• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) "

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PAKAN DARI AMPAS TAHU YANG DIFERMENTASI DENGAN EM4 TERHADAP

PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus)

Silfia Rasyidah, Nurhadi, dan Vivi fitriani

Program Studi Pendidikan Biologi (STKIP) PGRI Sumatera Barat Email: [email protected]

ABSRACT

The available of woof in enough quantities, in time, and marked as good nutritious is one of factors which is very important in fish cultivation. Made woof factory which is usually used by fish breeder for fish cultivation which is getting expensive, because the increase of basic material price of woof, especially fish flour as main protein source which is used in made fish woof. The effort which can be done to press the basic alternative woof as substitute half of woof basic material by using tofu waste. Related on it that is done by the research purpose to know the influence woof from tofu which is differmentation with EM4 to nila fish growth (Oreochromis niloticus).This research is done in Zoology Laboratory Padang State University in March until May 2014. The design of tried which is used Rancangan Acak Lengkap (RAL) by using 4 actions and 6 repeatation with A control (Palette PF800), B (tofu waste fermentation 14%), C (tofu waste fermentation 24%), and D (giving tofu waste 34%). This research is done for 8 weeks to see nila fish growth. The data analysis by various analysis and continued by differential test (continuous test).The result of research that woof is given from tofu differmentation by EM4 to nila fish give influence is not real to long growth and woof conversion in α 5%, give very real in weight addition in α1%, the it’s continued by continuous test DNMRT. From the research result can be concluded that giving the woof of tofu waste fermentation 24% can increase Nila fish growth. So in fish cultivation can use made woof by themselves to solve woof price which is very expensive so that it can conclude production result.

Keywords: feed, tofu waste, fermentation, EM4, growth, Oreochromis niloticus.

PENDAHULUAN

Indonesia memiliki sumber daya perikanan yang sangat kaya dan potensial, baik di wilayah perairan tawar (darat), maupun perairan laut (Rukmana, 1997). Salah satu jenis ikan yang sangat potensial untuk dibudidayakan adalah ikan nila (Oreochromis niloticus). ikan ini sangat mudah dipasarkan karena merupakan salah satu jenis ikan yang paling sering dikonsumsi sehari-hari oleh masyarakat. Meningkatnya permintaan konsumen terhadap ikan nila, maka perlu dilakukan suatu tindakan budidaya ikan nila agar kebutuhan gizi masyarakat dapat tercapai.

Ketersediaan pakan dalam jumlah yang cukup, tepat waktu, dan bernilai gizi yang baik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam kegiatan usaha budidaya ikan (Sahwan, 2004). Biasanya dalam budidaya ikan, peternak ikan menggunakan pakan buatan pabrik (pellet) untuk memenuhi kebutuhan ikan. Kendala yang dirasakan peternak ikan bahwa harga pakan semakin mahal. Salah satu penyebab tingginya harga pakan ikan adalah meningkatnya harga bahan baku pakan, terutama tepung ikan sebagai sumber protein utama yang digunakan dalam pakan buatan.

Permasalahan yang sering menjadi kendala yaitu penyediaan pakan buatan memerlukan biaya yang relatif tinggi, bahkan dapat mencapai 60-70%

dari komponen biaya produksi (Sahwan, 2004).

Upaya yang dapat dilakukan untuk menekan biaya produksi tersebut dengan menggunakan bahan pakan alternatif sebagai pengganti sebagian bahan pakan yaitu dengan membuat pakan buatan sendiri.

Pemilihan bahan pakan sebaiknya dipertimbangkan sesuai dengan ketentuan bahan pakan yaitu mudah didapat, harganya murah, kandungan nutrisi tinggi dan tidak merupakan makanan pokok manusia.

Ampas tahu merupakan limbah dari pabrik tahu yang bahan asalnya adalah kedelai. Ampas tahu juga mengandung protein yang dibutuhkan untuk pertumbuhan ikan. Untuk meningkatkan kandungan gizi dan kualitas dari bahan baku dari limbah tersebut dapat dilakukan dengan menambahkan probiotik EM4. Proses fermentasi akan menyederhanakan partikel bahan pakan, sehingga akan meningkatkan nilai gizinya.

(poultyindonesia, 2006).

Sehubungan dengan hal diatas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

(2)

pakan d EM4 te METO

Maret s Zoologi adalah 33cm, thermom karung, penguk dan alat nila gi dedak h terigu, tepung Peneliti Rancan perlaku akan di A= Kon B= Pem C= Pem D=Pem diaerasi dimasuk dilakuk benih kedalam dan dia perlaku dengan 12.00, sekali d tubuh ik dan pe selama pertamb berdasa peneliti peneliti berat m awal hi rumus ( Wm = dinyata Conver (Djarija Wo  pertamb pakan

dari ampas ta erhadap pertum ODE PENELIT

Penelitian in sampai Mei 20

i Universitas N Alat yang di stoples 24 bua aerator, alat t meter hg, mist , plastik, namp kus, kamera di

t-alat tulis.

Bahan yang ft sebanyak 7 halus, tepung k

top mix, air, kanji, dan min Jenis pene ian ini dilak ngan Acak L uan dan 6 ulan lakukan sebaga ntrol (pemberia mberian pakan mberian pakan mberian pakan k

Stoples diis i selama 1 kkan kedalam kan pengukura ikan uji. Se m masing-mas aklimatisasi se uan. Pemberian frekuensi 3x dan jam 16.0 dalam 6 hari. P

kan dilakukan engukuran suh

2 bulan.

Parameter bahan panjan arkan selisih

ian dengan ian. Pertambah mutlak, yang d

ingga akhir pen (Aziz, 1989) s

=W2 - W1

akan dengan rcy Ratio (F ah, 1995) sebag

Data tenta bahan panjang

dari ikan nil

ahu yang difer mbuhan ikan nil

TIAN ni dilaksanak 014 bertempat Negeri Padang.

igunakan dalam ah berdiameter

tangkap ikan, tar, koran, tim pan, gelas ukur

igital, alat pen digunakan ad 72 ekor, pelle kedelai, tepung , EM4, tepun nyak.

elitian adalah kukan dengan Lengkap (RA ngan. Adapun

ai berikut:

an pakan pellet kadar ampas ta kadar ampas ta kadar ampas ta si air sebany 1 minggu.

m stoples t an dan peni etelah itu ika sing stoples se elama 2 hari n pakan 5% d sehari pada j 00. Pergantian Pengukuran ber diawal dan di hu air dilakuk

yang diamat ng total ikan panjang ika panjang ika han berat deng dilakukan seca

nelitian, denga ebagai berikut Pengukuran konversi pak FCR), mengg gai berikut: FC ang pertumb

g total, berat la dianalisis

rmentasi denga la

kan pada bula di laboratoriu

m penelitian i r 33.5 dan ting neraca ohous mbangan, embe r, pisau, baskom

nggiling dagin dalah benih ika et, ampas tah ng ikan, garam

h eksperime n menggunaka AL), dengan perlakuan yan t PF800) ahu 14 % ahu 24 % ahu 34%

yak 15 L la Sebelum ika terlebih dahu mbangan ber an dimasukka ebanyak 3 ek

sebelum dibe dari berat bada jam 08.00, ja n air dilakuka rat serta panjan akhir penelitia kan setiap ha ti terdiri da n nila dihitun an pada akh an pada aw gan menghitun ara periodik da an menggunaka t: Berat mutlak kualitas paka kan atau Foo gunakan rumu CR  F Wt D  buhan, denga

t dan konver dengan analis

an

an um ini ggi ss, er, m, ng an hu, m, en.

an 4 ng

alu an ulu rat an kor eri an am an ng an, ari ari ng hir wal ng ari an k : an od us   an rsi sis

raga lanj

HA

Pert pen pad

ikan pad

Tab Pen Pe Ket A. K B.

C.

D.

(La pak EM pert DN berb

am, kemudian jut

).

ASIL DAN PE

tambahan bera nelitian, dipero da Gambar 2.

Pertamba n nila, dipero da Gambar 3.

bel 2. Data Ko nelitian

erlakuan

A B C D terangan : Kontrol (Pemb

Pemberian kad Pemberian kad Pemberian kad Berdasar ampiran 3) m kan dari ampa M-4 memberika

tambahan bera Setelah d NMRT diperol beda nyata de

0 5 10 15

Pertambahan   Berat   Tubu h   Ikan   Ni la

0 1 2 3 4 5

Pert am bah an   Panjang   Tubuh   Ikan   Ni la

n lanjutkan de

EMBAHASA

at tubuh ikan n oleh hasil seb

ahan panjang oleh hasil seb

onversi Pakan Rata 1,90 2,05 1,48 2,07 berian Pelet PF

dar ampas tahu dar ampas tahu dar ampas tahu rkan hasil a menunjukkan

s tahu yang d an pengaruh sa at tubuh ikan ni dilakukan uji l leh bahwa p engan perlakua

D B A

6.95 a7.48 a8.38

Perlakuan

D B A

3.83 4.15 4.9

Perlakuan

engan uji bed

AN

ila selama 8 m bagaimana disa

total (total le bagaimana disa

n Selama 8 M a-rata

800) u terfermentasi u terfermentasi u terfermentasi analisis kerag bahwa pemb difermentasi d angat nyata ter

ila.

lanjut menggu perlakuan A an B dan D, n

C 8a

12.6 b

n

C 7 4.98

n

a

(

uji

minggu ajikan

ength) ajikan

Minggu

14 % 24 % 34 % gaman berian dengan rhadap unakan tidak namun

(3)

berbeda sangat nyata dengan perlakuan C. Pada Gambar 2 terlihat bahwa pertambahan berat tubuh ikan tertinggi dihasilkan oleh kelompok ikan yang mendapatkan pakan perlakuan C dengan pemakaian ampas tahu yang difermentasi EM-4 sebesar 24%

dan yang terendah dihasilkan oleh kelompok ikan yang mendapatkan pakan perlakuan D sebesar 34%, sedangkan penelitian yang dilakukan (Sartika, 2013) pertambahan berat tubuh ikan patin tertinggi dihasilkan oleh kelompok ikan yang mendpatkan perlakuan B dengan pemakaian ampas tahu 16%.

Tingginya pertambahan berat tubuh ikan pada perlakuan C kemungkinan disebabkan oleh ransum yang diberikan dan keseimbangan zat-zat makanan yang ada dalam ransum sudah memenuhi kebutuhan ikan serta kondisi lingkungan sudah cukup baik. Halver (1989 dalam Amri 2007) menyatakan bahwa zat-zat makanan yang dibutuhkan ikan bila berada pada keadaan seimbang dan lengkap disamping meningkatkan kecepatan pertumbuhan ikan juga berperan mengimbangi efek tekanan (fisiologis) dari terbatasnya ruang gerak ikan. Ditambahkan pula oleh Djajasewaka (1995 dalam Amri 2007), bahwa pemberian ransum yang sesuai dengan kebutuhan ikan, selain dapat menjamin kehidupan ikan juga akan mempercepat pertumbuhannya.

Tingginya pertambahan berat tubuh ikan nila pada perlakuan C juga disebabkan oleh tingginya konsumsi pakan. Apabila tingkat konsumsi pakan tinggi, maka nutrisi yang diterima oleh tubuh ikan juga tinggi dan dapat meningkatkan pertumbuhannya. Begitu juga sebaliknya. Apabila tingkat konsumsi pakan sedikit, maka nutrisi yang diterima oleh tubuh juga sedikit dan akan berakibat pada pertumbuhannya. Utomo et al, (2005) menyatakan bahwa jumlah konsumsi pakan merupakan salah satu faktor mempengaruhi pertumbuhan ikan selain faktor lingkungan dan genetik.

Rendahnya pertambahan berat tubuh ikan pada perlakuan D kemungkinan disebabkan oleh tingginya kandungan serat kasar dalam ransum.

Halver (1989 dalam Amri 2007) menyatakan bahwa ikan kurang mampu mencerna serat kasar (karbohidrat) karena usus ikan tidak terdapat mikroba yang dapat memproduksi enzim amylase atau selulase. Djajasewaka (1995 dalam Amri 2007) menyatakan bahwa kandungan serat kasar yang tinggi di dalam ransum ikan akan mempengaruhi daya cerna dan penyerapan zat-zat makanan yang ada di dalam alat pencernaan ikan.

Kandungan protein di dalam pakan tinggi maupun rendah belum tentu dapat meningkatkan pertumbuhan ikan sebab nutrisi yang lainnya juga harus seimbang. Nutrisi yang terdapat di dalam pakan tidak hanya berupa protein tetapi juga karbohidrat dan lemak. Menurut Kordi (2011) pakan yang tidak seimbang atau salah satu komponennya berlebihan dapat juga menimbulkan

masalah. Kelebihan protein dan lemak dapat menimbulkan penimbunan lemak di hati dan ginjal sehingga ikan menjadi gemuk, nafsu makan berkurang dan bengkak di sekitar perut. Kelebihan karbohidrat juga dapat menyebabkan penimbunan lemak di hati dan organ dalam lainnya, rongga perut melebar, insang menjadi pucat, telur tertahan dan kualitasnya menurun.

Berdasarkan hasil analisis keragaman (Lampiran 5) menunjukkan bahwa pemberian pakan dari ampas tahu yang difermentasi dengan EM-4 berpengaruh tidak nyata terhadap pertambahan panjang tubuh ikan nila.

Hal ini menunjukkan bahwa respon ikan nila tanpa pemakaian ampas tahu yang difermentasi dengan EM-4 dan dengan pemakaian ampas tahu yang difermentasi dengan EM-4 sampai level 34%

tidak menyebabkan perbedaan terhadap pertambahan panjang tubuh ikan nila. Berpengaruh tidak nyatanya pemakaian ampas tahu yang difermentasi dengan EM-4 terhadap pertambahan panjang tubuh ikan nila kemungkinan disebabkan oleh genetik (keturunan) dari ikan tersebut tidak baik dan penyakit yang menyerang ikan itu sendiri.

Hal ini didukung oleh pendapat Effendie (1997), bahwa pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh faktor dalam, diantaranya ialah sex, umur, parasit, dan penyakit. Dalam suatu kultur, faktor keturunan mungkin dapat dikontrol dengan mengadakan seleksi untuk mencari ikan yang baik pertumbuhannya. Penyakit dan parasit juga mempengaruhi pertumbuhan terutama kalau yang diserang itu alat pencernaan makanan atau organ lain yang vital sehingga efisiensi berkurang karena kekurangan makanan yang berguna untuk pertumbuhan.

Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa rataan konversi pakan ikan nila masing- masing perlakuan berkisar 1.48 sampai 2.07. Berdasarkan hasil analisis keragaman konversi pakan ikan nila (Lampiran 6), dapat diketahui bahwa pemakaian ampas tahu yang difermentasi dengan EM-4 berpengaruh tidak nyata terhadap konversi pakan ikan nila. Hal ini menunjukkan bahwa respon ikan nila tanpa pemakaian ampas tahu yang difermentasi dengan EM-4 dan dengan pemakaian ampas tahu yang difermentasi dengan EM-4 tidak menyebabkan perbedaan terhadap konversi pakan.

Tinggi rendahnya konversi pakan yang diperoleh mempengaruhi efisiensi pakan yang digunakan oleh ikan untuk melakukan pertumbuhannya. Menurut Djarijah (1995) pakan ikan kualitas baik mempunyai nilai konversi rendah, sebaliknya pakan yang kurang baik, nilai konversinya tinggi. Hal ini juga dinyatakan oleh Jangkaru (1991 dalam Widyastuti et al. 2010), bahwa semakin kecil nilai konversi pakan berarti semakin baik kualitas pakan yang diberikan. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah pakan yang

(4)

dikonsumsi oleh ikan lebih besar dibandingkan sisa pakan yang tidak dikonsumsi.

Rataan konversi pakan ikan nila selama 8 minggu penelitian adalah 1.87. Hasil ini tidak jauh berbeda dari hasil yang dinyatakan oleh Mudjiman (2011), bahwa konversi makanan pada ikan berkisar 1.5 – 1.8. Secara umum, suatu jenis makanan dikatakan cukup efisien jika faktor konversinya sekitar 1.7. Hal ini juga didukung oleh Jangkaru (1991 dalam Widyastuti et al. 2010), bahwa nilai konversi pakan yang masih dianggap efisien adalah bila kurang dari 3.

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan, pemberian pakan dari ampas tahu terfermentasi dapat meningkatkan pertambahan berat dari ikan nila. Pemberian pakan dari ampas tahu terfermentasi 24% cenderung lebih baik digunakan untuk pakan ikan nila dibandingkan pakan yang lain sehingga dapat dijadikan sebagai alternatif pakan. Penulis menyarankan, dalam membudidayakan ikan nila dapat menggunakan pakan buatan sendiri sebagai pengganti sebagian bahan baku pakan untuk menanggulangi harga pakan yang mahal sehingga dapat meningkatkan hasil produksi.

DAFTAR PUSTAKA

Amri, K. dan Khairuman. 2003. Budidaya Ikan Nila Secara Intensif. Jakarta: Agromedia Pustaka.

Amri, M. 2007. Pengaruh Bungkil Inti Sawit Fermentasi Dalam Pakan Terhadap Pertumbuhan Ikan Mas (Cyprinus carpio L.). Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian Indonesia, (Online). Vol. 9, no. 1, http://

repository.unib.ac.id/25/1/71JIPI-2007.pdf, diakses tanggal 2 agustus 2014.

Djarijah, A. S. 1995. Pakan Ikan Alami.

Yogyakarta: Kanisius

Effendie, M.I. 1997. Metode Biologi Perikanan.

Bogor: Yayasan Pustaka Nusantara.

Kordi. 2011. Budidaya Ikan Patin Secara Intensif.

Bandung: Nuansa Aulia

Poultryindonesia. 2006. Ampas Tahu Tingkatkan Produksi Broiler. (Online), (http://poultryindonesia.com/tag/riset/page/3

, diakses 11 September 2013).

Mudjiman, A. 2011. Makanan Ikan. Jakarta:

Penebar Swadaya

.

Sahwan, F. 2004. Pakan Ikan dan Udang. Jakarta:

Penebar Swadaya.

Sartika. 2013. Pengaruh Pakan Dari Ampas Tahu Yang Difermentasi dengan EM4 terhadap Pertumbuhan Ikan Patin (Pangasius sutchi).

Skripsi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat:

Padang.

Utomo, N.B.P., Hasanah, P., dan Mokoginta, I.

2005. Pengaruh Cara Pemberian Pakan yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Di Keramba Jaring Apung. Jurnal Akuakultur Indonesia,

(Online). 4 (2), http://jurnalakuakulturindonesia.ipb.ac.id,

diakses 17 Agustus 2013.

(5)

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini tergambar dari tingginya nilai retensi lemak pada ikan yang mengkonsumsi pakan C (31%) dan D (34%). Berdasarkan nilai kecernaan energi tersebut, terlihat bahwa ikan