• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERNIKAHAN DINI - Digilib UIN SUKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PERNIKAHAN DINI - Digilib UIN SUKA"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini, penulis membatasi pada kasus permohonan pengecualian perkawinan, khususnya perkawinan usia dini, perkawinan baru, atau perkawinan anak yang diterima oleh Pengadilan Agama Indramayu pada tahun 2013 sebagai subjek penelitian. Bagaimana upaya penanganan KUA dan instansi terkait di daerah untuk meminimalisir atau mencegah terjadinya pernikahan dini di Kecamatan Juntiyuat Kabupaten Indramayu? Bagaimana Sosiologi Hukum Islam Meninjau Faktor Penyebab dan Upaya Penanganan dan Pencegahan Pernikahan Dini di Kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu.

Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Untuk mengetahui solusi yang tepat dalam mengatasi permasalahan pernikahan dini dan upayanya di Kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indrmayu. Sebagai rujukan dan penyemangat bagi para ulama lain untuk meneliti tentang pengaruh dan sebab-sebab dispensasi nikah serta masukan sebagai bahan refleksi dan efektifitas hukum Islam dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Sebagai bahan penyumbang pemikiran di lingkungan Pengadilan Agama Kabupaten Indramayu dan masyarakat serta sebagai bahan pemaparan pernikahan dini khususnya di Kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indrmayu.

Tinjauan Pustaka

Karim dan Selamet dengan judul Implementasi Pernikahan Di Bawah Umur dan Pernikahan Di Luar Catatan Kaki di Kabupaten Indramayu Jawa Barat Tahun 2013. Dengan menggunakan pendekatan sosiologi studi kasus, jenis penelitian empiris ini mengungkap faktor-faktor yang mendorong tingginya angka kasus pernikahan dini, dengan melakukan penelitian lapangan kepada masyarakat. yang menikah dini. Dalam penelitiannya, kejadian pernikahan dini dan pernikahan siri dipengaruhi oleh faktor sosial ekonomi, pendidikan, dan budaya.

Dimana dari segi sosial ekonomi masyarakat masih tergolong berpendapatan rendah dan kesenjangan ekonomi, sehingga dalam kasus pernikahan dini masyarakat masih memikirkan untuk mengurangi beban hidup berkeluarga, dari segi pendidikan dan budaya masih terdapat budaya yang Jika orang tua menolak tawaran tersebut, maka anak akan kesulitan untuk menikah di kemudian hari, begitu pula dengan pendidikan. Dengan demikian, kasus pernikahan dini dianggap wajar, sehingga pernikahan dini tergolong tinggi di Kabupaten Indramayu, Indonesia.18 Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan sumber data pelaku di Kecamatan Krangampel Kabupaten Indramayu, dan sebelum adanya tindakan penanggulangan berupa Stop Early Gerakan Pernikahan yang dilakukan oleh Koalisi Wanita Indonesia (KPI) Kabupaten Indramayu. 19 Dalam penelitiannya, ia menjelaskan alasan pelaku menikahkan anak di bawah umur, faktor-faktor yang mempengaruhinya, dan upaya mencari solusi terhadap praktik pernikahan dini di Kecamatan Padureso, Provinsi Kebumen.

Karim dan Selamet, Penyelenggaraan Perkawinan Di Bawah Umur dan Perkawinan Diluar Pernikahan di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, (Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Kehidupan Beragama, Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Agama Republik Indonesia, 2013), hal. 19 Dwi Irwanto dengan Judul Permasalahan Perkawinan di Kecamatan Padureso Kabupaten Kebumen (Analisis Sosiologis Hukum Islam). Dari berbagai penelitian yang penulis pelajari pada dasarnya sudah ada penelitian mengenai pernikahan dini, namun yang membedakan dengan penelitian-penelitian sebelumnya adalah dalam hal ini yang penulis lakukan penelitian ini adalah sejauh mana korelasi antar institusi lebih mendalami. kedalaman. di pemerintahan, lembaga hukum dan masyarakat. dengan teori Lawrence M.

Meskipun dalam buku terbitan Kementerian Agama terdapat penelitian di wilayah Kabupaten Indramayu yang dilakukan oleh Muchith A. Karim dan Selamet, namun penelitian tersebut dilakukan di Kecamatan Karangampel Kabupaten Indramayu dan dilakukan pada tahun 2013, dimana telah terdapat penelitian belum ada pencegahan terstruktur secara lokal di Kabupaten Indramayu. Kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu pada tahun ini peneliti menilai penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya.

Kerangka Teoritik

Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan pada Pasal 1, perkawinan adalah suatu ikatan rohani dan jasmani antara seorang laki-laki dan seorang perempuan sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa. . 23 Hosen Ibrahim, Pembahasan kertas kerja Subekti tentang beberapa pemikiran mengenai sistem hukum nasional masa depan, (Jakarta: Majalah Law & Justice, 1971), hal.Hukum dilihat dari sudut pandang sosiologi, bahwa hukum dan penegaknya tidak dapat dipisahkan. dari benda atau masyarakat. Hubungan ini tidak dapat dipisahkan, selain masyarakat sebagai objek, perspektif sosiologi melihat hukum efektif sebagai hukum yang hidup dalam masyarakat.

Jika dikaji permasalahan perceraian pada pernikahan dini seringkali muncul karena adanya salah satu aktor atau struktur kelembagaan masyarakat atau penegak hukum yang tidak berjalan sebagaimana mestinya sesuai tujuan hukum, dalam hal inilah mengapa pernikahan dini masih terjadi. terjadi yaitu karena belum berfungsinya kaidah atau ketentuan hukum dalam rangka kesadaran hukum/efektivitas hukum dalam masyarakat, sehingga masyarakat masih berperilaku sesuai keinginannya. Paul Bohannon berpendapat bahwa definisi kelembagaan hukum adalah hakikat hukum dalam karakter publiknya – hukum berkaitan dengan pemerintah.25. Sistem hukum dalam pelaksanaannya merupakan organisme kompleks yang di dalamnya struktur, substansi, dan budaya saling berinteraksi.26 Lawrence M.

Menurut Friedman, sistem hukum terdiri dari tiga komponen, yaitu komponen struktur hukum, yaitu kerangka, bagian yang tetap ada, bagian yang memberikan suatu bentuk dan batasan bagi keseluruhan lembaga penegak hukum. Pertanyaan Friedman yang pertama adalah bagaimana struktur hukum bekerja, dalam hal ini bagaimana pemangku kepentingan yang berdaya menjalankan perannya dalam menjalankan fungsi hukum. 1 Tahun 1974 siapa saja pemangku kepentingan dalam hal ini hakim pada pengadilan agama, apa peran Kementerian Agama dalam hal ini Kantor Urusan Agama (KUA) dalam implementasi UU No.

Kebudayaan merupakan salah satu unsur sikap dan nilai-nilai sosial.28 Bagaimana kebudayaan diterapkan atau dengan kata lain kesadaran dalam masyarakat. Menurut teori efektivitas hukum Soerjono Soekanto, teori efektivitas hukum menyatakan bahwa hukum dapat dikatakan efektif jika terdapat dampak hukum yang positif, ketika hukum mencapai tujuannya, maka hukum mencapai tujuannya dalam membimbing atau mengubah kehidupan masyarakat. berperilaku sehingga menjadi perilaku hukum yang beradab.30 Efektif atau tidaknya suatu undang-undang, jelas Soerjono Soekanto, ditentukan oleh lima faktor. Hukum Islam Islam adalah hukum yang dibangun atas pemahaman manusia terhadap teks Al-Quran dan Al-Sunnah untuk mengatur kehidupan manusia yang berlaku universal – relevan dengan zaman (waktu) dan makna (ruang) manusia.

Metode Penelitian

Syariat Islam dalam Paradigma Fiqih Sosial Sahal Mahfudh, Sahal menjelaskan bahwa Syariat Islam merupakan perwujudan dari Aqidah Islam. Dan sifat penelitian ini penulis menggunakan analisis deskriptif yaitu fokus pada penyelesaian masalah dengan menyajikan, menganalisis dan menjelaskan tentang masyarakat Kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu dan kejadian pernikahan dini. Sedangkan pendekatan permasalahan yang diterapkan adalah Hukum Sosiologis Islam, yaitu pendekatan terhadap hukum sebagai norma atau kaidah, dan pendekatan terhadap masyarakat dalam arti melihat realitas pernikahan dini yang ada di masyarakat.

Mengapa pernikahan dini masih terjadi di masyarakat Kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu, apa faktor yang melatarbelakanginya, adakah upaya untuk mengatasi praktik pernikahan dini dan bagaimana hukum Islam mengenai fenomena pernikahan dini? Artinya pendekatan sosiologi hukum Islam dalam penelitian ini harus menjawab rumusan masalah sehingga dapat dianalisis lebih lanjut untuk mencapai fenomena yang terjadi dalam praktik pernikahan dini di Kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indrmayu. Terdiri dari 12 desa, dengan beberapa desa yang memiliki jumlah praktik pernikahan dini yang relatif banyak, yaitu di Desa Dadap, dan Desa Juntinyuat sebagai ibu kota Kecamatan Juntinyuat.

Untuk menyelesaikan permasalahan problematis yang ada di masyarakat Kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu khususnya dalam kasus Pernikahan Dini maka peneliti memerlukan sumber data yaitu. Data Primer yaitu data yang diperoleh dari hasil penelitian lapangan yang diperoleh langsung dari sumber, dengan melakukan wawancara dan observasi langsung di lapangan, dan. Data Sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber hukum, buku dan jurnal atau media cetak dan media lain yang berkaitan dengan Pernikahan Dini.

Dalam hal ini, penulis menganalisis data yang terkumpul secara kualitatif dengan menggunakan metode deduktif. Yakni menarik kesimpulan berdasarkan pengetahuan umum kemudian menarik kesimpulan khusus. Dengan kata lain, pemikiran mengenai makna perkawinan di bawah umur yang masih lazim kemudian dikorelasikan dengan perkara-perkara di Pengadilan Agama Indramayu yang bersifat khusus dan kemudian sampai pada suatu (kesimpulan) yang baru.

Sistematika Pembahasan

Bab ketiga berisi pembahasan tentang gambaran umum Kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu dan pernikahan dini di Kecamatan Juntiyuat Kabupaten Indramayu, meliputi permasalahan pernikahan dini dan faktor-faktor penyebab pernikahan dini. Bab kelima berisi tentang kesimpulan dimana pada bab ini terlihat bahwa faktor penyebab terjadinya pernikahan dini di Kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu disebabkan karena kurang terkoordinasinya peran dari semua lapisan masyarakat dan faktor budaya, ekonomi dan pendidikan banyak sekali pengaruhnya terhadap pernikahan dini. praktik pernikahan dini. Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan dua kesimpulan penting bahwa permasalahan pernikahan dini di Kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu adalah.

Undang-undang yang ada memberikan ruang bagi praktik perkawinan anak agar pernikahan dini tetap berlanjut. Hal ini merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap praktik pernikahan dini di Kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu. Upaya penanggulangan dan pencegahan pernikahan dini di Kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu yang dilakukan oleh KUA dan instansi terkait, lebih khusus lagi adalah “Gerakan Tolak Pernikahan Dini” oleh Koalisi Perempuan Indonesia (KPI) Kabupaten Indramayu yang didukung oleh Pemerintah Daerah, penulis menyimpulkan sebagai berikut.

Gerakan Hentikan Pernikahan Dini di Kabupaten Indramayu khususnya di Kecamatan Juntinyuat dapat mengurangi praktik pernikahan dini. Pengetatan tata cara pengajuan izin pengecualian nikah di Pengadilan Agama dan KUA terkait permohonan izin nikah anak di bawah umur berdampak besar pada penurunan angka pernikahan dini di Kecamatan Juntinyuat. Sosiologi Hukum Islam Mengenai Faktor Penyebab Dan Upaya Penanggulangan Dan Pencegahan Pernikahan Dini Di Kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu.

Dalam upaya penanggulangan pernikahan dini yang dilakukan oleh pihak-pihak terkait di Kabupaten Indramayu khususnya di Kecamatan Juntinyuat, kami telah mampu membantu mengurangi permasalahan perkawinan anak. Namun hal tersebut tidak serta merta dapat mencegah praktik pernikahan dini akibat berkembangnya globalisasi hubungan sosial di kalangan remaja. Huda, Siti Naurah Nur, “Faktor Penyebab Maraknya Kasus Pernikahan Dini”, Jurnal FMIPA Universitas Sriwijaya, 2013.

TINJAUAN TENTANG PERNIKAHAN DINI

Prosedur Dispensasi Nikah

Faktor Pernikahan Dini

Dampak Dari Pernikahan Dini

Referensi

Dokumen terkait