• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perumusan Teori Akuntansi

N/A
N/A
Venika Venika

Academic year: 2023

Membagikan "Perumusan Teori Akuntansi"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

Nama : Venika Kelas : SA701 NIM : 2021038

Ringkasan Bab 3 – PERUMUSAN TEORI AKUNTANSI

A. TEORI DAN PRAKTIK AKUNTANSI

Akuntansi pada dasarnya dirancang untuk memenuhi kebutuhan praktik. Artinya, teori akuntansi memiliki hubungan yang bersifat definitif dengan praktik akuntansi. Perumusan teori timbul karena adanya kebutuhan untuk memberikan logika penalaran tentang apa yang dilakukan oleh akuntan atau apa yang akan dilakukan oleh akuntan. Dengan kata lain, perubahan prinsip akuntansi terjadi terutama karena adanya berbagao upaya yang dilakukan untuk memecahkan berbagai masalah akuntansi dan memutuskan kerangka teoritis untuk praktik akuntansi.

"Teori akuntansi" tidak lepas dari praktik akuntansi: karena tujuan utamanya adalah menjelaskan praktik akuntansi berjalan dan memberikan dasar bagi pengembangan praktik tersebut.

Peranan teori dalam akuntansi sangat berbeda dengan peranan teori yang digunakan dalam ilmu pasti (natural science), dimana dalam ilmu pasti teori dikembangkan dari hasil observasi empiris.

Akuntansi cenderung dikembangkan atas dasar pertimbangan nilai (value judgment), yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan tempat akuntansi dipraktikkan. Teori tersebut kemudian dituangkan dalam bentuk kebijakan sebagai landasan dalam praktik akuntansi. Dalam akuntansi, praktik dapat saja diubah untuk mengakomodasikan teori.

Berbagai macam pendapat yang mendefinisikan teori akuntansi, namun tidak satupun dari teori tersebut yang mampu menjelaskan secara tuntas dan menyeluruh tentang apa yang dinamakan “teori akuntansi”. Sehingga teori yang selama dikembangkan memiliki sudut pandang yang berbeda dan kadang bertolak belakang.

B. KLASIFIKASI PERUMUSAN TEORI AKUNTANSI

Teori akuntansi dirumuskan berdasarkan sudut pandang yang berbeda. Secara garis besar, teori akuntansi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Klasifikasi Teori Akuntansi Menurut Metode Penalaran

a. Pendekatakn Deduktif  dimulai dengan adanya proposisi takuntansi dasar sampai dihasilkan prinsip akuntansi sebagai pedoman dan dasar untuk mengembangkan teknik akuntansi.

b. Pendekatan Induktif  merupakan serangkaian pengamatan, kemudian pengukuran serta selanjutnya aktivitas untuk memperoleh suatu konklusi.

c. Pendekatan Etika  konsep ini didasarkan pada konsep kebenaran (truth), keadilan (justice) dan kewajaran (fairness). Konsep tersebut merupakan kriteria utama dalam menyusun teori akuntansi.

(2)

d. Pendekatan Sosiologi  menekankan pada akibat-akibat sosial yang timbul dari teknik-teknik akuntansi terhadap kesejahteraan social di lingkungan tempat akuntansi akan di operasionalkan.

e. Pendekatan Ekonomi  menekankan pada pengendalian perilaku indikator-indikator ekonomi makro, yang diakibatkan oleh berbagai praktik akuntansi. Pemilihan penggunaan pendekatan teknik yang berbeda akan berpengaruh pada barang ekonomi nasional.

f. Pendekatan Ekletik  bertujuan untuk mengembangkan akuntansi dengan cara menggabungkan berbagai pendekatan yang selama ini digunakan.

2. Klasifikasi Berdasarkan Sistem Bahasa

Teori dapat diekspresikan dalam wujud kata atau tanda (Sign). Dalam filsafat pengetahuan, studi tentang tanda dikenal dengan istilah semyology. Semiology dibagi menjadi 3, yaitu :

a. Teori Sintatik  menjelaskan praktik akuntansi dan memprediksi bagaimana akuntan akan bereaksi pada situasi tertentu atau bagaimana mereka melaporkan peristiwa tertentu. Dengan demikian teori ini berkaitan dengan struktur proses pengumpulan data dan pelaporan keuangan b. Teori Semantik (Interprestasi)  berkaitan dengan penjelasan fenomena (objek ata peristiwa).

memberikan penjelasan mengenai definisi operasional dan praktik akuntansi.

c. Teori Pragmatik (Perilaku)  teori ini berusaha menjelaskan pengaruh informasi akuntansi terhadap perilaku pengambil keputusan. Jadi teori pragmatik dimaksudkan untuk mengukur dan mengevaluasi pengaruh ekonomi, psikologi dan sosiologi pemakai terhadap alternatif prosedur akuntansi dan media pelaporannya.

3. Klasifikasi Berdasarkan Tujuan

a. Teori Normatif (Preskriptif)  menjelaskan bagaimana seharusnya akuntansi dipraktikan.

Perumusan akuntansi normatif mencapai masa keemasan pada tahun 1950 dan 1960an. Selama periode ini perumus akuntansi lebih tertarik pada rekomendasi kebijakan dan apa yang

"seharusnya" dilakukan, bukan apa yang sekarang dipraktikkan. Teori normatif pada periode ini berkonsentrasi pada penciptaan laba sesungguhnya (trur income) selama satu periode akuntansi atau pada diskusi tentang tipe informasi yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan (decision-usefulness).

b. Teori Akuntansi Positif (Positive Accounting Theory)  Selama tahun 1970an teori akuntansi bergerak kembali kearah metodologi empiric dan positif. Pendekatan yang demikian disebut sebagai teori positif, yang berusaha menjelaskan apa dan bagaimana informasi keuangan disajikan dan dikomunikasikan kepada para pemakai informasi. Tujuan positif teori adalah untuk menjelaskan danmemprediksi praktik akuntansi. Penjelasan berarti memberikan alasan terhadap praktik yang diamati.

(3)

3 Hipotesis dalam Teori Akuntansi Positif :

1. Hipotesis Rencana Bonus (Bonus Plan Hypothesis)

Manajer perusahaan cenderung menggunakan metode yang bisa meningkatkan laba agar bisa merencanakan bonus. Pilihan tersebut diharapkan dapat meningkatkan laba yang akan diterima seandainya komite kompensasi dari Dewan Direktur tidak menyesuaikan dengan metode yang dipilih

2. Hipotesis Hutang/Ekuitas (Debt/Equity Hypothesis)

Rasio hutang/ekuitas yang tinggi dalam perusahaan dapat mendorong manajer untuk menggunakan metode akuntansi yang meningkatkan laba. Rasio ini juga bisa mendekatkan perusahaan pada batas perjanjian kredit, yang dapat mengakibatkan penyimpangan perjanjian dan biaya tambahan.

3. Hipotesis Cost Politik (Political Cost Hypothesis)

Perusahaan besar lebih mungkin menggunakan metode akuntansi yang mengurangi laba mereka dibandingkan dengan perusahaan kecil. Ini didasarkan pada asumsi bahwa menentukan apakah laba akuntansi mencerminkan keuntungan sebenarnya bisa sangat mahal. Selain itu, melibatkan diri dalam proses politik dan regulasi juga dapat mahal, sehingga individu cenderung memilih untuk tidak mencari informasi lengkap dalam konteks ini.

Referensi

Dokumen terkait