1
PIRIN ASMARA:MAESTRO RABAB DARI PESISIR SELATAN (1980-2004)
JURNAL
SRI APRI YELNI NIM. 11020016
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
PADANG
2015
2
1
PENDAHULUANSumatera Barat adalah provinsi yang mempunyai beragam kesenian tradisional seperti seni tari, musik tradisi dan teater tradisional. Keberagaman seni tersebut yang ada, telah banyak berperan memperkenalkan Sumatera Barat ke seluruh Indonesia. Masing- masing kesenian memiliki ciri sendiri yang menunjukkan daerahnya masing-masing, seperti kesenian dari Aceh adalah Seudati atau Ratuh, dari Bengkulu adalah Tabot, dari Betawi adalah Tanjidor, dari Kalimantan Barat adalah Tandak, dari Minangkabau adalah Talempong Pacik, Dikia Rabano, Gandang Sarunai, Rabab Pasisia, dan lain sebagainya.1
Rabab merupakan suatu kesenian berbentuk dendang yang diiringi dengan suara alat musik yang disebut boila. Rabab Pesisir merupakan salah satu kesenian tradisional masyarakat Pesisir Selatan. Arus globalisasi membawa pengaruh terhadap budaya, tradisi serta kesenian global, namun Rabab Pesisir tetap tidak terlupakan di kehidupan masyarakat, hal ini terlihat dari pertunjukannya masih diminati dan dinanti- nanti oleh masyarakat Pesisir Selatan.
Terhitung baik dari Tarusan, Painan, Batang Kapas, Surantih hingga Lunang-Silaut, pertunjukan Rabab masih terus dipertontonkan dengan istilah masyarakat yaitu Barabab.
Daerah Pesisir Selatan memiliki beberapa “Tukang Rabab”. Mereka berdomisili tersebar merata hampir di setiap Kecamatan. Berdasarkan data yang diperoleh, beberapa Tukang Rabab masih bekerja dari panggung ke panggung seperti Pirin Ketek, Sibar, Pirin Jambak, Pirin Bana, Simas, dan Ujang Ketek. Namun sudah ada yang memasuki dapur rekaman seperti Syamsudin, Siril Asmara, Hasan Basri, Herman, Nurana,
1 Mahdi Bahar. 2004. Seni Tradisi Menentang Perubahan, STSI Padang Panjang.. Hlm:33
Erni Kampai dan Pirin Asmara. Diantara tokoh Rabab tersebut Pirin Asmara bisa dikatakan lebih menonjol jika dibandingkan dari tokoh Rabab yang lainnya. Hal ini dapat dilihat dari karya-karya Pirin Asmara, seperti Kaba Sutan Palembang yang beredar pada tahun 1980-an.
Pirin Asmara selain merupakan guru Rabab, Pemerintah Daerah Kabupaten Pesisir menjadikannya sebagai duta karena permainannya tidak hanya di Sumatera Barat dan Rantau tapi juga sudah sampai ke luar negeri.2
Karya Pirin Asmara selain Kaba Sutan Palembang, yaitu Kaba Sabai Nan Aluih, Kaba Paruntuangan, Pajalanan dan Pacaraian, Kaba Merantau ke Malaysia, Kaba Abidin dan Bainar, Kaba Puti Gondoriah, Kaba Busama, Sikambang Mudiak Surantiah, Sikumbang Data, Sikumbang Lagan Aia Aji, Sikumbang Aia Tajun, Tabang Sabalah/Jarek Lokan, Lagu Biasa, Ratok Sikambang Raun Sabalik dan Kaba Gadih Basanai yang beredar pada tahun 1992.3
Selain karya beliau yang dituangkan dalam bentuk kaset, Pirin Asmara juga pernah mendapat penghargaan juara I pada Festival Rabab Bernafaskan P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengalaman Pancasila) Tingkat Kabupaten Pesisir Selatan oleh Bp-7 (Badan Pembina Pendidikan Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) Sumatera Barat pada tahun 1990. Keahlian yang dimiliki Pirin Asmara dalam memainkan Rabab Pesisir menjadikan Pirin Asmara sebagai ketua HIRPES (Himpunan Rabab Pesisir Selatan) pada tahun 1990. Karya Pirin Asmara yang terakhir beberapa tahun sebelum beliau meninggal dunia yaitu Kaba Sabai Nan
2 Almasri Syamsi. 2007. Alam Sati Nagari Surantih. Pesisir Selatan:Pemerintahan Nagari Surantih. Hlm:247
3 Wawancara dengan Siril (anak didik) Pirin Asmara pada 8 Februari 2015, umur (37 th) di Sumedang
2
Aluih pada tahun 1998 yang masih beredar ditengah-tengah masyarakat.4BATASAN MASALAH
Penulisan ini dimulai dari tahun 1980 karena pada tahun ini merupakan masa kejayaan Pirin Asmara menjadi pemain Rabab.
Tahun 2004 menjadi batasan akhir dari penelitian ini karena pada tahun ini merupakan akhir karir Pirin Asmara (wafat) nya tokoh seniman tersebut.
RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana kondisi sosial yang mendorong ketertarikan Pirin Asmara beraktivitas dalam bidang seni Rabab?
2. Apa usaha-usaha yang dilakukan oleh Pirin Asmara dalam mengembangkan kesenian Rabab?
3. Bagaimana pendapat masyarakat terhadap karya-karya Pirin Asmara?
TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan biografi Pirin Asmara ini adalah:
a. Untuk mendeskripsikan kondisi sosial yang mendorong ketertarikan Pirin Asmara beraktivitas dalam bidang seni Rabab.
b. Untuk mendeskripsikan usaha-usaha yang dilakukan oleh Pirin Asmara dalam mengembangkan kesenian Rabab.
c. Untuk mendeskripsikan pendapat masyarakat terhadap karya-karya Pirin Asmara.
4 Wawancara dengan Aljoneidi (anak Pirin Asmara) pada tanggal 30 Januari 2015, umur (37 th) di Surantih
MANFAAT PENELITIAN a. Manfaat Akademik
Sebagai bahan informasi dan menambah wawasan pengetahuan tentang penulisan biografi.
b. Manfaat Praktis
Sebagai suri tauladan bagi generasi penerus dan menjadi masukan bagi pihak- pihak yang terkait seperti Dinas Pariwisata dan Lemabaga Kebudayaan Pesisir Selatan.
STUDI RELEVAN
Tulisan atau penelitian mengenai biografi seorang seniman memang sudah ada.
Karya ilmiah tentang biografi seniman yang dianggap relevan dengan penelitian ini adalah:
Skripsi Resi Yusriani dengan berjudul “Zalmon Penyanyi Pop Minang Legendaris 1972-2011“. Penelitian ini menjelaskan tentang perjalanan hidup Zalmon sebagai seorang seniman dan penyanyi yang sukses membawa era baru dalam perkembangan musik daerah Sumatera Barat.
Kesuksesan Zalmon sebagai penyanyi ikut membangkitkan industri musik daerah Sumatera Barat.5
Skripsi Rina Destariza dengan berjudul “Ferry Zein Maestro Musik Dan Pencipta Lagu Minang (1976-2011)”.
Penelitian ini menjelaskan tentang latar belakang kehidupan Ferry Zein sebagai seorang maestro musik dan pencipta lagu minang. Sebagai maestro musik seniman Ferry Zein telah memberikan kontribusi kreatif terhadap kesenian terutama seni. Musik yang berakar dari budaya Minangkabau sebagai pencipta lagu minang yang kreatif dan
5 Resi Yusriani. “Zalmon Penyanyi Pop Minang Legendaris 1972-2011“. Skripsi.
Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial (Padang:
UNP, 2011).
3
produktif Ferry Zein telah melahirkan karya- karya yang legendaris.6Skripsi Anisa Putri dengan judul
“Islamidar Biografi Seorang Seniman Musik Tradisional Minangkbau 1965-2007”.
Penelitian ini menjelaskan tentang perjuangan Islamidar dalam mengembangkan dan mempertahankan seni musik tradisi Minangkabau baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Skripsi ini berupaya menjelaskan sosok Islamidar sebagai seorang seniman musik tradisional Minangkabau yang mempunyai karya yang monumental, sehingga ia menjadi salah satu “maestro” di Indonesia.7
Skripsi Elwa Sukaisih dengan judul
“Biografi Yan Juneid Musisi Gamad Legendaris Minangkabau”. Penelitian ini menjelaskan tentang perjalanan hidup Yan Juneid sebagai seorang musisi yang dibesarkan dalam lingkungan seni. Sebagai seorang musisi Yan Juneid telah mampu membuktikan kiprahnya dalam perkembangan musik di Sumatera Barat dengan menghasilkan karya- karya Monumental. Selain mahir dalam bernyanyi dan menciptakan lagu, Yan Juneid juga handal dalam memainkan musik, serta memiliki teknik vokal yang bagus dan menguasai not lagu. Jadi seolah-olah lagu yang dibawakan menghasilkan lirik yang berbeda dari yang lain.8
Skripsi Toni Saputra dengan judul
“Tiar Ramon Penyanyi Legendaris Minangkabau 1961-2000”. Penelitian ini
6 Rina Destariza. “Ferry Zein Maestro Musik Dan Pencipta Lagu Minang (1976- 2011)”. Skripsi. Jurusan Sejarah. (Padang:
STKIP PGRI, 2014).
7 Anisa Putri menulis tentang Islamidar
“Biografi Seorang Seniman Musik Tradisional Minangkbau 1965-2007”. Skripsi (Padang:
UNAND, 2011)
8 Elwa Sukaisih. “Biografi Yan Juneid Musisi Gamad Legendaris Minangkabau”.
Skripsi. Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu-ilmu Sosial. (Padang. UNP. 2010)
menjelaskan bahwa Tiar Ramon adalah salah satu penyanyi daerah Sumatera Barat yang terkenal pada tahun 1970-an. Ia mempunyai banyak kelebihan dibandingkan penyanyi minang lainnya. Selain sebagai seorang penyanyi yang mempunyai suara bagus, berkualitas dan olah vokalnya yang tidak bisa ditiru oleh musisi lain, dia juga seorang pencipta lagu sehingga ia dijuluki sebagai guru vokal terbaik untuk daerah Minangkabau.9
Skripsi Pirin Asmara ini menjelaskan tentang perjalanan karir Pirin Asmara sebagai Maestro dan Tukang Rabab dari panggung ke panggung sampai memasuki dunia rekaman.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah. Metode sejarah adalah proses menguji dan menganalisis secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau dengan empat tahap yaitu: Heuristik, Kritik Sumber, Interpretasi, dan Historiografi.
Pertama, heuristik yaitu mengumpulkan data atau sumber baik data primer maupun data sekunder yang dianggap relevan dan berhubungan dengan Pirin Asmara.
Langkah kedua dari metode sejarah yang harus dilakukan setelah pengumpulan sumber adalah kritik sumber. Proses ini dilakukan untuk mendapatkan kebenaran dari sumber-sumber yang telah ada, sehingga melahirkan suatu fakta. Kritik ini dilakukan melalui dua cara yaitu kritik eksternal dan kritik internal. Kritik eksternal ditujukan untuk melihat atau meneliti kertasnya, tintanya, gaya tulisannya, bahasanya, kalimatnya, ungkapan kata-katanya, huruf dan semua penampilan
9 Toni Saputra. “Tiar Ramon Penyanyi Legendaris Minangkabau 1961-2000”. Skripsi.
Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Sastra (Padang.
UNAND. 2010)
4
luarnya.10 Kritik internal dilakukan untuk menguji kesahihan isi informasi sejarah yang terkandung di dalamnya.Langkah ketiga setelah dilakukan kritik adalah interpretasi yaitu fakta yang diperoleh kemudian dianalisis dan diinterpretasikan dengan cara menghubungkan dan membandingkan fakta-fakta yang diteliti terhadap fakta yang disajikan. permasalahan.
Langkah keempat, historiografi yaitu penulisan dalam bentuk karya tulis ilmiah setelah diperoleh data dan fakta yang benar- benar akurat dan valid, barulah ditulis dalam bentuk skripsi.11
HASIL PENELITIAN
Kabupaten Pesisir Selatan sebagai wilayah kebudayaan Minangkabau merupakan daerah berkembangnya Rabab Pesisir. Rabab pada biola ini berkaitan dengan latar belakang sejarahnya. Alat musik ini pada awalnya dibawa oleh pedagang-pedagang dari Aceh yang datang ke Minangkabau untuk berdagang dan menyebarkan agama Islam. Mereka menyebarkan agama Islam dengan dakwah yang diiringi dengan musik Rabab.
Pirin Asmara merupakan salah satu tokoh kesenian Rabab yang berasal dari daerah Surantih Kecamatan Sutera Kabupaten Pesisir Selatan. Semenjak kecil Pirin Asmara telah akrab dengan seni Rabab. Jiwa seni dalam diri Pirin Asmara diperolehnya secara otodidak (belajar sendiri). Keahlian Pirin Asmara memainkan Rabab disadari oleh Bicam yang merupakan Tukang Rabab senior pada waktu itu.
10 Kuntowijoyo. 1995. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Yayasan Benteng Budaya. Hlm: 99
11 Mestika Zed. 1999. Metodologi Sejarah. Padang. Jurusan Sejarah FIS UNP.
Hlm: 37-38
KEHIDUPAN PRIBADI PIRIN ASMARA
1. Masa Kecil Pirin Asmara
Pirin Asmara dilahirkan di Batang Kapas tanggal 22 November 1948 dari pasangan suami istri Rahmat (Gogai) dan Jarunis yang berasal dari desa Padang Galundi Kecamatan Batang Kapas. Pirin Asmara merupakan anak ke 4 dari 4 bersaudara, satu perempuan yaitu Niara dan dua saudara laki- laki lainnya yaitu Bari, Kundam. Pirin Asmara merupakan anak terakhir/anak bungsu.
Keempat saudara ini selalu hidup rukun dan damai meski hidup dalam keluarga yang sederhana, karena tidak ada yang lebih penting selain hidup rukun dalam persaudaraan.
2. Masa Pendidikan Pirin Asmara
Pirin Asmara disekolahkan di sekolah yang didirikan oleh Belanda yang dikenal dengan Voolk School (sekolah rakyat) pada tahun 1954 di desa Padang Galundi Kecamatan Batang Kapas.
Pendidikan yang ditempuh hanya sampai kelas empat karena pada masa itu jenjang tertinggi hanya sampai kelas empat saja, khusus disekolah tempat Pirin Asmara belajar. Setelah menamatkan sekolahnya Pirin Asmara tidak lagi melanjutkan pendidikannya karena masalah ekonomi.
3. Masa Berkeluarga Pirin Asmara Pirin Asmara memulai kehidupan berkeluarganya bersama Rainis pada tahun 1967. Pernikahan Pirin Asmara dengan Rainis dikaruniai enam orang anak yaitu Analaini yang merupakan anak pertama Pirin Asmara yang lahir pada tahun 1969. Anak kedua bernama Aprinal yang lahir pada tahun 1972.
Anak ketiga bernama Alfajri yang lahir pada tahun 1975. Anak keempat bernama Aljoneidi yang lahir pada tahun 1978. Anak kelima bernama Alfiningsih yang lahir pada tahun 1981 dan anak yang keenam bernama Alnando Mardoni yang jaraknya dua tahun dari anaknya yang kelima yaitu lahir pada tahun 1983.
5
PIRIN ASMARA MAESTRO RABAB PESISIR SELATANa. Pirin Asmara dari Panggung ke Panggung
Sejak akhir tahun 1967, Pirin Asmara menjadikan Rabab sebagai profesi untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Dari tahun ini Pirin Asmara mulai serius menjalani profesinya sebagai Tukang Rabab, karena menurutnya menjadi pemain Rabab begitu dihormati pada saat itu.
Menjalani profesi Rabab dari panggung ke panggung membuat nama Pirin Asmara menjadi dikenal banyak orang dan karirnya kian menjulang. Hal ini terlihat pada dekade 1970-an merupakan awal masa kejayaan Pirin Asmara karena pada saat itu belum banyak Tukang Rabab. Sampai akhir hayatnya (tahun 2004) Pirin Asmara masih menekuni profesi menjadi Tukang Rabab.
b. Pirin Asmara Memasuki Dunia Rekaman
sejak tahun 1992 Pirin Asmara memulai rekaman bersama H.Yuskal Hingga tahun 2004 pirin telah memainkan Rabab dengan jenis kaba yang bervariasi. Kaba yang dibawakan oleh Pirin Asmara ada yang untuk kepentingan rekaman, tetapi ada pula hanya untuk tampil pada acara-acara tertentu. Akan tetapi tidak semua jenis kaba tersebut dapat diingat oleh anak serta teman Pirin. Meskipun begitu penelitian ini mencoba menghimpun kaba-kaba yang berhasil dibawakan oleh Pirin.
Adapun diantara lagu-lagu tersebut adalah terlihat pada tabel 1 berikut:
Tabel 1. Rabab yang dimainkan oleh Pirin Asmara
No. Judul Rabab Produser Tahun 1. Sikambang Mudiak
Surantiah
- -
2. Sikumbang Lagan - -
Aia Aji 3. Sikumbang Aia
Tajun
- -
4. Tabang Sabalah/Jarek Lokan
- -
5. Lagu Biasa - -
6. Ratok Sikambang - -
7. Kaba Bujang Jibun - -
8. Sikumbang Data - -
9. Kaba Sutan Palembang
Pelangi Record
1990 10. Kaba Gadih
Basanai
Sinar Padang
1992 11. Kaba Paruntungan,
Pajalanan dan Pacaraian
Pelangi record
1993
12. Merantau ke Malaysia
Tanama Record
1993 13. Rang Rantau
Caliaklah Kampuang
Gita Virma Record
1994
14. Carito Abidin dan Bainar
Tanama Record
1995 15. Puti Gondoriah Tanama
Record
1996 16. Kaba Busama Tanama
Record
1997 17. Sabai nan Aluih - 1998 Diantara kaba yang dibawakan oleh Pirin Asmara tersebut, kaba yang tergolong diminati masyarakat adalah kaba yang berjudul Sutan Palembang, Kaba Gadih Basanai dan Rang Rantau Caliaklah Kampuang.
KESIMPULAN
Semenjak kecil Pirin Asmara telah akrab dengan seni Rabab. Jiwa seni dalam diri Pirin Asmara diperolehnya secara otodidak (belajar sendiri). Namun pemikiran yang telah dihasilkannya tidak terlepas dari orang-orang yang ada disekitarnya. Lingkungan keluarga adalah yang paling mempengaruhi Pirin
6
Asmara dalam menghasilkan pemikiran yang dituangkannya kedalam sebuah syair kaba.Meskipun orang tuanya tidak berasal dari golongan seniman, tetapi jiwa seni Pirin Asmara semakin kuat. Jiwa seni Rabab yang kuat dalam diri Pirin Asmara tersebut dapat dilihat oleh Bicam yang merupakan Tukang Rabab senior pada waktu itu. Bersama Bicam Pirin Asmara terus belajar bermain Rabab yang baik. Cara Pirin Asmara belajar dengan gurunya adalah dengan praktek langsung.
Menekuni profesi sebagai Tukang Rabab secara professional, berbagai usaha telah dilakukan oleh Pirin Asmara dalam mengembangkan kesenian Rabab diantaranya yaitu membagi ilmunya kepada generasi muda dan membuka diri untuk menerima murid yang ingin belajar dengannya mengenai Rabab. Selain itu, Pirin Asmara dan beberapa orang temannya membentuk himpunan Rabab yang bernama HIRPES (Himpunan Rabab Pesisir Selatan) yang terbentuk pada tahun 1990. Salah satu murid dari Pirin Asmara yang sekarang melanjutkan karir Rababnya yaitu Siril yang berasal dari daerah Taratak Kecamatan Sutera Kabupaten Pesisir Selatan.
Karya-karya Pirin Asmara mendapat sambutan yang baik di kalangan masyarakat.
Hal ini disebabkan karena Pirin Asmara sebagai Tukang Rabab memiliki dedikasi yang bagus dan motivasi yang kuat didalam berkarya. Pirin Asmara loyal terhadap sesama pemain Rabab dan suka memberikan arahan.
Disamping itu Pirin Asmara juga telah membuktikan sebagai seorang seniman yang berbakat dibidangnya. Pirin Asmara pun dikenal sebagai seorang yang memiliki komitmen yang kuat. Komitmennya antara lain terlihat dari keinginannya menjadikan Rabab Pesisir dikenal oleh masyarakat luas.
DAFTAR PUSTAKA A. Arsip
Arsip pribadi kelurga Pirin Asmara berupa Piala penghargaan pada tahun 1990.
Foto-foto Pirin Asmara menjadi Tukang Rabab.
B. Buku
Almasri Syamsi. 2007. Alam Sati Nagari Surantih. Pesisir Selatan:Pemerintahan Nagari Surantih.
Dhavida Usria. 1996. Kesenian Rabab Pesisir.
Padang: Museum Negeri Propinsi Sumatera Barat “Adhityawarman”.
Eni Christyawati. 2005. Pemain Rabab Dari Pengabdian Seni ke Profesi. Padang:
Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional.
Kuntowijoyo. 1995. Pengantar Ilmu Sejarah.
Yogyakarta: Yayasan Benteng Budaya.
Mahdi Bahar. 2004. Seni Tradisi Menentang Perubahan. STSI Padang Panjang.
Mestika Zed. 1999. Metodologi Sejarah.
Padang: Jurusan Sejarah FIS UNP.
R.Z. Leirissa. (1982/1983). Pemikiran Biografi dan Kesejarahan: Suatu Kumpulan Prasarana Pada Berbagai Lokakarya. Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.
C. Skripsi
Anisa Putri. 2011. Islamidar “Biografi Seorang Seniman Musik Tradisional Minangkbau 1965-2007”. Skripsi.
Padang: Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas . Elwa Sukaisih. 2010. “Biografi Yan Juneid
Musisi Gamad Legendaris Minangkabau”. Skripsi. Padang:
Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang.
Resi Yusriani. 2011. “Zalmon Penyanyi Pop Minang Legendaris 1972-2011”.
Skripsi. Padang: Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang.
Rina Destariza. 2014. “Ferry Zein Maestro Musik Dan Pencipta Lagu Minang (1976-2011)”. Skripsi. Padang: Jurusan Sejarah STKIP PGRI.
Toni Saputra. 2010. “Tiar Ramon Penyanyi Legendaris Minangkabau 1961-2000”.
Skripsi. Padang: Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Sastra Universitas Andalas.