• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pola Asuh Orang Tua dan konsep

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Pola Asuh Orang Tua dan konsep"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

23 Nurfia Abdullah, “Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Konsep Diri Anak Usia Sekolah”, Seminar Psikologi dan Humaniora, 224. Dan dalam hal ini, pola asuh orang tua mempunyai pengaruh yang sangat signifikan terhadap pembentukan diri anak. -konsep.

Batasan Masalah

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

MANFAAT PENELITIAN 1. Secara Teoretis

Untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua dengan nilai konsep diri siswa kelas IV MI Bahrul Ulum Buluh Kebonsari Madiun semester genap tahun pelajaran 2015/2016. Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi para orang tua untuk memperhatikan model pengasuhan putra-putrinya di rumah, agar anak dapat mengembangkan konsep diri yang positif pada diri siswanya.

Sistematika Pembahasan

Landasan Teori

Pola asuh Orang Tua

Hurlock juga berpendapat sejalan dengan Baumrind dan Shapiro dalam pembagian atau pembedaan pola asuh orang tua yaitu menjadi. 45 Syamsul Bahri Djamarah, Pola Pengasuhan dan Komunikasi dalam Keluarga (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2014), 61.

Konsep Diri

Johan menjelaskan dalam buku yang sama bahwa konsep diri adalah pandangan dan sikap individu terhadap dirinya sendiri. Bro menurut Hurlock, konsep diri sebenarnya adalah konsep siapa dan apa diri kita.51. Bornholt menyatakan bahwa konsep diri merupakan penegasan diri, konsistensi diri, kompleksitas diri yang terbuka untuk ditafsirkan, sehingga secara umum berkaitan dengan pembelajaran dan menjadi variabel motivasi mediasi52.

William H. Fitts, menyatakan bahwa konsep diri merupakan aspek penting dalam diri seseorang karena konsep diri seseorang merupakan kerangka acuan dalam berinteraksi dengan lingkungan.53. Konsep diri positif lebih pada penerimaan diri, bukan soal rasa bangga yang besar terhadap diri sendiri. Orang yang memiliki konsep diri positif adalah individu yang mengetahui banyak tentang dirinya, dapat memahami dan menerima sejumlah fakta tentang dirinya.

Singkatnya, individu yang memiliki konsep diri positif adalah individu yang benar-benar mengetahui siapa dirinya agar dapat menerima segala kelebihan dan kekurangannya, mengevaluasi dirinya secara lebih positif, dan mampu merancang tujuan yang sesuai dengan kenyataan. Pada dasarnya individu yang memiliki konsep diri negatif terdiri dari dua tipe, tipe pertama adalah individu yang tidak mengetahui siapa dirinya dan tidak mengenali kelebihan dan kekurangannya, sedangkan tipe kedua adalah individu yang berpenampilan sangat rapi dan teratur. . stabil. Centi dalam buku Menertibkan Kenakalan Remaja karya Imam Musbikin mengemukakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi konsep diri seseorang, antara lain:

Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Konsep Diri

Jika seseorang telah mendapat reputasi buruk dari masyarakat, sulit bagi seseorang untuk mengubah citra buruk harga dirinya. Sedangkan jika Anda adalah anggota minoritas dan banyak mengalami perlakuan buruk dari kelompok mayoritas, biasanya seseorang akan lebih sulit menerima dan mencintai dirinya sendiri. Pola asuh yang permisif dan otoriter cenderung mengakibatkan rendahnya harga diri dan kompetensi sosial.

Misalnya orang tua yang selalu memandang dirinya negatif dan mengutarakan perasaan negatifnya juga akan memberikan pengaruh negatif terhadap perkembangan konsep diri anaknya. Begitu pula jika orang tua sering memberikan label negatif seperti jelek atau bodoh, maka anak pada akhirnya akan mempercayai penilaian negatif tersebut dan memandang dirinya negatif. Sebaliknya jika orang tua menekankan penilaian yang positif, maka penilaian tersebut juga akan berdampak positif terhadap konsep diri, bahkan dapat mengurangi sikap dan perilaku negatif 61.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara konsep diri dengan pola asuh orang tua, karena konsep diri terbentuk melalui proses pembelajaran yang berkembang mulai dari pertumbuhan hingga dewasa. Lingkungan, pengalaman dan pola asuh orang tua juga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pembentukan konsep diri seseorang.

Telaah Hasil Penelitian Terdahulu

Terdapat beberapa kesamaan antara penelitian yang telah diuraikan di atas dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti kali ini. Perbedaannya terletak pada variabelnya, yaitu penelitian diatas mengenai hubungan pola asuh orang tua dengan kedisiplinan, sedangkan penelitian ini menyelidiki hubungan pola asuh orang tua dengan konsep diri. Dan pada skripsi yang ditulis oleh Rizky Lestarini Tahun 2015 Universitas Negeri Yogyakarta dengan judul “Hubungan Konsep Diri Siswa Dengan Kemandirian Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri Se Kecamatan Pakualaman Yogyakarta Tahun 2015”.

Hasil penelitian sebagai berikut: Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara konsep diri siswa dengan kemandirian belajar siswa kelas IV SD Negeri Kecamatan Pakualaman Yogyakarta, hal ini ditunjukkan dengan koefisien korelasi rxy sebesar 0,854 lebih besar dari r tabel dengan taraf signifikansi 5% dengan N=87 yaitu 0,213. Artinya semakin tinggi tingkat konsep diri yang dimiliki siswa maka semakin tinggi pula tingkat kemandirian belajar yang dimiliki siswa. Sebaliknya, semakin rendah tingkat konsep diri yang dimiliki siswa, maka semakin rendah pula tingkat kemandirian belajar yang dimiliki siswa.

Perbedaan tersebut berkaitan dengan variabel yaitu penelitian diatas mengenai hubungan konsep diri dengan kemandirian belajar siswa, sedangkan pada penelitian ini dilakukan penelitian tentang hubungan antara model pengasuhan orang tua dengan kemandirian belajar siswa. -konsep.63.

Kerangka Berpikir

Pengajuan Hipotesis

Rancangan Penelitian

Populasi dan Sampel 1. Populasi

Apabila populasinya besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi tersebut, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut.

Instrumen Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan Data

Pra Penelitian

Valid artinya instrumen dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.73 Untuk menguji validitas instrumen dalam penelitian ini, peneliti menggunakan bentuk validitas konstruk, karena variabel dalam penelitian ini berhubungan dengan fenomena dan objek yang bersifat abstrak. , namun gejalanya dapat diamati dan diukur. Jadi jika � < 0,3 maka item-item pada instrumen dinyatakan tidak valid dan tidak dapat digunakan dalam penelitian.75. Selanjutnya hasil perhitungan validitas item instrumen penelitian variabel konsep diri siswa pada penelitian ini dapat dilihat secara rinci pada Lampiran 5.

Nomor pertanyaan yang dianggap valid kemudian digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini. Jadi instrumen soal dalam penelitian ini berjumlah 18 buah dan untuk variabel konsep diri siswa. Reliabilitas adalah tingkat atau derajat konsistensi suatu instrumen.76 Instrumen yang andal adalah instrumen yang bila digunakan berulang kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.77.

Hasil perhitungan reliabilitas di atas menunjukkan nilai reliabilitas instrumen variabel konsep diri siswa sebesar 1,548 kemudian dikonsultasikan dengan tabel “r” pada taraf signifikansi 5% yaitu sebesar 0,444. Jadi diperoleh “r” hitung > dari tabel “r” yaitu 1,548 > 0,444 maka instrumen pada variabel konsep diri reliabel dan dapat digunakan untuk penelitian.

Tabel Penghitung Product Moment Uji Reliabilitas Konsep Diri
Tabel Penghitung Product Moment Uji Reliabilitas Konsep Diri

Analisa Penelitian

Ha: Terdapat hubungan positif antara pola asuh orang tua dengan konsep diri siswa di MI BahrulUlumBuluhKebonsariMadiun. Madrasah Ibtidaiyah Bahrul Ulum Buluh Krandgan Kebonsari Madiun didirikan pada tahun 1966 di bawah naungan Departemen Agama RI dengan Piagam Madrasah Nomor: LM./3/08/A/1978 dengan status terdaftar. Pada tahun 2006 berdasarkan hasil Akreditasi Madrasah yang dilakukan oleh Dewan Akreditasi Madrasah Provinsi Jawa Timur. Nomor:.

Dan pada tahun 2011 berdasarkan hasil Akreditasi Madrasah yang dilaksanakan oleh Dewan Akreditasi Madrasah Provinsi Jawa Timur Nomor :. 200/BAP-SM/TU/XI/2011 memberikan status Terakreditasi Peringkat A. MI Bahrul Ulum telah mengalami pergantian Kepala Sekolah yaitu :. Keberadaan struktur organisasi dalam perkumpulan sangatlah penting, hal ini dikarenakan dengan adanya struktur organisasi akan memudahkan pelaksanaan program yang direncanakan, serta mencegah terjadinya kesimpangsiuran pelaksanaan tugas antar staf sekolah, sehingga tugas-tugas yang dilimpahkan kepada masing-masing pihak akan lebih baik. masing-masing staf, berjalan dengan lancar dan mekanisme kerja dapat terlaksana dengan lancar, mudah diketahui Struktur MI Bahrul Ulum Buluh Kebonsari Madiun dapat dilihat pada Lampiran 12. 4. Visi dan Misi MI Bahrul Ulum a.Ruang kepala madrasah, ruang guru, ruang koperasi, ruang perpustakaan, musholla dan kantin masing-masing terdapat 1 ruangan dalam kondisi baik 100%.

MI Bahrul Ulum merupakan pendidikan yang bercirikan keislaman yang inti usahanya memberikan dan memberikan pelayanan..pendidikan komprehensif yang menyentuh dimensi kemanusiaan yang memadukan nilai-nilai kebangsaan dan agama. Konsep integrasi ini menjadi program Plus MI Bahrul Ulum yang diwujudkan dengan mengedepankan konsep 1) Bermain, sebagai hak anak pada usia tersebut. Untuk menunjang hal tersebut MI Bahrul Ulum melakukan kegiatan lain di luar kegiatan belajar mengajar yaitu kegiatan ekstrakurikuler.

Tabel 4.1 Jumlah Keseluruhan Siswa  No  Kelas  Jumlah Siswa
Tabel 4.1 Jumlah Keseluruhan Siswa No Kelas Jumlah Siswa

Deskripsi Data

Analisis Data (Pengujian Hipotesis)

Tabel diatas menunjukkan pola asuh orang tua pada kategori otoriter sedang yaitu sebanyak 5 orang siswa dengan persentase sebesar 19%. Perhitungan untuk mencari mean dan standar deviasi konsep diri siswa kelas IV MI Bahrul Ulum Buluh Kebonsari Madiun. Tabel diatas menunjukkan bahwa konsep diri siswa kelas IV berada pada kategori tinggi yaitu berjumlah 6 siswa dengan persentase sebesar 22%.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa konsep diri siswa kelas IV MI Bahrul Ulum Buluh Kebonsari Madiun termasuk dalam kategori Sedang. Analisis data pola asuh orang tua dengan konsep diri siswa kelas IV MI Bahrul Ulum Buluh Kebonsari Madiun. Tabel diatas menunjukkan bahwa korelasi pola asuh otoriter dengan konsep diri tinggi berjumlah 0 siswa, pola asuh demokratis dengan konsep diri tinggi berjumlah 6 siswa, dan pola asuh toleran dengan konsep diri tinggi berjumlah 0 siswa.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pola asuh orang tua pada kasus IV MI Bahrul Ulum Buluh Kebonsari Madiun didominasi dengan konsep diri demokratis dengan kategori konsep diri sedang.

Pembahasan dan Interpretasi

Cari db = n-nr=27-2=25 lalu lihat tabel nilai product moment “r” 83 Pada taraf signifikansi 5%, pola asuh orang tua dan harga diri siswa φ = 0,629 dan φ�= 0,381 maka φ >φ � , maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan positif antara pola asuh orang tua dengan citra diri siswa IV. kelas di MI Bahrul Ulum Buluh Kebonsari Madiun, dapat diterima. Dan untuk dapat memberikan interpretasi kuat atau tidaknya hubungan tersebut digunakan pedoman seperti terlihat pada Tabel 3.4 yaitu tabel pedoman interpretasi koefisien kontingensi.

Jadi terdapat hubungan yang kuat antara pola asuh orang tua dengan konsep diri siswa kelas IV MI Bahrul Ulum Buluh Kebonsari Madiun tahun pelajaran 2015/2016. Pola asuh yang permisif dan otoriter cenderung mengakibatkan rendahnya harga diri dan kompetensi sosial. Pola asuh dengan model otoritatif (demokratis) cenderung menghasilkan harga diri, kompetensi sosial, dan kemandirian yang tinggi.

Misalnya, orang tua yang memandang dirinya negatif dan mengungkapkan perasaan negatifnya juga akan berdampak buruk pada perkembangan konsep diri anaknya. Sebaliknya, jika orang tua menekankan evaluasi positif, maka evaluasi tersebut akan berdampak positif terhadap konsep diri, bahkan dapat mengurangi sikap dan perilaku negatif84.

PENUTUP

Saran

Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi orang tua untuk memperhatikan model pengasuhan putra-putrinya di rumah, guna meningkatkan konsep diri positif siswa.

Referensi

Dokumen terkait