• Tidak ada hasil yang ditemukan

perubahan sistem mata pencaharian masyarakat pasca

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "perubahan sistem mata pencaharian masyarakat pasca"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

ARTIKEL ILMIAH

HASNI WATI NPM: 12070110

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2016

(2)
(3)

PERUBAHAN SISTEM MATA PENCAHARIAN MASYARAKAT PASCA PENUTUPAN TAMBANG EMAS

(Studi : Di Nagari Lubuk Ulang Aling Kecamatan Sangir Batang Hari Kabupaten Solok Selatan)

Thesis Sociology of Education Studies Program, College of Teacher Training and Education (STKIP) PGRI West Sumatra, Padang 2016

Oleh:

Hasni Wati1, Marleni, S.Pd M.Pd,2,Ariesta, S.Sos, M.Si3

*The Sosiology Education Student of STKIP PGRI West Sumatera

**The Sosiology Staff of Sosiology Education of STKIP PGRI West Sumatera

ABSTRACT

This research observed about the changing of system life sources of citizen in nagari lubuk Ulang Aling. This activity of mining gold can destroy and giving pollution around the environment, lot of field has been destroyed by the illegal gold mining that is why the Major of South Solok wants to close the Gold Mining in Lubuk Ulang Aling, since the gold mining closed the life sources in Nagari Lubuk Ulang Aling had lot of changes. The purposes of this research are 1). To describe the changing of system life sources of citizen in nagari lubuk Ulang Aling, 2). To describe the changing of social life around the villagers since the changing of system life sources of citizen in Nagari Lubuk Ulang Aling Kecamatan Sangir Batang Hari Kabupaten Solok Selatan. This research used Neil Smelser’s social changing theory. Qualitative approach with the descriptive type, the data collection has been done by the process of interview, and documents analyze. The technique of choosing sourcer using the technique of porposive sampling there are 18 sourcers, and the technique of data analyze that is used was Miles dan Huberman model. Impacts of the closing of Gold Mining in Nagari Lubuk Ulang Aling. 1). The change of system from gold mining be farmer, seller, builder, and unemployment that was the impact of the closing Gold Mining, 2). The changing of social life around villagers since the Gold Mining Closed.

Key word: changing of social life around villagers since the Gold Mining Closed

1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat

2 Pembimbing I, staf Pengajar Program Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat

3 Pembimbing II, staf Pengajar Program Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat

(4)

2

ABSTRAK

HASNI WATI (12070110), Perubahan Sistem Mata Pencaharian Masyarakat Pasca Penutupan Tambang Emas Di Nagari Lubuk Ulang Aling Kecamatan Sangir Batang Hari Kabupaten Solok Selatan. Skripsi, Program Studi Pendidikan Sosiologi (STKIP) PGRI Sumatera Barat, Padang, 2016.

Penelitian ini mengamati tentang Perubahan Sistem Mata Pencaharian Masyarakat pasca penutupan tambang emas di Nagari Lubuk Ulang Aling. Kegiatan sektor pertambangan emas dapat merusak dan pencemaran lingkungan masyarakat, banyak lahan yang rusak oleh penambang liar maka dari itu pihak Bupati Solok Selatan untuk menghentikan pertambangan di Nagari Lubuk Ulang Aling Selatan, dengan adanya penutupan tambang emas mengalami perubahan dalam segi mata pencaharian masyarakat Nagari Lubuk Ulang Aling. Adapun tujuan penelitian adalah 1). Mendeskripsikan perubahan sistem mata pencaharian masyarakat pasca penutupan tambang emas, 2). Mendeskripsikan perubahan sosial masyarakat pasca penutupan tambang emas di Nagari Lubuk Ulang Aling Kecamatan Sangir Batang Hari Kabupaten Solok Selatan. Penelitian ini menggunakan teori perubahan sosial Neil Smelser. Pendekatan kualitatif dengan tipe deskriptif, pengumpulan data dilakukan dengan, proses pelaksanaan wawancara, dan penelusuran dokumen. Teknik pemilihan informan menggunakan teknik porposive sampling dengan informan 18 orang, dan teknik analisis data yang digunakan adalah model Miles dan Huberman. Pasca penutupan tambang emas di Nagari Lubuk Ulang Aling. 1). Perubahan sistem mata pencaharian dari penambang emas menjadi petani, pedagang, buruh, dan pengangguran hal tersebut akibat perubahan sistem mata pencaharian pasca penutupan tambang emas, 2).

Perubahan sosial masyarakat pasca penutupan tambang emas.

Kata kunci: Perubahan sosial masyarakat pasca penutupan tambang emas

4

1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat

2 Pembimbing I, staf Pengajar Program Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat

3 Pembimbing II, staf Pengajar Program Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat

(5)

PENDAHULUAN

Perkembangan pada sektor pertambangan di Indonesia sejak era reformasi selalu mengalami perubahan dan perkembangan serta mempengaruhi aspek kehidupan masyarakat baik dari segi perekonomian masyarakatnya dan pembangunan, karena kegiatan pertambangan tidak pernah lepas dari manusia itu sendiri. Kegiatan pertambangan di Indonesia terdiri dari berbagai macam sektor demikian juga dengan kegiatan pertambangan emas karena di Indonesia merupakan negara yang mempunyai sumber daya alam yang banyak dan Indonesia merupakan negara yang mempuyai kandungan emas, dengan demikian banyak memicu kegiatan pertambangan emas yang dilakukan oleh peruasahaan maupun perseorangan (Subagja, 2013:75).

Sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam terutama dalam bidang sektor pertambangan meliputi emas, perak, tembaga, minyak, gas bumi, batu bara dan lain-lain, dikuasai oleh negara hak penguasaan negara berisi wewenang untuk mengatur, mengurus, dan mengawasi pengelolaan atau pengusahaan atas sumber daya alam tersebut serta berisi kewajiban untuk mempergunakan sebenar-benarnya kemakmuran rakyat, Penguasaan oleh negara diselenggarakan oleh pemerintah (Salim, 2015 : 1).

Di Sumatera Barat, seperti di Kabupaten Solok Selatan banyak dilakukan kegiatan pertambangan pada umumnya banyak yang tidak mengikuti kaidah penambangan secara benar dan teratur, contohnya: penambang emas tidak bertanggung jawab menimbun lagi lubang galianya yang sudah mereka gali sehingga pemerintah daerah perlu adanya bimbingan dan pengarahan dari instansi terkait untuk memperkecil dampak negatif terhadap lingkungan.

Tambang emas di Nagari Lubuk Ulang Aling dimulai pada tahun 1999 yang menggunakan alat yang sederhana, di Nagari Lubuk Ulang Aling terdapat banyak emas maka masyarakat mulai menggunakan mesin dan penyedot air, sehingga menyebabkan lubang galian begitu dalam dan dapat merusak lingkungan masyarakatnya dengan keadaan yang seperti itu, ditambah lagi sudah masuknya orang luar untuk

melakukan kegiatan tambang emas dengan menggunakan alat yang cangih dan serba besi seperti mesin dompeng, traktor, maupun escavator dengan alat yang begitu cangih dan kadar emas yang diperoleh juga banyak bahkan galiannya juga dalam maka berdampak pada daerah masyarakat di Lubuk Ulang Aling dan lingkungan mereka menjadi rusak oleh tambang emas tersebut.

Dengan demikian semakin banyak tambang emas di daerah tersebut, maka semakin rusak lingkungan masyarakatnya dan tercemarnya lingkungan di Nagari Lubuk Ulang Aling, terjadi banjir dan lonsor karena tidak ada lagi pohon-pohon dan tebing yang menahan dan membendung air tersebut dan air naik kepermukaan daerah tempat tinggal masyarakatnya.

Pada saat pertambangan ini maju dengan pesatnya terlihat mempengaruhi tingkat sosial ekonomi masyarakat, karena dengan ikut andil bekerja dari pertambangan ini mereka dapat membiayai kebutuhan hidup keluarga dan dapat menyekolahkan anak-anak mereka. Di Nagari yang dilalui aliran sungai tersebut penduduknya memiliki pengetahuan dan pengalaman mendulang sehingga banyak masyarakat bekerja sebagai menambang emas dan berkurangnya angka pengganguran. Jumlah pekerja penambang emas diperkirakan dimana jumlah escavator yang ada di Lubuk Ulang Aling sebanyak 140 buah, rata-rata 1 escavator dilakukan oleh 10 orang dengan total seluruh pekerja 1.400 orang. Rata-rata mereka bekerja mulai dari tahun 2000 sampai pertengahan tahun 2015. Penutupan dilakukan oleh pejabat setempat yaitu Bapak Bupati Solok Selatan pada tahun 2015, dengan ditutupnya tambang emas mencegah terjadinya kerusakan dan pencemaran terhadap lingkungan, karena pertambangan tersebut dapat merusak lingkungan tempat tinggal masyarat seperti adanya galian lubang yang besar, menyebabkan longsor, air tercemar dan bahkan merusak daerah di Nagari Lubuk Ulang Aling (Observasi awal, Februari 2016).

Sekarang ini setelah penutupan usaha pertambangan memberikan kontribusi negatif terhadap ekonomi sosial masyarakat, dimana banyak masyarakat yang dahulunya mata pencarian penambangan sekarang harus kehilangan mata pencaharian dan akhirnya berdampak meningkatnya

(6)

4

masyarakat miskin di Kabupaten Solok Selatan.

Dalam kegiatan tambang emas tersebut yang dapat merusak lingkungan masyarakatnya maka dari pihak Bupati Solok Selatan untuk menghentikan penambangan yang ada di Nagari Lubuk Ulang Aling Kecamatan Sangir Batang Hari Kabupaten Solok Selatan, banyak lahan yang rusak oleh penambang liar, pencemaran lingkungan yang sudah semakin parah. Sehingga dengan adanya himbauan tersebut masyarakat mulai memikirkan usaha lain untuk bertahan pada ekonomi yang stabil. Dengan adanya permasalahan di atas penulis tertarik untuk mengambil judul penelitian tentang Perubahan Sistem Mata Pencaharian Masyarakat Pasca Penutupan Tambang Emas di Nagari Lubuk Ulang Aling Kecamatan Sangir Batang Hari Kabupaten Solok Selatan.

METODOLOGI

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu penelitian sendiri, masalah dan tujuan penelitian kualitatif yang amat beragam sehingga sulit membuat kesamaaan desain penelitian yang bersifat umum dengan kata lain masalah dan tujuan penelitian kualitatif bersifat kausistik.

Pada penelitian kualitatif ragam ilmu sosial yang variannya bermacam-macam dan berbeda-beda (Burhan, 2012 : 61).

Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi dan kondisi yang berkaitan dengan masalah penelitian. Informan penelitian adalah orang yang memberikan informasi baik tentang dirinya atau orang lain atau sesuatu kejadian kepada peneliti. Ada dua cara menentukan informan penelitian, yaitu purposive sampling dan snowballing. Purposive sampling artinya peneliti menetapkan kriteria tertentu yang mesti dipenuhi oleh orang yang akan menjadi sumber informasi.

Sedangkan snowballing adalah informan- informan penelitian diperoleh di lapangan berdasarkan informasi yang diperoleh dari para informan, bukan berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh peneliti (Moleong, 2002: 97).

Adapun kriteria informan dalam penelitian ini rencananya adalah:

1. Tokoh masyarakat (wali nagari, ketua pemuda)

2. Masyarakat bekerja penambang emas dari tahun 2000 sampai 2016

3. Masyarakat yang mengalami perubahan mata pencaharian dari penambang emas ke mata pencaharian lain.

Data primer dalam penelitian ini adalah hasil observasi dan wawancara kepada informan-informan di lapangan dengan kriteria yang telah dicantumkan yaitu: Tokoh masyarakat, masyarakat bekerja penambang emas dari 2000 sampai 2016, kelompok masyarakat yang mengalami perobahan mata pencaharian dari penambang emas ke mata pencaharian lain.

Menurut (Notoatmodjo, 2005:46) data sekunder adalah data yang didapat dari sumber bacaan dan berbagai sumber lainnya yang terdiri dari surat-surat pribadi, buku harian dan dokumen-dokumen. Data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari referensi atau sumber lain yang relevan dan dapat dijadikan acuan dalam penelitian. Menurut (Sugiyono, 2011:88) analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya, menjadi satuan yang dapat dikelolah, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang tidak dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain (Milles dan Huberman 1992:18).

TEMUAN DAN PEMBAHASAN

1. Perubahan Sistem Mata Pencaharian Masyarakat Pasca PenutupanTambang Emas

Menurut Soekanto (2010:68), Perubahan sistem mata pencaharian merupakan aktivitas manusia untuk memperoleh taraf hidup yang layak dimana antara daerah satu dengan daerah lainnya berbeda sesuai dengan taraf kemampuan penduduk dan keadaan demografinya. Mata pencaharian dibedakan menjadi dua yaitu mata pencaharian pokok dan mata pencaharian sampingan. Mata pencaharian pokok adalah keseluruhan kegiatan untuk memenfaatkan sumber daya yang ada yang dilakukan sehari-hari dan merupakan mata pencaharian utama untuk memenuhi kebutuhan hidup contohnya bertani. Mata pencaharian sampingan adalah mata

(7)

pencaharian di luar mata pencaharian pokok yaitu membukak warung makanan ringan di dekat rumah dan lain-lain.

Mata pencaharian merupakan keseluruhan kegiatan yang memanfaatkan sumber daya yang ada pada lingkungan fisik.

Kehidupan masyarakat di Nagari Lubuk Ulang Aling sebelum di tutupnya tambang emas, masyarakat bergantung pada kegiatan sektor pertambangan saja kegiatan ini di lakukan sesuai dengan keadaan alam dan tempat tinggal masyarakat yang ada di Nagari Lubuk Ulang Aling.

Dengan beberapa hal yang menyebabkan perubahan mata pencaharian masyarakat antara lain: Karena tidak ada izin dari pemerintah bagi pertambangan emas, rusak keadaan lingkungan yang semakin luas yang berdampak kerusakan alam yang akan mengakibatkan kebanjiran dan tidak ada jaminan bagi masayarakat pertambangan tersebut akan bertahan lama karna emas habis pada saat seketika lahan pertambangan di tutup. Perubahan ini lah maka mata pencaharian hidup masyarakat beraneka ragam seperti: pertanian, perkebunan, perternakan, perdagangan, pendidikan, dan Semenjak pasca penutupan tambang emas masyarakat Nagari Lubuk Ulang Aling, mengalami perubahan aktivitas dalam sistem mata pencaharian. Aktivitas mata pencaharian masyarakat biasanya sistem mata pencaharian sebagai penembang emas, sekarang masyarakat Nagari Lubuk Ulang Aling mengalai perubahan mata pencaharian seperti: Penambang emas beralih Petani, Pedagang dan Buruh. Dengan adanya perubahan sistem mata pencaharian tersebut berkurangnya pendapatan masayarakat di karenakan penghasilan masyarakat sebelum ditutupnya pertambangan mencapai Rp.3.000.000-5.000.000/minggu namun sejak pasca penutupan tambangan emas masyarakat memiliki penghasilan Rp.500.000-1.000.000/minggu.

2.Perubahan Mata Pencaharian Dari Penambang Emas Menjadi Petani

Sebelum penutupan tambang emas, kebanyakan masyarakat Nagari Lubuk Ulang Aling banyak yang bekerja sebagai penambang emas untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat. Hal ini disebabkan tempat tinggal mereka yang berada dilokasi alam yang memungkinkan

untuk bertambang emas. Sejak pasca penutupan tambang emas, hilangnya peluang kerja bagi masyarakat Nagari Lubuk Ulang Aling. Bekerja sebagai penambang emas memperoleh hasil pendapatan ekonomi yang lebih besar tetapi sejak pasca penutupan tambang emas pendapatan masyarakat berkurang dengan tidak dibolehkan lagi bekerja sebagai penambang emas masyarakat beralih bekerja sebagai petani karet, kopi yang sedang dalam proses penanaman, sawit dan lainya masih dalam rancangan oleh masyarakat Nagari Lubuk Ulang Aling baik yang masih bekerja di sektor penambang emas maupun masyarakat yang sepenuhnya beralih ke pertanian itu sudah merancang untuk usaha bertani, dengan memanfaatkan lahan yang belum mereka kelolah sebelumnya.

Berdasarkan hasil observasi dilapangan pada tanggal 11 Mei 2016 Bapak Agus berusia 51 tahun, yang dulunya bekerja sebagai penambang emas sekarang bapak tersebut bekerja sebagai petani. Mata pencaharian sebagai petani ini di mulai pada awal tahun 2015 dimana semenjak adanya pasca penutupan tambang emas, Bapak agus mengambil lahan untuk bertani yaitu seluas mencapai 20 hektar itupun belum semuanya di tanami. Beberapa lahan yang sudah di tanaminya seperti: Tanaman kopi itu sudah mulai dilakukannya dan di selingi dengan tanaman pinang itu sudah dilakukan penanaman oleh bapak Agus karena tanaman tersebut seperti kopi cepat mendapatkan hasil. Seperti tanaman pohon karet itu baru dirancang dengan lahan yang sudah di ambil pak Agus tersebut, dimana sekarang bapak tersebut memfokuskan untuk bertani dengan lahan sendiri bahkan semakin gigihnya bertani bapak Agus dan istrinya mengaji orang untuk membantu pertanian mereka, biaya yang dikeluarkan pak Agus untuk bertani dari hasil sewaktu mereka bekerja sebagai penambang emas sebelum adanya pasca penutupan tambang emas di Nagari Lubuk Ulang Aling. Hal yang serupa dilakukan oleh masyarakat petani lainya sekitar 80% seperti bagaimana yang dilakukan oleh Bapak Agus tersebut dalam pertanian (wawancara, Agus, 11 Mei 2016).

3.Perubahan Mata Pencaharian Dari Pertambang Emas Menjadi Pedagang

(8)

6

Sekarang sejak ditutupnya pertambangan emas masyarakat banyak yang beralih pekerjaan dari penambang emas menjadi pedagang. Pekerjaan sebagai pedagang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga atau kebutuhan pokok masyarakat. Hal itu dilakukan karena tidak adanya pilihan pekerjaan lain yang bisa dilakukan oleh sebagian masyarakt.

Sejak adanya pasca penutupan tambang emas di Nagari Lubuk Ulang Aling sebagian masyarakat yang dulunya pekerjaan sebagai penambang emas seiringnya waktu beralih pekerjaan menjadi pedagang.

Berdasarkan hasil observasi peneliti di lapangan adanya masyarakat beralih bekerja sebagai pedagang jualan, yaitu bapak Ibon berusia 39 tahun, jualan keliling dengan mobil carry atau L360 membawa dagangan yang dijualnya ikan, cabe, bawang, dan kebutuhan yang lainnya dijual pak Ibon tersebut. Bahkan ada juga mereka membuka kios di Dharmasraya bahkan sudah banyak juga yang tingal di Dharmasraya tersebut mereka membuka usaha seperti bukak usaha berdagang di pasar baru Pulau Punjung. Hal tersebut dilakukan semenjak tahun 2015 setelah pasca penutupan tambang emas, mereka yang membukak kios jualan beras, gula, minyak goreng, ikan asin, bawang, cabe, rokok dan bahan kebutuhan dapur lainnya yaitu ada sekitar 6 orang yang berjualan bukak kios di pasar baru Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya,

Bahkan ada juga yang buka kios baju di pasar baru Dharmasraya tersebut.

Seperti Ibuk linda berusia 28 tahun juga membukak conter jual pulsa di Dharmasraya, modal tersebut di dapatkan dari sewaktu mereka bekerja pertambang emas sebelum adanya pasca penutupan dilakukan. Pasca penutupan tambang emas tersebut menyebabkan salah satu membawa perubahan mata pencaharian masyarakat di Nagari Lubuk Ulang Aling.

Di Nagari Lubuk Ulang Aling, bahkan ada berjualan di depan rumah di karenakan banyaknya masyarakat yang tidak memiliki penghasilan lagi dari penutupan pertambangan emas oleh sebab itu masyarakat beralih pemikiran untuk membuka usaha baru yang dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari yaitu beralih berdagang dibukaknya warung jualan

makanan ringan, karena dengan berdagang lah masyarakat dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari (observasi, 11 Mei 2016).

4.Perubahan Mata Pencaharian Dari Penambang Emas Menjadi buruh

Semenjak ditutupnya pertambangan emas mengalami perubahan sosial pada masyarakat beralih pekerjaan dari penambang emas menjadi buruh bangunan, bapak Idil berusia 43 tahun yang dulunya bekerja penambang emas sekarang beralih bekerja sebagai buruh bangunan.

Dimana kerjanya yang dilakukan mengaduk semen bikin batu batah untuk bangunan rumah milik orang yang dikerjakan pak Idil mendapatkan upah yang kecil dari pada penghasilan ekonomi sebelumnya dan selain bekerja di Nagari Lubuk Ulang Aling adapun sekitar 5 orang yang bekerja sebagai buruh bagunan di tempat luar daerah lain, ada yang pergi kerja sampai berbulan-bulan lamanya baru pulang kerumah istri mereka yang tinggal di Nagari Lubuk Ulang Aling pekerjaan yang mereka lakukan itu adalah demi untuk kebutuhan ekonomi mereka, berbagai usaha yang dilakukan sejak pasca penutupan tambang emas.

Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 15 Mei 2016 peneliti juga melihat ada bekerja sebagai buruh tani yang mereka dapat hasil dari upah bekerja seharian di ladang orang yang mereka kerjakan seperti tanam sayuran di ladang orang karena tidak adanya kerja yang bisa mereka lakukan selain bekerja sebagai buruh semenjak pasca penutupan tambang emas di Nagari Lubuk Ulang Aling.

5.Perilaku Masyarakat Lebih Individual Perubahan prilaku atau sikap adalah sama dengan perubahan sosial perubahan sosial menurut Neil Smelser adalah perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap dan pola perilaku.

Sejak ditutupnya pertambangan emas di Nagari Lubuk Ulang Aling banyak sekali perubahan perilaku dan sikap masyarakat yang bersifat individu kurang adanya rasa kebersamaan, biasanya masyarakat di Nagari Lubuk Ulang Aling ketika ada acara pernikahan rasa

(9)

kebersamaan itu timbul dan masyarakatpun berdatangan untuk bekerja memasak bersama atau menghadiri acara pernikahan tapi sekarang acara pernikahan sudah tidak bigitu lagi bagi masyarakat seperti dulu adanya rasa kebersamaan, bahkan orang hanya melihat pada hubungan kekerabatan namun tidak mementingkan kegiatan pada masyarakat lain karna sibuk dengan kegiatan pribadi masyarakat kurang adanya rasa kebersamaan karna sibuk dengan pekerjaan masing-masing dalam memenuhi kebutuhan ekonomi mereka, begitu juga dengan hal yang lainnya seperti rapat nagari itupun masyarakat banyak juga yang tidak menghadiri dan tidak mau tau dengan urusan nagari. Sikap tersebut terlihat ditengah masyarakat.

6. Menurunya Rasa Kegotong Royongan Menurut Soekanto (2007) gotong royong adalah kegiatan kerja bakti dilakukan secara serentak untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang hasilnya dimanfaatkan bersama. masyarakat yang suka bergotong royong merupakan salah satu bentuk sikap yang baik dan perlu di pelihara di tengah masyarakat. Gotong royong merupakan budaya yang dianut oleh masyarakat Nagari Lubuk Ulang Aling, karena lewat gotong royong tidak ada pekerjaan yang berat. Sejak ditutupnya pertambangan emas terjadi perubahan dalam sikap gotong royong masyarakat.

7. Pergeseran Nilai dalam Strata Sosial Menurut (Soekanto, 2007) menyatakan bahwa starafikasi adalah perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis). Perwujudannya adalah kelas- kelas tinggi dan kelas yang lebih rendah.

Starafikasi sosial merupakan suatu sistem kelompok manusia terbagi dalam lapisan- lapisan sesuai dengan kekuasaan, kepemilikan, dan prestise relative mereka.

Strafikasi sosial masyarakat Nagari Lubuk Ulang Aling terdiri dari tiga golongan yaitu golongan atas, golongan ini terdiri dari para pengusaha tambang emas yang sangat berpengaruh pada meningkatnya kondisi sosial ekonomi masyarakat, golongan menengah terdiri dari para pegawai swasta maupun negri golongan ini menduduki strata ekonomi menengah karena golongan ini

mampu menstabilkan ekonomi di dalam masyarakat, golongan bawah, golongan bawah terdiri dari para petani, buruh. Dulu pengusaha penambang emas, mereka lebih dihargai ditengah masyarakat karena tingkat strata ekonomi paling atas di bandingkan dengan pegawai/PNS di Nagari Lubuk Ulang Aling. Penambang emas dahulu memiliki status sosial yang tinggi karena mereka bisa membeli kebutuhan mewah seperti: bikin rumah, beli mobil, perhiasan dan kebutuhan yang lainnya.

Setelah ada penutupan tambang emas Nagari Lubuk Uling, dimana pergeseran status mungkin terjadi sekarang bukan hannya seorang pertambang emas yang memiliki status yang lebih tinggi melainkan sekarang pegawai/PNS lebih dihargai ditengah masyarakat sejak pasca penutupan tambang emas karena dilihat dalam status atau strata sosial di tengah masyarakat Nagari Lubuk Ulang Aling.

8. Menurunnya Semangat Untuk Melanjutkan Pendidikan

Menurut Notoatmodjo (2005:16), menjelaskan bahwa pendidikan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang dilakukan oleh pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dalam proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangangkan potensi diri untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang di perlukan dirinya, masyarakat dan bangsa.

Dapat dikatakan pasca penutupan tambang emas biaya pendidikan sekolah anak mereka sekarang susah didapatkan, ketika masih ada pertambangan emas masyarakat tidak mengalami kesulitan untuk mendapatkan biaya pendidikan sehingga memotivasi mereka untuk melanjutkan pendidikan tampa kekurangan biaya atau uang belanja. Namun pasca penutupan tambang emas penghasilan masyarakat menurun dan biaya pendidikan minim, maka dari itu kurang keinginan masyarakat untuk melanjutkan pendidikan baik dari segi orang tua maupun anak yang melanjutkan pendidikan.

(10)

8

9. Meningkatnya Pengangguran

Pengangguran adalah jumlah tenaga kerja dalam perekonomian yang secara aktif mencari pekerjaan tapi belum memperolehnya menurut (Sukirno, 2004:28). Pada masyarakat Lubuk Ulang Aling terlihat perubahan sosial dengan adanya pasca penutupan tambang emas, angka pengangguran dari 0 orang sekarang mencapai 897 orang pengganguran akibat pasca penutupan tambang emas, penambang emas yang tidak memiliki keahlian maka dari itu sulit mendapatkan pekerjaan sehingga mereka yang belum memperoleh pekerjaan selain dibidang pertambangan menyebabkan masyarakat menganggur sehinga penghasilan ekonomi masyarakat menurun. Keadaan ini menyebabkan masyarakat Lubuk Ulang Aling tidak memiliki keahlian bidang pekerjaan sehingga terjadi pengangguran dikalangan penambang.

10. Melakukan Usaha Perekonomian Jangka Panjang

Dalam kehidupan masyarakat selalu melakukan berbagai macam usaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Perekonomian jangka panjang adalah pertumbuhan perekonomian masyarakat pada kegiatan pencaharian kebutuhan hidup namun tidak memiliki jangka waktu yang ditentukan seperti sumber daya manusia, perekonomian jangka panjang dapat memenuhi kebutuhan hidup masyarakat dan tidak kehabisan sumber daya seperti pada kegiatan pertanian. Pasca penutupan tambang emas masyarakat melakukan berbagai macam usaha seperti wiraswasta pedagang, berkebun, bertani, buruh, dan banyaknya usaha yang dilakukan masyarakat agar mendapatkan penghasilan serta memiliki uang yang lebih untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.

Usaha yang dilakukan masyarakat Nagari Lubuk Ulang Aling memanfaat lahan pertanian dan perkebunan. Dengan hal tersebut maka perekonomian masyarakat memiliki penghasilan dan memiliki usaha jangka panjang terhadap ekonomi kedepannya karena kegiatan pertanian dan perkebunan tidak akan pernah habis seperti kegiatan pertambangan emas yang akan habis pada saatnya penutupan.

KESIMPULAN

Berdasarkan uraian hasil penelitian yang telah penulis kemukakan pada terdahulu tentang “Perubahan Mata Pencaharian Masyarakat Pasca Penutupan Tambang Emas di Nagari Lubuk Ulang Aling Kecamatan Sangir Batang Hari Kabupaten Solok Selatan” dapat diambil kesimpulan yaitu:

1. Perubahan sistem mata pencaharian masyarakat pasca penutupan tambang emas Nagari Lubuk Ulang Aling adalah:

(a) perubahan mata pencaharian dari penambang emas menjadi petani, (b) perubahan mata pencaharian dari penambang emas menjadi pedagang, dan (c) perubahan mata pencaharian dari penambang emas menjadi buru.

Jadi dengan pasca penutupan tambang emas mengalami perubahan di Nagari Lubuk Ulang Aling turutama perubahan mata pencaharian masyarakat.

2. Perubahan sosial masyarakat pasca penutupan tambang emas Nagari Lubuk Ulang Aling adalah: a) perilaku masyarakat lebih individual, b) menurunnya rasa kegotong royongan, c) pergeseran nilai dalam strata sosial, d) menurunnya pendidikan, e) meningkatnya populasi pengangguran, f) melakukan usaha perekonomian jangka panjang, dan, g) faktor perubahan sosial.

SARAN

1. Masyarakat

a) Masyarakat diharapkan lebih mengaktifkan lagi kegiatan-kegiatan masyarakat yang terabaikan untuk membentuk kebersamaan serta masyarakat menjaga dan memanfaatkan lahan khususnya di Nagari Lubuk Ulang Aling.

b) Hendaknya para pertambang emas lebih memperhatikan dampak yang akan ditimbulkan agar setiap pihak masyarakat di Lubuk Ulang Aling tidak ada yang dirugikan dengan adanya perubahan sosial.

2. Pemerintah

a) Diharapkan kepada pemerintah untuk

memberikan pengawasan, pengkoordinasian kepada masyarakat

untuk meningkatkan sektor pertanian

(11)

yang selama ini lahan tersedia belum terkelola dengan baik.

b) Di harapkan untuk pemerintah agar berperan aktif dalam pengelolaan sumber daya manusia dan memberikan penyuluhan bagi para petani dan pada kegiatan lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Bungin, Burhan 2007. Penelitian Kualitatif.

Prenada Media Group. Jakarta.

HS. Salim. 2015. Hukum Pertambangan di Indonesia. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Moleong, Lexy J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:

Remaja Rosdakarya

Miles dan Huberman. 1992. Analisis data kualitatif. Jakarta:UI Press.

Notoatmodjo. 2015.Metode Penelitian.

Jakarta. Rieneka Cipta.

Soekanto, 2010. Sosiologi Suatu Pengantar.

Rajawali Pers. Jakarta

Soekanto, Soejono. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Rajawali Pers. Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

2 © All rights reserved November 2019 Cement Dispatches for October 2019 Saudi Cement Sector | Monthly Report For 10M-19, Northern cement showed the highest increase of 65.1%Y/Y,