POTENSI ANAK USIA DINI MELALUI PENGEMBANGAN ASESMEN PENDIDIKAN KARAKTER
Yulia Palupi
Prod PGSD IKIP PGRI Wates
Jl. KRT Kertodnngrat No.5 Margosar, Pengash, Kulon Progo, Yogyakarta [email protected]
Abstract
Children are generation that determines a nation’s future. Children’s characters formed from now on will determine the nation’s character in the future. Children’s characters will be formed well if in their development process they get sufficient chance to express themselves freely. Character education is taken important to be started in childhood as it is an educational process aimed to develop values, attitude and behavior which reflect good morality. Positive values which are supposed to be owned based on character teaching are being pious, trustworthy, anticipative, positive-thinking, hard-working, civilized, dare to do right, dare to take risk, discipline, sincere, kind-hearted, godly, grateful, constructive, enthusiastic, initiative, responsible, tolerant, smart, careful, dynamic, cooperative, creative, independent, self- controlled, respectful to time, patriotic, friendly, compassionate, respectful to others’ works, assertive, diligent, humble, patient, having spirit of togetherness, open-minded, and tough in any situation.
Keywords: Character Education, Early Childhood, Positive Values.
PENDAHULUAN
Penddkan karakter pada anak usa dn, dewasa n sangat dperlukan karena saat n Bangsa Indonesa sedang mengalam krss karakter dalam dr anak bangsa. Karakter d sn adalah watak, tabat, kebasaan, akhlak, atau keprbadan seseorang yang terbentuk dar hasl nternalsas berbaga kebajkan yang dyakn dan dgunakan sebaga landasan atau cara pandang, berfikir, bersikap, dan bertindak. Kebajikan tersebut berupa sejumlah nla moral dan norma, sepert jujur, beran bertndak, dapat d percaya, hormat pada orang lan, dspln, mandr, kerja keras, dan kreatf.
Pembentukan karakter merupakan salah satu tujuan dar penddkan nasonal.
Pada UU Ssdknas 2003 pasal 1 menyatakan bahwa d antara tujuan penddkan nasonal adalah mengembangkan potens peserta ddk untuk memlk kecerdasan, keprbadan, dan akhlak yang mula. Amanah UndangUndang Ssdknas Tahun 2003 n bermaksud agar penddkan tdak hanya membentuk nsan Indonesa yang cerdas, namun juga
berkeprbadan atau berkarakter, sehngga nantnya akan lahr generas bangsa yang bernafaskan nla-nla bangsa dan agama.
Penddkan karakter memang sangat pentng d mula sejak sedn mungkn. Karena falsafah menanam sekarang akan menua har esok adalah sebuah proses yang harus dlakukan dalam rangka membentuk karakter bangsa. Pada anak- anak yang oleh para ahl pskolog merupakan usa emas (golden age) terbukt sangat menentukan kemampuan anak dalam mengembangkan potensnya. Hasl peneltan menunjukkan bahwa sektar 50 persen varabltas kecerdasan orang dewasa terjad ketka usa empat tahun.
Penngkatan 30 persen berkutnya terjad pada usa delapan tahun, dan 20 persen ssanya pada pertengahan atau akhr dasawarsa kedua (Lawrencee,2007). Hal n dapat dlakukan dengan dmula dar penddkan dalam keluarganya yang merupakan lngkungan pertama dalam pertumbuhan dan perkembangan karakter anak kemudan selanjutnya setelah masuk usa sekolah lngkungan sekolah juga turut andl dalam
pengembangan dan pembentukan karakter pada dr anak.
KONSEP ILMIAH
Pengertian Karakter
Memaham perkembangan karakter peserta ddk dapat dlhat dar berbaga dmens, bak dmens kronologs maupun dmens s perkembangan. Dmens kronologs basanya dkatkan dengan tngkatan usa peserta ddk sedangkan dmens s berkatan dengan tugas perkembangan karakter yang melekat pada tngkatan usa peserta ddk tesebut. Pengertan karakter secara normatf dapat dkelompokkan menjadi dua (2) definisi umum, yaitu:
1. “Terlibat dalam tindakan yang relevan secara moral atau kata-kata, atau menahan diri dari tindakan tertentu atau kata-kata” (Wynne dan Walberg, 1984).
2. “Sebuah kompleks yang relatif terusmenerus kualitas individu, dan secara umum mempunyai konotasi positif jika digunakan dalam diskusi pendidikan moral”(Pritchard, 1988).
Secara umum dapat dkatakan bahwa karakter memlk pengertan (1) suatu kualtas postf yang dmlk seseorang, sehngga membuatnya menark dan atraktf; (2) reputas seseorang;
(3) seseorang yang memlk keprbadan yang esentrk. Sedangkan menurut Lcklona mencoba untuk menghubungkan komponen pskologs dan perlaku ketka peserta ddk dapat berkata bahwa “Karakter yang baik terdiri dari tahu yang baik– baik, menginginkan yang baik, dan melakukan yang baik berupa kebiasaan baik melalui pikiran, hati, kebiasaan, dan kebiasaan bertindak”.
Kajian Penelitian dari Para Ahli Tentang Pendidikan Karakter
Pengembangan karakter dan moral telah menjadi subyek peneltian oleh para filosof, pskolog, dan pemerhat penddkan atau penddk tu sendr. Pentngnya penddkan dan pembangunan karakter pada peserta ddk dgal
oleh banayk phak, bahkan melntas ragam masyarakat dan negara atau lntas budaya antar negara.
Salah satu yang menjad fokus peneltan yang berkatan dengan kedua sudut pandang yatu sudut pandang pengembangan akadems dan dar seg kelmuan tersebut secara menyatu adalah sebagamana yang telah dlakukan penddk d Amerka pada tahun 1640, yatu tentang kekuatran tentang penddkan moral dalam konteks penddkan akadems. Dmana pada waktu tu penerapan penddkan karakter dan moral ddomnas oleh cara-cara drill atau penanaman dengan cara nstruks langsung yang berulang-ulang dan basanya dkombnaskan dengan lathan yang dperkuat. Tujuan dar drill tersebut adalah agar anak ternspras, tumbuh komtmen, dan habtuas.
Cara-cara yang dlakukan oleh penddk d Amerka tersebut terus dtelt, dan salah satu peneliti yang fokus dalam hal ini adalah filsuf Amerka d era tahun 1900-an, yang sekalgus berprofes sebaga penddk dan pskolog, yatu Jhon Dewey. Hasl rsetnya menyarankan agar dalam pengembangan penddkan karakter tujuan dapat tercapa melalu perluasan dar tujuantujuan penddkan karakter tu sendr.
Selan tu juga dsarankan agar dalam penddkan karakter dan moral perlu dmasukkan halhal yang berkatan dengan berpikir kritis dan refleksi tentang nla-nla karakter dan moral sebaga bagan dar pengalaman belajar untuk membangun karakter peserta ddk.
Selanjutnya, pada tahun 1940 dan 1970 terdapat juga hal yang berkonsentras melakukan peneltan, mereka adalah Erkson dan Robert James Havgurst. Kedua ahl tersebut sangat tertark dalam hal tngkat penalaran terhadap karakter dan moral serta cara-cara untuk mepercepat perkembangan dan penanaman nla-nla karakter dan moral pada seseorang.
Mereka mencoba meneliti dan mengidentifikasi proses dan tahapan perkembangan karakter dan moral sebaga bagan dar pengembangan sosoemosonal pada peserta ddk. Sebaga salah satu kesmpulan dar hasl-hasl rset mereka adalah adanya keterkatan antar perkembangan kogntf, afektf, hat nuran, dan emos pada peserta ddk. Oleh karena tu, perkembangan
karakter dan moral harus melbatkan berbaga hal sehngga tujuan-tujuannya dapat tercapa lebh sesua dengan kebutuhan.
Pada puncaknya, perhatan masyarakat yang lebh luas tentang pengembanagn karakter dan moral terjad pada tahun 19801990-an. Pemcunya adalah pada rentang tahun tersebut terjad banyak kemerosotan moral dalam masyarakat dan dsntegras terjad pada anggota keluarga dan masyarakat dmanamana bahkan terjad hampr d seluruh duna. Atas kesadaran hal tersebut, maka pada tahun 1980-an serng dsebut sebaga era kebangktan penddkan karakter. Intenstas, kualtas, dan kaunttas peneltan pengembangan karakter dan moral sepanjang dekade tersebut terus menunjukkan penngkatan, sehngga ada tahun 1995 terjad sebuah gerakan sosal yatu dengan dtanda rbuan sekolah dan masyarakat berbaga negara terlbat dalam pengembangan karakter dan moral secara serus masuk dalam berbaga level atau tngkatan dalam suatu kurkulum, mula dar penddkan anak usa dn hngga perguruan tngg. Atas dasar hal tersebut, maka lahrlah berbaga metode dan cara mengajarkan atau melathkan karakter dan moral d antaranya dengan menggunakan metode bercerta, memberkan contoh atau teladan yang bak dalam berperlaku seharhar, penguatan, dan daftar moral kebakan dalam pembelajaran yang kooperatf.
Karakteristik Perkembangan Karakter pada Peserta Didik
Pemahaman karakterstk perkembangan peserta ddk merupakan faktor kunc untuk dapat mengembangkan karakternya. Kekelruan dalam mengenal dan membaca karakterstk perkembangan peserta ddk akan berdampak kelru dalam memfasltas perkembangan mereka. Karakterstk perkembangan karakter pada peserta ddk dbag menjad empat (4) fase, yatu:
1. Fase Usa 0 – 2 tahun Secara umum peserta ddk membutuhkan cnta dan kash sayang serta memerlukan kesabaran dalam menddknya. Sebagamana yang dkatakan oleh Erckson (Santrock, 2005) bahwa usa 02 tahun merupakan masa krss pertama
yatu fase trust mis trust ( percaya vs tidak percaya). Fase n merupakan landasan ndvdu dalam menla seseorang atau orang lan. Apabla orang tua dapat memberkan kash sayang dan perhatan yang cukup, maka peserta ddk dapat melampau krss n dengan bak, artnya a mempercaya lngkungannya, karena dapat memenuh kebutuhannya Sebalknya jka krss n gaagal dlalu, maka peserta ddk cenderung akan memlk sfat negatf terhadap lngkungannya. Krss pertama yang gagal dapat membuat peserta ddk memlk sfat yang sult percaya terhadap lngkungannya dan orangorang d sektarnya. Fase n juga memlk andl yang cukup besar dalam membangun kepercayaan dr pada peserta ddk, kepedulan terhadap orang lan dan lngkungan serta membangun positive thinking ( berfikir positif) terhadap lingkungannya.
2. Fase 3 tahun
Pada usa n peserta ddk mengalam masa
“egosentris”. Pada masa n peserta ddk memaham drnya sebaga “sentral” atau
“pusat” segala sesuatu. Cr yang sangat menonjol adalah rasa kepemlkan yang sangat tngg sehngga membuatnya sult berbag dengan peserta ddk yang lan. Masa egosentrs n tentu saja mempengaruh semua aspek perlakunya, termasuk perkembangan moraltasnya. Dantara cr perkembangannya dalah sebag berkut:
(a) anak sangat senang melanggar aturan;
(b) anak tdak mau datur; (c) anak senang memamerkan dr; (d) anak serngkal memaksakan kehendak atau kengnannya;
(e) anak mengharapkan hadah atau pujan dan menghndar hukuman.
3. Fase usa 4,5 – 6 tahun Fase usa 4,5 – 6 tahun dantara cr perkembangannya adalah sebag berkut: (a) anak-anak lebh penurut; (b) anak sudah basa dajak untuk bekerjasama, agar terhndar dar hukuman orang tua; (c) anak sudah dapat menerma pandangan atau pendapat dar orang lan, terutama pada orang dewasa; (d) dapat menghormat otortas orang tua dan guru, (e) menganggap orang dewasa(orang tua dan guru) sebaga orang yang lebh tahu;(f) senang mengadukan
temantemannya yang nakal; (g) anak patuh dan percaya pada orang tua dan guru; ( h) anak mampu memaham alasan.
4. Fase usa 6,5-8 tahun Fase usa 6,5-8 tahun cr- cr yang dtamplkan adalah sebaga berkut:
(a) anak merasa memlk hak sebagamana orang dewasa; (b) anak tidak lagi berfikir bahwa orang dewasa dapat memerntah anak- anak; (c) anak memlk potens bertndak kasar akbat menurunnya otortas orang tua atau guru dalam pkran mereka; (d) anak mempunya konsep keadlan yang kaku, dengan balas-membalas, contohnya: kalau anak A berbuat bak pada saya, maka saya akan bak pada da; (e) anak memaham perlunya berperlaku bak agar dsenang orang lan;
(f) anak serng membandngbandngkan dan memnta perlakuan adl; (g) anak mengert art pentngnya “cnta” dalam melakukan sesuatu, tdak karena semata-mata karena prnsp tmbal-balk.
1. Asesmen Pengembangan Karakter Ter- hadap Aktivitas Pembiasaan
Jka kta menggunakan asesemen yang dgunakan dalam pengembangan karakter pada peserta ddk menurut Megawang (2004), maka akan mendapatkan delapan (8) plar karakter yang perlu dtanamkan sejak dn. Adapun kesemblan plar tersebut adalah sebaga berkut: (1) cnta Tuhan dan kebenaran; (2) tanggungjawab, kedsplnan, dan kemandran; (3) amanah dan kejujuran;
(4) hormat dan santun; (5) kash sayang, kepedulan, dan kerjasama; (6) percaya dr, kreatf, kerja keras, dan pantang menyerah;
(7) keadlan dan kepemmpnan, (8) bak dan rendah hat.
Dalam penanaman karakter tersebut, kta dapat melakukannya melalu aktvtas pembasaaan sehar-har.
a. Perlaku Cnta Tuhan dan Cptaannya
Tabel 1. Contoh Indkator Perlaku Cnta Tuhan dan Cptaannya
No Menananamkan Perilaku Cinta Tuhan
dan Ciptaaannya S K BT
1. Anak berucap syukur:
Terma kash Tuhan atas ar yang sejuk Terma kash ayah/ bu
Terma kash bu guru 2. Anak dap berdoa:
Sebelum makan Sebelum tdur Setelah tdur
Sebelum nak kendaraan 3. Anak tdak menyakt teman
4. Anak menunjukkan skap pedul terhadap kesultan orang lan 5. Anak tdak menyakt bnatang
6. Anak member makanan pada bnatang 7. Anak tdak merusak tanaman
8. Anak menyram tanaman
Keterangan: S=serng, K=kadang-kadang, BT=belum terlhat
b. Kemandran, Dspln, dan Tanggung Jawab
Tabel 2. Contoh Indkator Kemandran, Dspln, dan Tanggung Jawab No Menananamkan Kemandirian, Disiplin,
dan Tanggung Jawab S K BT
1. Kemandran:
Anak dapat mand sendr Anak dapat makan sendr Anak dapat memaka baju sendr Anak dapat memaka sepatu sendr Anak dapat membawa tas sendr 2. Dspln:
Anak mand tepat waktu Anak makan tepat waktu Anak ke sekolah tepat waktu 3. Tanggung Jawab:
Anak dapat bertanggung jawab menjaga kebershan kamar mand Anak dapat bertanggung jawab membereskan manan setelah selesa berman
Anak dapat melepas baju seragam sendr setelah sampa d rumah Anak dapat mengerjakan tugas sederhana d rumah (member makan bnatang, mencuc prng, dan baju sendr)
Keterangan: S=serng, K=kadang-kadang, BT=belum terlhat c. Kejujuran dan Amanah
Tabel 3. Contoh Perlaku Jujur dan Amanah
No Membiasakan Jujur dan Amanah Ya Tidak K
1. Anak tdak curang saat berman
2. Anak mengembalkan barang yang dpnjam 3. Anak mengembalkan manan yang jatuh d jalan
4. Anak tdak membuka tas/ tempat makanan/ tempat mnum tanpa zn pemlk barang
5. Anak beran mengaku kesalahan dan beran memnta maaf jka melakukan kesalahan
6. Anak tdak belajar berkata bohong
7. Anak tdak mengambl manan/ benda dar sekolah tanpa sejn guru
Keterangan: K = kadang-kadang
d. Hormat dan Santun
Tabel 4. Contoh ndkator Hormat dan Santun
No Hormat dan Santun Ya Tidak K
1. Mengucapkan salam kepada orang tua, guru, teman, dan orang lan yang dtuakan
2. Mengucapkan terma kash 3. Menyapa teman
4. Tersenyum
5. Tdak berbcara saat mulut penuh dengan makanan 6. Mengucapkan mnta tolong dengan sopan saat
kesultan
7. Santun saat bertelepon
8. Tdak rama waktu d kelas, sembahyang, d rumah sakt 9. Santun ketka memnta sesuatu
10. Tdak berbcara ketka guru mengajar d kelas 11. Tdak membuaang sampah sembarangan 12. Mematuh tata-tertb sekolah
Keterangan: K = kadang-kadang e. Dermawan dan Suka Menolong
Tabel 5. Contoh Indkator Dermawan dan Suka Menolong
No Dermawan dan Suka Menolong Ya Tidak K
1. Suka menolong orang
2. Suka berteman dan penuh persahabatan 3. Suka menjeguk orang sakt
4. Bekerjasama membershkan kelas 5. Menghbur teman yang sedang sedh
6. Suka membantu ayah dan bu serta saudara d rumah 7. Memberkan tempat duduk pada orang yang
membutuhkan pada saat nak kendaraan umum Keterangan: K = kadang-kadang
f. Percaya dr, Kreatf, dan Tekun
Tabel 6. Contoh Indkator Percaya dr, Kreatf, dan Tekun
No Percaya diri, Kreatif, dan Tekun Ya Tidak K
1. Beran berangkat sekolah sendr tanpa dantar orang tua 2. Bersemangat berangkat sekolah
3. Beran mengkut lomba
4. Beran mnum obat sendr bla sakt 5. Selalu bekerja sampa selesa
6. Beran maju ke depan kelas jka dsuruh guru mengerjakan tugas 7. Beran menggambar sendr
Keterangan: K = kadang-kadang g. Kepemmpnan dan Keadlan
Tabel 7. Contoh Indkator Kepemmpnan dan Keadlan
No Kepemimpinan dan Keadilan Ya Tidak K
1. Melndung teman yang lemah dar teman yang suka berkelah 2. Menjad contoh bag teman-temannya
3. Berjwa Sportf
4. Dapat mengatur dr-sendr 5. Mau mengaku kesalahan
6. Menjad anak yang bertanggung jawab dalam segala hal 7. Berteman dengan seluruh teman
8. Beran mengambl resko dar suatu keputusan yang dambl 9. Beran memmpn barsan upacara
10. Mau antre dan berglran Keterangan: K = kadang-kadang h. Ramah dan Rendah Hat
Tabel 8. Contoh Indkator Ramah dan Rendah Hat
No Ramah dan Rendah Hati Ya Tidak K
1. Suka terseyum kepada semua orang 2. Menyayang teman
3. Tdak suka pamer
4. Bertepuk tangan setelah menyakskan teman pentas 5. Senang berkenalan dengan teman yang baru
Keterangan: K = kadang-kadang
SIMPULAN
Proses dr yang postf adalah modal pentng bag anak usa dn untuk dapat memandang drnya sendr sebaga prbad yang bak sehngga kelak pada usa remaja dan dewasa, mereka memlk tolok ukur yang bak serta mampu bekerjasama dengan lngkungan sosal secara proporsonal.
Asesmen merupakan kegatan yang terencana untuk mengetahu keadaan suatu
obyek dengan menggunakan nstrumen dan haslnya dbandngkan dengan tolok ukur untuk memperoleh suatu kesmpulan. Dengan demkan dapat dsmpulkan bahwa asesmen pengembangan penddkan karakter dapat untuk mengetahu potens anak dalam proses penddkan dan komponen-komponennya dengan nstrumen yang dapat dukur.
DAFTAR PUSTAKA
Bandura, A. 1991. Social Cognitive Theoty of Meal Thougt Action. In W. Kurtnes &J Gewtz (Eds), Handbooks of Moral
Behavor and Development (vol1, 45 103). Hllsdale, NJ: Erlbaun. Retrverd December 2002, from http://
www. emory.edu/EDUCATION/mfp/Ban SCTMoral.pdf
Bechler, R. F. and Snowman, J. 2001. Phycholog Applied to Teach. Toronto: Hougton, Mifflin. www.
yasmnhosptal. com/penddkan-karakter-anak-usadn gagasan-yang-menuju-tndakan/ http://www.
academa.edu/7697550/ penddkan karakter pada penddkan anak usa dn Lawrencee,E.S. 2007. Mengajarkan Emosional Intelegensi pada Anak. Jakarta: Grameda Megawang,Ratna. 2004. Modul Pendidikan 9 Pilar Karakter. Jakarta: Indonesan hertage Undang-Undang Sstem Penddkan Nasonal ( Ssdknas). Tahun 2003 Pasal 1