PROTOZO A
Dosen Pengampu: Desi Kartikasari, M.Si.
Anggota Kelompok 1
BILQIS CITRA AULIA (1860208231022)
LUTFIANA FAUZIYAH (1860208231023)
SALVIA FAIRUS NABILA (1860208232066)
Entamoeba histolytica Entamoeba coli Induk semang Manusia dan primata lain, menyebabkan desentri pada
manusia, juga menginfeksi anjing dan kucing. Tikus besar, tikus kecil, marmut dan kelinci dapat dipergunakan sebagai hewan coba. Tidak semua spesies ini patogem, strain yang patogen, bentuk trofoziotnya memunyai kemampuan menembus jaringan. Tidak semua strain dari spesies ini pathogen.
Merupakan spesies tidak patogen. Menyerang manusia dan hewan lain.
Habitat Usus halus dan besar, khususnya pada kolon dan rektum Pada sekum dan kolon Daerah
penyebaran
Tropis dan subtropis, jarang pada daerah dingin Tropis dan subtropis
Trofozoit Trofozoit berukuran : 10-60µm, inti bulat dengan diameter 4- 7µm. Endosoma di sentral, 0,5µm. Membran inti berupa garis dan mempunyai kromatin sehingga inti terlihat seperti cincin, Siroplasma dibagi dua, yaitu ektoplasma dan endoplasma, didalamnya terdapat vakuola makanan yang berisi eritrosit (isi ini membedakan dengan spesies yang tidak ada patogen), bakteri dan reruntuhan sel. Gerakan cepat, pseudopodia membentuk jari tangan
Bentuk trofozoit berukuran 15-50µm, relatif lebih besar dari E.histolytica. Inti mempunyai endosome lebih besar dan letaknya di perifer. Sitoplasma terdapat vakuola makanan yang hanya berisi reruntuhan sel atau bakteri. Gerakan lamban dan pseudopodia tidak membentuk jari tangan.
Gambar
Entamoeba histolyca Entamoeba coli
Entamoeba gingivalis
Venus
Venus has a beautiful name
Mercury
a. Entamoeba gingivalis umumnya dikenal sebagai amoeba mulut.
b. Entamoeba histolyta berdiameter 8 hingga 30µm (rata-rata 10 hingga 20µm)
c. Sitoplasma terdiferensiasi dengan baik
d. Nukleus berdiameter 2 sampai 4 µm dan mengandung nukleolus pusat yang kecil.
e. Spesies ini tidak membentuk kista karena ditularkan secara langsung dari satu mulut manusia ke mulut manusia lainnya melalui kontak.
f. Meskipun Entamoeba gingivalis tampaknya lebih sering terjadi pada mulut yang sakit, tidak ada bukti yang meyakinkan bahwa organisme ini menyebabkan penyakit mulut.
g. Entamoeba gingivalis mendiami mulut manusia. Ia hidup di gigi karies yang terakumulasi di sekitar akar gigi dan digusi, amandel, dll. Menurut Kofold, 75 persen atau lebih orang yang berusia di atas 40 tahun memiliki amuba ini. Filosa merupakan ordo rhizopoda dengan ciri-ciri mrmiliki pseudopia yang halus yang mirip dengan benang serta bercabang-cabang yang terletak di ujung
Filum Protozoa
Subfilum Plasmodroma
Kelas Rhizopoda
Ordo Lobosa
Sub ordo Nuda
Genus Entamoeba
Spesies Gingivalis
Foraminifera merupakan organisme bersel tunggal (uniselular) yang tubuhnya dilindunngi oleh cangkang yang terbuat dari kalsium karbonat (CaCo3) yang berfungsi sebagai pelindung protoplasma. Fosil foraminifera dapat dipergunakan sebagai petunjuk dalam pencarian minyak bumi, gas alam dan mineral. Tanah yang mengandung endapan fosil Foraminifera disebut tanah globigerina.
Berdasarkan cara hidupnya, foraminifera dibagi menjadi dua,yaitu foraminifera planktonik dan foraminifera bentik. Foraminifera planktonik hidup di laut pada kedalaman 0-200 . Foraminifera bentik hidup dipermukaan dasar periran dan biasa dijadikan sebagai indikator kualitas suatu perairan karena sifat hidupnya yang menetap dan sangat sensitift terhadap perubahan lingkungan di sekitarnya. Kehidupan foraminifera bentik dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya kedalaman, suhu, salinitas, kecerahan, pH,dan lain-lain
Foraminifera berkembangbiak dengan cara aseksual (membelah diri) dan seksual (bersatunya sel jantan dan sel betina sehingga membentuk zigot). Perkembangbiakam yang paling dominan yaitu aseksual namun menghasilkan individu yang relatif kecil. Sedangkan seksual perkembangbiakannya lambat namun menghasilkan anakan yang relatif besar.
Ordo Foraminifera
Klasifikasi Foraminifera
1. Foraminifera plankton, dengan ciri-ciri:
• pada umumnya bentuk test bulat, kecuali Globorotalia bentuknya tampak pipih;
• susunan kamar pada umumnya trochospiral;
• aperture biasanya terbuka lebar, berada di pertemuan suture, kecuali genus Orbulina;
• komposisi rest umumnya hyaline;
• hidup dengan cara mengambangkan diri pada atau dekat permukaan laut.
Foraminifera plankton ukurannya relatif kecil dibandingkan dengan Foraminifera benthos.
Meskipun jumlah spesiesnya relatif sedikit, golongan ini mempunyai arti yang penting terutama dimanfaatkan sebagai fosil indeks untuk korelasi regional dan bermanfaat dalam menyusun biostratigrafi.
Pulleniata obliquelocullata
Klasifikasi Foraminifera
2. Foraminifera benthos dengan ciri-ciri:
Berdasarkan ukurannya, Foraminifera benthos dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu: (a) Foraminifera benthos kecil dan (b) Foraminifera benthos besar.
• Foraminifera benthos kecil
Jenis Foraminifera benthos kecil ini ukurannya relatif kecil, hampir sama dengan Foraminifera plankton, hanya saja jenis Foraminifera ini hidupnya menempel atau merayap pada dasar laut. Ciri utama Foraminifera benthos kecil adalah:
1. bentuk test cenderung pipih dan memanjang, 2. susunan kamar umumnya planispiral;
3. komposisi test-nya dapat arenaceous, agglutine, hyaline ataupun porselen, aperture terletak pada terminal kamar terakhir.
Berdasarkan susunan bentuk dan jumlah kamar, Foraminifera benthos kecil dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Monothalamus: terdiri dari satu kamar (unilocular). Aperture terletak pada terminal dari kamar terakhir. Contoh: Saccamina, Lagena, Bathysiphon.
Polythalamus, terdiri lebih dari satu kamar (multilocular). Contoh:
Uvigerina, Bulimina, Dentalina. Aperture terletak pada kamar terakhir, baik dengan leher ataupun tidak.
b. Polythalamus, terdiri lebih dari satu kamar (multilocular).
Contoh: Uvigerina, Bulimina, Dentalina. Aperture terletak pada kamar terakhir, baik dengan leher ataupun tidak.
Uvigerina
Lagena
Feraminifera Benthos Besar
Terminologi Foraminifera benthos besar sering disebut dengan istilah
Foraminifera besar atau large Foraminifera. Istilah ini dipakai untuk kelompok
Foraminifera benthos yang memiliki ukuran test relatif besar dengan jumlah
kamar relatif banyak dan struktur dalam yang sangat kompleks. Pada umumnya
Foraminifera besar dijumpai pada batuan karbonat, khususnya berasosiasi
dengan batu gamping terumbu, berasosiasi dengan alga yang menghasilkan
CaCO, sebagai pembentuk test Foraminifera Untuk membedakan jenis
Foraminifera besar utamanya berdasarkan atas susunan kamar dari kenampakan
pada sayatan tipis spesimen fosil atau sayatan tipis batuan. Ketebalan sayatan
tipis kurang lebih 0,03 mm. Sayatan ini diperiksa dengan mikroskop binokuler,
sedangkan objek disinari dari bagian bawah meja objek. Contoh Foraminifera
besar antara lain: Lepidocyclina, Miogypsina, Miogypsinoides, Nummulites,
Discocyclina, Cycloclypeus, Alveolina, Aiveolinella, Operculina, Operculinella
Ordo Radiolaria
Radiolaria, merupakan organisme laut bertubuh bulat hampir seperti bola dan memiliki banyak duri (kerangka luar) yang terbuat dari kersik atau silika. Radiolaria yang mati akan membentuk endapan yang disebut lumpur radiolaria yang dimanfaatkan sebagai bahan penggosok dan bahan peledak.
Radiolaria merupakan zooplankton yang tergolong dalam kelas Sarcodina, filum Protozoa. Hewan ini umumnya mempunyai bentuk cangkang yang bulat, dengan berbagai variasi struktur yang umumnya mempunyai simetri radial, memencar. Itu pula sebabnya ia dinamai Radiolaria. Kerangkanya berupa jejaring yang membentuk pola geometri yang simetris menampilkan bentuk yang sangat indah.
Apalagi bahan pembentuk kerangkanya itu terbuat dari bahan silika berupa kristal gelas opal. Ukuran sel radiolaria umumnya berkisar antara 30 µm hingga 2 mm. Radiolaria terdapat meluas di laut, tetapi lebih banyak ditemui di perairan tropis, biasanya pada perairan lepas pantai. Hewan ini terbanyak dijumpai di laut lapisan teratas hingga kedalaman beberapa ratus meter, meskipun ada juga dilaporkan yang hidup di lapisan yang lebih dalam.
Radiolaria mempunyai kapsul sentral yang tipis, membagi protoplasma badan menjadi endoplasma dan eksoplasma. Kapsul terbagi menjadi tiga bagian sebagai berikut.
1. Lapisan Asimilatif
Lapisan asimilatif berisi makanan yang diambil dengan pseudopodia dan berisi bermacammacam metaplasma.
2. Calymma
Calymma berisi banyak vakuola yang diduga sebagai alat hidrostatis.
Dalam beberapa spesies mempunyai lapisan kuning yang bersimbiosis dengan alga.
3. Lapisan Luar
Lapisan luar sekitar badan dan dari sini akan timbul psedopodia, sebagian besar berkembang biak dengan membentuk spora yang mempunyai flagella. Flagella tersebut dihasilkan dengan pembagian beganda pada bagian kapsul
Judul Kajian Protozoa Pada Tambak Air Payau Di Kecamatan Segeri
Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan Sebagai Dasar Pembuatam Handout Biologi Kelas X SMA/MA
Penulis Nursan Kamaruddin, Muhammad Junda, dan Hamka L Tujuan
Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi protozoa yang kemudia dijadikan bahan ajar berupa handout agar lebih
memudahkan peserta didik dalam menerapkan pembelajaran dengan kurikulum yang ada dalam buku teks.
Subjek
Penelitian
Protozoa pada tambak air payau di Kecamatan Segeri Kabupaten Pangkajene dan kepulauan
Review Jurnal
Metode Penelitian
A. Identifikasi Protozoa 1. Tahapan Observasi
Melakukan peninjauan langsung ke lokasi penelitian untuk menentukan titik-titik lokasi pengambilan sampel.
2. Tahapan Pengambilan Sampel
Proses pengambilan sampel Protozoa dilakukan pada siang sampai malam hari
dengan menggunakan water sampler ukuran 1 liter yang ditenggelamkan pada setiap
lokasi pengambilan sampel yang telah ditentukan, kemudian setelah air sampel
masuk kedalam water sampler maka air disaring kedalam plankton net ukuran 30
mess dan ditampung dalam botol berukuran 100 ml dan ditambah-kan lugol.
Metode Penelitian
3 . Tahapan Identifikasi
Identifikasi sampel dilakukan melalui pengamatan mikroskopik menggunakan mikroskop binokuler Leica dan objeck Glass cekung.
B. Tahap Pembuatan Bahan Ajar
Data yang sudah didapat kemudian dianalisis disusun menjadi bahan ajar
berupa handout dengan menggunakan aplikasi Microsoft Word dan aplikasi
desain grafis berupa Canva kemudian dicetak.
Hasil Penelitian
Hasil yang diperoleh setelah melakukan pengamatan terhadap sampel air di kedelapan tambak di Kecamatan Segeri Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan terdapat yaitu 25 genus
No Genus Tambak
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Actinophrys √
2 Acineta √ √ √
3 Amoeba √ √ √ √
4 Arcella √
5 Argynnia √ √ √ √ √
6 Astasia √
7 Balantidium √ √
8 Biomyxa √
9 Chaos √ √ √
10 Halteria √
11 Holophrya √
12 Mayorella √ √
13 Paramecium √ √ √ √ √ √ √
14 Paraurostyla √
15 Peranema √
16 Phacodinium √ √
17 Pleuronema √
18 Prorodon √
19 Saccamoeba √ √ √
20 Thecamoeba √ √
21 Urotricha √
22 Vannella √ √
23 Vorticella √ √
24 Zoothamnium √ √
Hasil Penelitian
Hasil Penelitian
Hasil Penelitian
Hasil Penelitian
Hasil Penelitian
Hasil Penelitian
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics
& images by Freepik
Thank s
Do you have any questions?
[email protected] +91 620 421 838
yourcompany.com
Please keep this slide for attribution