1 08.00-08.30 Chacking Peserta Sekretaris

2 08.30-09.00 Kreasi Seni Santri Pondok Pesantren Salafiyah Ar Rahmah dan PAduan Suara GKJW (Gereja Kristen Jawi

Wetan)

Group Al-Banjari Ar Rahmah

3 09.00-09.30 Pembukaan Sie. Acara

4 09.30-12.00 SESI I

Tema :

“Membumikan Toleransi & Kerukunan Antar Umat Beragama Dalam Bingkai

NKRI”

Prof Dr H Dedi Djubaedi (Kepala Pusat Penelitian dan

Pengembangan Kehidupan Keagamaan BALITBANG DIKLAT

Kementerian Agama RI)

09.30-12.00 SESI I

Tema :

“Membumikan Toleransi & Kerukunan Antar Umat Beragama Dalam Bingkai

NKRI

Narasumber:

Omda Luthfi (Kyai Aktivis Kebangsaan

Surabaya)

KH. Abdur Rahman Usman (Ketua Forum Komunikasi

Masyarakat Jombang)

7 12.30-13.00 ISHOMA All Peserta

8 13.00-15.00 SESI II

Membincang nilai-nilai Pluralisme dalam multikulturalisme

Pdt. Sutrisno (GKI Jombang) Sekda Kab Jombang/Kapala

Dinas Kesbanglinmas

9 15.00-16.00 Rekomendasi Notulensi

10 16.00-16.30 Penutup All Peserta

11 Bersih-Bersih Sie. Acara

Referensi

Dokumen terkait