• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pintu Romijn

N/A
N/A
Hanifah Zain Azhar

Academic year: 2024

Membagikan " Pintu Romijn"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Bangunan

pelengkap

pintu Romijn

(2)

Bangunan Pelengkap:

Mengingat air yang tersedia di alam sering tidak sesuai dengan kebutuhan baik lokasi maupun waktunya, maka diperlukan saluran (saluran irigasi dan saluran drainase) dan bangunan pelengkap (misal : bendungan, bendung, pompa air, siphon, gorong-gorong / culvert, talang air dan sebagainya) untuk membawa air dari sumbernya ke lokasi yang akan dialiri dan sekaligus untuk mengatur besar kecilnya air yang diambil maupun yang diperlukan.

Salah satu bangunan pelengkap untuk pengatur sekaligus pengatur debit aliran air yang melalui saluran irigasi adalah Pintu Romijin.

Penggunaan pintu Romijn Banyak dipakai di Indonesia, biasanya dipasang

pada bangunan bagi, bangunan sadap, maupun bangunan bagi dan sadap.

(3)

Pintu Romijn adalah alat ukur ambang lebar yang bisa digerakkan untuk

mengatur dan mengukur debit di dalam jaringan saluran irigasi. Agar dapat bergerak, mercunya dibuat dari pelat baja dan dipasang di atas pintu sorong.

Pintu ini dihubungkan dengan alat pengangkat.

Kegunaan dari pintu Romijn adalah untuk membagi air saluran induk ke

saluran sekunder atau membagi air dari saluran sekunder ke saluran tersier.

Pintu Romijn berguna untuk mengukur serta mengatur debit air. Kedalaman air maksimum diatas ambang adalah h = 0,35 m dan alat ukur ini dapat

mengukur dengan baik bila kedalaman air diatas ambang minimum 0,05 m.

(4)

Pintu Romijn memiliki 2 buah daun pintu: pintu atas dan pintu bawah. Ada 3 bentuk mercu dari pintu Romijn, yaitu:

1. Bentuk mercu datar dan lingkaran gabungan untuk peralihan penyempitan hulu (Gambar a).

2. Bentuk mercu miring ke atas 1:25 dan lingkaran tunggal sebagai peralihan penyempitan (Gambar b).

3. Bentuk mercu datar dan lingkaran tunggal sebagai peralihan penyempitan

(Gambar c)

(5)

Bangunan ukur tipe ini merupakan bendung bermercu lebar yang mempunyai sifat bahwa pada pengaliran sempurna terjadi keadaan aliran kritis di atas mercu yang mengalir mendatar dengan ketinggian 2/3 h di atas mercu, dimana h adalah tinggi muka air di huku ambang. Alat ukur ini dipasang tegak lurus aliran.

Alat ukur ini terdiri atas:

1. Dua plat baja (atas & bawah) ditempatkan dalam sponning. Kedua plat ini sebagai batasan gerakan ke atas & ke bawah.

2. Plat ambang yang dapat digerakkan ke atas dan ke bawah dan dihubungkan dengan stang pengangkat.

3. Plat bawah sebagai disebutkan pada (1) diikatkan ke dasar dalam kedudukan di mana sisi atasnya merupakan batas paling rendah dari gerakan ambang.

4. Plat bawah sebagai disebutkan pada (1) dihubungkan dengan plat bawah di dalam sponning dan bertindak sebagai batas atas dari gerakan ambang.

5. Dimensi tergantung pada perhitungan hidrolis dan tebal tembok sayap minimum 0,30 m.

Stabilitas pintu diperhitungkan terhadap tekanan hidrostatis dan tekanan lumpur.

Bentuk Hidrolis Pintu Romijn:

(6)

Dimensi Pintu Ukur Romijn dengan pintu

bawah: Sketsa isometris bentuk pintu Romijn:

(7)

Rumus Pengaliran Pintu Romijn:

Ukuran Pintu Romijn Standar:

Harga koefisien kecepatan datang (Cd)dapat dicari dengan gambar Cv

(8)

Perhitungan hidrolis Pintu Romijn:

pintu Romijn dengan mercu horisontal dan peralihan penyempitan lingkaran tunggal adalah serupa dengan alat ukur ambang lebar yang telah disebutkan diatas. Untuk kedua bangunan tersebut, persamaan antara tinggi dan

debitnya adalah:

(9)

Perhitungan hidrolis Pintu Romijn:

pintu Romijn dengan mercu horisontal dan peralihan penyempitan lingkaran tunggal adalah serupa dengan alat ukur ambang lebar yang telah disebutkan diatas. Untuk kedua bangunan tersebut, persamaan antara tinggi dan

debitnya adalah:

Sketsa ambang lebar pintu Romijn

(10)

Dimensi dan Tabel Debit Standar:

Lebar standar untuk pintu Romijn adalah 0,50, 0,75, 1,00, 1,25 dan

1,50 m untuk harga –

harga

lebar standar ini semua tipe pintu, kecuali satu tipe, mempunyai panjang standar mercu 0,50 m untuk mercu horisontal dan jari – jari 0,10 m untuk meja berunjung bulat. Satu pintu lagi ditambahkan agar sesuai dengan bangunan sadap tersier yang debitnya kurang dari 160 l/dt.

Lebar pintu ini 0,50 m, tetapi mercu horisontalnya 0,33 m dari jari – jari 0,07 m

untuk ujung meja.

(11)

Nilai – nilai besaran debit yang dianjurkan untuk standar pintu Romijn:

Untuk pengukuran debit secara sederhana, ada tiga papan duga yang harus dipasang, yaitu:

a. Skala papan duga muka air disaluran

b. Skala sentimeter yang dipasang pada kerangka bangunan

c. Skala liter yang ikut bergerak dengan meja pintu Romijn

Papan Duga:

(12)

Penggunaan Pintu Romijn pada saluran irigasi

Pintu Romijn adalah bangunan pengukur dan pengatur serba bisa yang dipakai di Indonesia sebagai bangunan sadap tersier.

Untuk ini tipe standar paling kecil (lebar 0,50 m) adalah yang paling cocok. Tetapi, pintu Romijndapat juga dipakai sebagai bangunan sadap sekunder dan bangunan intake pada saluran primer.

Letak pintu Romijn di

saluran primer

(13)

CONTOH PERHITUNGAN PINTU ROMIJN pada saluran primer:

Pada saluran primer dipasang pintu Romijn.

Untuk perencanaan, syarat teknisnya dibatasi sebagai berikut:

Untuk 1 pintu biasa digunakan:

Lebar pintu (b) = 1,5 m Qmaks didapat = 1,23488 Hmaks

(tinggi muka air di atas ambang) = 0,5 m Maka:

Jika diambil 1 pintu:

Q =1,71*b*h3/2 1,23488 = 1,71*1,5*h3/2

h =0,614m > h maks = 0,5 m (tidak memenuhi syarat)

Jika diambil 2 pintu:

Q = 1,23488/2=0,61744 m3/det Trial n error nilai tinggi mukai air (h)

dimisalkan 0,5 m untuk hitung lebar pintu Q =1,71*b*h3/2

0,61744 = 1,71*b*(0,5)3/2

b = 1,02 m ... Diambil b = 1,1 m B = 1,1 m < b maks =1,5 m

Artinya terpenuhi

(14)

Cek kembali:

Tinggi h:

Q = 1,71*b*h3/2 masukkan nilai b =1,1 m 0,61744 = 1,71*1,1*h3/2

h = 0,476 < h maks =0,5 Debit Q:

Q = 1,71*(1,1)*(0.5)3/2

Q= 0.665034 m3/dtk > 0,61744 m3/dtk ...OK Untuk 2 pintu, maka:

Q =2 x 0,665034

= 1,330068 > 1,23488 m3/dtk ...OK

Jadi dimensi pintu air untuk saluran primer adalah:

Dua buah pintu romijn dengan ketentuan masing-masing pintu:

Lebar pintu (b) = 1,1 m Qmaks = 1,23488 m3/dtk

Tinggi muka air diatas ambang (h maks) = 0,5 m

(15)

CONTOH PERHITUNGAN PINTU ROMIJN pada saluran Sekunder:

Pada saluran sekunder dipasang pintu Romijn.

Untuk perencanaan, syarat teknisnya dibatasi sebagai berikut:

Untuk 1 pintu biasa digunakan:

Lebar pintu (b) = 0,5 m

Qmaks didapat = 0,14882 m3/dtk Hmaks

(tinggi muka air di atas ambang) = 0,33 m Maka:

Jika diambil 1 pintu:

Q =1,71*b*h3/2 0,14882 = 1,71*0,5*h3/2 h =0,312m

diambil 0,32 < h maks = 0,33 m (memenuhi syarat)

Di cek kembali:

Debit Q :

Q =1,71*(0,5)*(0,32)3/2

Q = 0,1621 m3/dtk > 0,14882 m3/dtk

Jadi, dimensi pintu air untuk saluran saluran sekunder 1 adalah :

Satu buah pintu romijn dengan ketentuan : Lebar pintu (b) = 0,5 m

Qmak = 0,16208 m3/dtk

Tinggi muka air diatas ambang (h maks) = 0,32

(16)

perhitungan bangunan pintu Romijn:

Hitunglah perencanaan dimensi bangunan pelengkap pintu air irigasi (Pintu Romijn) dengan Q saluran yang sudah dihitung ditugas sebelumnya.

Nama Saluran

Q saluran

(m³)

B (m)

H Cek Debit

Hitung Rencana Qpasang Ket

Primer 1 Ok ( 2 pintu)

Primer 2 dst

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan Penetapan Daftar Pendek Pekerjaan Pengawasan Pembangunan Bangunan Pelengkap (Pintu Air, Box Culvert/Gorong-Gorong) D.I Tanjung Buka (DAK IPD TA. 2016) Unit Layanan

Bangunan ukur debit tersebut berfungsi untuk mengetahui debit air yang melalui saluran tersebut sehingga pemberian air ke petak-petak sawah yang menjadi daerah

• Menentukan besarnya debit air yang dibutuhkan dengan rencana pola tanam, tata tanam dan intensitas tanaman.. • Menentukan dimensi saluran irigasi dan bangunan irigasi

Pada bab ini dilakukan analisa data-data yang ada dan melakukan perhitungan konstruksi bangunan saluran pintu air beserta kelengkapannya (kamar, schotbalk, pintu gerbang,

Sistem rencana kolam retensi yaitu menampung air dari Sungai Premulung dengan pintu air yang dapat mengatur debit masuk ( inflow ) melalui saluran terbuka menuju

Bangunan pengatur air yang digunakan untuk mengontrol pembuangan debit air daerah rawa Sebakung dari saluran sekunder ke saluran primer/sungai adalah pintu klep

Jaringan irigasi teknis tambak adalah jaringan irigasi tambak dengan saluran dan pintu yang berfungsi sebagai pembawa dan pembuang air payau yang telah terpisah,

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis koefisien debit jenis pintu crump de gruyter dan pintu sorong pada pintu BF 3 dan BF 4 daerah irigasi Punggur Utara, dan kinerja