• Tidak ada hasil yang ditemukan

Petunjuk Praktikum Sistematika Tumbuhan II 2021

N/A
N/A
Noerohmah Putri Septiani

Academic year: 2024

Membagikan " Petunjuk Praktikum Sistematika Tumbuhan II 2021"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

Siswa dapat menemukan dan membedakan nama yang valid dan nama yang tidak valid dengan mengunjungi situs tertentu secara online. Identifikasi tumbuhan mempunyai pengertian yaitu menentukan nama yang benar dan tempat yang benar dalam sistem klasifikasi. Pada mulanya nama yang diberikan kepada tumbuhan/hewan/organisme lain menggunakan bahasa asli pemberi nama, atau dalam nama lokal/nama daerah (nama umum).

Sinonim ini terjadi karena aturan sistem tata nama yang berlaku menentukan bahwa nama tersebut salah atau spesies tersebut berpindah dari satu genus ke genus lainnya. Contoh: Jika Pinus dinyatakan sebagai nama yang benar, maka Picea merupakan sinonim homotipe. Jika nama baru suatu takson dibuat tanpa mengubah nama yang sudah ada, maka nama baru tersebut menjadi sinonim homotipiknya (sinonim objektif).

Sinonim ini dibuat berdasarkan pendapat para ilmuwan taksonomi (sinonim subjektif) tanpa menyertakan unsur kaidah berlaku sistem tata nama. Dua nama disebut heterotypic, dan biasanya salah satu nama dinyatakan sebagai nama yang benar dan nama yang lain dinyatakan salah (tidak sah). Untuk mengecek benar atau tidaknya suatu nama tumbuhan, praktikum ini menggunakan website yang menyediakan database nama yang valid.

Jika nama tersebut sinonim, Anda akan diarahkan ke nama yang valid/benar, lalu klik nama tersebut.

Sistem klasifikasi alami: Pengelompokkan makhluk hidup berdasarkan banyaknya persamaan ciri morfologi yang dimiliki. Kelebihan sistem ini ialah identifikasi yang

Siswa dapat mengklasifikasikan tumbuhan berdasarkan sifat dan ciri morfologinya, sehingga keanekaragaman tumbuhan yang banyak menjadi lebih sederhana dan mudah untuk dipelajari. Klasifikasi merupakan suatu proses pengelompokan tumbuhan ke dalam kategori-kategori sehingga keanekaragaman tumbuhan yang besar menjadi lebih sederhana dan mudah dipelajari. Klasifikasi bertujuan untuk mengetahui hubungan kekerabatan dan ciri-ciri morfologi kelompok antar makhluk hidup yang berbeda (Siregar 2010).

Tumbuhan diklasifikasikan dengan cara yang berbeda-beda, sehingga terdapat berbagai jenis sistem klasifikasi, antara lain sistem klasifikasi alami, sistem klasifikasi buatan, dan sistem klasifikasi filogenetik.

Sistem klasifikasi buatan/artifisial: Pengelompokkan tumbuhan yang didasarkan pada beberapa persamaan ciri morfologi, alat reproduksi, lingkungan tempat tumbuh,

Sistem klasifikasi filogenetik: Pengelompokkan berdasarkan jauh dekatnya hubungan kekerabatan. Kelebihan sistem klasifikasi ini adalah dapat diketahui adanya

Periode sebelum Linnaeus (Pre-Linnaean)

Periode sebelum Darwin (Pre Darwinian, from Linnaeus to Darwin)

Periode setelah Darwin (Post Darwinian)

15 Saat ini terdapat 2 sistem klasifikasi yang umumnya dijadikan acuan, yaitu sistem Cronquist dan APG (Angiosperm Phylogeny Group). Sistem APG tidak lagi memperlakukan tumbuhan berbunga sebagai takson tersendiri, melainkan sebagai klade yang tidak memuat takson tanpa nama botani resmi yang disebut Angiospermae (sistem ini menggunakan nama bahasa Inggris atau bahasa Inggris untuk nama tidak resmi). Sistem klasifikasi Cronquist (1981) masih banyak digunakan, namun keakuratannya mulai dipertanyakan dalam hal filogeni, terutama karena bertentangan dengan hasil penyelidikan molekuler.

Kesepakatan umum tentang cara pengelompokan tanaman berbunga mulai tercapai sejak hasil “Angiosperm Phylogeny Group” (APG) dipublikasikan pada tahun 1998, kemudian diperbarui secara berturut-turut pada tahun 2016 menjadi sistem klasifikasi APG II, sistem klasifikasi APG III, dan sistem klasifikasi APG III. APG IV sistem klasifikasi. Untuk mempermudah proses klasifikasi, perlu dibuat kunci identifikasi terlebih dahulu dengan memilih 1 dari 2 pilihan properti yang bertentangan hingga diperoleh identitas tanaman. Semua taksa tumbuhan yang disertakan dan semua karakteristik utamanya dicantumkan bersama, sehingga memungkinkan untuk membandingkan semua taksa tumbuhan yang disertakan, dan oleh karena itu berguna dalam mengembangkan kunci analisis.

Setiap bait terdiri dari 2 baris atau lebih yang disebut derivasi, yang mengandung ciri-ciri yang saling bertentangan. Dendogram adalah diagram percabangan yang mengungkapkan hierarki kategori berdasarkan derajat kemiripan antara sejumlah karakteristik dalam taksonomi. Suatu bagian diagram dikatakan monofiletik jika nenek moyang tunggalnya hanya memunculkan seluruh spesies keturunan dalam takson tersebut dan bukan spesies dalam taksa lain.

Polifiletik apabila suatu anggota merupakan keturunan dari 2 atau lebih nenek moyang yang tidak sama pada semua anggotanya. Sedangkan paraphyletic jika suatu takson tidak mencakup spesies yang mempunyai nenek moyang yang sama yang berasal dari spesies yang termasuk dalam takson tersebut. Laporan berupa bagian praktek yang telah diisi lengkap dan laporan yang diketik, yang datanya ditranskrip dari laporan tertulis.

Konsep taksonomi yang diterima saat ini dan digunakan secara umum mencakup hubungan antar individu, baik fenetik maupun filogenetik.

Kemiripan (Fenetik)

Kekerabatan Kladistik

Kekerabatan Kronistik

Kekerabatan Filogenetik

Dalam menentukan keeratan hubungan dengan metode ini digunakan ciri-ciri yang diberi bobot sama, karena semua ciri dianggap sama pentingnya. Jenis analisis yang terkenal adalah analisis filogenetik atau kadang disebut kladistik yang artinya clade atau. Analisis filogenetik biasanya direpresentasikan sebagai sistem percabangan, seperti diagram pohon yang dikenal dengan pohon filogenetik (Brinkman & Leipe, 2001).

Analisis filogenetik sekuens asam amino dan protein biasanya akan menjadi bidang analisis sekuens yang penting. Analisis filogenetik juga digunakan untuk melacak perubahan cepat yang dapat mengubah suatu spesies, seperti virus (Nielsen & Yang, 1998). Dalam membangun pohon filogenetik dapat diklasifikasikan menjadi 2 kategori yang digunakan sebagai strategi untuk membangun pohon filogenetik terbaik.

Metode ini memprediksi pohon evolusi yang meminimalkan jumlah langkah yang diperlukan untuk menghasilkan variasi urutan yang diamati. Oleh karena itu, metode ini juga sering disebut sebagai metode evolusi minimum. Metode jarak bekerja pada jumlah perubahan antara setiap pasangan dalam kelompok untuk membangun pohon filogenetik dalam kelompok.

Dalam sebuah pohon, rangkaian ini memiliki titik atau posisi nenek moyang yang sama, dan setiap titik dihubungkan oleh sebuah cabang. Metode ini menggunakan perhitungan untuk mencari pohon yang mempunyai jumlah variasi terbaik dalam suatu himpunan barisan. Metode ini mirip dengan metode parsimoni maksimum di mana analisis dilakukan pada setiap kolom dalam larik yang terdiri dari beberapa urutan.

Semua kemungkinan pohon dipertimbangkan, jadi metode ini hanya cocok untuk sejumlah kecil rangkaian. Metode ini mempertimbangkan untuk setiap pohon jumlah perubahan sekuens atau mutasi yang terjadi yang memberikan variasi sekuens. Analisis filogenetik dari rangkaian urutan yang selaras terlihat jelas karena posisi yang bertanggung jawab dalam urutan tersebut dapat diidentifikasi dalam beberapa penyelarasan urutan dari urutan tersebut. Analisis bootstrap adalah metode yang menguji seberapa baik suatu model dataset.

Hepaticopsida (Lumut Hati)

Tubuhnya belum mempunyai akar, batang, dan daun sejati, ada pula yang masih berbentuk thallus (kelas Hepaticopsida): tumbuh dengan posisi berbaring. Ada yang bersifat kosmopolitan (sebarannya luas sehingga mudah ditemukan/tumbuh di berbagai lokasi) dan ada pula yang endemik (sebarannya terbatas).

Anthocerotopsida (Lumut Tanduk)

Bryopsida (Lumut Daun)

Pteridophyta (pteron: sayap bulu, fiton: tumbuhan) merupakan tumbuhan paku yang tergolong tumbuhan cormus pembawa spora, artinya merupakan tumbuhan yang menghasilkan spora dan mempunyai susunan daun yang umumnya membentuk sayap pada bagian atas tumbuhan, serta terdapat bulu. Daun tropofil yaitu daun yang tidak menghasilkan spora, namun mempunyai zat hijau daun (klorofil) sehingga berfungsi dalam proses fotosintesis atau menghasilkan zat gizi (glukosa). Daun sporofil yaitu daun yang menghasilkan spora sebagai alat reproduksinya, oleh karena itu daun ini disebut juga daun subur.

Pakis homospora menghasilkan spora dengan ukuran yang sama sehingga tidak dapat dibedakan antara spora jantan dan betina. Tanaman hias misalnya : Adiantum cuneatum, Alsophila glauca, Adiantum. farleyense, Platyceriumbifurcatum, Asplenium nidus, Sellaginella wildenowii 2. Pupuk hijau contoh: Salvinia natans dan Azolla pinnata, bersimbiosis dengan Anabaena sp. ganggang biru-hijau), yang berperan dalam fiksasi nitrogen. Tumbuhan paku dapat tumbuh pada berbagai habitat, terutama di tempat lembab (higrofit), di air (hidrofit), permukaan batuan (litofita), tanah, atau menempel (epifit) pada kulit pohon.

Tumbuhan paku-pakuan yang tumbuh di atas tanah, misalnya Adiantum cuneatum (supplir) dan Alsophila glauca (pakis tiang). Pakis yang hidup menempel pada pohon, misalnya Platycerium bifurcatum (pakis rusa) dan Asplenium nidus (pakis sarang burung walet). Pakis atau tumbuhan paku, Pteridophyta atau Filicophyta, merupakan salah satu divisi tumbuhan yang mempunyai sistem pembuluh darah sejati tetapi tidak menghasilkan biji untuk berkembang biak.

Pakis ditemukan di seluruh dunia, kecuali di daerah yang selalu bersalju dan daerah gersang (gurun). Siswa dapat mengetahui ciri-ciri tumbuhan yang bersifat magnoliida sehingga dapat membedakannya dengan kelompok lain.

Referensi

Dokumen terkait