• Tidak ada hasil yang ditemukan

petunjuk praktikum pelayanan informasi obat - Spada UNS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "petunjuk praktikum pelayanan informasi obat - Spada UNS"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PETUNJUK PRAKTIKUM PELAYANAN INFORMASI OBAT

Penyusun :

Disusun Oleh:

Wisnu Kundarto, S.Farm., M. Biomed., Apt.

M. Fiqri Zulpadly MH., S.Farm., M.Biomed., Apt.

PROGRAM DIPLOMA III FARMASI SEKOLAH VOKASI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2021

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Buku petunjuk praktikum Pelayanan Informasi Obat ditujukan untuk mahasiswa sebagai pedoman pelaksanaan praktikum Pelayanan Informasi Obat Program Studi D3 Farmasi, Sekolah Vokasi, Universitas Sebelas Maret, yang disusun oleh:

1. Wisnu Kundarto, S.Farm., M.Biomed., Apt.

NIK. 1985040220140501

2. M. Fiqri Zulpadly MH., M.Biomed., Apt.

NIK. 1992071820200801

Mengetahui, Direktur Sekolah Vokasi

Drs. Santoso Tri Hananto, M.Acc., Ak.

NIP. 196909241994021001

Surakarta,

Menyetujui,

Kepala Program Studi D3 Farmasi

Anif Nur Artanti, M.Sc., Apt.

NIK. 1987042720140501

(3)

Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT sehingga buku petunjuk praktikum pelayanan informasi obat ini dapat dibuat. Pemberian informasi obat merupakan salah satu kegiatan yang dapat dilakukan oleh tenaga teknis kefarmasian di dalam praktek pelayanan kefarmasian. Obat, pasien, dan tenaga kesehatan saling berkaitan satu dengan yang lainnya.

Pemberian informasi obat yang benar akan mencegah terjadinya medication error.

Petunjuk praktikum ini berisi tata tertib dan rangkaian acara kegiatan praktikum selama satu semester. Pelaksanaan praktikum ini nantinya akan dilakukan secara daring dikarenakan masih dalam masa pandemi COVID-19.

Mahasiswa akan melakukan praktik dalam hal penelusuran sumber referensi, pendokumentasian pertanyaan, pemberian informasi obat-obat khusus, komunikasi dengan berbagai barier dan tipe pasien. Mahasiswa juga akan mempraktikkan teknik wawancara pengobatan beserta membuat dokumentasinya. Selain itu mahasiswa juga akan praktik dalam membuat berbagai media peraga informasi meliputi poster, leaflet, buletin, dan video.

Demikian petunjuk praktikum ini kami susun, kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan untuk evaluasi dan penyempurnaan kegiatan praktikum mendatang.

(4)

Tata Tertib Praktikum

1. Mahasiswa wajib mengisi presensi di http://ocw.uns.ac.id .

2. Mahasiswa diminta untuk aktif dan menjaga kondusifitas praktikum.

3. Tidak ada inhal praktikum.

4. Mahasiswa wajib mengikuti seluruh rangkaian acara praktikum. Bagi mahasiswa dengan presensi kurang dari 75% tanpa keterangan, maka tidak diperkenankan mengikuti responsi.

5. Mahasiswa diperkenankan tidak mengikuti acara praktikum dengan alasan sakit, musibah, dan tugas prodi selama memberikan bukti surat sakit/surat keterangan/surat tugas. Bagi mahasiswa tersebut dapat diberikan tugas untuk mengganti poin saat ketidakhadiran praktikum.

6. Aspek penilaian meliputi laporan (25%); media peraga (25%), responsi (50%)

7. Laporan diselesaikan pada hari H pada materi yang memerlukan pembuatan laporan.

Khusus pembuatan media peraga, laporan dalam bentuk soft file media peraga ataupun video

8. Jika ada hal-hal yang belum diatur dalam petunjuk praktikum ini akan diatur menyusul.

(5)

JADWAL ACARA PRAKTIKUM

No Materi pertemuan @ 170 menit

Keterangan rinci

1. Asistensi dan penelusuran informasi obat

( 2 pertemuan)

170 menit awal : penyampaian RPS, materi asistensi, penelusuran informasi obat

170 menit kedua : pemberian kasus pada hari H, dan latihan penelusuran informasi obat (pembuatan laporan), diskusi

2. Dokumentasi pertanyaan PIO ( 4 pertemuan)

170 menit awal : pemberian kasus (hari H), pengerjaan kasus 170 menit kedua : penyelesaian laporan dan presentasi per kelompok, diskusi

170 menit ketiga : lanjutan presentasi kelompok, diskusi 170 menit keempat : lanjutan presentasi kelompok, diskusi

3. Obat dengan penggunaan dan penyimpanan khusus

(3 pertemuan)

170 menit awal : pembagian tema, pengerjaan materi presentasi, presentasi 4 tema obat sesi pertama (insulin, supositoria, enema, ovula) , penyelesaian laporan, diskusi 170 menit kedua : presentasi 4 tema obat sesi kedua ( tablet lepas lambat dan sub lingual, pil KB , tetes mata, tetes telinga), penyelesaian laporan, diskusi

170 menit ketiga: presentasi 4 tema obat sesi ketiga (tetes hidung, inhaler, sirup kering, tablet salut enterik dan tablet dispersibel), penyelesaian laporan, diskusi

4. Komunikasi efektif dengan barrier pasien

(2 pertemuan)

170 menit awal : pembagian kasus, diskusi kelompok, simulasi kasus 3 kelompok pertama

170 menit kedua : simulasi kasus 3 kelompok kedua, diskusi kelas

5. Wawancara pasien dan

pembuatan dokumentasi untuk rekam medis

(2 pertemuan)

170 menit awal : pembagian kasus, diskusi kelompok, simulasi kasus 3 kelompok pertama, penyelesaian laporan 170 menit kedua : simulasi kasus 3 kelompok kedua, penyelesaian laporan, diskusi kelas

6.

7. Media Peraga:

Leaflet tahap 1:

: pencarian bahan materi dan presentasi draft desain (2 pertemuan)

170 menit awal : pembagian tema, pencarian bahan materi, presentasi desain 6 kelompok pertama

170 menit kedua : presentasi draft desain 6 kelompok berikutnya

8. Media Peraga:

Leaflet tahap 2

: simulasi penyampaian media (2 pertemuan)

170 menit awal : simulasi penyampaian media 6 kelompok pertama

170 menit kedua : simulasi penyampaian media 6 kelompok kedua dan diskusi kelas

(6)

9. Media Peraga:

Poster tahap 1

: pencarian bahan materi dan presentasi draft desain (2 pertemuan)

170 menit awal : pembagian tema, pencarian bahan materi, presentasi desain 6 kelompok pertama

170 menit kedua : presentasi draft desain 6 kelompok berikutnya

10. Media Peraga:

Poster tahap 2

: simulasi penyampaian media (2 pertemuan)

170 menit awal : simulasi penyampaian media 6 kelompok pertama

170 menit kedua : simulasi penyampaian media 6 kelompok kedua dan diskusi kelas

11. Media Peraga:

Buletin tahap 1 :

pencarian bahan materi dan presentasi draft desain (2 pertemuan)

170 menit awal : pembagian tema, pencarian bahan materi, presentasi desain 6 kelompok pertama

170 menit kedua : presentasi draft desain 6 kelompok berikutnya

12. Media Peraga:

Buletin tahap 2 :

Simulasi penyampaian media (2 pertemuan)

170 menit awal : simulasi penyampaian media 6 kelompok pertama

170 menit kedua : simulasi penyampaian media 6 kelompok kedua dan diskusi kelas

13. Media Peraga:

Video edukasi tahap 1 (2 pertemuan)

170 menit awal: pembagian tema, pencarian materi, pembuatan video berdurasi singkat

170 menit kedua : meneruskan pembuatan video berdurasi singkat

14. Media Peraga:

Video edukasi tahap 2 (2 pertemuan)

170 menit awal : simulasi penyampaian media 6 kelompok pertama

170 menit kedua : simulasi penyampaian media 6 kelompok kedua dan diskusi kelas

15. Responsi (tertulis) (3 pertemuan)

170 menit awal : soal kasus

170 menit kedua dan ketiga : pembuatan media peraga leaflet Total : 32 x pertemuan @ 170 menit

(7)

ACARA 1 dan 2. PENYAMPAIAN RPS PRAKTIKUM, ASISTENSI, DAN PENELUSURAN SUMBER INFORMASI OBAT

Tujuan:

Mahasiswa dapat memahami gambaran dan teknis praktikum serta mempraktikkan cara penelusuran sumber informasi

Konsep Teori:

Pelayanan informasi obat merupakan salah satu pekerjaan kefarmasian yang diberikan kepada konsumen selaku pengguna obat untuk menjamin penggunaan obat secara rasional. Kegiatan PIO berupa penyediaan informasi aktif maupun pasif. Pelayanan yang bersifat aktif dilakukan tanpa menunggu datangnya pertanyaan tetapi memberikan informasi melalui brosur, leaflet, bulletin maupun media yang lain. Pertanyaan dapat diperoleh secara langsung/ lisan, telpon maupun tertulis seperti email, fax.

Pertanyaan dapat dikategorikan sebagai berikut : aspek farmasetik (identifikasi obat, stabilitas dan toksisitas obat), ketersediaan obat, harga obat,efek samping obat, dosis obat, interaksi obat, farmakokinetik, farmakodinamik, aspek farmakoterapi, keracunan, perundang-undangan.

Sumber informasi yang digunakan untuk menjawab pertanyaan antara lain : 1. Sumber primer yaitu jurnal

Kelebihan : up to date

Kelemahan : jika tidak ada sistem index harus mencari secara manual sehingga tidak efektif dan efisien.

2. Sumber sekunder yaitu kumpulan abstrak

Kelebihan : efektif dan efisien, mudah didownload, informasi terkini Kelemahan : mahal, tidak lengkap

3. Sumber tersier yaitu buku teks, referensi yang berisi materi umum Kelebihan : lengkap, komprehensif

Kelemahan : out of date

Langkah-langkah pemberian informasi obat adalah : 1. Penerimaan permintaan informasi obat

a. Mengumpulkan data penanya

b. Mengklasifikasikan jenis pertanyaan

(8)

2. Mengumpulkan informasi latar belakang masalah 3. Melakukan penelusuran sumber informasi

4. Memformulasikan jawaban 5. Follow up dan dokumentasi

Dalam pelayanan obat di apotek atau rumah sakit, informasi obat wajib diberikan pada pasien. Informasi obat yang diberikan setidaknya meliputi hal-hal sebaga berikut : 1. Cara pemakaian obat

2. Cara penyimpanan obat 3. Jangka waktu pengobatan

4. Aktivitas serta makanan dan minuman yang harus dihindari selama terapi Cara Kerja:

Mahasiswa mendapatkan pengarahan dosen dan akan diberikan tugas, dan dilanjutkan dengan diskusi kelas.

ACARA 3,4, 5 dan 6. DOKUMENTASI PERTANYAAN Tujuan:

Mahasiswa dapat mempraktikkan cara pendokumentasian pertanyaan penanya Konsep Teori:

Pertanyaan seputar informasi obat dapat berasal dari pasien maupun tenaga kesehatan. Hal ini akan membedakan dalam hal kedalaman jawaban yang diberikan.

Kedalaman jawaban sangat dipengaruhi oleh tipe pertanyaan, latar belakang penanya, dan referensi yang digunakan. Dokumentasi pertanyaan sangat penting karena dapat membantu menjawab pertanyaan lebih cepat jika ada pertanyaan serupa di kemudian hari.

Cara Kerja:

Mahasiswa diminta mendokumentasikan pertanyaan yang sudah diberikan pada form yang sudah dibuat (contoh form dapat dilihat di gambar 1). Mahasiswa dapat memodifikasi form sesuai kebutuhan. Tiap kelompok mempresentasikan dokumentasi pertanyaan tersebut, dilanjutkan diskusi kelas.

(9)

Gambar 1. Contoh form dokumentasi pertanyaan

(10)

ACARA 7,8, dan 9. PEMBERIAN INFORMASI OBAT-OBAT KHUSUS Tujuan:

Mahasiswa dapat mempraktikkan cara pemberian informasi penggunaan dan penyimpanan obat-obat khusus.

Konsep Teori:

Obat-obat khusus misalnya insulin, tablet lepas lambat, tetes telinga/mata/hidung, supositoria/enema, memerlukan pemberian informasi obat yang benar agar sesuai dengan tujuan terapi dan mencegah terjadinya medication error. Pemberian informasi obat yang dimaksud meliputi cara pakai obat, penyimpanan, ataupun informasi penting obat tersebut.

Cara Kerja:

Mahasiswa akan diberikan 12 tema obat dan diminta mempresentasikan secara kelompok tentang cara penggunaan dan penyimpanan obat obat khusus (insulin, supositoria, enema, ovula, tablet lepas lambat, tablet sublingual, pil KB, tetes mata, tetes hidung, tetes telinga, inhaler, sirup kering, tablet salut enterik, dan tablet dispersibel) dilanjutkan diskusi kelas.

ACARA 10 dan 11. KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN BARIER PASIEN Tujuan:

Mahasiswa dapat mempraktikkan cara komunikasi efektif dalam praktik pelayanan informasi obat pada berbagai barier pasien

Konsep Teori:

Komunikasi baik tertulis maupun lisan pasti dilakukan oleh tenaga teknis kefarmasian dalam praktik pelayanan kefarmasian. Adanya berbagai barier dapat membuat proses komunikasi tersebut terhambat dan dapat menyebabkan miskomunikasi sehingga tujuan terapi tidak tercapai. Barier pasien dapat berupa berkurangnya fungsi pendengaran, penglihatan, maupun memori pasien. Selain itu barier dapat berasal dari psikis pasien (rasa emosional dan depresi karena penyakit kronis). Oleh sebab itu diperlukan teknik-teknik dalam menghadapi barier tersebut seperti kemampuan menjadi pendengar yang baik, berempati, maupun cara komunikasi yang efektif.

Cara Kerja:

Mahasiswa melakukan praktik komunikasi dengan berbagai skenario barier pasien.

Mahasiswa diminta untuk mensimulasikan komunikasi tersebut dilanjutkan diskusi kelas.

(11)

ACARA 12 dan 13. WAWANCARA DAN DOKUMENTASI PENGOBATAN Tujuan:

Mahasiswa dapat mempraktikkan wawancara pengobatan dan membuat dokumentasi.

Konsep Teori:

Pelayanan informasi obat sangat erat kaitannya dengan pertanyaan pasien. Oleh sebab itu jika pertanyaan pasien berkaitan dengan kondisi klinis pasien, maka wawancara pengobatan perlu dilakukan. Hal ini untuk mendapatkan data-data pasien terutama riwayat pengobatan, riwayat penyakit, ada tidaknya alergi obat, dan hasil laboratorium jika ada.

Data-data tersebut sangat penting untuk menentukan pilihan terapi obat, sehingga perlu didokumentasikan.

Cara Kerja:

Mahasiswa melakukan praktik wawancara pasien dan diminta untuk mendokumentasikannya, dilanjutkan diskusi kelas.

ACARA 14,15,16, dan 17. PEMBUATAN MEDIA PERAGA LEAFLET Tujuan:

Mahasiswa dapat mempraktikkan pembuatan media peraga leaflet dan penyampaian materi.

Konsep Teori:

Berdasarkan UU perlindungan konsumen no 8 tahun 1999 informasi suatu produk, termasuk obat merupakan hak pasien yang harus diberikan. Informasi yang diberikan harus benar, jelas atau tidak bias dan jujur. Salah satu media penyampaian informasi adalah leaflet.

Leaflet memberikan informasi yang spesifik, dengan bahasa yang mudah dipahami oleh orang awam. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk membuat brosur yang menarik, antara lain :

1. Mencantumkan gambar

2. Memberikan judul yang singkat dan menarik

3. Pemilihan warna yang tepat disesuaikan dengan sasaran informasi yang dituju

(12)

Pemberian informasi obat dapat dilakukan secara tertulis, salah satunya dengan menggunakan leaflet. Leaflet merupakan media cetak tertulis yang berupa lembaran yang dilipat. Agar terlihat menarik, leaflet didesain secara cermat dilengkapi dengan ilustrasi, menggunakan bahasa yang mudah dipahami.

Cara Kerja:

Mahasiswa pada acara 15 dan 16 akan diberikan tema dan diminta mendesain materi leaflet untuk selanjutnya dipresentasikan tiap kelompok. Mahasiswa pada acara 17 dan 18 diminta untuk mensimulasikan penyampaian media tersebut secara lisan secara kelompok. Diskusi kelas dilakukan untuk mengevaluasi teknik penyampaian materi.

ACARA 18, 19, 20, dan 21. PEMBUATAN MEDIA PERAGA POSTER Tujuan:

Mahasiswa dapat mempraktikkan pembuatan media peraga poster dan penyampaian informasi.

Konsep Teori:

Pemberian informasi obat dapat dilakukan secara tertulis, salah satunya dengan menggunakan poster. Poster hendaknya menggunakan kombinasi gambar dan tulisan yang seimbang, dibuat semenarik mungkin. Warna latar belakang poster harus kontras dengan warna tulisan ataupun gambar. Tulisan poster dibuat agar dapat dibaca pada jarak pandang pembaca.

Cara Kerja:

Mahasiswa pada acara 19 dan 20 akan diberikan tema dan diminta mendesain materi poster untuk selanjutnya dipresentasikan tiap kelompok. Mahasiswa pada acara 21 dan 22 diminta untuk mensimulasikan penyampaian media tersebut secara lisan secara kelompok. Diskusi kelas dilakukan untuk mengevaluasi teknik penyampaian materi.

(13)

ACARA 22, 23,24, dan 25. PEMBUATAN MEDIA PERAGA BULETIN Tujuan:

Mahasiswa dapat mempraktikkan pembuatan media peraga buletin dan penyampaian informasi.

Konsep Teori:

Pemberian informasi obat dapat dilakukan secara tertulis, salah satunya dengan menggunakan buletin. Buletin merupakan media cetak yang dibuat oleh suatu lembaga/organisasi sehingga mempunyai tim redaksi, target sasaran, serta ruang lingkup yang spesifik. Buletin diterbitkan secara teratur/ berkala dan mengangkat tema yang berbeda setiap edisi. Buletin lebih bersifat formal dan menggunakan banyak istilah teknis dalam bidang tertentu sesuai ruang lingkup buletin. Buletin dapat berisi beberapa rubrik (ruangan) yang mencirikan isi buletin. Rubrik dapat diisi dengan informasi dan gambar.

Cara Kerja:

Mahasiswa pada acara 23 dan 24 akan diberikan tema dan diminta mendesain materi poster untuk selanjutnya dipresentasikan tiap kelompok. Mahasiswa pada acara 25 dan 26 diminta untuk mensimulasikan penyampaian media tersebut secara lisan secara kelompok. Diskusi kelas dilakukan untuk mengevaluasi teknik penyampaian materi.

(14)

ACARA 26, 27,28, dan 29. PEMBUATAN MEDIA PERAGA VIDEO EDUKASI Tujuan:

Mahasiswa dapat mempraktikkan pembuatan media video edukasi dan penyampaian informasi.

Konsep Teori:

Pemberian informasi obat dapat dilakukan secara visual dengan menggunakan media video. Video hendaknya dibuat semenarik mungkin (dapat dengan menggunakan animasi) dengan waktu secukupnya dan mengena sesuai sasaran. Kualitas tampilan gambar dan audio juga harus jelas. Jika video berisi materi dengan tujuan edukasi/penyuluhan dan dilakukan oleh lembaga resmi maka perlu diberikan logo instansi.

Cara Kerja:

Mahasiswa pada acara 27 dan 28 akan diberikan tema dan diminta mendesain materi video edukasi untuk selanjutnya dipresentasikan tiap kelompok. Mahasiswa pada acara 29 dan 30 diminta untuk mensimulasikan penyampaian media tersebut secara lisan secara kelompok. Video dapat diunggah ke akun Youtube dan disampaikan lisan. Diskusi kelas dilakukan untuk mengevaluasi teknik penyampaian materi.

ACARA 30, 31 dan 32. RESPONSI Tujuan:

Mengevaluasi kemampuan mahasiswa dalam menyelesaikan kasus dan membuat media peraga

Konsep Teori: - Cara Kerja:

Mahasiswa pada acara 30 akan mengerjakan kasus secara tertulis, selanjutnya mahasiswa pada materi 31 dan materi 32 akan diminta membuat media peraga sesuai perintah.

DAFTAR PUSTAKA

Semua referensi baik buku teks ataupun jurnal dapat digunakan selama masih relevan dengan topik materi

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian ini, stratigrafi batuan bawah permukaan di daerah penelitian berdasarkan nilai resistivitas di setiap titik pengukuran terdiri dari lapisan top soil dengan

Muhammet Salih’in şiirleri modern Özbek şiirindeki muhalif ve göç şiirleri kapsamında ele alınmış, şairin, post anti-Sovyetçilik şiirleri kültürel-tarihi, karşılaştırmalı metotlarla