SISTEM PEMERINTAHAN PRESIDENSIAL INDONESIA PASCA AMANDEMEN UUD 1945
M. YUSRIZAL ADI SYAPUTRA, S.H.,M.H.
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MEDAN AREA MEDAN
2020
Penegasan Sistem Pemerintahan
Presidensial Pasca Amandemen UUD 1945
Perubahan Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
Pasal 6A ayat (1) menetapkan bahwa Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat;
Pasal 4 ayat (1) menetapkan bahwa Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD 1945;
Adanya periode masa jabatan Presiden dan Wakil Presiden yang pasti. Pasal 7 Perubahan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menentukan bahwa Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama lima tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya untuk satu kali masa jabatan
Pasal 7C perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 juga menegaskan bahwa Presiden tidak dapat
membekukan dan/atau
membubarkan DPR.
HUBUNGAN ANTAR LEMBAGA NEGARA
Hubungan DPR dengan Presiden
Pada lembaga legislatif, domain atau otoritas konstitusional lembaga tersebut meliputi;
Fungsi legislasi,
Fungsi penetapan anggaran, dan;
Fungsi pengawasan.
Pengaturan fungsi ini sebagaimana dituangkan dalam Pasal 20A Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
•
Pergeseran kewenangan membentuk
undang-undang ini merupakan langkah
konstitusional untuk meletakkan secara
tepat fungsi lembaga negara ,
Pembentukan Undang-Undang Pasca
Amandemen UUD 1945 Rancangan
Undang-Undang (baik dari Presiden atau
DPR) Hak mengajukan Rancangan
Undang-Undang kepada DPR
Kewenangan Membentuk UU Wajib
dibahas oleh DPR dan Presiden untuk
mendapat persetujuan bersama.
• Jika rancangan undang-undang
itu tidak mendapat persetujuan
bersama, rancangan undang-
undang itu tidak boleh diajukan
lagi dalam persidangan DPR masa
itu. Presiden DPR Bab I Sistem
Ketatanegaraan Republik
Indonesia Salah satu perubahan
yang paling mendasar dalam
konstitusi adalah mengenai
kerangka hubungan serta domain
atau tugas dan fungsi eksekutif
(presiden) dan tugas dan fungsi
legislatif (DPR).
Kewenangan yang semula menjadi hak prerogatif Presiden, harus mendapat persetujuan atau pertimbangan dan konsultasi dengan lembaga legislatif. Misalnya;
a. Pasal 11 UUD 1945 menetapkan bahwa Presiden dengan persetujuan DPR menyatakan Perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain;
b. Pasal 13 ayat (1,2,dan 3) UUD 1945, menyatakan bahwa Presiden dalam mengangkat duta dan konsul, menerima dan menempatkan duta negara lain harus memperhatikan pertimbangan DPR
c. Pasal 14 UUD 1945, presiden memberi garasi dan Rehabilitasi dengan mempertimbangan Mahkamah Agung