• Tidak ada hasil yang ditemukan

pojk 15-2019.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "pojk 15-2019.pdf"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

Dana Pensiun Pemberi Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3507); Keputusan Pemerintah Nomor 77 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun Lembaga Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3508); Pedoman Tata Kelola Dana Pensiun merupakan pedoman yang menjadi landasan dalam penerapan Tata Kelola Dana Pensiun.

Pendiri, Pemberi Kerja, Mitra Pendiri, Dewan Pengawas, DPS, Pengurus DPPK, Pj Pengurus, dan pihak-pihak lain yang berkaitan dengan Dana Pensiun bertanggung jawab atas pelaksanaan Pengelolaan Dana Pensiun sesuai dengan fungsi dan tugasnya. Dewan Pengawas atau DPS Dana Pensiun yang sama; atau. direksi atau dewan komisaris atau yang setara, atau pejabat lain, pada perusahaan dan/atau lembaga lain. Dalam hal jumlah DPS lebih dari 1 (satu) orang, mayoritas DPS dilarang mempunyai hubungan keluarga sampai derajat kedua dengan sesama DPS, Dewan Pengawas, Pengurus DPPK, dan Pj Pengurus Dana Pensiun yang sama.

ETIKA BISNIS

UMUM

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun (UU Dana Pensiun), Dana Pensiun adalah badan hukum yang menyelenggarakan dan mengelola program yang menjanjikan manfaat pensiun. Program yang dimaksud adalah Program Pensiun yang memberikan manfaat pensiun bagi Peserta Dana Pensiun melalui sistem pembentukan dana dari iuran Peserta dan/atau Pemberi Kerja yang dikelola terpisah dari kekayaan Pendiri Dana Pensiun dan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. ketentuan peraturan perundang-undangan. Dana Pensiun mempunyai peranan dalam menjamin kesejahteraan pekerja Indonesia pada masa pensiun serta membantu pengembangan sektor riil melalui investasi dan untuk menjalankan perannya secara optimal maka Dana Pensiun harus dikelola secara efektif dan efisien.

Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan suatu bentuk pengelolaan Dana Pensiun yang komprehensif. Sejalan dengan hal tersebut, Otoritas Jasa Keuangan memiliki ketentuan terkait pengelolaan yang mengatur sektor jasa keuangan, salah satunya adalah Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 16/POJK.05/2016 tentang Pedoman Pengelolaan Dana Pensiun. Peraturan ini merupakan konversi dari Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor KEP-136/BL/2006 tentang Pedoman Pengelolaan Dana Pensiun.

Kenyataannya, ketentuan tersebut tidak cukup kuat untuk mencegah ketidakmampuan Dana Pensiun dalam mengelola kekayaannya dan mengoptimalkan peran Dana Pensiun. Oleh karena itu, perlu dilakukan penguatan terhadap pelaksanaan Pengelolaan Dana Pensiun berupa penyempurnaan ketentuan mengenai Pengelolaan Dana Pensiun yang merupakan bentuk harmonisasi peraturan sejenis lainnya di sektor jasa keuangan dan mengakomodir ketentuan pengelolaan DPLK. Dengan adanya kewajiban pelaksanaan Pengelolaan Dana Pensiun diharapkan dapat mendukung pertumbuhan industri Dana Pensiun dan Dana Pensiun sendiri dapat menjaga pengelolaan kekayaannya secara cermat.

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini memuat peraturan terkait kewajiban penyelenggaraan tata kelola dana pensiun, ketentuan terkait komisi dana pensiun, penunjukan auditor eksternal, ketentuan pelaporan dan sanksi.

PASAL DEMI PASAL

Contoh dukungan pendiri DPLK terhadap penerapan Tata Kelola Dana Pensiun adalah untuk memenuhi kebutuhan DPLK dalam penerapan Tata Kelola Dana Pensiun. Yang dimaksud dengan “fungsi keuangan” adalah fungsi administrasi keuangan, tidak termasuk fungsi yang melaksanakan kegiatan penanaman modal. Yang dimaksud dengan “pengetahuan yang relevan” adalah pengetahuan yang sesuai dengan lingkup kerja pengurus DPPK.

Yang dimaksud dengan “pengetahuan yang relevan” adalah pengetahuan yang sesuai dengan tugas Pejabat Pengurus. Yang dimaksud dengan “bertanggung jawab penuh” adalah sesuai dengan tugas dan/atau kewajiban sebagaimana diatur dalam POP dan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang Dana Pensiun. Yang dimaksud dengan “benturan kepentingan” adalah keadaan adanya pertentangan antara kepentingan ekonomi anggota Pengurus DPPK atau Pejabat Tugas Pengurus dengan kepentingan ekonomi Dana Pensiun, perseorangan Pendiri, Mitra Pendiri, anggota. Dewan Pengawas, anggota DPS, dan/atau pegawai Dana Pensiun.

Yang dimaksud dengan “bank atau perusahaan asuransi jiwa” adalah bank atau perusahaan asuransi jiwa sebagai pendiri DPLK. Yang dimaksud dengan “pemantauan efektivitas pelaksanaan pengelolaan dana pensiun” antara lain pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pengelolaan dana pensiun. Yang dimaksud dengan “laporan kinerja penatausahaan dana pensiun” adalah laporan kinerja pengelolaan dana pensiun yang disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan.

DPS dan kepentingan ekonomi Dana Pensiun, pendiri perseorangan, Pendiri, anggota pengurus DPPK, penjabat anggota pengurus, anggota dewan pengawas dan/atau pegawai Dana Pensiun. Auditor eksternal Dana Pensiun adalah akuntan publik yang telah memperoleh sertifikat pendaftaran pada Otoritas Jasa Keuangan, sebagaimana diatur dalam Peraturan Otoritas. Yang dimaksud dengan “peer group” adalah kelompok yang mempunyai karakteristik usaha, profil risiko dan/atau kompleksitas yang relatif sama dengan dana pensiun yang bersangkutan.

Yang dimaksud dengan “pelaksanaan pengelolaan dana pensiun” adalah informasi mengenai bagaimana dana pensiun melaksanakan pedoman pengelolaan dana pensiun yang berlaku. Yang dimaksud dengan “kinerja keuangan Dana Pensiun periode yang lalu” adalah informasi mengenai indikator utama kinerja keuangan Dana Pensiun selama 2 (dua) tahun terakhir. Yang dimaksud dengan “rencana pendanaan” adalah rencana pendanaan untuk 1 (satu) tahun ke depan dibandingkan dengan keadaan pendanaan DPPK yang sebenarnya.

Yang dimaksud dengan “keterangan lain” adalah rencana-rencana lain yang wajib diuraikan (bila ada), namun tidak termasuk dalam ruang lingkup rencana usaha sebagaimana dimaksud pada huruf a sampai dengan i, misalnya rencana pengembangan pegawai dana pensiunan. Oleh karena itu, penerapan Tata Kelola Dana Pensiun dimungkinkan bersamaan dengan penerapan tata kelola perusahaan bagi para Pendiri DPLK.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Komite audit mempunyai tugas membantu Dewan Komisaris/Dewan pengawas dalam hal menilai pelaksanaan kegiatan dan hasil audit yang dilakukan oleh auditor eksternal sehingga

Apakah Ukuran dewan komisaris, ukuran dewan direksi, ukuran komite audit, ukuran dewan pengawas syariah, kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, dan leverage

Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris Independen, Ukuran Dewan Pengawas Syariah, Ukuran Komite Audit Dan Kepemilikan Institusional Terhadap Pengungkapan Corporate Social

Selanjutnya pada pasal 13 ayat (1) disebutkan bahwa tugas komite audit adalah membantu dewan komisaris/dewan pengawas untuk memastikan efektifitas sistem

Keseluruhan variabel kontrol pada penelitian ini yaitu, ukuran dewan komisaris, komisaris independen, ukuran komite audit, keahlian komite audit, jumlah rapat

dimasukkan usul-usul yang diajukan oleh Dewan Komisaris dan/atau seorang atau lebih Pemegang Saham yang mewakili paling sedikit 1/10 (satu per sepuluh) bagian

Dewan pengawas melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada kepala daerah secara berkala paling sedikit 1 (satu) kali dalam satu tahun dan sewaktu-waktu apabila diperlukan, sedangkan

Kholid dan Bachtiar 2015 a Dana Syirkah Temporer b Jumlah Anggota Dewan Komisaris c Jumlah Dewan Pengawas Syariah d Jumlah Anggota Komite Audit e Jumlah Rapat Anggota Komite Audit