1
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA DAS BATANG ARAU
KELURAHAN BATANG ARAU KECAMATAN PADANG SELATAN Faisal Yusman, Nefilinda, Rozana Eka Putri
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat [email protected]
ABSTRACT
This research to determine and analyze data factors that influence community behavior in managing the Batang Arau River Basin of Batang Arau subdistrict, South Padang subdistrict. This research is descriptive correlational. Source Data taken in the Primary Data obtained from the questionnaire and secondary data collection from the government agencies of the village of Batang Arau. Population in this research is KK (Family Card) at RW 03 Sub Batang Arau. Sampling technique with 10% proportion. The instrument used to collect data is a questionnaire. Result of data analysis got result as follows: (1) there is significant influence between environmental knowledge, community motivation and government role to result of behavior of society in managing Batang Arau River Basin in Batang Arau sub-district of South Padang. (2) the contribution given by these three variables to Y is 42.0%. (3) variables of environmental knowledge, community motivation and the role of government to determine the behavior of the community in managing the Batang Arau River Basin in Batang Arau Village, South Padang Subdistrict.
Keywords : Community Behavior, Community Motivation, Environmental Knowledge, Government Role
PENDAHULUAN
Kota Padang mempunyai enam daerah aliran sungai (DAS) yaitu: Batang Kandis, Batang Arau, Batang Kuranji, Batang Air Dingin, Batang Timbulan dan Batang Anak Pisang dengan luas keseluruhan kawasan DAS 69.496 Ha. Kota Padang yang terletak di dataran Alluvial yang terbentuk atas tiga aliran sungai utama yaitu: Sungai Batang Arau, Batang Kuranji, dan Batang Air Dingin dengan daerah tangkapan hujan yang bersumber dari
Gunung Bolak, Gunung Lantik dan Gunung Bongsu (Aslan : 2011).
DAS Batang Arau terdiri dari beberapa anak sungai dan sungai utamanya adalah Sungai Batang Arau. Sumber air DAS Batang Arau berasal dari hulu DAS pada kawasan pegunungan Bukit Barisan di sebelah timur kota Padang dan bermuara di Samudera Indonesia. Hulu DAS Batang Arau dimulai dari sungai Lubuk Paraku yang berada di timur laut kota Padang, dengan daerah tangkapan air seluas 2.504 hektar yang merupakan Taman Hutan Raya
2 Dr. Muhammad Hatta, Kawasan Suaka Alam Barisan I dan Arau Hilir.
Dari Status Lingkungan Hidup (SLHD) Kota Padang tahun 2013, disebutkan DAS Batang Arau memiliki luas 17.467 hektar yang terbagi kedalam; hutan primer 572,14 ha, hutan sekunder 4.944,46 ha, pemukiman 3,425,05 ha, pertanian campuran 3.660,23 ha, sawah 3.405,86 ha, tambang 342,43 ha, tanah terbuka 32,49 ha, tubuh air (sungai) 91,61 ha.
Permasalahan utama tercemarnya DAS Batang Arau adalah tingginya sedimentasi setiap tahunnya, ekosistem air sungai dan kualitas air Batang Arau menurun, terjadi konflik dan alih fungsi lahan untuk perumahan serta degradasi hutan dan lahan. Menurunnya kualitas air di Batang Arau disebabkan oleh limbah pabrik dan limbah domestik dari hulu hingga hilir.
Di bagian hulu terdapat arel pertambangan untuk bahan baku semen, bagian tengah terdapat pabrik karet dan industri Crude Palm Oil (CPO). Sedangkan dibagian hilir terdapat rumah sakit, usaha perbengkelan, hotel, pasar dan tempat bersandarnya kapal.
Kepala Bidang Pengawasan dan Pengendalian (Wasdal) Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (Bapedalda) Kota Padang, Mairizon, saat
ditemui Mongabay (08/12/2014) mengatakan, jika merujuk pada ketentuan Peraturan Pemerintah No. 82/2001 tentang pengendalian dan pencemaran air, Batang Arau tidak masuk dalam sungai kelas IV.
Artinya air sungai ini sudah tidak layak digunakan oleh manusia bahkan untuk pertanian sekalipun. Kualitas air Batang Arau diatas ambang batas baku mutu, dari 12 titik lokasi sampling yang dilakukan, paling parah kualitas airnya dilokasi jembatan Siti Nurbaya di mana untuk parameter TSS mencapai 130 mg/l, BOD mencapai 10,00 mg/l dan COD mendapai 72,00 mg/l.
Daerah ini menjadi tempat terakumulasinya semua beban pencemar yang masuk ke sungai. Potensi beban pencemar yang masuk ke daerah hilir sungai yakni limbah pemukiman, rumah makan, perbengkelan, pelabuhan, hotel industri, pasar dan rumah sakit serta disebabkan karena pada daerah ini banyak terdapat pemukiman penduduk dan aktivitas yang menghasilkan limbah cair ataupun limbah rumah tangga lainnya (Rifki : 2013).
Disini terlihat bagaimana kurangnya pengelolaan daerah aliran sungai di daerah kelurahan Batang Arau ini. Bahkan masyarakat setempat pun mendirikan
3 bangunan (kedai) di pinggir sungai, pembuangaan oli kapal dan material dari kapal yang langsung dibuang ke sungai.
Dan juga perilaku masyarakat membuang sampah ke sungai pun tak kunjung teratasi serta air sisa MCK dari masyarakat yang langsung di salurkan ke sungai. Hal ini menunjukan pengetahuan lingkungan masyarakat masih rendah dan peran aktif pemerintah terhadap pemeliharaan daerah aliran sungai ini masih rendah.
Menurut Leavitt (dalam Sobur, 2010:289) terkandung tiga asumsi penting dalam perilaku manusia yaitu : 1) Pandangan tentang sebab-akibat (causality), yaitu pendapat bahwa tingakah laku manusia itu ada sebabnya, sebagaimana tingkah laku bennda-benda alam tersebut.
Sebab musabab merupakan hal yang mutlak bagi paham bahwa lingkungan dan keturunan mempengaruhi tingkah laku dan bahwa apa yang ada di luar mempengaruhi apa yang ada di dalam; 2) Pandangan tentang arah atau tujuan (directedness), yaitu bahwa tingkah laku manusia tingkah laku manusia tidak hanya di sebabkan oleh sesuatu, tetapi juga menuju kearah sesuatu, atau mengarah pada satu tujuan, atau bahwa manusia pada hakikatnya ingin menuju sesuatu; 3) Konsep tentang motivasi (motivation), yang melatarbelakangi
tingkah laku, yang dikenal sebagai suatu
“desakan” atau “keinginan”
Pengetahuan dapat diartikan secara luas mencakup segala sesuatu yang diketahui (Yusuf, 2009). Hal ini sejalan dengan pernyataan Sutriasumantri bahwa pengetahuan adalah segenap apa yang kita ketahui tentang suatu objek tertentu.
Pengetahuan lingkungan adalah segala suatu hal yang diketahui seseorang mengenai lingkungan yang merupakan ruang di tempati berbagai macam benda hidup dan tak hidup. Pengetahuan lingkungan ini menjadi landasan seberapa besar seseorang mengetahui dan memahami lingkungan sekitarnya.
Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin, yakni “movere” yang berarti dorongan dalam diri manusia untuk bertindak atau berperilaku (Notoatmodjo, 2014). Hamzah (2008: 3) menjelaskan istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat. Motif tidak dapat diamati secara langsung, tetapi dapat diinterpretasikan dalam tingkah lakunya, berupa rangsangan dorongan, atau
4 pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah laku tertentu.
Menurut No. 32 Tahun 2009 peraturan pemerintah tentang pengelolaan DAS adalah upaya manusia dalam mengatur hubungan timbal balik antara sumber daya alam dengan manusia di dalam DAS dan segala aktivitasnya agar terwujud kelestarian dan keserasian ekosistem serta meningkatnya pemanfaatan sumber daya alam bagi manusia secara berkelanjutan.
Menurut Undang-Undang No. 37 tahun 2012 peraturan pemerintah dalam pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) tujuan pengelolaan DAS untuk mewujudkan kesadaran, kemampuan dan pertisipasi aktif instansi dan masyarakat dalam pengelolaan DAS yang lebih baik, mewujudkan kondisi lahan yang produktif sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan, mewujudkan kuantitas, kualitas, dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat
METODE PENELITIAN
Sesuaidenganpermasalahan yang hendakditeliti,
makapenelitianinitergolongpadapenelitianD eskriptif Korelasional. Menurut Arikunto (2006:213) menguraikan deskriptif
korelasional adalah suatu penelitian yang dirancang untuk menentukan tingkat hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.
Populasi yang
diambildalampenelitianiniadalahmasyarakat yang tinggal disekitar DAS Batang Arau Kel.Batang Arau.
Tabel III.1 Jumlah KK di kelurahan Batang Arau
RW Jumlah Penduduk
Laki- laki
Perem puan
Jumlah KK
1 316 145 171 99
2 880 415 465 239
3 663 361 302 191
4 437 195 242 122
Total 2296 1116 1180 651 Sumber : Pengolahan data sekunder tahun
2017
Arikunto (1989)
mengatakanbahwajikapopulasinyakurangda
ri 100
makalayakdilakukanpenelitiansecarakeselur uhan, tetapijikapopulasinyalebihdari 100 makalayakdilakukanpenyampelandenganpr oporsi 5 %, 10%, atau 15%.
Tabel III.2 Jumlah Sampel Penelitian di kelurahan Batang Arau RW Jumlah
KK Proporsi Sampel Responden
1 99 10% 9,9 10
2 239 10% 23,9 24
3 191 10% 19,1 19
4 122 10% 12,2 12
Total 65
5 Sumber : Pengolahan data sekunder tahun
2017
Sesuai dengan jenis data yang diperlukan, jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket tertutup yang menggunakan Ordinal (bertingkat) dengan alternatif beberapa jawaban.
Instrumen yang digunakan untuk melihat pengetahuan lingkungan, motivasi masyarakat, peran pemerintah terhadap perilaku masyarakat dalam mengelola DAS Batang Arau adalah angket dalam bentuk Ordinal (bertingkat). Penelitian ini adalah analisis deskriptif untuk mengungkapkan aspek yang diteliti dengan menggunakan melihat tingkat capaian responden.
Sedangkan analisis data inferensial menggunakan rumus regresi sederhana dan berganda, selanjutnya uji keberartiannya menggunakan uji t dan uji F.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis data penelitian ditujukan untuk mencari arah dan pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat. Analisis tersebut melihat pengaruh pengetahuan lingkungan, motivasi masyarakat dan peran pemerintah secara bersama-sama maupun secara partial dengan perilaku masyarakat mengelola DAS Batang Arau kelurahan Batang Arau Kecamatan Padang Selatan.
Selanjutnya secara berurutan akan diuraikan dan membaha1s melalui pembahasan berikut ini ;
Pertama, hasil pengujian hipotesis membuktikan terdapat pengaruh pengetahuan lingkungan terhadap perilaku masyarakat mengelola DAS Batang Arau kelurahan Batang Arau karena thitung > ttabel (4,193>1,668), kekuatan hubungan antara pengetahuan lingkungan terhadap perilaku masyarakat mengelola DAS Batang Arau kelurahan Batang Arau termasuk dalam kategori kecil dan besarnya kontribusi pengetahuan lingkungan terhadap perilaku masyarakat mengelola DAS Batang Arau Kelurahan Batang Arau 21,80%.
Hal ini sesuai dengan pendapat Yusuf (2009) pengetahuan dapat diartikan secara luas mencakup segala sesuatu yang diketahui dengan segenap apa yang kita ketahui tentang suatu objek tertentu. Dan Amos (2008) lingkungan adalah alam sekitar termasuk orang-orangnya dalam hidup pergaulan yang mempengaruhi manusia sebagai anggota masyarakat dalam kehidupan dan kebudayaannya.
Pengetahuan lingkungan menjadi sangat penting karena pengetahuan lingkungan pada dasarnya adalah praktik berpikir dari masyarakat.
6 Kedua, hasil pengujian hipotesis membuktikan terdapat pengaruh motivasi masyarakat terhadap perilaku masyarakat mengelola DAS Batang Arau kelurahan Batang Arau karena thitung > ttabel (4,511>1,668) Besarnya pengaruh motivasi masyarakat terhadap perilaku masyarakat mengelola DAS Batang Arau kelurahan Batang Arau adalah 24,4%, besarnya kontribusi pengaruh motivasi terhadap perilaku masyarakat mengelola DAS Batang Arau kelurahan Batang Arau termasuk kecil.
Hal ini sesuai dengan pendapat Hamzah (2008) menjelaskan istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat.
Motiftidak dapat diamati secara langsung, tetapi dapat diinterpretasikan dalam tingkah lakunya, berupa rangsangan dorongan, atau pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah laku tertentu. Motivasi masyarakat ini penting karena motivasi menjadi kekuatan yang mendorong masyarakat dalam berperilaku dan bertindak di lingkungannya.
Ketiga, hasil pengujian hipotesis membuktikan terdapat pengaruh peran pemerintah terhadap perilaku masyarakat
mengelola DAS Batang Arau kelurahan Batang Arau karena thitung > ttabel (2,303>1,668) Besarnya pengaruh peran pemerintah terhadap perilaku masyarakat mengelola DAS Batang Arau kelurahan Batang Arau adalah 15,3%, besarnya kontribusi pengaruh peran pemerintah terhadap perilaku masyarakat mengelola DAS Batang Arau kelurahan Batang Arau termasuk sangat kecil.
Hal ini sesuai dengan BAB III PeraturanPemerintah No 38 Tahun 2011 disebutkan tentang pengelolaan sungai,dimana diatur mengenai pengelolaan sungai yang meliputi konservsi sungai, pengembangan sungai, serta pengendalian daya rusak sungai. Tentunya pengelolaan ini dilakukan oleh pemerintah harus berjalan semestinya karena peran pemerintah sangat diperlukan dalam pengelolaan DAS tersebut.
Keempat, penelitian ini juga membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dan positif pengetahuan lingkungan, motivasi masyarakat, dan peran pemerintah terhadap perilaku masyarakat mengelola DAS Batang Arau kelurahan Batang Arau karena Fhitung> Ftabel(F-hitung 14,751 > F-tabel = 4,980). Besarnya pengaruh ketiga variabel terhadap perilaku
7 masyarakat mengelola DAS Batang Arau kelurahan Batang Arau termasuk kategori cukup besar, sedangkan besarnya kontribusi adalah 42,00%. Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan lingkungan, motivasi masyarakat, dan peran pemerintah merupakan faktor yang menentukan masyarakat dalam mengelola DAS Batang Arau kelurahan Batang Arau.
KESIMPULAN
1. Terdapat pengaruh pengetahuan lingkungan terhadap perilaku masyarakat mengelola DAS Batang Arau kelurahan Batang Arau karena thitung > ttabel (4,193>1,668), kekuatan hubungan antara pengetahuan lingkungan terhadap perilaku masyarakat mengelola DAS Batang Arau kelurahan Batang Arau termasuk dalam kategori kecil dan besarnya kontribusi pengetahuan lingkungan terhadap perilaku masyarakat mengelola DAS Batang Arau Kelurahan Batang Arau 21,80%.
2. Terdapat pengaruh motivasi masyarakat terhadap perilaku masyarakat mengelola DAS Batang Arau kelurahan Batang Arau karena thitung > ttabel (4,511>1,668). Besarnya pengaruh motivasi masyarakat terhadap perilaku masyarakat
mengelola DAS Batang Arau kelurahan Batang Arau adalah 24,4%, besarnya kontribusi pengaruh motivasi terhadap perilaku masyarakat mengelola DAS Batang Arau kelurahan Batang Arau termasuk kecil.
3. Terdapat pengaruh peran pemerintah terhadap perilaku masyarakat mengelola DAS Batang Arau kelurahan Batang Arau karena thitung
> ttabel (2,303>1,668). Besarnya pengaruh peran pemerintah terhadap perilaku masyarakat mengelola DAS Batang Arau kelurahan Batang Arau adalah 15,3%, besarnya kontribusi pengaruh peran pemerintah terhadap perilaku masyarakat mengelola DAS Batang Arau kelurahan Batang Arau termasuk sangat kecil.
4. Terdapat pengaruh yang signifikan dan positif pengetahuan lingkungan, motivasi masyarakat, dan peran pemerintah terhadap perilaku masyarakat mengelola DAS Batang Arau kelurahan Batang Arau karena Fhitung > Ftabel (F-hitung 14,751 > F- tabel = 4,980). Besarnya pengaruh ketiga variabel terhadap perilaku masyarakat mengelola DAS Batang Arau kelurahan Batang Arau
8 termasuk kategori cukup besar, sedangkan besarnya kontribusi adalah 42,00%. Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan lingkungan, motivasi masyarakat, dan peran pemerintah merupakan faktor yang menentukan masyarakat dalam mengelola DAS Batang Arau kelurahan Batang Arau.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. (Edisi Revisi). Rineka Cipta: Jakarta.
Ferawati, Rahmi. (2015). Pengaruh Disiplin Belajar Dan Tempat Tinggal Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Kelas VIII DI MTsN Lubuk Buaya Padang. Skripsi.
Padang : STKIP PGRI Sumbar.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2014). Ilmu Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta:
Jakarta.
Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2011 Tentang Sungai
Prima Putri, Silvia. (2014). Kebiasaan Masyarakat Dalam Memanfaatkan Batang Tebo Kecamatan Tanah-
Tumbuh Kabupaten Bungo.
Skripsi. Padang : STKIP PGRI Sumbar.
Putra, Rifki. (2013). Kajian Beban Pencemaran Dan Kualitas Air Sungai Batang Arau Di Kota Padang. Skripsi. Institut Pertanian Bogor.
Sariayu, Putri. (2014). Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kebiasaan Masyarakat Membuang Sampah Di Area Tepi Pantai Di Kanagarian Api – Api Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan. Skripsi. Padang : STKIP Sumbar.
Sari Thesiwati, Aslan. (2011). Analisis Perilaku Masyarakat Dalam Pengelolaan Lingkungan Disepanjang Daerah Aliran Sungai Batang Kuranji. Jurnal. STKIP PGRI Sumbar.
Sobur, Alex. (2013). Psikologi Umum Dalam Lintas Sejarah. Pustaka Setia: Bandung.
Upit. (2014). Peran Masyarakat Dan Pemerintah Dalam Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Air Haji Kecamatan Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan. Skripsi. Padang: STKIP PGRI Sumbar.