• Tidak ada hasil yang ditemukan

TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI di PROVINSI RIAU TAHUN 2001-2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI di PROVINSI RIAU TAHUN 2001-2016 "

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH VARIABEL SUMBERDAYA ALAM, INVESTASI, PENGELUARAN PEMERINTAH,

TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI di PROVINSI RIAU TAHUN 2001-2016

JURNAL ILMIAH

Disusun oleh :

Kevin Suputra 145020101111063

JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

2018

(2)

LEMBAR PENGESAHAN PENULISAN ARTIKEL JURNAL

Artikel Jurnal dengan judul :

PENGARUH VARIABEL SUMBERDAYA ALAM, INVESTASI, PENGELUARAN PEMERINTAH, TERHADAP PERTUMBUHAN

EKONOMI di PROVINSI RIAU TAHUN 2001-2016

Yang disusun oleh :

Nama : Kevin Suputra

NIM : 145020101111063

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Jurusan : S1 Ilmu Ekonomi

Bahwa artikel Jurnal tersebut dibuat sebagai persyaratan ujian skripsi yang dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 12 Februari 2018

Malang, 12 Februari 2018 Dosen Pembimbing,

Dr.Moh.Khusaini,SE.,M.Si.

,MA

NIP. 19710111 199802 1 001

(3)

PENGARUH VARIABEL SUMBERDAYA ALAM, INVESTASI, PENGELUARAN PEMERINTAH, TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI di PROVINSI RIAU

TAHUN 2001-2016

Kevin Suputra, Moh. Khusaini

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya Email: [email protected]

ABSTRAK

Provinsi Riau memiliki kabupaten/ kota yang berpotensial untuk mengembangkan ekonomi nya demi menunjang pertumbuhan ekonomi Riau secara keseluruhan. Dalam mengsukseskan pertumbuhan ekonomi Riau maka perlu difokuskan pada variabel-variabel yang mendorong terjadinya penguatan ekonomi di Provinsi Riau baik sektor migas maupun non-migas. Untuk pengembangan tersebut perlu di ketahui juga variabel-variabel apa saja yang diperlukan atau menjadi acuan dalam merencanakan pembangunan ekonomi secara berkala dan memprioritaskan pembangunan ekonomi tersebut demi menunjang pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan hasil penelitian, variabel sumberdaya alam, investasi, pengeluaran pemerintah dalam sektor migas signifikan dan berarah positif terhadap pertumbuhan ekonomi begitupula variabel sumberdaya alam dan pengeluaran pemerintah sektor non-migas signifikan dan berarah positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Namun investasi pada sektor non-migas tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Riau.

Kata kunci: Riau, Pertumbuhan Ekonomi, Migas, Non-Migas

A. PENDAHULUAN

Faktor penentu keberhasilan pembangunan terletak pada pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi oleh banyak variabel-variabel seperti; sumberdaya alam, investasi, serta pengeluaran pemerintah. Pertumbuhan ekonomi diperlukan agar pendapatan masyarakat dapat bertambah yang diharapkan tingkat kesejahteraan masyarakat juga ikut meningkat seiring bertambahnya pendapatan masyarakat. Dalam menentukan pembangunan ekonomi yang bertujuan meningkatkan pertumbuhan ekonomi maka diperlukan kewaspadaan terhadap faktor-faktor penghambat pertumbuhan ekonomi ataupun menunjukkan resesi ekonomi. Sumber kekayaan yang senyata-nyatanya adalah sumberdaya alam merupakan anggapan para kaum fisiokrat. Kaum fisiokrat percaya bahwa alam diciptakan oleh Tuhan dengan penuh keharmonisan dan keselarasan, serta hukum alam yang penuh dengan keselarasan dan keharmonisan ini berlaku kapan saja, di mana saja dan dalam situasi apapun.

Francis Quesnay (Deliarnov,2003) merupakan tokoh utama kaum aliran fisiokrat menyatakan dalam pendapatnya yaitu hukum ekonomi yang bersesuaian dengan hukum alam ini menjadikan alam, dalam hal ini faktor alam seperti tanah sebagai satu-satunya sumber kemakmuran rakyat, dimana terjadi kegiatan peternakan, pertanian dan pertambangan.

Menurut Friedrich List, perkembangan ekonomi pada dasarnya ditekankan pada acara produksi dan akan terjadi apabila kehidupan masyarakat terdapat kebebasan perorangan dan kebebasan dalam berorganisasi politik.Terdapat 5 perkembangan ekonomi yaitu tahap primitif, tahap beternak, tahap pertanian, tahap pertanian dan industri pengolahan, serta tahap pertanian, industri pengolahan, dan perdagangan. Friedrich List juga berpendapat bahwa daerah-daerah beriklim sedang tepat untuk pengembangan industri, sedang daerah tropis tepat untuk pertanian (Arsyad,2004).

Menurut Smith, sumberdaya alam yang tersedia merupakan wadah mendasar dari kegiatan produksi. Jumlah sumberdaya alam yang tersedia merupakan batas maksimum bagi pertumbuhan

(4)

suatu perkonomian. Kemudian dia menganggap bahwa manusialah sebagai faktor produksi utama menentukan kemakmuran bangsa-bangsa. Hal sama dinyatakan oleh Richardo menanggap bahwa jumlah faktor produksi tanah tidak bisa bertambah, sehingga akhirnya menjadi faktor pembatas.

Dalam perspektif Malthus, sumberdaya alam yang terbatas tidak akan mampu mendukung pertumbuhan penduduk karena produksi dari SDA akan mengalami apa yang disebut sebagai diminishing return (Arsyad, 2004 dan Mulyadi, 2003).

Salah satu pelaku ekonomi yang dipercaya memegang peranan penting dalam aspek perekonomian. Kekuatan maupun kemampuan dalam mengawasi serta mengatur perekonomian dimiliki oleh Pemerintah lewat kebijakan-kebijakan yang dapat mengikat ataupun menjalankan rencana pembangunan ekonomi. Dalam hal ini negara Indonesia masih terkategori negara yang sedang berkembang maka diperlukan campur tangan pemerintah yang dipercaya peranan atau efeknya relatif besar.

Pengeluaran pemerintah juga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi karena dapat menciptakan berbagai aktivitas ekonomi secara umum. Terciptanya prasarana yang dibutuhkan dalam proses pembangunan serta merupakan salah satu penilaian komponen yang kenaikan dalam belanja pemerintah dapat mendorong Produk Domestik Bruto (PDB) atau produk domestik..

Indikator dalam menunjukkan kegiatan pemerintah yang semakin meningkat dapat dilihat dari kemajuan ekonomi dari tahun ke tahun.

Gambar 1.1 : Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Riau Menurut Lapangan Usaha Migas dan Non-Migas Tahun 2001-2016

Sumber: BPS Provinsi Riau, 2017 Data Diolah

B. TINJAUAN PUSTAKA

Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi memang telah hadir sebelum ilmu ekonomi dikenal, namun pada kenyataanya teori-teori yang menyangkut pada pertumbuhan ekonomi baru muncul bersamaan dengan perkenalan ilmu ekonomi yang kondisinya sedang berkembang, Banyak teori-teori yang membahas tentang pertumbuhan ekonomi , pada tahapan awal pertumbuhan ekonomi sebagaimana yang dikemukakan oleh Adam Smith, David Ricardo, T.R. Malthus dan Karl Marx mengemukakan sesungguhnya bahwa teori pertumbuhan ekonomi yang dikenal masih tidak murni, dalam artian masih adanya pengaruh-pengaruh faktor sosiologi, psikologi serta faktor politik yang menggambarkan tentang proses jangka panjang untuk mencapai kondisi masyarakat-masyarakat ideal.

-2.00%

0.00%

% 2.00

% 4.00

% 6.00

% 8.00

% 10.00

2001200220032004200520062007200820092010201120122013201420152016

Laju Pertumbuhan Ekonomi Riau

Laju Pertumbuhan Ekonomi (Migas) Laju Pertumbuhan Ekonomi (Non-Migas)

(5)

Indikator untuk memperjelaskan hasil pembangunan yang telah dilakukan dapat dibuktikan oleh pertumbuhan ekonomi yang merupakan salah satu indikator tersebut serta menentukan arah ataupun rencana pembangunan dimasa yang mendatang. Pertumbuhan ekonomi yang bersifat positif dapat menunjukkan adanya peningkatan perekonomian sebuah daerah begitu juga sebaliknya pertumbuhan ekonomi yang ditandai secara negatif dapat menunjukkan adanya penurunan perekonomian sebuah daerah. Indikator penting untuk menganalisis pertumbuhan ekonomi yang terjadi di suatu daerah adalah pertumbuhan ekonomi yang dapat diukur dari perbedaan Produk Domestik Bruto (PDB) tahun tertentu dengan tahun sebelumya. Pertumbuhan dalam perekonomian akan dialami apabila jumlah total output produksi barang dan penyediaan jasa tahun tertentu lebih besar dari pada jumlah total output produksi barang dan penyediaan jasa tahun sebelumnya, atau jumlah total alokasi output tahun tertentu lebih besar daripada tahun sebelumnya.

Teori Pertumbuhan Adam Smith

Teori pertumbuhan ekonomi ini dicetuskan oleh Adam Smith dalam bukunya An Inquiry Into The Nature and Causes of The Wealth of Nations tahun 1776. Pertumbuhan ekonomi menurut konsep Adam Smith adalah interaksi antara tiga unsur pokok dalam system produksi di suatu negara dan ketiga unsur tersebut adalah (Arsyad, 2004) :

1. Sumberdaya alam yang tersedia (atau faktor produksi “tanah”) 2. Sumber daya manusia (atau jumlah penduduk)

3. Stok barang modal yang ada

Pada faktanya ketersediaan SDA yang terbatas maka sumber daya alam tersebut merupakan sebuah pembatasan dari kemungkinan tumbuhnya ekonomi nasional. Sumber daya alam hanya dapat digunakan dalam dayaguna apabila belum digunakan sepenuhnya saja.

Sumber daya manusia atau dalam hal ini dikatakan adalah jumlah penduduk yang dianggap mengikuti kebutuhan tenaga kerja dan industry. Artinya, laju pertumbuhan penduduk dari tinggi dan rendahnya lebih ditentukan oleh perkembangan perekonomian yang sedikit banyak akan berpengaruh terhadap jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan.

Menurut Smith, tingkat upah yang berlaku pada posisi upah subsisten akan meningkatkan jumlah penduduk , yang artinya tingkat upah pas-pasan untuk seseorang agar tetah dapat bertahan hidup.

Semakin tinggi tingkat upah, maka ada kecendrungan untuk meningkatnya laju pertumbuhan jumlah penduduk. Tinggi rendahnya upah ditentukan oleh kekuatan tarik-menarik antaran penawaran dan permintaan tenaga kerja, serta permintaan tenaga kerja juga ditentukan oleh stok modal yang tersedia hingga tingkat output masyarakat (Arsyad, 2004 dan Mulyadi, 2003).

Teori Pertumbuhan David Ricardo

Penurunan produk marginal akan turun ketika terjadinya sebuah keterbatasan faktor produksi tanah dan pertumbuhan faktor produksi penduduk atau tenaga kerja. Hal ini disebut dengan istilah the law of diminishing returns. Ketika tingkat upah di atas tingkat upah minimal maka ada nya kecendrungan buruh mau meningkatkan jumlah anggota keluarganya yang berdampak pada meningkatnya pertumbuhan penduduk. Adapun dalam proses ini akan berdampak pada turunnya produk marginal tenaga kerja yang semakin rendah dan pada akhirnya akan menekan tingkat upah buruh menjadi semakin rendah. Apabila tingkat upah buruh menurun sampai dibawah tingkat upah minimal, maka jumlah penduduk atau tenaga kerja akan menurun. Namun penurunan jumlah penduduk maupun tenaga kerja mengakibatkan tingkat upah akan naik di atas atau sama dengan tingkat upah minimal, hal ini tergantung dari berapa banyak presentase penurunan jumlah penduduk ataupun tenaga kerja. Oleh karena itu , sisi faktor produksi tanah dan tenaga kerja adalah suatu kesatuan yang dinamis dimana terjadi tarik-menarik perekonomian ke arah tingkat upah minimum.

Akumulasi dalam faktor modal, produksi serta pengetahuan teknologi cenderung meningkatakan produktivitas tenaga kerja.

Teori pertumbuhan ekonomi menurut David Ricardo merupakan proses tarik menarik antara dua kekuatan dinamis, yaitu the law of diminishing returns dan kemajuan teknologi dan pada akhirnya kekuatan the law of diminishing returns lebih kuat daripada kemajuan teknologi (Arsyad, 2004).

(6)

Teori Pertumbuhan Harrod Dommar

Teori pertumbuhan Harrod-Domar menganalisis tentang apa saja syarat dan keadaan yang harus diciptakan dalam perekonomian agar tercapai suatu pertumbuhan yang cukup mantap (steady growth); yang dapat diartikan sebagai pertumbuhan yang selalu akan memunculkan penggunaan sepenuhnya variabel modal dalam perekonomian.

Dalam teorinya juga disebutkan bahwa pengeluaran investasi tidak hanya mempunyai pengaruh (lewat proses multiplier) terhadap permintaan agregat, tetapi juga terhadap penawaran agregat melalui pengaruhnya terhadap kapasitas produksi. Model Harrod-Domar tentang pertumbuhan ekonomi didasarkan pada pengalaman-pengalaman negara maju. Model ini ditujukan untuk perekonomian kapitalis yang telah maju dan menganalisis persyaratan untuk mewujudkan suatu steady growth perekonomian tersebut.Menjadi suatu kewajiban dalam menjaga tingkat keseimbangan full employment dari tahun ke tahun bagi tingkat pendapatan nyata (real income) dan tingkat output untuk tetap berkembang pada tingkatan yang sama dengan perkembangan kapasitas produksi dari barang-barang modal.

Harrod dan Domar memberikan peranan penting dalam membentuk investasi terhadap proses pertumbuhan ekonomi suatu negara. Faktor yang dianggap penting yaitu investasi karena memiliki dua karakter atau dua peran sekaligus dalam mempengaruhi perekonomian, yaitu: Pertama, investasi berperan sebagai faktor yang dapat menciptakan pendapatan, artinya investasi mempengaruhi sisi permintaan. Kedua, investasi dapat memperbesar kapasitas produksi perekonomian dengan meningkatkan stok modal, artinya investasi akan mempengaruhi dari sisi penawaran.Dalam jangka waktu yang lebih panjang, pengeluaran investasi tidak hanya mampu mempengaruhi permintaan agregat, namun juga mampu mempengaruhi penawaran agregat, melalui perubahan kapasitas produksi. Dalam jangka yang lebih panjang, faktor investasi yang dinotasikan I akan menambah stok kapital seperti pabrik industri, jalan, mesin, dan sebagainya. Dengan demikian Investasi sama dengan perubahan stok Kapital atau dapat dinyatakan sebagai berikut: I =

∆K

Peningkatan stok kapital dapat diartikan sebagai peningkatan kapasitas produksi masyarakat.

Peningkatan kapasitas produksi berarti peningkatan penawaran agregat. Karena itu, berdasarkan pada model ini, para ahi ekonomi menyatakan bahwa pembangunan di negara-negara dunia ketiga untuk memecahkan persoalan keterbelakangannya adalah dengan mencari tambahan modal, baik dalam negeri dengan mengusahakan peningkatan tabungan dalam negeri, maupun dari luar negeri melalui penanaman modal dan utang luar negeri.Dalam teori ini disebutkan bahwa, jika ingin tumbuh, perekonomian harus menabung dan menginvestasikan suatu proporsi tertentu dari output totalnya. Semakin banyak tabungan dan kemudian di investasikan, maka semakin cepat perekonomian itu akan tumbuh (Arsyad, 2004)

Investasi

Investasi adalah pengeluaran untuk membeli barang modal dan peralatan produksi dengan tujuan untuk mengganti atau menambah barang modal dalam perekonomian yang akan digunakan untuk memproduksi barang dan jasa di masa depan, dengan perkataan lain investasi adalah kegiatan perbelanjaan untuk meningkatkan kapasitas produksi dalam perekonomian (Sukirno, 2003).

Menurut Sukirno (2003) menjelaskan bahwa faktor faktor utama yang menentukan tingkat investasi dalam suatu perekonomian antara lain yaitu:

1. Tingkat keuntungan yang diramalakan akan diperoleh dimasa depan

Ramalan mengenai keuntungan masa depan akan memberikan gambaran kepada para pengusaha mengenai jenis jenis investasi yang kelihatanya mempunyai prospek yang baik dan dapat dilaksanakan. Semakin baik keadaan masa depan, semakin besar tingkat keuntungan yang akan diperoleh perusahaa.

2. Kemajuan Teknologi

Pada umunya semakin banyak perkembangan teknologi yang dibuat, semakin banyak pula kegiatan pembaruan yang akan dilakukan oleh pengusaha. Untuk melakukan hal tersebut, para

(7)

pengusaha harus membeli barang-barang modal yang baru dan adakalahnya juga harus mendirikan bangunan atau pabrik yang baru. Maka semakin banyak pembaharuan maka semakin tinggi tingkat investasi yang akan tercapai.

3. Tingkat pendapatan nasional dan perubahan-perubahanya

Dalam analisis mengenai penentuan pandapatan nasional pada umumnya dianggap investasi yang dilakukan para pengusaha adalah berbentuk investasi otonomi. Tingkat pendapatan nasional yang tinggi akan memperbesar pendapatan masyarakat dan selanjutnya pendapatan yang tinggi tersebut akan memperbesar permintaan terhadap barang dan jasa. Keuntungan perusahaan yang tinggi tersebut akan bertambah tinggi dan akan emdorong dilakukanya lebih banyak investasi.

4. Keuntungan yang diperoleh perusahaan-perusahaan

Ketika perusahaan mengalami peningkatan keuntungan, pada umumnya keuntungan yang diperoleh tersebut akan disalurkan untuk meningkatkan produksi. Dengankata lain akan meningkatkan investasi perusahaan tersebut. Adanya peningkatan keuntungan tersebut membuat perusahaan berusaha untuk lebih meningkatkan keuntunganya lagi di masa depan sehingga perusahaan meningkatkan lagi investasinya guna mencapai tingakat keuntungan yang diharapakan lebih besar.

C.METODE PENELITIAN

Untuk menganalisis bagaimana pengaruh parsial dari sumberdaya alam, investasi maupun pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Riau maka penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan pendekatan OLS (Ordinary Least Square). Pada penelitian ini menggunakan aplikasi komputer berupa Stata.

Metode Analisis

Menurut (Gujarati, 2004) Analisis regresi berganda adalah kecenderungan satu variabel, variabel dependen, pada satu atau lebih variabel lain, variabel yang menjelaskan. Analisis regresi berganda digunakan untuk menaksir dan atau meramalkan nilai rata-rata hitung atau nilai rata-rata variabel dependen atas dasar nilai tetap variabel yang menjelaskan diketahui. Terdapat 2 buah model persamaannya yaitu : Model 1

= β0 + β1X1 + β2 X2 + β3X3 + e

Yang kemudian ditransformasikan dalam bentuk Logaritma sebagai berikut:

LogY = β0 + β1LogX1 + β2LogX2 + β3LogX3 + e Dimana:

= Pertumbuhan Ekonomi (satuan presentase) (migas) Β0 = Konstanta

β1, β2, β3, β4 = Koefisien masing masing variabel Independen X1 = Sumberdaya Alam (Ton)

X2 = Investasi (Rupiah)

X3 = Pengeluaran Pemerintah (Rupiah) e = Error

Model 2

= β0 + β1X1 + β2 X2 + β3X3 + e

Yang kemudian ditransformasikan dalam bentuk Logaritma sebagai berikut:

LogY = β0 + β1LogX1 + β2LogX2 + β3LogX3 + e Dimana:

= Pertumbuhan Ekonomi (satuan presentase) (non migas) Β0 = Konstanta

β1, β2, β3, β4 = Koefisien masing masing variabel Independen X1 = Sumberdaya Alam (Ton)

X2 = Investasi (Rupiah)

(8)

X3 = Pengeluaran Pemerintah (Rupiah) e

= Error

D. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Estimasi Berganda

Untuk melihat pengaruh variabel Sumberdaya alam, investasi dan pengeluaran pemerintah terhadap Pertumbuhan ekonomi provinsi Riau sektor migas dan sektor non migas maka penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan pendekatannya yaitu Ordinary Least Square (OLS). Analisis regresi berganda adalah kecenderungan satu variabel, variable dependen, pada satu atau lebih variabel lain, variabel yang menjelaskan. Analisis regresi berganda digunakan untuk menaksir dan atau meramalkan nilai rata-rata hitung atau nilai rata-rata variable dependen atas dasar nilai tetap variabel yang menjelaskan diketahui (Gujarati, 2004)

Tabel 4.1 : Hasil Estimasi Berganda Y1

Dependent Variable: LOG(Y1)

Method: Least Squares

Date: 11/27/17 Time: 22:59

Sample: 2001 2016

Included observations: 16

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

LOG(SDA) 0.977044 0.426500 2.290840 0.0409 LOG(INVESTASI) 0.174335 0.094609 1.842695 0.0902 LOG(PENGELUARANPEMERINT

AH) 0.682159 0.287123 2.375845 0.0350

C -10.55786 5.109431 -2.066347 0.0611

R-squared 0.823516 Mean dependent var 18.84661

Adjusted R-squared 0.779395 S.D. dependent var 0.845854 S.E. of regression 0.397286 Akaike info criterion 1.203995 Sum squared resid 1.894030 Schwarz criterion 1.397142 Log likelihood -5.631959 Hannan-Quinn criter. 1.213886

F-statistic 18.66496 Durbin-Watson stat 1.492147

Prob(F-statistic) 0.000082

Sumber: Data Sekunder diolah, 2017 Tabel 4.2 : Hasil Estimasi Berganda Y2

Dependent Variable: LOG(Y2)

Method: Least Squares

Date: 11/27/17 Time: 23:02

(9)

Sample: 2001 2016

Included observations: 16

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

LOG(SDA) 1.219878 0.536361 2.274359 0.0421 LOG(INVESTASI) 0.204788 0.118979 1.721210 0.1109 LOG(PENGELUARANPEMERINT

AH) 1.040522 0.361082 2.881681 0.0138

C -21.06139 6.425552 -3.277756 0.0066

R-squared 0.849234 Mean dependent var 18.21289

Adjusted R-squared 0.811542 S.D. dependent var 1.150889 S.E. of regression 0.499621 Akaike info criterion 1.662384 Sum squared resid 2.995453 Schwarz criterion 1.855531 Log likelihood -9.299071 Hannan-Quinn criter. 1.672275

F-statistic 22.53112 Durbin-Watson stat 1.545884

Prob(F-statistic) 0.000032

Sumber: Data Sekunder diolah, 2017

Dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa gambar tersebut memberikan informasi terhadap model pertama dalam persamaan regresi linier berganda berikut :

LogY1 = (-10.55786) + 0,977044 LogSDA + 0,174335 LogInvestasi+ 0,682159 LogPengeluaranPemerintah + e

Dari tabel 4.2 dapat diketahui bahwa gambar tersebut memberikan informasi terhadap model kedua dalam persamaan regresi linier berganda berikut:

LogY2 = (-21.06139) + 1,219878 LogSDA + 0,204788 LogInvestasi + 1,040522 LogPengeluaranPemerintah + e

Uji Parsial Y1

Uji ini digunakan untuk melihat signifikansi dari pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara individu dengan variabel lain yang dianggap tetap. Maka nilai t-hitung harus dibandingkan dengan nilai t-tabel, untuk nilai t-tabel dapat diperoleh dengan melihat tabel distribusi untuk α= 0,05 dan derajak n-k. Oleh karena itu adapun hasil pengujian secara parsial adalah :

a. Dari hasil output regresi berganda diatas menunjukkan bahwa nilai probabilitas Sumberdaya alam (X1) adalah 0,0409. Nilai ini lebih kecil dibandingkan nilai alpha = 0,05 atau 5 persen (0,0409 < 0,05) yang berarti kondisi tersebut menolak H0 dan menerima H1. Hal ini juga menunjukkan bahwa variabel Sumberdaya alam (X1) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi sektor migas di Provinsi Riau. Adapun nilai koefisien Sumberdaya Alam adalah 0,977044 yang artinya bahwa variabel sumberdaya alam berpengaruh signifikan dan positif terhadap pertumbuhan ekonomi sektor migas di provinsi Riau, Sehingga dapat diartikan bahwa jika terjadi peningkatan variabel sumberdaya alam sebesar 1 persen maka akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi sektor migas provinsi Riau sebesar 0,977044 persen. Hal ini sesuai dengan hipotesis awal penelitian ini yaitu variabel sumberdaya alam memiliki pengaruh yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi.

(10)

b. Dari hasil output regresi berganda diatas menunjukkan bahwa nilai probabilitas Investasi (X2) adalah 0,174335. Nilai ini lebih besar dibandingkan nilai alpha = 0,05 atau 5 persen (0,174335

> 0,05) yang berarti kondisi tersebut menerima H0 dan menolak H1. Hal ini juga menunjukkan bahwa variabel Investasi (X2) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi sektor migas di Provinsi Riau.

c. Dari hasil output regresi berganda diatas menunjukkan bahwa nilai probabilitas Pengeluaran Pemerintah (X3) adalah 0,0350. Nilai ini lebih kecil dibandingkan nilai alpha = 0,05 atau 5 persen (0,0350 < 0,05) yang berarti kondisi tersebut menolak H0 dan menerima H1. Hal ini juga menunjukkan bahwa variabel Pengeluaran Pemerintah (X3) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi sektor migas di Provinsi Riau. Adapun nilai koefisien Sumberdaya Alam adalah 0,682159 yang artinya bahwa variabel sumberdaya alam berpengaruh signifikan dan positif terhadap pertumbuhan ekonomi sektor migas di provinsi Riau, Sehingga dapat diartikan bahwa jika terjadi peningkatan variabel sumberdaya alam sebesar 1 persen maka akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi sektor migas provinsi Riau sebesar 0,682159 persen. Hal ini sesuai dengan hipotesis awal penelitian ini yaitu variabel pengeluaran pemerintah memiliki pengaruh yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi.

Uji Best of Fit Model (Uji F) Y1

Uji F-statistik menunjukan apakah semua variabel independen dalam model mempunyai pengaruh bersama-sama terhadap variabel dependennya, Dari hasil regresi berganda diatas diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,000082. Nilai ini lebih kecil jika dibandingkan dengan nilai alpha = 0,05 atau 5 persen (0,000082 < 0,05), sehingga H0 ditolak dan menerima H1 dimana artinya bahwa seluruh variabel independen (Sumberdaya Alam, investasi, dan pengeluaran pemerintah) secara bersama sama atau simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen pertumbuhan ekonomi sektor migas.

Uji Koefisien Determinasi ( ) Y1

Koefisien determinasi ( ) mengukur seberapa besar kemampuan model variabel independen dalam menerangkan variabel dependennya. Nilai koefisien determinasi antara nol dan satu, nilai yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas, ketika nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependennya.

Nilai disebut juga koefisien determinasi. Koefisien determinasi ( ) menunjukkan seberapa besar persentase variabel independen dapat menjelaskan variabel dependennya (goodness of fit test).

Dalam analisis regresi ini menunjukkan bahwa nilai ( ) diperoleh sebesar 0.779395. Hal ini berarti ,bahwa 77,9395 persen dari variabel-variabel independen (sumberdaya alam, investasi, pengeluaran pemerintah) mampu menjelaskan variabel dependennya (pertumbuhan ekonomi sektor migas provinsi Riau). Sedangkan 22,0605 persen dijelaskan ataupun dipengaruhi oleh variabel lain diluar model.

Uji Parsial Y2

Uji ini digunakan untuk melihat signifikansi dari pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara individu dengan variabel lain yang dianggap tetap. Maka nilai t-hitung harus dibandingkan dengan nilai t-tabel, untuk nilai t-tabel dapat diperoleh dengan melihat tabel distribusi untuk α= 0,05 dan derajak n-k. Oleh karena itu adapun hasil pengujian secara parsial adalah :

a. Dari hasil output regresi berganda diatas menunjukkan bahwa nilai probabilitas Sumberdaya alam (X1) adalah 0,0421. Nilai ini lebih kecil dibandingkan nilai alpha = 0,05 atau 5 persen (0,0421 < 0,05) yang berarti kondisi tersebut menolak H0 dan menerima H1. Hal ini juga menunjukkan bahwa variabel Sumberdaya alam (X1) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi sektor non migas di Provinsi Riau. Adapun nilai koefisien

(11)

Sumberdaya Alam adalah 1,219878 yang artinya bahwa variabel sumberdaya alam berpengaruh signifikan dan positif terhadap pertumbuhan ekonomi sektor non migas di provinsi Riau, Sehingga dapat diartikan bahwa jika terjadi peningkatan variabel sumberdaya alam sebesar 1 persen maka akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi sektor non migas provinsi Riau sebesar 1,219878 persen. Hal ini sesuai dengan hipotesis awal penelitian ini yaitu variabel sumberdaya alam memiliki pengaruh yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi.

b. Dari hasil output regresi berganda diatas menunjukkan bahwa nilai probabilitas Investasi (X2) adalah 0,1109. Nilai ini lebih besar dibandingkan nilai alpha = 0,05 atau 5 persen (0,1109 >

0,05) yang berarti kondisi tersebut menerima H0 dan menolak H1. Hal ini juga menunjukkan bahwa variabel Investasi (X2) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi sektor non migas di Provinsi Riau.

c. Dari hasil output regresi berganda diatas menunjukkan bahwa nilai probabilitas Pengeluaran Pemerintah (X3) adalah 0,0138. Nilai ini lebih kecil dibandingkan nilai alpha = 0,05 atau 5 persen (0,0138 < 0,05) yang berarti kondisi tersebut menolak H0 dan menerima H1. Hal ini juga menunjukkan bahwa variabel Pengeluaran Pemerintah (X3) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi sektor non migas di Provinsi Riau. Adapun nilai koefisien Sumberdaya Alam adalah 1,040522 yang artinya bahwa variabel sumberdaya alam berpengaruh signifikan dan positif terhadap pertumbuhan ekonomi sektor non migas di provinsi Riau, Sehingga dapat diartikan bahwa jika terjadi peningkatan variabel sumberdaya alam sebesar 1 persen maka akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi sektor non migas provinsi Riau sebesar 1,040522 persen. Hal ini sesuai dengan hipotesis awal penelitian ini yaitu variabel pengeluaran pemerintah memiliki pengaruh yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi.

Uji Best of Fit Model (Uji F) Y2

Uji F-statistik menunjukan apakah semua variabel independen dalam model mempunyai pengaruh bersama-sama terhadap variabel dependennya, Dari hasil regresi berganda diatas diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,000032. Nilai ini lebih kecil jika dibandingkan dengan nilai alpha = 0,05 atau 5 persen (0,000032 < 0,05), sehingga H0 ditolak dan menerima H1 dimana artinya bahwa seluruh variabel independen (Sumberdaya Alam, investasi, dan pengeluaran pemerintah) secara bersama sama atau simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen pertumbuhan ekonomi non migas provinsi Riau.

Uji Koefisien Determinasi ( ) Y2

Koefisien determinasi ( ) mengukur seberapa besar kemampuan model variabel independen dalam menerangkan variabel dependennya. Nilai koefisien determinasi antara nol dan satu, nilai yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas, ketika nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependennya.

Nilai disebut juga koefisien determinasi. Koefisien determinasi ( ) menunjukkan seberapa besar persentase variabel independen dapat menjelaskan variabel dependennya (goodness of fit test).

Dalam analisis regresi ini menunjukkan bahwa nilai ( ) diperoleh sebesar 0.811542. Hal ini berarti bahwa 81,1542 persen dari variabel-variabel independen (sumberdaya alam, investasi, pengeluaran pemerintah) mampu menjelaskan variabel dependennya (pertumbuhan ekonomi non migas provinsi Riau). Sedangkan 18,8458 persen dijelaskan ataupun dipengaruhi oleh variabel lain diluar model.

Pengaruh Sumberdaya Alam Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Riau Sektor Migas Dari hasil output regresi tersebut, nilai probabilitas sumberdaya alam adalah 0,0409 dimana lebih kecil dari nilai alpha yaitu 5 persen atau 0,05 dan juga menunjukkan bahwa sumberdaya alam berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Riau dalam sektor migas. Berarti penelitian ini telah sesuai dengan hipotesis awal dimana variabel sumberdaya alam berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Riau sektor migas.

(12)

Menurut teori Adam Smith, pada faktanya ketersediaan SDA yang terbatas maka sumber daya alam tersebut merupakan sebuah pembatasan dari kemungkinan tumbuhnya ekonomi nasional.

Sumber daya alam hanya dapat digunakan dalam dayaguna apabila belum digunakan sepenuhnya saja. Keadaan tersebut sama halnya dengan kondisi di sektor sumberdaya alam Provinsi Riau yang terbatas dalam hal luas tanah.

Temuan dari studi ini sesuai dengan hasil penelitian dari Pakis (2013) yang menjelaskan bahwa variabel sumberdaya alam berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Riau, adapun pengaruhnya adalah bernilai positif yang artinya semakin banyak jumlah produksi yang dihasilkan dari sektor Sumberdaya alam maka semakin tinggi pula pertumbuhan ekonomi yang dikontribusikan.

Pengaruh Variabel Investasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Riau Sektor Migas

Dari hasil output regresi berganda tersebut menunjukkan bahwa nilai Probabilitas Investasi adalah 0.0902. Nilai ini lebih kecil dari nilai alpha = 10 persen atau 0,1 yang berarti kondisi ini menerima H1 dan menolak H0. Hal ini juga menunjukkan bahwa variabel investasi secara parsial atau individu berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi sektor migas di Provinsi Riau.

Temuan ini sejalan dengan teori Harrod Dommar dimana teori pertumbuhan Harrod-Domar menganalisis tentang apa saja syarat dan keadaan yang harus diciptakan dalam perekonomian agar tercapai suatu pertumbuhan yang cukup mantap (steady growth); yang dapat diartikan sebagai pertumbuhan yang selalu akan memunculkan penggunaan sepenuhnya variabel modal dalam perekonomian.

Dalam teorinya juga disebutkan bahwa pengeluaran investasi tidak hanya mempunyai pengaruh (lewat proses multiplier) terhadap permintaan agregat, tetapi juga terhadap penawaran agregat melalui pengaruhnya terhadap kapasitas produksi. Model Harrod-Domar tentang pertumbuhan ekonomi didasarkan pada pengalaman-pengalaman negara maju. Model ini ditujukan untuk perekonomian kapitalis yang telah maju dan menganalisis persyaratan untuk mewujudkan suatu steady growth perekonomian tersebut.

Pengaruh Variabel Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Riau Sektor Migas

Dari hasil output regresi berganda tersebut menunjukkan bahwa nilai Probabilitas Pengeluaran Pemerintah adalah 0.0350. Nilai ini lebih kecil dari nilai alpha = 5 persen atau 0,05 yang berarti kondisi ini menolak H0 dan menerima H1. Hal ini juga menunjukkan bahwa variabel pengeluaran pemerintah secara parsial atau individu berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi sektor migas di Provinsi Riau.

Temuan dari studi ini sejalan dengan teori Adam Smith, Dia mengatakan bahwa stok modal lah yang merupakan unsur aktif dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara. Adam Smith memberikan peranan yang vital pada pertumbuhan stok modal atau akumulasi modal dalam menentukan tinggi rendahnya laju pertumbuhan ekonomi. Artinya cepat atau lambat sebuah akumulasi modal dapat menentukan laju dan lambatnya pertumbuhan ekonomi. Sedangkan jika diteliti dalam negara berkembang, stok modal merupakan langkah awal yang diberikan oleh pemerintah dalam bentuk belanja negara untuk meningkatkan infrastruktur sebuah daerah untuk membuat efisien dan efektif penggunaannya dalam mendukung penambahan produksi dalam negeri, dimana pengeluaran pemerintah juga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Provinsi Riau.

Temuan dari studi ini sesuai dengan hasil penelitian dari Pakis (2013) yang menjelaskan bahwa variabel pengeluaran pemerintah berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Riau, adapun pengaruhnya adalah bernilai positif yang artinya semakin banyak pengeluaran pemerintah yang efektif dan efisien maka semakin tinggi pula pertumbuhan ekonomi yang dikontribusikan.

(13)

Pengaruh Sumberdaya Alam Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Riau Sektor Non Migas

Dari hasil output regresi tersebut, nilai probabilitas sumberdaya alam adalah 0,0421 dimana lebih kecil dari nilai alpha yaitu 5 persen atau 0,05 dan juga menunjukkan bahwa sumberdaya alam berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Riau dalam sektor non migas. Berarti penelitian ini telah sesuai dengan hipotesis awal dimana variabel sumberdaya alam berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi sektor non migas Provinsi Riau sektor migas.Menurut teori Adam Smith, pada faktanya ketersediaan SDA yang terbatas maka sumber daya alam tersebut merupakan sebuah pembatasan dari kemungkinan tumbuhnya ekonomi nasional.

Sumber daya alam hanya dapat digunakan dalam dayaguna apabila belum digunakan sepenuhnya saja. Keadaan tersebut sama halnya dengan kondisi di sektor sumberdaya alam Provinsi Riau yang terbatas dalam hal luas tanah.

Temuan dari studi ini sesuai dengan hasil penelitian dari Pakis (2013) yang menjelaskan bahwa variabel sumberdaya alam berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Riau, adapun pengaruhnya adalah bernilai positif yang artinya semakin banyak jumlah produksi yang dihasilkan dari sektor Sumberdaya alam maka semakin tinggi pula pertumbuhan ekonomi yang dikontribusikan.

Pengaruh Variabel Investasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Riau Sektor Non Migas

Dari hasil output regresi berganda tersebut menunjukkan bahwa nilai Probabilitas Investasi adalah 0.1109. Nilai ini lebih besar dari nilai alpha = 5 persen atau 0,05 yang berarti kondisi ini menolak H1 dan menerima H0. Hal ini juga menunjukkan bahwa variabel investasi secara parsial atau individu tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi sektor non migas di Provinsi Riau.Temuan ini tidak sejalan dengan teori Harrod Dommar dimana teori pertumbuhan Harrod-Domar menganalisis tentang apa saja syarat dan keadaan yang harus diciptakan dalam perekonomian agar tercapai suatu pertumbuhan yang cukup mantap (steady growth); yang dapat diartikan sebagai pertumbuhan yang selalu akan memunculkan penggunaan sepenuhnya variabel modal dalam perekonomian. Pada kenyataannya, model Harrod-Domar kurang begitu cocok untuk kondisi negara-negara berkembang, dimana karakteristik negara berkembang masih ditandai dengan tingginya jumlah angkatan kerja dan banyaknya investasi-investasi dilakukan langsung oleh peran rumah tangga.

Tabel 4.3 : Jumlah Total Investasi Provinsi Riau Tahun 2000-2016

Total Investasi (PMDN) (Rp) (Juta) Total Investasi PMA (Rp) (Juta)

99,177,824 168,882,529,443.00

Sumber : Riau Dalam Angka, 2017 (diolah)

Dalam tabel 4.3 tersebut disimpulkan total keseluruhan investasi dalam negeri (PMDN) dan investasi asing (PMA). Karena perbandingannya sangat jauh maka tidak dapat diberikan gambar grafik perbedaannya. Dalam tabel 4.3 dapat dilihat bahwa jumlah investasi asing di Provinsi Riau sangat besar dan mendominasi sektor investasi di Provinsi Riau.

Pengaruh Variabel Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Riau Sektor Non Migas

Dari hasil output regresi berganda tersebut menunjukkan bahwa nilai Probabilitas Pengeluaran Pemerintah adalah 0.0350. Nilai ini lebih kecil dari nilai alpha = 5 persen atau 0,05 yang berarti kondisi ini menolak H0 dan menerima H1. Hal ini juga menunjukkan bahwa variabel pengeluaran pemerintah secara parsial atau individu berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi sektor non migas di Provinsi Riau.

(14)

Temuan dari studi ini sejalan dengan teori Adam Smith, Dia mengatakan bahwa stok modal lah yang merupakan unsur aktif dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara. Adam Smith memberikan peranan yang vital pada pertumbuhan stok modal atau akumulasi modal dalam menentukan tinggi rendahnya laju pertumbuhan ekonomi. Artinya cepat atau lambat sebuah akumulasi modal dapat menentukan laju dan lambatnya pertumbuhan ekonomi. Sedangkan jika diteliti dalam negara berkembang, stok modal merupakan langkah awal yang diberikan oleh pemerintah dalam bentuk belanja negara untuk meningkatkan infrastruktur sebuah daerah untuk membuat efisien dan efektif penggunaannya dalam mendukung penambahan produksi dalam negeri, dimana pengeluaran pemerintah juga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Provinsi Riau.

Temuan dari studi ini sesuai dengan hasil penelitian dari Pakis (2013) yang menjelaskan bahwa variabel pengeluaran pemerintah berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Riau, adapun pengaruhnya adalah bernilai positif yang artinya semakin banyak pengeluaran pemerintah yang efektif dan efisien maka semakin tinggi pula pertumbuhan ekonomi yang dikontribusikan.

E.KESIMPULAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil kesimpulan dari Analisis variabel sumberdaya alam, investasi dan pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Riau Tahun 2001-2016, maka dapat ditarik pula kesimpulannya sebagai berikut :

1. Sumberdaya alam secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Riau baik sektor migas maupun sektor non migas. Hal tersebut dikarenakan sumberdaya alam merupakan ‘lahan’ bagi tercipitanya sebuah peluang ekonomi yang mampu mendongkrak ataupun menaikkan tingkat pertumbuhan ekonomi, dimana peluang ini tidak sembarang daerah mampu memilikinya sebab keterbatasan lahan menjadi salah satu permasalahannya. Apabila produksi dari sumberdaya alam naik maka nilai PDRB juga turut akan naik dimana PDRB tersebut akan berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi dalam suatu daerah, dalam hal ini Provinsi Riau sektor migas maupun non migas.

2. Investasi secara parsial berpengaruh signifikan dan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Riau pada sektor migas jika mengikuti tingkat alpha 10%.

Namun pada sektor non-migas tidak signifikan,namun berpengaruh positif. Hal tersebut dikarenakan karena Provinsi Riau memiliki peluang lebih di sumberdaya alam sektor migas sehingga investor lebih tertarik pada sektor migas provinsi Riau dibandingkan sektor nonmigas, dan investor cenderung menginvestasikan sektor non migas di tempat lain. Sebagai contoh diberikan data investasi asing tahun 2008.

(15)

3. Pengeluaran pemerintah secara parsial berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan

ekonomi di Provinsi Riau baik sektor migas maupun sektor non migas. Hal tersebut dikarenakan pengeluaran pemerintah mampu menciptakan peluang-peluang ekonomi baru maupun untuk membantu masyarakat mencapai taraf hidup yang lebih layak, dalam hal ini jika pengeluaran pemerintah semakin tinggi dan tepat sasaran maka dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi juga akan naik.

4. Dalam penelitian ini variabel paling dominan adalah variabel Sumberdaya Alam baik sektor migas maupun sektor non-migas.

Saran

Dari hasil penelitian yang diperoleh maka dapat diajukan beberapa saran yang dijadikan sebagai pertimbangan bagi pengambilan kebijakan, adapun saran tersebut adalah sebagai berikut :

(16)

1 Variabel Sumberdaya Alam memiliki pengaruh paling dominan jika dibandingkan variabel independen lainnya, besaran jumlah produksi sumberdaya alam juga berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, maka diharapkan pemerintah Provinsi Riau mampu mengembangkan sumberdaya alam dan fokus terhadap pengembangan berkelanjutan dalam sektor ini.

2 Dalam hal ini investasi akan berpengaruh signifikan jika peranan investasi dalam negeri ditingkatkan dibandingkan investasi asing, dalam kedepannya diharapkan pemerintah Provinsi Riau mampu menggalangkan penguatan dalam sektor investasi dalam negeri dikarenakan investasi asing akan lebih baik jika diimbangi dengan investasi dalam negri dengan begitu terjadi permintaan dan penawaran seimbang dalam hal investasi berbasis asing maupun dalam negri demi menunjang pertumbuhan ekonomi, selain itu mengembangkan potensi-potensi sektor non-migas agar investor semakin tertarik dalam menanamkan modalnya terhadap sektor-non migas.

3 Pengeluaran pemerintah yang semakin tinggi juga mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dikarenakan dana dari pemerintah mampu membuat peluang ekonomi dan mensubsidi masyarakat menuju ke arah yang lebih baik, semakin tinggi pengeluaran pemerintah yang efisien dan efektif maka semakin tinggi pula pertambahan pertumbuhan ekonomi. Dalam hal ini diharapkan pemerintah Provinsi Riau mampu menanggarkan mana pengeluaran yang efektif dan efisien dalam membangun perkonomian provinsi Riau.

4 Dikarenakan keterbatasan data penelitian, diharapkan peneliti selanjutnya dapat melanjutkan penelitian ini menggunakan rentang waktu yang lebih panjang misalnya 30tahun.

UCAPANTERIMAKASIH

Kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu sehingga panduan ini dapat terselesaikan.Ucapan terima kasih khusus kami sampaikan kepada Asosiasi Dosen Ilmu Ekonomi Universitas Brawijaya dan Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya yang memungkinkan jurnal ini bisa diterbitkan.

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad.Lincolin. 2004. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: STIE YKPN

BPS Provinsi Riau. 2016. Riau Dalam Angka. www.bps.go.id, diakses tanggal 10 November 2016.

Deliarnov. 2003. Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada.

Gujarati, Damodar. 2004. Ekonometrika Dasar (terjemah). Jakarta: Erlangga.

Mulyadi, Subari. 2003. Ekonomi Sumberdaya Manusia. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Pakis, Emrizal. 2013. Analisis Peranan Investasi Sumberdaya Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Provinsi Riau. Malang: Universitas Brawijaya.

Sukirno, Sadono. 2003. Pengantar Ekonomi Makro. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Sukirno, Sadono. 2004. Makroekonomi Teori Pengantar. Edisi Ketiga. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sukirno, Sadono. 2007. Makroekonomi Modern. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

(17)
(18)

14

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis menyimpulkan Variabel pertumbuhan ekonomi berpengaruh signifikan terhadap perkembangan jumlah penduduk miskin di provinsi Nusa Tenggara Barat disebabkan kontribusi dari

Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Dana Alokasi Umum DAU tidak berpengaruh dan signifikan terhadap Pertumbuhan