• Tidak ada hasil yang ditemukan

Potensi Spons Asal Sulawesi Selatan Sebagai Antikanker

N/A
N/A
Arham Zidiq

Academic year: 2023

Membagikan "Potensi Spons Asal Sulawesi Selatan Sebagai Antikanker"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Potensi Spons Asal Sulawesi Selatan Sebagai Antikanker

Lebih luasnya daerah perairan di Indonesia dibadingkan daratan menjadikannya sebagai negara maritim dengan kekayaan biota laut yang melimpah (Salim dan Kelen, 2017). Hal ini menyebabkan Indonesia memiliki keanekaragaman biota laut. Keanekaragaman biota laut Indonesia khususnya Sulawesi Selatan memiliki potensi yang dapat dimanfaatkan secara optimal.

Kepulauan Selayar sebagai salah satu kabupaten di Sulawesi Selatan dengan wilayah perairan yang luas menjadikannya kaya akan biota laut (Damayanti, dkk., 2020).

Biota laut seperti invertebrata dan tumbuhan memiliki kemampuan memproduksi senyawa kimia yang didukung dengan berdasarkan keanekaragaman hayati yang luas dan struktur kimia yang unik. Hal ini menjadikan organisme laut sering dimanfaatkan sebagai sumber senyawa obat baru (Nurhamidin, dkk., 2022). Spons sebagai hewan laut invertebrata yang tergolong ke dalam filum porifera. Umumnya hewan ini hidup di lokasi yang memiliki ekosistem terumbu karang seperti yang berada di perairan laut sub tropis maupun tropis. Biota laut ini menjadi salah satu jenis yang dimasa sekarang banyak diteliti karena kaya akan senyawa metabolit sekunder (Kumajas, dkk., 2022).

Keberadaan mikroorganisme penghasil metabolit sekunder yang bersifat bioaktif pada spons menyebabkan senyawa kimia yang terkandung sangat besar dan beraneka ragam. Senyawa bahan alam yang terkandung di dalamnya terdiri dari peptida, steroid, terpenoid, alkaloid, asetogenin, halide siklik dan senyawa nitrogen sehingga spons tersebut memiliki aktivitas farmakologis (Mokos, dkk., 2023: 13-14). Salah satu jenis spons yang memiliki keberagaman senyawa boaktif ialah Aplysinia archeri. Spons Aplysinia archeri

(2)

pertama kali diterbitkan pada tahun 1975 oleh Higgin di perairan Brazil.

Genus Aplysinia memiliki potensi sebagai antibakteri, antitumor dan antivirus serta mitogenitas dan sitotoksitas dari bioaktivitasnya (Carneiro, dkk., 2019:

169).

Penelitian yang dilakukan oleh Wibowo, dkk., (2020: 9) yang melakukan uji bioaktivitas antimikroba dari spons Aplysina sp. Memiliki aktivitas yang dapat menghambat mikroba patogen. Penelitian yang telah dilakukan oleh Fajrina, dkk., (2018) dengan spons Aplysina aerophoba sebagai sampel yang diuji untuk mengetahui aktivitas antibakteri tehadap Shigella dysenteriae dan Helicobacter pylori. Spons ini juga memiliki bioaktivitas antimikroba dari hasil penelitian Kotel, dkk., (2019) dengan menggunakan spons Aplysina sp. yang berperan dalam menghambat bakteri Gram positif Staphylococcus aureus maupun bakteri Gram negatif Escherichia coli.

Bioaktivitas memiliki potensi lain sebagai antikanker. Penelitian Pascayantri, dkk. (2021: 410) melakukan uji sitotoksik pada sel kanker payudara T47D secara in vitro dengan metode mikrotetrazolium pada spons kelas demospongiae yaitu Petrosia sp yang diperoleh dari perairan sulawesi.

Kandungan metabolit sekunder pada suatuorganisme dipengaruhi beberapa faktor, salah satunya faktor lingkungan. Hal ini menybabkan spons Aplysinia archeri yang diperoleh dari perairan sulawesi selatan berpontensi memiliki bioaktivitas antikanker (Nurfiantriani, dkk: 2017).

Tahapan praskrining dapat dilakukan untuk mengetahui aktivitas biologis yang terdapat pada suatu senyawa bahan alam dengan menggunakan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) (Sartinah, dkk., 2020). Metode BSLT (Brine Shrimp Lethality Test) telah digunakan sebagai metode yang bertujuan untuk mencari senyawa antikanker baru, karena korelasinya

(3)

dengan uji spesifik antikanker (Sopianti, dkk., 2021: 111). Pengujian lanjutan dapat menggunakan sel kanker payudara MCF7 (Michigan Cancer Foundation- 7) yang berasal dari jaringan payudara wanita berusia 69 tahun bergolongan darah O, dengan Rh positif, berupa sel yang menempel dan dapat ditumbuhkan pada media. Sel MCF-7 dilaporkan memiliki karakteristik yang resisten terhadap agen kemoterapi (Ilyas, dkk., 2020). Berdasarkan latar belakang diatas dilakukan penelitian untuk mengetahui potensi spons asal Sulawesi Selatan sebagai antikanker untuk menghambat sel kanker MCF7.

Daftar Pusataka

Carneiro, R. F., Viana, J. T., Torres, R. C. F., Silva, L. T., Andradec, A. L., Vasconcelos, M. A., Pinheiro, U., Teixeira, E. H., Nagano, C. S., Sampaio, A.

H. (2019). A new mucin-binding lectin from the marine sponge Aplysina fulva ( AFL ) exhibits antibiofilm effects. Archives of Biochemistry and Biophysics, 662, 169–176.

Damayanti, A., Ilyas, A., & Firnanelty, F. (2020). Isolasi Senyawa Metabolit Sekunder Ekstrak Etanol Spons Stylotella sp Asal Kepulauan Selayar.

Alchemy, 8(2), 12–15.

Fajrina, A., Dinni, D., Bakhtra, A., & Irenda, Y. (2018). Uji Aktivitas Antibakteri Ektrak Etil Asetat Spons Aplysina aerophoba pada Helicobacter pylori dan Shigella dysenteriae. Farmasi Higea, 10(2), 134–142.

Ilyas, A., Hamzah, S., Firnanelty, F., & Andriani, T. (2020). Active Compounds Of Ethyl Acetate Extract Of Stylotella Sp. Sponges From Selayar Islands Against MCF-7 Breast Cancer Cells. Al-Kimia, 8(2), 122–128.

Kotel, M. N., Wewengkang, D. S., & Simbala, H. E. I. (2019). Potensi Antimikroba dari Ekstrak dan Fraksi Spons Aplysina sp. Terhadap Mikroba Uji Escherichia coli, Staphylococcus aureus dan Candida albicans. Pharmacon, 8(2), 268.

Kumajas, J., Herlinda, D., Howan, O., Mamuaja, M. N., & Paputungan, M. (2022).

Isolasi dan Identifikasi Senyawa Kimia dari Spons di Perairan Laut Sulawesi.

Fullerene, 7(2), 81–84.

(4)

Mokos, A. F., Presson, J., Kolo, S. M. D., & Pardosi, L. (2023). Aktivitas Antibakteri Fraksi Metanol dari Ekstrak Bakteri SM10 yang Bersimbiosis dengan Spons Stylissa massa. Journal of Chemical Science and Application, 1(2), 13–20.

Nurfitriani, E., Mulyani, Y., & Agung, M. U. K. (2017). Hubungan Kualitas Air dengan Profil Metabolit Sekunder Ekstrak Daging Holohuria atra di Perairan Teluk Lampung dan Perairan Garut. Akuatika Indonesia, 2(2), 146-151.

Nurhamidin, S. J., Wewengkang, D. S. South, E. J. (2022). Uji Aktivitas Ekstrak dan Fraksi Organisme Laut Spons Aaptos aaptos Terhadap Bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Pharmacon, 11(1), 1271–1278.

Pascayantri, A., Ningsih, M. B., Sadarun, B., Malaka, M. H., Fristiohady, A., Malik, F., & Sahidin, I. (2021). Uji Sitotoksik Ekstrak Etanol Petrosia sp.

Menggunakan Metode Mikrotetrazolium pada Lini Sel Kanker Payudara T47D Secara In Vitro. Farmasi Sains Dan Praktis, 7(3), 405–411.

Salim, G., Kelen, P. B. (2017). Analisis Identifikasi Komposisi Hasil Tangkapan Menggunakan Alat Tangkap Jaring Insang Hanyut (Drift Gillnet). Herpodon Borneo, 10(1), 13–22. Sopianti, D. S., Fathkil, A., & Sanuki, Y. C. (2021).

Sartinah, A., Yamin, Y., Arba, M., Akib, N. I., Adjeng, A. N. T., Nurhasana, N., &

Pascayantri, A. (2020). Uji Toksisitas Akut Ekstrak dan Fraksi Kulit Batang Ketapang Laut (Terminalia Catappa L.) Menggunakan Metode BSLT.

Pharmauho, 6(1), 42–47.

Uji Potensi Antikanker Ekstrak Etanol Biji Kebiul (Caesalpinia bonduc (L) Roxb) dengan Metode Brine Shrimp Lethalyti Test (BSLT). Oceana Biomedicina Journal, 4(2), 109–117.

Wibowo, H. R., Sipriyadi., Darwis, W., Kamilah, S. N., Pertiwi, H. P., Pertiwi, R.

(2020). Potensi Isolat Bacillus sp. ENG-4 yang Berasosiasi dengan Spons Aplysina sp. Penghasil Senyawa Antimikroba Asal Pulau Enggano. Enggano, 5(1), 1–10.

(5)

Referensi

Dokumen terkait