• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUKU Petunjuk Teknis SURVEI DAN PEMETAAN TANAH TINGKAT SEMI DETAIL SKALA 1:50.000

N/A
N/A
Dewi Fortuna Wahab

Academic year: 2023

Membagikan "BUKU Petunjuk Teknis SURVEI DAN PEMETAAN TANAH TINGKAT SEMI DETAIL SKALA 1:50.000"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

Data-data tersebut hanya dapat diperoleh melalui kegiatan survei dan pemetaan sumber daya lahan, yang menghasilkan data geospasial (peta) dan data tabular berupa data observasi lapangan dan data analisis laboratorium yang merupakan informasi dasar perencanaan pertanian. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian (BBSDLP) sebagai pemelihara data pertanahan memandang perlu untuk menyusun kembali Juknis metode survei dan pemetaan sumber daya lahan yang menyesuaikan dengan perkembangan metode pemetaan dan informasi. Pedoman teknis ini disusun mengikuti prinsip standar yang digunakan dalam BBSDLP, antara lain Kerangka Acuan Survei Tanah untuk Proyek Perencanaan Pengkajian Sumber Daya Lahan/LREPP I (1990) dan LREPP II (1996).

Dalam penyusunan juknis kartografi ini, dilakukan berbagai pendekatan teknik pemetaan untuk mempercepat pemetaan berdasarkan perkembangan teknologi dan pengalaman para peneliti di BBSDLP. Penyusunan juknis ini diharapkan dapat membantu para peneliti, praktisi, dan pengguna lainnya dalam melakukan survei dan pemetaan sumber daya lahan dengan menggunakan metode yang seragam, sehingga hasilnya dapat dikorelasikan dan digabungkan untuk mendukung kebijakan menuju Kesatuan. Peta (kebijakan peta).

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dengan semakin meningkatnya peran data spasial dan kebutuhan informasi sumber daya lahan untuk mendukung pembangunan pertanian, serta semakin pentingnya peran database sumber daya lahan/lahan, maka dipandang perlu untuk melakukan reorientasi pelaksanaan survei dan pemetaan lahan melalui persiapan. . petunjuk teknis survei dan pemetaan lahan semi-detail (skala 1:50.000) untuk perencanaan pertanian di tingkat kabupaten. Petunjuk teknis yang digunakan selama ini adalah petunjuk teknis kegiatan proyek LREP-II (1992-1997) yang telah banyak mengalami modifikasi dalam analisis bentuk lahan, penggunaan data citra satelit (radar dan citra optik) atau SRTM/DEM, analisis digital relief dan lereng.. Pedoman teknis ini merupakan acuan standar dalam melakukan survei dan pemetaan tanah semi detail dengan menggunakan metode yang seragam.

Tujuan

Variasi bentuk bentang alam dan penggunaan lahan: a) dataran, perbukitan hingga pegunungan, (b) pegunungan, (c) dataran, perbukitan dan.

Gambar 1. Variasi bentuk bentang lahan (landscape) dan penggunaan lahan (landuse): a)  dataran, perbukitan sampai bergunung, (b) pegunungan, (c) dataran, perbukitan dan
Gambar 1. Variasi bentuk bentang lahan (landscape) dan penggunaan lahan (landuse): a) dataran, perbukitan sampai bergunung, (b) pegunungan, (c) dataran, perbukitan dan

PERSIAPAN SURVEI

  • Bahan dan Data Pendukung
  • Peralatan Survei Lapangan
  • Analisis Satuan Lahan
  • Penyusunan Legenda Peta Analisis Satuan Lahan
  • Penyusunan Peta Rencana Pengamatan Lapang

Data DEM yang diperoleh dari SRTM dengan resolusi 30 m atau dari peta kontur digital dapat digunakan untuk analisis dan deliniasi satuan lahan. Data DEM dapat digunakan untuk menganalisis secara otomatis kelas relief/kemiringan, ketinggian, permukaan (posisi lereng), kelembapan atau kebasahan, pola drainase, dll., termasuk menggunakan perangkat lunak ArcGIS atau SAGA-GIS. Citra Landsat diperlukan untuk membantu analisis terain/satuan lahan pada daerah datar seperti dataran aluvial dan dataran laut yang sulit digambarkan dari data DEM.

Informasi geologi diperlukan untuk memahami formasi batuan dan memprediksi jenis batuan induk (litologi) yang mungkin ditemukan di lapangan karena litologi merupakan komponen analisis satuan lahan dan faktor pembentuk tanah. Data dan peta tanah yang diperoleh dari survei dan pemetaan tanah sebelumnya pada daerah yang akan diselidiki dan sekitarnya harus dikumpulkan, dipelajari dan diseleksi untuk kemudian dijadikan acuan dan data tambahan untuk observasi lapangan. Data yang diperlukan dari peta tanah pusaka adalah informasi tanah dan legenda peta, titik pengamatan tanah, gambaran ciri morfologi tanah di lapangan dan data analisis sifat fisik.

Tujuan dari analisis satuan lahan adalah untuk membuat peta analisis satuan lahan sebagai dasar perencanaan observasi lapangan dan penyusunan peta satuan lahan. Satuan lahan didefinisikan sebagai suatu kawasan daratan yang mempunyai ciri-ciri relief, litologi/bahan dasar yang seragam atau serupa, dan relief/kemiringan yang dapat digambarkan dan ditampilkan dalam peta. Komponen-komponen suatu satuan tanah merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembentukan tanah dan menentukan sifat-sifat tanah, sehingga digunakan sebagai dasar untuk membedakan satuan-satuan peta tanah.

Dalam praktiknya, analisis satuan lahan bervariasi berdasarkan satuan relief, satuan batuan dasar, dan satuan relief/lereng, yang dapat dilakukan secara bersamaan. Informasi dan deliniasi litologi atau batuan sumber diperoleh dari peta geologi dengan menggunakan teknik overlay dengan data DEM dan citra satelit/Landsat serta peta RBI. Analisis atau penggambaran satuan relief dilakukan dari data DEM yang di overlay dengan data citra Landsat, kontur, peta geologi, peta topografi, dan peta permukaan tanah sebagai acuan.

Legenda peta disusun dengan urutan sebagai berikut: nomor urut, lambang satuan lahan, uraian satuan bentuk lahan, satuan litologi, satuan relief/kelas lereng, serta luas setiap satuan lahan dalam hektar dan persentase (Tabel 1). Survei lapangan: survei tanah dan satuan tanah, pengambilan sampel tanah, penggunaan lahan, iklim, hidrologi dan pengambilan sampel tanah.

Gambar 2. Contoh bahan yang diperlukan dalam pemetaan semi detail: (a) Data digital  elevation model (DEM), (b) Peta rupa bumi (RBI), (c) Citra landsat, dan (d) Peta geologi
Gambar 2. Contoh bahan yang diperlukan dalam pemetaan semi detail: (a) Data digital elevation model (DEM), (b) Peta rupa bumi (RBI), (c) Citra landsat, dan (d) Peta geologi

PELAKSANAAN SURVEI

  • Pra Survei
  • Pengamatan Lapang
  • Entri Data Pengamatan Lapang
  • Penyusunan Peta Pengamatan dan Peta Tanah Lapang
  • Pengumpulan Data Dukung

Pengamatan tanah dilakukan dengan pendekatan transek (topo-lithosequence) pada unit-unit lahan representatif yang telah direncanakan sebelum terjun ke lapangan. Pengamatan tanah dilakukan dengan memperhatikan kenampakan perubahan relief mikro permukaan tanah pada daerah datar, sedangkan untuk daerah miring diperhitungkan kemiringan, posisi dan bentuk lereng. Jika terdapat unit lahan representatif yang sulit dikunjungi karena aksesibilitas rendah, maka data dapat diekstrapolasi berdasarkan karakteristik unit lahan yang serupa.

Pada satuan lahan yang mempunyai potensi untuk pengembangan pertanian, pengamatan tanah harus dilakukan secara lebih/intensif untuk mengetahui lebih lanjut sebaran dan kemungkinan variasi sifat tanah yang mempengaruhi produktivitas tanaman. Cara pembuatan profil, pengamatan sifat morfologi tanah dan lingkungan fisik di lapangan mengacu pada Pedoman Pengamatan Tanah (Balittanah, 2004) atau Pedoman Deskripsi Profil Tanah (FAO, 1990). Seluruh data yang menggambarkan hasil pengeboran, lubang mini dan profil tanah di lapangan dicatat dalam bentuk database dan kemudian dimasukkan ke dalam komputer menggunakan program Site and Horizon (atau lainnya).

Contoh tanah diambil dari masing-masing horizon profil profil atau sumur mini atau lubang bor yang mewakili satuan tanah setiap satuan lahan, kemudian diberi kode sesuai dengan kode pengamatan tanah kemudian dianalisis di laboratorium yang terakreditasi. Data hasil observasi lapangan yaitu morfologi tanah dan sifat fisik lingkungan disimpan dalam database. Peta lapangan disusun berdasarkan observasi satuan lahan dan satuan tanah hasil pengeboran, sumur mini, dan observasi profil.

Legenda peta lapangan disusun dengan urutan sebagai berikut: nomor urut satuan peta tanah (SPT), satuan tanah pada tingkat jenis/subkelompok tanah dan sifat-sifatnya, serta proporsinya, satuan bentuk lahan, satuan bahan induk, dan relief/kemiringan. satuan tanah, serta luas masing-masing SPT (dalam ha dan. Proporsi satuan tanah diperkirakan dari sebaran tanah pada posisi lereng/segi satuan tanah pada saat pengamatan tanah pada satuan Tanah terdiri meliputi: Jenis tanah, kedalaman tanah, drainase, tekstur, reaksi tanah (pH), kapasitas tukar kation (KTK) tanah, dan kejenuhan basa (KB).

Tabel 2. Contoh Legenda Peta Tanah Semi Detail Skala 1:50.000  No
Tabel 2. Contoh Legenda Peta Tanah Semi Detail Skala 1:50.000 No

PENGOLAHAN DATA

  • Analisis Contoh Tanah
  • Editing Peta Tanah
  • Penyusunan Basisdata
  • Evaluasi dan Korelasi Tanah
  • Reliabilitas Peta
  • Pencetakan Peta
  • Pelaporan

Tata cara analisis sampel tanah dan air mengacu pada pedoman teknis analisis kimia tanah, tanaman, air dan pupuk (Eviati dan Sulaeman, 2009; Eviati dan Suparto, 2011). Peta tanah dan penjelasan peta yang telah disusun berdasarkan hasil pengamatan di lapangan harus diperbaiki dan disempurnakan, yang menyangkut penentuan klasifikasi tanah berdasarkan hasil analisa laboratorium, perbaikan atau penyempurnaan deliniasi satuan peta tanah, dan penamaan bentang alam. Entri data yang dihasilkan dari observasi lapangan yang dilakukan selama survei lapangan akan memudahkan proses pengeditan data.

Sebelum disimpan, data tersebut harus diolah dan dilengkapi dengan ketebalan horizon tanah (cm) dan sifat-sifat tanah yang dihitung dari data laboratorium, seperti KTKlempung, KTK efektif, kelas tekstur, nilai ESP atau SAR, dll. Seluruh data tabular dan spasial berupa peta titik pengamatan tanah dan peta tanah yang ditata dan disimpan dalam program ArcView/GIS atau ArcGIS, naskah laporan dan lampirannya harus dibuat dalam bentuk copy file pada CD atau harddisk eksternal. Pengendalian mutu dilakukan untuk menjamin mutu hasil survei dan pemetaan tanah tetap terjaga dan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, antara lain kriteria dan definisi diterapkan secara konsisten, isi dan format peta dan laporan seragam, penetapan klasifikasi dan deliniasi. unit peta tanah di lapangan dilaksanakan dengan hati-hati.

Korelasi dapat terjadi pada saat persiapan, pada saat survei lapangan dan setelah penyelesaian rancangan peta tanah. Tinggi jika setiap satuan peta memuat data observasi lapangan dan data analisis sampel tanah atau data penelitian terdahulu. Rata-rata, jika setiap unit peta berisi data observasi lapangan, namun tidak ada/sedikit data analisa tanah, termasuk data dari survei sebelumnya; Dan.

Indikasi keandalan peta tersebut harus ditampilkan pada Peta Tanah berupa Peta Situasi wilayah kabupaten yang disurvei dan dibedakan berdasarkan naungan/warna. Peta pertanahan dan peta pengamatan pertanahan yang digambarkan pada peta dasar (RBI) skala 1:50.000 harus disusun sesuai batas wilayah kabupaten dan dilengkapi dengan peta situasi wilayah kabupaten dan indeks lembar peta menurut Badan Informasi Geospasial. Sedangkan peta utama yang dilampirkan pada laporan dibuat mengikuti lembar peta RBI BIG ukuran A1, yaitu Peta Tanah Semi Terperinci skala 1:50.000, Peta Kesesuaian Lahan untuk berbagai komoditas pertanian, Arahan Penggunaan Lahan. Peta dan peta turunan lainnya dibuat sesuai kebutuhan/permintaan pengguna.

Gambar 5. Contoh peta reliabilitas peta tanah
Gambar 5. Contoh peta reliabilitas peta tanah

KUALIFIKASI TENAGA

Tenaga Surveyor

Tenaga Peneliti Pendukung

Tenaga Korelator/Evaluator

Satuan tanah dalam pemetaan tanah semi detail adalah Jenis Tanah yang diberikan sifat-sifatnya yaitu: kedalaman tanah, drainase, tekstur, reaksi tanah (pH), KTK tanah dan kejenuhan basa termodifikasi (Puslittan, 1983). A 0 – 14 Coklat tua (7,5 YR 3/3); tekstur lempung berdebu; struktur lemah agak kotak-kotak agak bersudut; konsistensi gembur (lembab), agak lengket, agak plastis (basah); banyak akar halus dan kasar; reaksi tanah masam pH 5,5 (Truogh); batas pencampuran rata-rata;. Bo1 14 – 38 Coklat tua (7,5 YR 3/3); tekstur tanah liat berdebu; struktur lemah agak kotak-kotak agak bersudut; konsistensi longgar (lembab), lengket dan plastis (basah); antara akar halus dan kasar; reaksi tanah agak asam pH 6,0 (Truogh); batas pencampuran rata-rata;.

Bo2 38 – 68 Coklat gelap (7.5 YR 3/3); tekstur tanah liat berdebu; strukturnya agak halus, ketulan agak bersudut; konsistensi longgar (lembab), melekit dan plastik (basah); akar halus dan kasar; tindak balas tanah sedikit berasid pH 6.0 (Truogh); sempadan jelas lurus;. Bo3 68 – 107 Coklat gelap (7.5 YR 3/4); tekstur tanah liat berdebu; strukturnya agak halus, ketulan agak bersudut; konsistensi longgar (lembab), melekit dan plastik (basah); akar halus dan kasar; tindak balas tanah sedikit berasid pH 6.0 (Truogh); sempadan campuran rata;. Bo Coklat Gelap (7.5 YR 3/4); tekstur tanah liat berdebu; strukturnya agak halus, ketulan agak bersudut; konsistensi longgar (lembab); akar halus dan kasar; tindak balas tanah sedikit berasid pH 6.0 (Truogh); sempadan campuran rata;.

Bo5 146 + coklat gelap (7.5 YR 3/4); tekstur tanah liat berdebu; strukturnya agak beralun dan agak bersudut; ketegasan (basah); tindak balas tanah neutral pH 6.5 (Truogh).

Contoh Legenda Peta Analisis Satuan Lahan Skala 1:50.000

Contoh legenda peta tanah semi detail skala 1:50.000

Contoh bahan yang diperlukan dalam pemetaan semi detail: (a) data digital

Peralatan lapangan yang diperlukan dalam survei dan pemetaan tanah

Diagram alir pelaksanaan survei dan pemetaan tanah skala 1:50.000

Contoh peta reliabilitas peta tanah

Form isian pengamatan lapang dan basisdata

Penjelasan dan kriteria unsur-unsur satuan tanah

Kriteria penilaian hasil analisis contoh tanah

Contoh uraian sifat morfologi tanah

Contoh hasil analisa fisika, kimia, dan mineral

Layout penyajian peta

Gambar

Gambar 1. Variasi bentuk bentang lahan (landscape) dan penggunaan lahan (landuse): a)  dataran, perbukitan sampai bergunung, (b) pegunungan, (c) dataran, perbukitan dan
Gambar 2. Contoh bahan yang diperlukan dalam pemetaan semi detail: (a) Data digital  elevation model (DEM), (b) Peta rupa bumi (RBI), (c) Citra landsat, dan (d) Peta geologi
Tabel 1. Contoh Legenda Peta Analisis Satuan Lahan Skala 1:50.000
Gambar 4. Diagram alir pelaksanaan survei dan pemetaan tanah skala 1:50.000
+4

Referensi

Dokumen terkait