1
PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI PENAMBANG EMAS DI JORONG BALAI GARABAK NAGARI SUNGAI ABU KEVCAMATAN
HILIRAN GUMANTI KABUPATEN SOLOK
ARTIKEL ILMIAH
AMRIZAL NPM. 11070274
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
PADANG
2017
2
3
Perjudian Di Kalangan Ibu Rumah Tangga Di Kecamatan Padang Utara". Sosiology Department STKIP PGRI West Sumatra Padang, 2017.
Oleh
Dessy Ratnasari1,Yuhelna2,Si Rahmadani3 Email: [email protected]
ABSTRACT
This thesis examines how the socio-economic changes in the gold miners Jorong Garabak Hall Nagari Sungai Abu to opportunities most people to change the standard of living for the better. Objectives achieved in this research are to describe: "socio-economic changes in the gold miners Jorong Bali Garabak Nagari Sungai Abu Kecamatan Hiliran Gumanti Kabupaten Solok.
.The theory used in this research is the theory of social change proposed by William Ogburn and Veblen discussing the technology. Ogburn has focused on the development of technology. He developed the idea of Veblen about cultural lag. This study used a qualitative approach to the type of research deskriptif.the choose of informants through purposive sampling techniques, informants in this study the amount of 13 people. This type of data is primary and secondary. Methods of data collection are observation, interviews and document research. Meanwhile, the unit of analysis used the data analysis by Miles & Huberman comprising the step of reduction, data presentation or analysis of data, and drawing conclusions. The results showed that : (1) Historical Gold Mine in Jorong Hall Garabak Nagari Sungai Abu Mining have begun to do public about the '90s using sophisticated tools or traditional though often interrupted or not done continuously, as tray to made of wood, crowbars, hoes, coconut shell and sunglasses binoculars. (2) Based on Economic social change, (A) social change. (1) in terms of education in Jorong Hall Garabak undergo changes that previously graduated from elementary school, high school and even into college. (2) The interactions between members of the miners is very good. (3) the interaction between groups of miners one by groups other miners were mutual aid help for example, in the form of necessity goods machines, they will borrow in groups other engine closest to the mine site editorial (4) Conflict is a social problem arises because there is a difference opinions and views in society. (5) Lifestyle community in Jorong Hall Garabak Nagari Sungai Abu-paced life that was formerly a traditional but after no progress in terms of livelihoods paced lifestyle of modern people there in everyday life. (B) Economic Change. (1) changes in the livelihoods of farm and garden are turning to gold mining (2) Increase the income earned from gold miners. Revenue erratic gold miners every two week.
Keywords: Social And Economic Change
1Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat.
2Pembimbing I, Staf Pengajar Program Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat.
3Pembimbing II, Staf Pengajar Program Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat.
i
4
Perubahan Sosial Ekonomi Tambang Emas di Jorong BalaiGarabak Nagari Sungai AbuKec.
HiliranGumantiKabupaten Solok)”. Program StudiPendidikanSosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat Padang 2017.
Oleh
Amrizal4,Firdaus5,Erningsih6 Email: [email protected]
ABSTRAK
Skripsi ini mengkaji tentang bagaimana Perubahan Sosial Ekonomi Penambang Emas di Jorong Balai Garabak Nagari Sungai Abu untuk membuka peluang sebagian masyarakat untuk merubah taraf hidup menuju yang lebih baik. Tujuan yang dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan:” perubahan sosial ekonomi penambang emas di Jorong Bali Garabak Nagari Sungai Abu Kecamatan Hiliran Gumanti Kabupaten Solok. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori perubahan sosial yang dikemukakan oleh Veblen yang membahas mengenai teknologi. memusatkan perhatiannya pada perkembangan teknologi. Veblen mengembangkan pemikiran mengenai perubahan teknologi dahulu dan sekarang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif.Pemilihan informan melalui teknik purposive sampling, informan dalam penelitian ini berjumlah 13 orang. Jenis data adalah data primer dan data sekunder. Metode pengumpulan data yaitu observasi, wawancara dan studi dokumen. Sementara itu, unit analisis data yang digunakan adalah analisis data menurut Miles &
Huberman yang terdiri dari tahap reduksi, penyajian data atau analisis data, dan penarikan kesimpulan.Hasilpenelitianmenunjukkanbahwa: (1) Sejarah Tambang Emas di Jorong Balai Garabak Nagari Sungai AbuPertambangan ini mulai dilakukan masyarakat sekitar tahun 90-an dengan menggunakan peralatan seadanya atau tradisional meski sering terhenti atau tidak dikerjakan secara terus menerus, seperti dulangyang terbuat dari kayu, linggis, cangkul, tempurung kelapa dan kaca mata teropong.(2)Berdasarkan Perubahan sosial Ekonomi, (A) perubahan sosial.(1) dari segi pendidikan di Jorong Balai Garabak mengalami perubahan yang dahulunya tamatan SD, SMA dan bahkan sampai ke perguruan tinggi. (2) interaksi antar anggota penambang sangat baik. (3) interaksi antarkelompok penambang satu dengan kelompok penambang lain itu saling bantu menbatu misalnya, dalam bentuk kebutuhan barang mesin, mereka akan meminjam pada kelompok mesin lainnya yang terdekat dengan lokasi pertambangan yang diolahnya (4)Konflik merupakan suatu masalah sosial yang timbul karena ada perbedaan pendapat maupun pandangan yang terjadi dalam masyarakat. (5) Gaya hidup masyarakat di Jorong Balai Garabak Nagari Sungai Abu yang dahulunya hidup serba tradisional tetapi setelah ada perkembangan pada segi mata pencarian gaya hidup masyarakat disana serba modern dalam kehidupan sehari-hari. (B) Perubahan Ekonomi. (1) perubahan mata pencaharian yaitu dari pertanian dan kebun beralih ke pertambangan emas(2) Meningkatkan hasil pendapatan yang diperoleh dari penambang emas.
Pendapatan penambang emas ini tidak menentu setiap dua kali perminggunya.
kata kunci : perubahan sosial dan ekonomi
1Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat.
2Pembimbing I, Staf Pengajar Program Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat.
3Pembimbing II, Staf Pengajar Program Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat.
ii
1 PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai potensi sumber daya alam yang melimpah, baik itu sumber daya alam hayati maupun sumber daya alam non-hayati.Sumber daya mineral merupakan salah satu jenis sumber daya non- hayati.Sumber daya mineral yang dimiliki oleh Indonesia sangat beragam baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya.Endapan bahan galian pada umumnya tersebar secara tidak merata didalam kulit bumi. Sumber daya mineral tersebut antara lain : minyak bumi, emas, batu bara, perak, timah, dan lain-lain. Sumber daya itu diambil dan dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia (Arif, 2007: 56).
Industri pertambangan me-rupakan salah satu industri yang di-andalkan pemerintah Indonesia untuk mendatangkan devisa, industri per-tambangan juga menyedot lapangan kerja dan bagi kabupaten dan kota merupakan sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD). Indonesia terdiri dari beberapa Propinsi,setiap Propinsi umumnya memiliki potensi sumber daya alam begitu juga dengan propinsi Sumatera Barat seperti perkebunan dan pertambangan, khususnya untuk pertambangan. Propinsi ini juga kaya bahan-bahantambang.
(Yudhistira,2008: 9).
Menurut S.E. Rahim, sektor pertambangan dibagi dalam tiga jenis usaha, yaitu bahan galian strategis (golongan A) Seperti: minyak bumi, lilin bumi, gas alam, aspal, antrasit, batu bara, uranium, nikel dan timah. Bahan galian vital (golongan
B)Bahan galian vital seperti: emas, platina perak, air raksa,besi, mangan, tembaga, timbale, perak, intan dan kristal. Bahan galian industri (golongan C) bukan merupakan bahan galian strategis ataupun vital, karena sifatnya tidak langsung memerlukan pasaran yang bersifat internasional, sepertimarmer, batu kapur, dolomit, kalsit, granit, andesit, basal, tanah liat, batu permata,dan batu setengah permata, yang dilakukan oleh rakyat setempat secara kecil-kecilanatau secara gotong royong dengan alat-alat sederhana untuk pencarian sendiri.
Emas di Indonesia banyak sekali terdapat di daerah Papua yang dikelola oleh PT Freeport, Lalu di daerah Kalimantan Barat tepatnya di Sambas, Sulawesi tepatnya di Bolaang Mongondow dan di Bengkulu yang bertempat di Rejang Lebong. Pereula dan Lhokseumawe (Aceh Darussalam), Sungai Pakning dan Dumai (Riau), Plaju, Sungai Gerong dan Muara Enim (Sumatra Selatan) Jawa: Jati Barang Majalengka (Jawa Barat), Wonokromo, Delta (Jawa Timur), Cepu, Cilacap (Jawa Tengah).
Kalimantan : Pulau Tarakan, Balikpapan, Pulau Bunyu dan Sungai Mahakam (Kalimantan Timur), Rantau, Tanjung, dan Amuntai (Kalimantan Selatan). Maluku : Pulau Seram dan Tenggara Papua : Klamono, Sorong, dan Sumatera Barat.
(Heidhues, M.F. Somers,1992:12).
Pada Wilayah Propinsi Su-matera Barat terkandung Potensi sumber daya mineral seperti emas dan mangani. Menurut laporan Dinas Pertambangan dan Energi
2 Propinsi Sumbar (2004), emas terdapat pada wilayah daerah Kabupaten Solok, Solok selatan, Sijunjung, 50 Kota, Pasaman, dan Pesisir Selatan. Salah satu daerah yang memiliki sumber daya emas di Propinsi Sumatera Barat adalah kabupaten Solok.Kabupaten Solok secara geografis memiliki tanah yang subur untuk lahan pertanian dan Kabupaten Solok juga memiliki sumber daya alam emas. Pada wilayah Kabupaten Solok, deposit emas diperkirakan terdapat di Kecamatan Hiliran Gumanti khususnya di Jorong Balai Garabak Nagari Sungai Abu(Data Potensi Sumber Daya Alam kabupaten solok tahun 2014).
Aktivitas Pertambangan emas dilakukan masyarakat Jorong Balai Garabak Nagari Sungai Abu, sejak tahun 1990_an.
exploitasi dilakukan dengan cara mendulang emas dengan alat sederhana seperti dulangyang terbuat dari kayu, linggis, cangkul, tempurung kelapa dan kaca mata teropong. Cara kerjanya , pasir yang diambil dengan cangkul dan menggunakan ember didalam air lalu mereka bawa keluar dan seterusnya mereka masukkan kedalam karung. Setelah karungnya terisi penuh, mereka coba mendulangkan pasir untuk melihat ada atau tidaknya emas dalam kandungan pasir tersebut (Data Wali Nagari Sungai Abu Tahun 2015).
Pada tahun 2000, terjadi peningkatan untuk mengolah dan mencari emas dengan masuknya mesin tambang emas yang disebut dengan mesin dompeng.
Mesin dompeng gunanya untuk mengeluarkan air, pasir, batu dan tanah
serta emas. Adanya alat bantu tersebut membuat pekerjaan para pekerja tambang emas menjadi lebih mudah dan cepat untuk mendapatkan emas. Dengan meng-gunakan alat bantu seperti rakit yang terbuat dari kayu, lalu mesin dompeng tersebut diletakkan diatas rakit dengan cara dipaku dan diikat dengan tali supaya tidak mudah lepas dari ikatan rakit tersebut. Maka dengan adanya pertambangan emas di Nagari Sungai Abu dengan menggunakan alat mesin dompeng untuk mencari emas, membuka peluang untuk merubah taraf hidup masyarakat tersebut menjadi lebih baik. Menurut masyarakat ter-sebut pekerjaan sebagai penambang emas lebih cepat menghasilkan dan mendapatkan uang dibandingkan berkebun, bertani dan berladang. Dengan demikian hal itu akan memberikan suatu perubahan sosial bagi masyarakat Jorong Balai Garabak Nagari Sungai Abu khususnya bagi penambang emas.
Di jorong Balai Garabak Nagari Sungai Abu ada 15 orang yang memiliki mesin dompeng untuk mencari emas, tepatnya dilokasi Batang Sapek, Batang Sibalin, Batang Batarun Tepi dan Batarun Tengah. Dari 15 orang yang memiliki mesin dompeng setiap pemilik mempunyai anggota lima orang termasuk pemilik dompeng satu, jadi 15 x 5 berjumlah 75 orang yang bekerja sebagai penambang emas. Pola kerja penambangan emas dengan menggunakan mesin dompeng dimulai sekitar jam 09:00 WIB sampai pada pukul 17:00 WIB. Alat yang digunakan sewaktu penambang, seperti
3 kacamata teropong, dan spiral lima inci.
Penambang emas secara bergantian menggunakan spiral lima inci untuk menyedot pasir agar pasirnya keluar untuk didulang. Untuk pembagian hasil tambang misalkan dapat 20 emas, 5 emas digunakan untuk biaya operasional. Jadi yang 15 emas : 6 perorang = 2,5 % emas. sedangkan yang 5 emas untuk biaya operasional yaitu 5 emas : 6 orang (biaya operasional) = 0,83 % emas.
berdasarkan hasil emas yang diperoleh masing-masing anggota mendapatkan pembagian emas sebanyak 2,5 % emas perorang.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah “untuk mendeskripsikan Perubahan Sosial Ekonomi Penambang Emas di Jorong Balai Barabak Nagari Sungai Abu Kecamatan Hiliran Gumanti Kabupaten Solok.
Dari persoalan di atas maka bertujuan dari penelitian ini men- deskripsikan Perubahan Sosial Eko-nomi Penambang Emas di Jorong Balai Barabak Nagari Sungai Abu Kecamatan Hiliran Gumanti Kabupaten Solok.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori perubahan sosial yang dikemukakan oleh Pendekatan yang digunakan dalam penelitian. Marx mengemukakan konsep tentang materialisme yang mana pandangannya bahwa prilaku manusia ditentukan oleh kedudukan materinya, bukan pada idenya karena ide adalah bagian dari materi ( Salim, 2002 ).
Materi adalah faktor utama dalam perubahan sosial yang bersifat fisik.
Dari uraian Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori perubahan sosial yang terdapat tiga perspektif yaitu, perspektif Ma-terialisme, Idealisme dan Inte-raksionalisme.Veblen membahas men- genai teknologi.memusatkan per-hatiannya pada perkembangan tek-nologi.
pengembangan pemikiran Veblen mengenai ketinggalan masih ada sebagian yang mengalami perubahan tetapi sebagian yang lain masih dalam keadaan tetap (statis).
Unsur yang tidak mengalami perubahan menurut veblen pola keyakinan dan prilaku manusia terutama di bentuk oleh cara mencari nafkah dan mendapatkan kesejahteraan, yang selanjut nya adalah funsi teknologi. Pemikiran dan prilaku manusia mencerminkan faktor teknologi dan ekonomi. Perkembngan teknologi hanyalah salah satu aspek yang penting yang melakukan perubahan
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pen- dekatan kualitatif dengan tipe deskriftif, Menurut Moleong (2005:6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahamifenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya pe- rilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan dengan cara mendeskripsikan dalam bentuk kata-kata dan bahasa.
Sedangkan menurut Arikunto (2010:230) penelitian dengan tipe deskriftif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi atau gejala yang ada yaitu keadaan menurut apa adanya pada
4 saat penelitian dilakukan. Dalam Penelitian ini penulis menggunakan teknik purposive sampling, adapun informan dalam penelitian ini berjumlah 13 orang. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah pertama observasi, dalam penelitian ini penulis menggunakan non- partisipant observation, karena penulis tidak terlibat langsung dalam kegiatan yang dilakukan informan. Kedua wawancara, wawancara yang penulis lakukan untuk mengumpulkan data adalah wawancara mendalam. Ketiga studi dokumen, berfungsi sebagai bukti dari adanya suatu penelitian didaerah yang diteliti.
Unit analisis dalam penelitian ini adalah individu dan kelompokmasyarakat penambang emas yang adanya perubahan sosial ekonominyadi Jorong Balai Garabak Nagari Sungai Abu Kecamatan Hiliran Gumanti. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data model interatif yang diajukan oleh Milles dan Huberman yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan vertifikasi.
Penelitian ini dilakukan di Jorong Balai Garabak Nagari Sungai Abu Kecamatan Hiliran Gumanti Kabupaten Solok.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sejarah Tambang Emas di Jorong Balai Garabak Nagari Sungai Abu
Berdasarkan wawancara de-ngan DatuakSampono Bumi pada tanggal 16 April 2016 di Rumah informan tersebut, bahwa
Sejarah pertambangan emas yang ada di Nagari Sungai Abu Kecamatan Hiliran Gumanti Kabuapaten Solok yang dikelola oleh masyarakat Nagari Sungai Abu sekarang merupakan bekas dari pertambangan yang dirintis oleh para penjajah zaman dahulunya. Sebagai bukti, pekerja tambang akan me-nemukan bekas jalan kuda disepanjang lereng bukit, bekas- bekas galian dan sebuah jembatan besi usang yang terletak ditengah perjalanan.
Pertambangan ini mulai di-lakukan masyarakat sekitar tahun 90-an dengan menggunakan peralatan seadanya atau tradisional meski sering terhenti atau tidak dikerjakan secara terus menerus. Exploitasi dilakukan dengan cara mendulang emas dengan alat sederhana seperti dulangyang terbuat dari kayu, linggis, cangkul, tempurung kelapa dan kaca mata teropong.
Pada tahun 2000, terjadi peningkatan untuk mengolah dan mencari emas dengan masuknya mesin tambang emas yang disebut dengan mesin dompeng.
Mesin dompeng gunanya untuk mengeluarkan air, pasir, batu dan tanah serta emas. Adanya alat bantu tersebut membuat pekerjaan para pekerja tambang emas menjadi lebih mudah dan cepat untuk mendapatkan emas. Dengan meng-gunakan alat bantu seperti rakit yang terbuat dari kayu, lalu mesin dompeng tersebut diletakkan diatas rakit dengan cara dipaku dan diikat dengan tali supaya tidak mudah lepas dari ikatan rakit tersebut.
Dengan adanya pertambangan emas di Nagari Sungai Abu dengan menggunakan
35
5 alat mesin dompeng untuk mencari emas, membuka peluang untuk merubah taraf hidup masyarakat tersebut menjadi lebih baik. Menurut masyarakat tersebut pekerjaan sebagai penambang emas lebih cepat meng- hasilkan dan mendapatkan uang di- bandingkan berkebun, bertani dan berladang.
Dengan demikian hal itu akan memberikan suatu perubahan sosial bagi masyarakat Jorong Balai Garabak Nagari Sungai Abu khususnya bagi penambang emas.
Sebelumnya penambangan emas dilakukan dengan cara menyelam. tapi pada tahun 2000 telah ada mesin pompa air, pencarian emas mulai dilakukan di daratan,.
Apalagi mulai dikenalnya oleh masyarakat sebuah jenis pompa air yang berkekuatan besar, yaitu mesin dompeng, yang tidak hanya mampu menyedot air, melainkan juga mampu menyedot tanah, kerikil, batu berukuran tertentu. Membuat usaha penambangan semakin diminati oleh masyarakat, karena dengan mesin dompeng tersebut akan lebih me-mudahkan pekerjaan penambangan. Bekerja sebagai penambang emas juga memerlukan biaya yang begitu banyak, untuk satu tambang saja memerlukan biaya sehingga belasan juta rupiah.
Biaya yang dikeluarkan tersebut bukan para pekerja tambang yang mengeluarkan, tetapi orang yang memiliki mesin dompeng yang mem-biayai itu semua.
Tapi dibalik itu semua, hasil yang diperoleh juga tidak dapat dipastikan, guna mendapatkan biji emas, para penambang emas melakukan penggalian lahan yang
memakan waktu yang cukup lama dan biaya yang besar.Dengan adanya penambangan emas ini sejak masa nenek moyang masyarakat Jorong Balai Garabak, banyak pula masyarakatnya yang melakukan pekerjaan mendulang emas yang dilakukan oleh laki-laki di Jorong Balai Garabak tersebut.Dimana ada orang yang melakukan pen-ambangan emas dengan cara menyelam yang dilakukan oleh laki-laki, juga ada disana untuk menampung hasil galian atau pasir menyelam yang dilakukan oleh orang yang menambang atau menyelam tadi.
Dahulunya pekerjaan men-dulang emas tersebut merupakan pekerjaan sampingan yang dilakukan oleh masyarakat setempat khususnya pada masyarakat Jorong Balai Garabak ini. Karena pada umumnya masyarakat Balai Garabak mempunyai pekerjaan bertani dan mendulang emas tersebut dilakukan apabila sudah mulai masa panen padi dan musim kemarau,dan pekerjaan tersebut juga merupakan salah satu pekerjaan yang akan menghasilkan uang tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Menambang emas merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan masyarakat Jorong Balai Garabak untuk mengambil hasil alam berupa serpihan emas yang diambil dari dalam air dengan menggunakan alat bantu yang berupa jae yang terbuat dari kayu bulat. Menambang emas ini merupakan salah satu kegiatan ekonomi masyarakat di Jorong Balai Garabak termasuk masyarakat yang berada di Jorong Balai Garabak Nagari Sungai Abu Ke-camatan Hiliran Gumanti
6 yang dilakukan oleh para laki-laki baik yang sudah menikah maupun yang belum menikah.
Pada masa sekarang semenjak orang melakukan penambangan dengan menggunakan alat mulai dari mesin pompa air dengan ukuran berskala kecil,. Banyak kaum laki –laki yang bekerja sebagai penambang emas dari satu tambang ke tambang yang lain hanya untuk mendapatkan dan mengumpulkan biji-biji emas ter-sebut.Dengan adanya pekerjaan pen-dulangan emas ini yang dilakukan oleh Masyarakat Jorong Balai Garabak terutama oleh kaum laki-laki, dapat merubah kehidupan masyarakat tersebut, dahulunya hanya melakukan perkerjaan bertani dengan meng-gunakan lahan pertanian orang lain dan itu semua hasil nya akan dibagi dengan pemilik lahan dan sekarang mereka sudah bisa melakukan pe-kerjaan selain bertani dan akan mendapatkan hasil tambahan walaupun hasilnya tidak menentu.
Dengan adanya pekerjaan tersebut, ekonomi masyarakat di Jorong Balai Garabak Nagari Sungai Abu pada saat sekarang ini baik perubahan sosial maupun Perubahan Ekonomi mas-yarakat setempat telah berubah. Masyarakat yang bekerja sebagai penambang emas tersebut dapat dilihat dari keadaan bagaimana masyarakat berhubungan dengan masyarakat lainnya, baik dengan sesama pen-ambang emas, maupun dengan orang yang tidak bekerja sebagai penambang emas tersebut, dan juga dapat dari tingkat pendidikan pendulang emas dan pendidikan anak-anaknya.
Dan sosial ekonomi lainnya juga dilihat dari segi kesehatan, pen-dapatan, aset-aset yang dimiliki oleh penambang emas tersebut, dan peng-hidupan penambang emas yang dapat dilihat dari gaya hidup yang di ikuti oleh penambang emas tersebut yang bisa kita lihat dari pembangunan pe-rumahan dengan cara memenuhi ke-butuhan. Sosial ekonomi pendulang emas di Jorong Balai Garabak Nagari Sungai Abu sudah dikatakan baik, karena dapat dilihat dari kehidupan antar sesama penambang emas, bertekat untuk meningkatkan pendidikan anak-anak mereka, pendapatan yang juga bisa mencukupi kebutuhan pokok saja yang dapat dipenuhi dari hasil pekerjaan tersebut, melainkan juga kebutuhan tambahan seperti pem-belikan perhiasan dari hasilpen- ambangan emas.
B. PERUBAHAN SOSIAL 1. Pendidikan
Pendidikan adalah semua usaha yang direncanakan untuk merubah orang, grup, atau pendudukan sehingga mereka melakukan apa yang diinginkan oleh pelaku pendidikan. Pendidikan merupakan sistem pengubahan tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melewati usaha peng-ajaran serta kursus, sistem, langkah, perbuatan mendidik.Pendidikan biasanya berawal saat seorang bayi itu dilahirkan dan berlansung seumur hidup.Pendidikan bisa saja berawal dari sebelum bayi dilahirkan seperti yang dilakukan oleh banyak orang dengan memainkan musik dan membaca
7 kepada bayi dalam kandungan dengan harapan bisa mengajarkan bayi sebelum dilahirkan.
Pendidikan tidak hanya dapat ditempuh pada pendidikan formal saja, melainkan bisa juga dengan pendidikan informal.Pendidikan formal biasanya di peroleh masyarakat di sekolah, dari sekolah tingkat dasar sampai kepada perguruan tinggi, dan pendidikan informal biasanya diperoleh dari keluarga dan lingkungan sekitar penambang emas yang ada di Jorong Balai Garabak Nagari Sungai Abu.
2. Interaksi antara anggota pe- nambang
Interaksi merupakan bentuk yang umum dari proses sosial dan ini akan muncul bila orang-orang atau kelompok manusia mengadakan hubungan satu sama lain.
Interaksi sosial merupakan hubungan timbak balik antara manusia dalam kehidupan sosial (Setiadi, 2011:95).Sedangkan menerut soekanto interaksi sosial me-rupakan hubungan timbal balik (sosial) berupa aksi yang saling mempengaruhi antara individu dan individu, antara individu dan kelompok, dan kelompok dengan kelompok.
Bentuk interaksi yaitu kerjasama timbul apabila orang menyadari bahwa mereka me-mpunyai kepentinganke-pen- tingan yang sama pada saat bersaman mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri senndiri untuk me-menuhi kepentingan-kepen-tingan tersebut, kesadaran akan adanya kepentingan yang sama dan adanya organisasi me- rupakan fakta-fakta yang pen-ting dalam
kerja sama yang berguna. Ada beberapa bentuk interaksi sosial misalnya interaksi atau hubungan sesama anggota penambang emas masyarakat Jorong Balai Garabak dengan anggota penambang emas yang lainya
.
3. Interaksi Antar Kelompok Penambang
Dalam observasi yang peneliti lakukan, selain peniliti melihat hubungan penambang antar sesama kelompok (satu kelompok) peneliti juga mengamati hubungannya dengan kelompok penambang emas lain.
Satu wilayah itu, di olah oleh beberapa kelompok penambang yang berasal dari Jorong lainnya seperti Jorong Sungai Batarak, Sungai Kaluang, Panasahan dan Lubuak Muaro yang juga masih termasuk masyarakat Nagari Sungai Abu dan hubungannya terbilang cukup baik dan akur.
Antara kelompok penambang satu dengan kelompok penambang lain itu saling bantu membantu misalnya, dalam bentuk kebutuhan barang mesin, bahan masakan jika kelompok satu kekurangan suatu barang mereka akan meminjam pada kelompok mesin lainnya yang terdekat dengan lokasi pertambangan yang diolahnya.
4. KonflikPada Penambang Emas di Masyarakat Jorong Balai Garabak
Konflik merupakan suatu masalah sosial yang timbul karena ada perbedaan pendapat maupun pandangan yang terjadi dalam masyarakat, biasanya konflik muncul karena tidak adanya toleransi dan saling
8 mengerti kebutuhan masing-masing individu.
1. Pihak yang Berkonflik
Dari hasil wawancara pada masyarakat Jorong Balai Garabak terdapat beberapa konflik yang terjadi antara masyarakat yang memakai alat dompeng dan masyarakat yang memakai alat escavator dalam menambang emas. semenjak beralihnya mata pencaharian sebagai penambang emas seperti masuknya alat berat escavator kelokasi penambangan emas yang mengakibatkan masyarakat menjadi resah akibat lahan yang dikelola sebagai tambang emas yang biasa masyarakat gunakan sebagai alat penambang emas seperti mesin dompeng yang membutuhkan waktu yang cukup lama melakukan aktivitas pertambangan emas dibandingkan menggunakan alat berat yang membutuhkan waktu yang begitu cepat dalam proses penambangan emas.
2. Bentuk Konflik
Pada masyarakat Jorong Balai Garabak pernah terjadi konflik antara masyarakat penambang emas yaitu antara masyarakat yang menggunakan escavator dan masyarakat yang menggunakan dompeng hal ini menjadi sebuah keresahan bagi masyarakat antara masyarakat penambang emas maupun masyarakat Jorong Balai Garabak Nagari Sugai Abu, adapun bentuk konflik yang terjadi seperti:
Konflik individu : rasa yang dimiliki individu yang didasari kecemburuan sosial.
Konflik kelompok : terjadinya konflik seperti ketidak akurnya antara
kelompok yang memakai escavator dengan masyarakat yang memakai dompeng 2015
Konflik antar kelas : terjadinya demo pada tahun 2016 di Kantor Kapolda Padang karena masyarakat penambang emas Nagari Sungai Abu tidak ingin masuk,nya alat escavator sebagai alat penambang emas.
3. Sumber Penyebab Konflik
Konflik yang timbul karena adanya kecemburuan sosial antara masyarakat Jorong Balai Garabak yang memakai alat dompeng untuk me-nambang emas dan masyarakat Jorong Balai Garabak yang memakai escavator sebagai alat untuk menambang emas, dari hasil wawancara yang dilakukan konflik terjadi karena masyarakat yang memakai alat escavator terlalu mudah mendapatkan emas dari pada meng-gunakan dompeng dan juga jika meng-gunakan escavator membuat lahan tambang yang di laluinya menjadi sulit untuk di tambang oleh masyarakat yang menggunakan dompeng.
Penyebab konflik yang terjadi pada masyarakat Jorong Balai Garabak dapat disimpulkan kerena adanya perbedaan pendapatan bagi orang yang memakai alat escavator dengan alat dompeng untuk menambang emas sehingga terjadi kecemburuan sosial
4. Konflik yang Pernah Terjadi
konflik yang pernah terjadi di Jorong Balai Garabak Nagari Sungai Abu karena adanya kecemburuan sosial dan tidak
9 adanya toleransi terhadap masyarakat yang lain dalam memenuhi kebutuhan masinG- masing individu dalam menambang emas konflik yang pernah terjadi karena masuknya alat berat kelokasi penambangan emas di Jorong Balai Garabak pada tahun 2015 serta adanya demo yang dilakukan pada tahun 2016 di Kapolda Padang Su- matera Barat oleh masyarakat Nagari Sungai Abu Jorong Balai Garabak yang mayoritas menggunakan dompeng dalam penambangan emas yang tidak setuju dengan masuknya alat berat ke lokasi penambangan emas tersebut.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Jorong Balai Garabak Nagari Sungai Abu Kecamatan Hiliran Gumanti Kabupaten Solok yang berjudul Perubahan Sosial Ekonomi Penambang Emas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
Di lapangan peneliti menemukan perubahan sosial masyarakat pen-ambang emas di Jorong Balai Garabak Nagari Sungai Abu ke rusakan lingkungan, diantaranya yaitu.
a. Perubahan sosial dalam pendidikan, adanya peningkatan taraf pendidikan masyarakat yang lebih baik di Jorong Balai Garabak Nagari Sungai abu.
b. Perubahan sosial dalam interaksi antar penambang, adanya kerjasama antar masyarakat penambang emas di Jorong Balai Garabak Nagari Sungai Abu yang saling membantu satu sama lain
c. Perubahan sosial dalam interaksi antar kelompok penambang yang saling akur dan saling tolong menolong.
Di lapangan peneliti juga menemukan perubahan ekonomi masyarakat penambang emas di Jorong Balai Garabak Nagari Sungai Abu ke arah yang lebih baik, diantaranya yaitu:
a. Perubahan mata pencaharian masyarakat yang sebelumnya petani dan sekarang memiliki pekerjaan sebagai penambang emas.
b. Perubahan ekonomi dalam pe- ningkatan pendapatan masyarakat penambang emas di Jorong Balai Garabak Nagari Sungai Abu yang telah merubah perekonomian mas- yarakat ke arah yang lebih baik.
d. Perubahan ekonomi dalam bentuk gaya hidup masyarakat ke arah yang lebih baik dari sebelum melakukan penambangan.
Berdasarkan temuan terkait dengan hasil analisisterkait perubahan sosial ekonomi penambang emas di Jorong Balai Garabak Nagari Sungai Abu Kecamatan Hiliran Gumanti tersebut di atas maka peneliti memberi saran kepada pihak yang terkait diantaranya:
a) Bagi masyarakat yang bekerja di tambang agar mengupayakan menjaga lingkungan lokasi bekerja jangan cuma mengejar keuntungan saja.
b) Setelah adanya perubahan sosial ekonomi yang sudah cukup bagus bagi Masyakat Jorong Balai Garabak tolong bagi generasi muda agar tidak meninggalkan pendidikan dan terpengaruh dengan uang.
c) Rekomendasi untuk penelitian berikutnya serta menambah referensi-referensi lain yang tentunya dapat bermamfaat dalam melakukan penelitian terkait tentang perubahan sosial ekonomi penambang emas.
10 DAFTAR PUSTAKA
Lauer, Robert. 1993 Per-spektifPerubahan Sosial. Jakarta: PT Raja Grafindo persada.
Martono nanang.2011 sosiologi perubahan sosial (Perspektif Klasik, Modern,
Pasmodern dan Pos
Klonial).Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Moleong, Lexy. 2013. Metodologi Penelitian Kualitaif. Bandung:
Remaja Rosda Karya
Afrizal. 2008. Pengantar Metode Penelitian Kualitatif: Dari pengertian Sampai . Penulisan Laporan. Padang:
Laboratorium Sosiologi FISIP Unand