• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perspektif Konflik Dalam Kontroversi Tes ASN Dan Pemecatan Pegawai KPK

N/A
N/A
Ilaria Beverages

Academic year: 2023

Membagikan "Perspektif Konflik Dalam Kontroversi Tes ASN Dan Pemecatan Pegawai KPK"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

Perspektif Konflik Dalam Kontroversi Tes ASN Dan Pemecatan Pegawai KPK

an essay (as an opiniont from several News article) (Perilaku Organisasi K2)

Tes Aparatur Sipil Negara atau disingkat sebagai ASN merupakan salah satu bentuk tes yang diselenggarakan untuk menyeleksi ASN yang menduduki jabatan di pemerintahan.

Salah satu bentuk tes ASN ini adalah Tes Wawasan Kebangsaan atau disingkat menjadi TWK. Akhir-akhir ini telah diselenggarakan TWK untuk pegawai KPK yang kemudian menjadi polemik tersendiri karena pertanyaan yang ada di tes wawasan kebangsaan tersebut dinilai menyimpang dari yang seharusnya. Novel Baswedan, pegawai KPK, mengatakan bahwa TWK yang diselenggarakan tersebut merupakan salah satu upaya dari pimpinan KPK saat ini untuk menyingkirkan pegawai yang berintegritas tinggi di lingkup KPK. Ia juga menilai bahwa upaya ini sudah dilakukan sejak lama agar pegawai yang berintegritas cepat hengkang dari posisinya di KPK. Hal ini juga bukan tanpa alasan karena sebelumnya telah dilaksanakan revisi UU KPK yang mana telah menimbulkan kontroversi tersendiri termasuk pengalihan status pegawai KPK menjadi ASN yang mana salah satu mekanisme dari pengalihan status ini, yakni dengan menjalankan tes wawasan kebangsaan.

Pelaksanaan asesmen Tes Wawasan Kebangsaan oleh KPK untuk pengalihan status pegawai menjadi ASN merupakan sebuah amanat dari Undang-undang No. 19/2019 tentang Perubahan Kedua atas UU No. 30/2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan PP No. 41/2020 tentang Pengalihan Pegawai KPK menjadi Pegawai ASN serta Peraturan KPK No. 1/2021 tentang Tata Cara Pengalihan Pegawai KPK menjadi Pegawai ASN. Sebanyak 1.351 pegawai KPK mengikuti rangkaian asesmen tes TWK mulai dari 18 Maret hingga 9 April 2021. Pada 5 Mei 2021, KPK mengumumkan hasil asesmen sebagai berikut: Pegawai yang Memenuhi Syarat (MS) sebanyak 1274 orang, Pegawai yang Tidak Memenuhi Syarat (TMS) sebanyak 75 orang, dan Pegawai yang Tidak Hadir Wawancara sebanyak 2 orang. Mantan Ketua KPK, Saut Situmorang berpendapat bahwa tes yang dilaksanakan harus berdasarkan parameter yang jelas dalam mengukur kredibilitas pegawai KPK. Hal ini bukan tanpa alasan karena nyatanya pertanyaan dalam TWK banyak yang menyimpang dari yang seharusnya mengukur krdibilitas pegawai. Pertanyaan yang muncul

(2)

justru mengenai tata cara beragama, keimanan seseorang, bahkan terdapat pertanyaan yang berkaitan dengan urusan seksual pribadi pegawai KPK.

Hal-hal yang terjadi kemudian menimbuulkan konflik. Konflik menurut Winardi adalah adanya oposisi atau pertengangan pendapat orang-orang, kelompok-kelompok, bahkan perusahaan-perusahaan. Konflik-konflik yang ada biasanya ditimbulkan karena adanya komunikasi yang terjalin di dalam sebuah organisasi dapat menimbulkan sebuah konflik.

manajemen konflik merupakan sebuah proses dimana pihak yang terlibat dalam konflik atau pihak ketiga membuat penyelesaian konflik yang harus diterapkan oleh pihak yang terlibat agar konflik dapat diminimalisir dan menghasilkan tujuan yang diinginkan (Wirawan, 2013).

Konflik yang terjadi antara 75 orang pegawai KPK yang terancam dipecat dengan pimpinan KPK merupakan konflik organisasi yang meski terjadi dalam internal organisasi, namun melibatkan pihak lain untuk mengelola konflik tersebut.

Pengelolaan konflik yang baik akan bermanfaat untuk memecahkan masalah yang dihadapi, juga akan mudah dalam menyatukan tujuan dengan memperhatikan kepentingan orang lain, membantu individu mengidentifikasikan permasalahan yang dihadapi atau bahkan menghindarkan seorang individu dari permasalahan yang bersifat destruktif (merusak) atau bahkan merugikan diri sendiri. Ada beberapa perilaku buruk yang dilakukan oleh karyawan sehingga menimbulkan konflik diantara satu dengan lainnya seperti kejahatan, ketidaksopanan, penipuan, sabotase, dan pencurian. Perilaku buruk tersebut mengakibatkan buruknya komunikasi yang terjalin dan menghambat komunikasi yang terjadi. Hal yang terjadi antara 75 orang pegawai KPK dan pimpinan KPK merupakan salah satu bentuk tidak terciptanya komunikasi yang baik. Munculnya asumsi-asumsi yang belum tentu benar sesuai fakta justru memperburuk keadaan. Dalam rangka mengelola konflik KPK ini perlu dilakukan mediasi hingga akhirnya menciptakan satu konsensus yang disepakati oleh kedua pihak yang berkonflik.

Menurut saya, menghadirkan pihak tengah yang tidak memihak siapapun dapat menjadi salah satu cara yang dapat ditempuh. Selain itu, diperlukan tes wawasan kebangsaan ulang dengan pertanyaan yang sesuai dan pertanyaan objektif yang dapat menunjukkan parameter kredibilitas seorang pegawai KPK sehingga dapat dibuktikan integritas pegawai dalam hasil TWK.

Referensi

Dokumen terkait