PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU No. :_________/TAKAS-67/____/_______
Pada hari _______, tanggal ____ bulan _____________ tahun _____ bertempat di PT. TATA KARYA SEJAHTERA, telah diadakan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu antara pihak-pihak yaitu :
I N a m a : Gandik Evianto
Jabatan : HR & General Affairs PT. Tata Karya Sejahtera Alamat : Jl. Raya Deltasari Indah Blok U No.4, Waru – Sidoarjo.
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama PT. Tata Karya Sejahtera yang berkedudukan di Sidoarjo, Jl. Raya Deltasari Indah Blok U, No.4 Sidoarjo , yang selanjutnya disebut sebagai --- PIHAK I (PERTAMA)/ PENGUSAHA.
II. N a m a :
No. KTP :
Jenis Kelamin : Tempat/tanggal lahir : ,
Alamat :
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri yang selanjutnya disebut sebagai --- PIHAK KE II (KEDUA)/PEKERJA.
Kedua belah pihak sepakat untuk membuat Perjanjian Kerja Waktu Tertentu dengan syarat-syarat dan ketentuan sebagai berikut :
1. PIHAK I (PERTAMA) bersedia menerima PIHAK KE II (KEDUA) untuk bekerja dengan status Tenaga Kerja Waktu Tertentu;
2. Pihak II (KEDUA) bersedia untuk bekerja pada PIHAK I (PERTAMA) / PT. Tata Karya Sejahtera dengan sebaik- baiknya dan penuh rasa tanggung jawab;
3. PIHAK KE II (KEDUA) telah memahamai sifat pekerjaannya dan menyatakan tidak akan melakukan tuntutan untuk dijadikan karyawan tetap dari PIHAK I (PERTAMA ) dan/atau Pengguna jasa.
Pasal 1
PENEMPATAN TENAGA KERJA
(1) Bahwa PIHAK KE II (KEDUA) sepakat untuk ditempatkan/dipekerjakan pada lokasi kerja yang ditentukan oleh PIHAK I (PERTAMA).
(2) Bahwa Pihak II (KEDUA) sepakat dan sanggup untuk melaksanakan tugas pekerjaan yang dijanjikan/diberikan oleh PIHAK I (PERTAMA) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) (satu) dengan sebaik-baiknya dan penuh rasa tanggung jawab.
Pasal 2
JANGKA WAKTU PERJANJIAN KERJA
(1) Kedua belah pihak sepakat bahwa jangka waktu Perjanjian Kerja Waktu Tertentu adalah terhitung sejak tanggal 21 September 2024 sampai dengan tanggal 20 November 2024.
(2) Dengan berakhirnya Perjanjian Kerja ini maka hubungan kerja antara kedua belah pihak berakhir dengan sendirinya demi hukum dan oleh karenanya PIHAK I (PERTAMA)/PENGUSAHA tidak mempunyai kewajiban untuk memberikan hak – hak ketenagakerjaan atas berakhrinya hubungan kerja dalam bentuk apapun terhadap PIHAK KE II (KEDUA)/PEKERJA.
Pasal 3
WAKTU KERJA DAN UPAH
1
(1) Bahwa PIHAK KE II (KEDUA) bersedia bekerja sesuai dengan waktu/jadwal kerja yang telah ditentukan oleh PIHAK I (PERTAMA);
(2) Bahwa atas pekerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) maka PIHAK I (PERTAMA) bersedia memberikan upah/gaji yang dihitung secara harian kepada PIHAK KE II (KEDUA) sesuai dengan jumlah kehadiran PIHAK KE II (KEDUA) dalam bekerja;
(3) Dasar perhitungan upah adalah UMK yang berlaku;
(4) Pembayaran upah dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku di perusahaan;
(5) Bahwa PIHAK KE II (KEDUA) bersedia bekerja lembur sesuai ketentuan yang berlaku di perusahaan;
Pasal 4
KEWAJIBAN PARA PIHAK
(1) PARA PIHAK berkewajiban untuk mentaati dan melaksanakan sebaik-baiknya seluruh isi dan ketentuan-ketentuan yang telah dituangkan dan disepakati dalam PERJANJIAN KERJA ini;
(2) PARA PIHAK berkewajiban untuk menjaga ketenangan kerja dan ketenangan usaha serta kelancaran operasional perusahaan;
(3) PARA PIHAK berkewajiban untuk menjaga dan meningkatkan hubungan kerja yang harmonis melalui kerjasama yang baik, hormat menghormati dan saling mempercayai sehingga hubungan itu terpelihara dengan baik sebagaimana mestinya;
(4) PIHAK KE II (KEDUA) wajib bersikap Jujur, profesional dan bertanggung jawab dalam menjalankan tugas yang diberikan oleh atasannya/Perusahaan;
(5) PIHAK KE II (KEDUA) wajib tunduk dan patuh pada instruksi/perintah /peraturan-peraturan, baik lisan maupun tulisan yang dikeluarkan oleh perusahaan atau atasan langsung /tidak langsung sehubungan dengan kegiatan perusahaan dan tata tertib yang berlaku di lokasi kerja;
(6) PIHAK KE II (KEDUA) wajib Menjaga rahasia dan nama baik PIHAK I (PERTAMA)/perusahaan dan/atau perusahaan pengguna jasa.
.
Pasal 5
BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL
(1) Bahwa PIHAK I (PERTAMA) mengikutsertakan PIHAK KE II (KEDUA) ke dalam Program :
a. BPJS Ketenagakerjaan meliputi : JKK (Jaminan Kecelakaan Kerja), JKM (Jaminan Kematian), JHT (Jaminan Hari Tua), JP (Jaminan Pensiun)
b. BPJS Kesehatan;
(2) Bahwa pembayaran iuran BPJS Ketenagakerjaan dan Iuran BPJS Kesehatan dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku;
Pasal 6
TUNJANGAN HARI RAYA
(1) PIHAK I (PERTAMA) akan memberikan Tunjangan Hari Raya Keagamaan kepada PIHAK KE II (KEDUA) sesuai ketentuan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor : PER-06/MEN/2016;
(2) Tunjangan Hari Raya Keagamaan diberikan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa kerja kurang dari 1 (satu) bulan, tidak mendapat THR;
b. Masa Kerja 1 (satu) bulan sampai dengan kurang dari 1 (satu) tahun mendapat Tunjangan Hari Raya, dihitung secara proporsional yang besarnya =
Absensi/ Kehadiran X Upah pokok sebulan 300
c. Masa Kerja 1 tahun dan seterusnya mendapat THR sebesar 1 (satu) X Upah pokok sebulan;
(3) Tunjangan Hari Raya Keagamaan diberikan paling lambat 1 (satu ) minggu sebelum Hari Raya Idul Fitri.
Pasal 7 MUTASI
(1) Bahwa PIHAK II (KEDUA) bersedia dimutasi ke lokasi kerja manapun sesuai kebutuhan PIHAK I (PERTAMA);
(2) Mutasi tersebut di atas merupakan wewenang penuh dari PIHAK I (PERTAMA) tanpa perlu mendapat persetujuan dari PIHAK II (KEDUA);
2
(3) Apabila PIHAK II (KEDUA) menolak/tidak bersedia dimutasi maka PIHAK II (KEDUA) dianggap menolak perintah atasan yang sehingga dinyatakan telah mengundurkan diri dari perusahaan.
Pasal 8 SURAT PERINGATAN
(1) Surat Peringatan diberikan oleh pengusaha kepada pekerja tidak harus berurutan, tergantung pada besar kecilnya pelanggaran yang dilakukan oleh pekerja;
(2) PIHAK I(PERTAMA) dapat memberikan Surat peringatan terakhir kepada PIHAK II (KEDUA) dikarenakan PIHAK II (KEDUA) melakukan kesalahan sebagai berikut :
a. Menolak perintah yang layak dari atasan/ PIHAK I(PERTAMA);
b. Tidak melaksanakan tugas/pekerjaannya sesuai dengan ketentuan yang sudah diperjanjikan;.
c. Menjalankan bisnis peminjaman uang di perusahaan
d. Melanggar tata tertib dan disiplin kerja yang berlaku di perusahaan/perundang-undangan yang berlaku dan/atau sudah pernah mendapat Surat Peringatan I (Pertama) dan/atau Surat Peringatan II (Kedua).
(3) Apabila setelah mendapat Surat peringatan terakhir PIHAK II (KEDUA) melakukan kesalahan lagi maka PIHAK I (PERTAMA) dapat mengakhiri Perjanjian Kerja tanpa syarat;
(4) Pengakhiran Hubungan kerja yang disebabkan oleh kesalahan PIHAK II (KEDUA) maka PIHAK II (KEDUA) tidak berhak atas uang ganti rugi dari uang sisa masa kontrak yang belum dijalani atau uang kompensasi apapun.
Pasal 9
BERAKHIRNYA HUBUNGAN KERJA
(1) PIHAK I (PERTAMA) berhak untuk mengakhiri hubungan kerja secara sepihak terhadap PIHAK KE II (KEDUA) jika PIHAK KE II (KEDUA) melakukan pelanggaran berat sebagai berikut :
a. Melakukan penipuan, pencurian atau penggelapan barang dan/atau uang milik perusahaan dan/atau milik pengusaha dan/atau milik teman sekerja;
b. Memberikan keterangan palsu atau yang dipalsukan sehingga dapat merugikan perusahaan atau sesama teman kerjanya;
c. Mabuk, meminum minuman keras yang memabukkan, memakai dan/atau mengedarkan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya di lingkungan kerja;
d. Melakukan perbuatan asusila, pelecehan seksual atau perjudian di lingkungan kerja;
e. Menyerang, menganiaya, menghina secara kasar, mengancam atau mengintimidasi physic atau mental teman sekerja atau pengusaha di lingkungan kerja;
f. Mempergunakan aset milik perusahaan/pengusaha dengan tidak sah untuk kepentingan pribadi;
g. Membujuk teman sekerja atau pengusaha untuk melakukan perbuatan yang bertentangan dengan hukum atau kesusilaan serta peraturan perundang-undangan;
h. Dengan ceroboh atau lalai atau sengaja merusak atau lalai atau membiarkan dalam keadaan bahaya barang milik perusahaan yang menimbulkan kerugian bagi perusahaan;
i. Dengan ceroboh atau lalai atau sengaja membiarkan teman sekerja atau pengusaha dalam keadaan bahaya di tempat kerja;
j. Membongkar atau membocorkan rahasia perusahaan yang seharusnya dirahasiakan kecuali untuk kepentingan negara;
k. Melakukan perbuatan lainnya di lingkungan perusahaan yang termasuk tindak pidana.
(2) Pemutusan Hubungan Kerja dikarenakan PIHAK KE II (KEDUA) melakukan pelanggaran berat sebagaimana dimaksud ayat (1) maka PIHAK KE II (KEDUA) tidak berhak atas uang pesangon/uang penghargaan masa kerja/ganti rugi sisa kontrak yang belum dijalani dan/.atau uang kompensasi apapun.
(3) PIHAK I (PERTAMA) berhak untuk mengakhiri hubungan kerja secara sepihak terhadap PIHAK KE II (KEDUA) jika PIHAK KE II (KEDUA) melakukan pelanggaran peraturan tata tertib dan disiplin kerja yang berlaku dan/atau PIHAK KE II (KEDUA) dinyatakan tidak mampu menjalankan tugas yang diberikan oleh PIHAK I (PERTAMA).
Dalam hal ini PIHAK KE II (KEDUA) tidak berhak atas uang ganti rugi sisa kontrak yang belum dijalani dan/atau uang kompensasi apapun.
(4) Kedua belah pihak sepakat bahwa Perjanjian Kerja Waktu Tertentu ini berakhir disebabkan hal-hal sebagai berikut : a. Berakhirnya waktu perjanjian kerja ini;
b. Pekerja meninggal dunia;
3
c. Habisnya bahan baku dan/atau bahan pendukung;
d. Kondisi force majeur (kebakaran, bencana alam, dll) termasuk kejadian-kejadian diluar kendali kedua belah pihak;
e. Perjanjian kerja ini dapat berakhir lebih awal apabila pihak pemakai jasa mengakhiri kontrak kerjanya dengan PIHAK I (PERTAMA) dan/atau terjadi pengurangan tenaga kerja;
f. Berdasarkan hasil evaluasi kinerja dari Pihak Pertama dinyatakan Pihak Kedua tidak memenuhi syarat / tidak mampu untuk melaksanakan pekerjaan.
g. Bahwa berakhirnya hubungan kerja sebagaimana dimaksud pada huruf a/b/c/d/e/f maka PIHAK KE II (KEDUA) tidak berhak atas uang kompensasi apapun
(5) Dalam hal terjadi Pemutusan Hubungan Kerja baik dilakukan oleh PIHAK I (PERTAMA) maupun disebabkan oleh pengunduran diri dan/atau tindakan yang dapat dikategorikan mengundurkan diri, maka PIHAK KE II (KEDUA) pada saat dan/atau sebelum berakhirnya perjanjian kerja ini diwajibkan untuk melunasi semua kewajiban keuangan yang mungkin ada kepada PIHAK I (PERTAMA) secara tunai.
(6) Bahwa atas berakhirnya hubungan kerja antara Pihak Pertama dengan Pihak Kedua berdasarkan ketentuan – ketentuan yang ditelah disebutkan di angka 1 Sampai dengan 5 dalam pasal ini, maka dengan ini Pihak Kedua menyatakan untuk tidak menutut hak – hak ketenagakerjaan dalam bentuk apapun baik itu uang pesangon, uang penghargaan masa kerja, uang pengganti hak dan kompensasi – kompensasi dalam bentuk apapun kepada PIhak Pertama.
(7) Bahwa atas atas berakhirnya hubungan kerja antara Pihak Pertama dengan Pihak Kedua berdasarkan ketentuan – ketentuan yang ditelah disebutkan di angka 1 Sampai dengan 5 dalam pasal ini, maka jika terjadi perselisihan antara PIhak Pertama dan Pihak Kedua bersepakat untuk menyelesaikan dengan cara bermusyawarah secara internal dan Pihak Kedua atas kehendaknya sendiri menyatakan tidak akan melakukan tuntutan serta langkah hukum baik melalui Proses Peradilan ketenagakerjaan, perdata dan atau pidana.
Pasal 10
PERPANJANGAN PERJANJIAN KERJA
Apabila PIHAK I (PERTAMA) bermaksud untuk memperpanjang Perjanjian Kerja Waktu Tertentu tersebut, maka PIHAK I (PERTAMA) akan memberitahukan maksudnya terlebih dahulu kepada PIHAK KE II (KEDUA) paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum Perjanjian Kerja Waktu Tertentu berakhir.
Pasal 11 LAIN-LAIN
(1) Bilamana terdapat hal-hal yang masih memerlukan pengaturan lebih lanjut, maka akan diatur kemudian dalam suatu kesepakatan tersendiri.
(2) Apabila timbul perbedaan dan/atau perselisihan, maka kedua belah pihak sepakat untuk berupaya menyelesaikan permasalahan secara musyawarah.
Demikian Perjanjian Kerja Waktu Tertentu ini dibuat dan ditandatangani oleh kedua belah pihak dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab tanpa ada paksaan dari siapapun.
PARA PIHAK :
PIHAK I (PERTAMA) : PIHAK KE II (KEDUA) :
Gandik Evianto __________________
4