PRESIDEN
REI'UELIK INDONESIA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2024
TENTANG
PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 1997 TENTANG KETRANSMIGRASIAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 29 TAHUN 2OO9 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 1997 TENTANG KETRANSMIGRASIAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang
a.
bahwadalam rangka
mempercepat pembangunan wilayahmelalui penyelenggaraan transmigrasi
diperlukanpengembangan transmigrasi yang berbasis ilmu
pengetahuan dan teknologi dan penyesuaian
terhadapdiberlakukannya sistem penyelenggaraan
pemerintah daerah urusan konkuren;b.
bahwa Peraturan Pemerintah Nomor 3Tahun
2014 tentangPelaksanaan Undang-Undang Nomor 15 Tahun
1997tentang Ketransmigrasian sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2OO9 tentang Perubahan
Atas Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997
tentang Ketrans'migrasian sudah tidak sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan di masyarakat sehingga perlu diganti;c. bahwa
berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksuddalam huruf a dan huruf b, serta untuk
melaksanakanketentuan
Pasal8 ayat (5), Pasal 14 ayat (5), Pasal
15ayat
(4), Pasal 17, Pasal22,
Pasal31,
Pasal33,
Pasal 35 ayat (4), Pasal35A ayat (2), Pasal35F, dan Pasal38 Undang- UndangNomor
15Tahun
1997tentang
Ketransmigrasiansebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor29 Tahun
2OO9tentang
Perubahanatas
Undang- Undang Nomor 15Tahun
1997 tentang Ketransmigrasian, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang PeraturanPelaksanaan Undang-Undang Nomor 15 Tahun
1997 tentang Ketransmigrasian sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 29Tahun
2OO9 tentang PerubahanAtas Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997
Tentang Ketransmigrasian;Mengingat
Mengingat
Menetapkan
1.
Pasal5 ayat
(21 Undang-UndangDasar
Negara Republik IndonesiaTahun
1945;2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997
tentangKetransmigrasian (Lembaran Negara Republiklndonesia
Tahun 1997 Nomor 37,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 36821sebagaimana telah diubahdengan
Undang-UndangNomor 29 Tahun
2OO9 tentang PerubahanAtas
Undang-UndangNomor 15 Tahun t997 tentang Ketransmigrasian (Lembaran Negara
Republik lndonesiaTahun
2OO9Nomor
131, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5050);MEMUTUSKAN:
PERATURAN PEMERINTAH TENTANG
PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN T997TENTANG
KETRANSMIGRASIANSEBAGAIMANA
TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 29 TAHUN 2OO9TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15
TAHUN 1997 TENTANG KETRANSMIGRASIAN.
BAB I
KETENTUAN UMUM Pasal 1
Dalam Peraturan Pemerintah
ini
yang dimaksud dengan:1.
Ketransmigrasian adalah segala sesuatuyang
berkaitandengan penyelenggaraan Transmigrasi.
2. Transmigrasi adalah perpindahan penduduk
secara sukarelauntuk
meningkatkan kesejahteraan dan menetapdi Kawasan Transmigrasi yang
diselenggarakan oleh Pemerintah Pusat.3. Transpolitan adalah pola pengembangan
Kawasan Transmigrasi yang mendorong pada pertumbuhan wilayahbaru atau
wilayahyang
sudah ada yangterbentuk
dariSatuan Kawasan Pengembangan terintegrasi
yangberbasis pertanian
maupun
nonpertanian yang berfokuspada
pengembanganinovasi produk unggulan
secara kolaborasilintas sektor
berdasarkanilmu
pengetahuan dan teknologi.4.Transmigrasi...
PRESIDEN
REPUEUK INDONESIA
-3-
4. Transmigrasi Transpolitan adalah pembangunan
danpengembangan Transmigrasi dengan karakteristik
kolaborasilintas
sektordan
inovasiyang
berbasisilmu
pengetahuan dan teknologi.5.
Kawasan Transmigrasiadalah kawasan budidaya
yangmemiliki fungsi
sebagaipermukiman dan tempat
usahamasyarakat dalam satu sistem
pengembangan berupaWilayah Pengembangan Transmigrasi atau
LokasiPermukiman Transmigrasi.
6. Wilayah
PengembanganTransmigrasi yang
selanjutnyadisingkat
WPT adalah wilayah potensial yang ditetapkan sebagai pengembangan Permukiman Transmigrasi yangterdiri atas
beberapaSatuan Kawasan
Pengembanganyang salah satu diantaranya direncanakan untuk mewujudkan pusat pertumbuhan wilayah baru
sebagai Kawasan PerkotaanBaru sesuai dengan rencana
tata ruang wilayah.7. Lokasi Permukiman Transmigrasi yang
selanjutnyadisingkat
LPTadalah lokasi potensial yang
ditetapkansebagai Permukiman Transmigrasi untuk
mendukungpusat pertumbuhan
wilayahyang sudah ada atau
yang sedang berkembang sebagai Kawasan Perkotaan Baru sesuai dengan rencana tata ruang wilayah.8. Satuan Kawasan Pengembangan yang
selanjutnyadisingkat
SKPadalah satu kawasan yang terdiri
atasbeberapa Satuan Permukiman yang salah
satudiantaranya merupakan permukiman yang
disiapkan menjadi desa utama atau pusat Kawasan Perkotaan Baru.9.
Kawasan Perkotaan Baru yang selanjutnya disingkat KPB adalah bagian dari Kawasan Transmigrasi yang ditetapkan menjadi pusat pertumbuhan dan berfungsi sebagai pusat pelayanan Kawasan Transmigrasi.10. Permukiman Transmigrasi adalah satu
kesatuanpermukiman
atau
bagiandari
satuan permukiman yangdiperuntukkan bagi tempat tinggal dan tempat
usahaTransmigran.
11.
Satuan Permukiman yang selanjutnya disingkat SP adalah bagiandari
SKP berupa satu kesatuan permukiman atau beberapa permukiman sebagai satu kesatuan.12.
Satuan PermukimanBaru
yang selanjutnyadisebut
SP-Baru adalah bagian dari SKP berupa satu
kesatuanpermukiman atau
beberapapermukiman
sebagai satu kesatuan yang merupakan hasil pembangunan baru.13.Satuan...
13.
Satuan Permukiman Pemugaran yang selanjutnya disebut SP-Pugaradalah bagian dari
SKPberupa
permukiman penduduk setempat yang dipugar menjadi satu kesatuan dengan permukiman baru.L4. Satuan Permukiman Penduduk Setempat
yangselanjutnya disebut
SP-Tempatanadalah
permukimanpenduduk setempat dalam deliniasi
KawasanTransmigrasi yang diperlakukan sebagai SP.
15. Kawasan
Perdesaanadalah wilayah yang
mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk pengelolaan sumberdaya alam dengan susunan fungsi kawasan
sebagaitempat permukiman perdesaan, pelayanan
jasapemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.
16. Kawasan Perkotaan adalah wilayah yang
mempunyai kegiatan utamabukan
pertanian dengan susunan fungsikawasan sebagai tempat permukiman
perkotaan,pemusatan
dan distribusi
pelayananjasa
pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.17.
Pusat Pelayanan Kawasan Transmigrasi yang selanjutnyadisingkat PPKT adalah KPB yang berfungsi untuk
melayani kegiatan skala Kawasan Transmigrasi.18. Pusat Pelayanan Lingkungan Transmigrasi
yangselanjutnya disingkat
PPLTadalah desa utama
yangdisiapkan menjadi pusat SKP yang berfungsi untuk
melayani kegiatan skala SKP.
19.
Transmigrasi Umum yang selanjutnya disingkat TU adalahjenis
Transmigrasiyang dilaksanakan oleh
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi,dan/atau
Pemerintah Daerah KabupatenlKota bagi penduduk yang mengalamiketerbatasan dalam mendapatkan peluang kerja
dan usaha.20. Transmigrasi Swakarsa Berbantuan yang
selanjutnya disingkat TSB adalahjenis
Transmigrasi yang dirancangoleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah
Provinsi,dan/atau
PemerintahDaerah Kabupaten/Kota
denganmengikutsertakan badan usaha sebagai mitra
usaha Transmigran bagi penduduk yang berpotensi berkembanguntuk
maju.2L. Transmigrasi Swakarsa Mandiri yang
selanjutnya disingkat TSM adalah jenis Transmigrasi yang merupakanprakarsa
Transmigranyang
bersangkutanatas
arahan,layanan, dan bantuan Pemerintah
Pursat, PemerintahDaerah Provinsi, dan/atau Pemerintah
DaerahKabupatenlKota bagi penduduk yang telah
memiliki kemampuan.22.Daerah.
. .PRESIDEN
REPUBL|K INDONESIA
-5-
22.
Daerah Asal Calon Transmigran yang selanjutnya disebutDaerah Asal adalah daerah provinsi dan/atau kabupaten/kota tempat tinggal calon
Transmigran sebelum pindah ke Kawasan Transmigrasi.23. Daerah T\rjuan Transmigran yang selanjutnya
disebutDaerah T\.rjuan adalah daerah provinsi dan/atau kabupaten/kota yang di wilayahnya dibangun
dandikembangkan Kawasan Transmigrasi.
24.
Pencadangan Tanah adalahpenunjukan
areatanah
olehbupati/wali kota atau gubernur yang
disediakanuntuk
pembangunan Kawasan Transmigrasi.
25.
Konsolidasi Tanah adalah penataan kembali penguasaan,pemilikan,
penggunaan,dan
pemanfaatantanah
sesuaidengan rencana tata ruang wilayah dalam
usahapenyediaan tanah untuk kepentingan
pembangunanKawasan Transmigrasi guna meningkatkan
kualitas lingkungan dan pemeliharaan sumber daya alam dengan partisipasiaktif
masyarakat.26. Rencana Kawasan Transmigrasi yang
selanjutnyadisingkat RKT adalah hasil perencanaan
KawasanTransmigrasi yang digunakan sebagai dasar
dalam penyusunan rencana perwujudan Kawasan Transmigrasidan penyiapan dokumen perwujudan
KawasanTransmigrasi.
27.
Hak Pengelolaan adalah hak menguasaidari
negara yangkewenangan pelaksanaannya sebagian
dilimpahkan kepada pemegangnya.28.
Kemitraan dengan Badan Usaha adalah peran serta Badan Usaha dalam bentuk kerja sama dalam keterkaitan usaha, baik langsung maupun tidak langsung, atas dasarprinsip
saling memerlukan, memercayai, memperkuat,
danmenguntungkan yang melibatkan
masyarakatTransmigrasi dengan Badan Usaha.
29. Pemerintah Pusat adalah
PresidenRepublik
Indonesiayang memegang kekuasaan pemerintahan
negara Republik Indonesia yangdibantu
oleh Wakil Presiden danmenteri
sebagaimanadimaksud dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun
1945.30. Menteri
adalahmenteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Ketransmigrasian.31. Pemerintah
31.
Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagaiunsur
penyelenggaraPemerintahan Daerah yang
memimpinpelaksanaan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerah otonom.32. Pemerintah Daerah Provinsi adalah gubernur
sebagaiunsur penyelenggara Pemerintahan Daerah
yangmemimpin urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerah provinsi.33.
Pemerintah DaerahKabupatenlKota adalah bupati/wali kota
sebagaiunsur
penyelenggara Pemerintahan Daerahyang memimpin urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerah kabupaten / kota.34. Badan
Usaha adalah badanusaha milik
negara, badanusaha milik daerah, badan usaha berbadan hukum
termasuk perserotrn terbatas, koperasi, dan badan usahamilik
desa/badan usahamilik
desa bersama.35. Masyarakat Transmigrasi adalah Transmigran
dan penduduk setempat yang ditetapkan sebagai Transmigran sertapenduduk
setempat yang bertempat tinggaldi
SP- Tempatan.36. Transmigran adalah warga negara Republik
Indonesia yang berpindah secara sukarela ke Kawasan Transmigrasi.Pasal 2
(1)
Pengaturandalam Peraturan
Pemerintahini
bertujuanuntuk:
a. mewujudkan ketertiban dalam
penyelenggaraan Transmigrasi;b.
memberikan pedomandan kepastian hukum
bagiseluruh pemangku kepentingan
dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab
serta hakdan kewajibannya dalam
penyelenggaraan Transmigrasi;c. mewujudkan keadilan bagi seluruh
pemangkukepentingan
dalam seluruh
aspek penyelenggaraan Transmigrasi; dand. mempercepat pembangunan wilayah
melalui penyelenggaraanTransmigrasi yang berbasis ilmu
pengetahuan dan teknologi.(2)
PenyelenggaraanTransmigrasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi jenis TU, TSB, dan TSM.Pasal 3
PRESIDEN
REPUEUK TNDONESIA
-7
-Pasal 3
Lingkup pengaturan Peraturan Pemerintah
ini
meliputi:a.
Kawasan Transmigrasi;b. perencanaan Kawasan Transmigrasi dan
penyediaantanah Transmigrasi;
c.
pembangunan KawasanTransmigrasi;d.
pengembangan Masyarakat Transmigrasidan
Kawasan Transmigrasi;e.
jenis Transmigrasi dan pola usaha pokok;f. pelaksanaan pemberian bantuan oleh Badan
Usaha kepada Transmigran;g.
peran serta masyarakat;h.
koordinasi dan pengawasan; dani.
tata cara penjatuhan sanksi administratif.Pasal 4
(1) Pemerintah Rrsat, Pemerintah Daerah Provinsi,
danPemerintah Daerah KabupatenlKota
melaksanakan penyelenggaraan Transmigrasi.(21
Pemerintah Daerah Provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)terdiri
dari:a.
Pemerintah Daerah Provinsi Daerah Asal; danb.
Pemerintah Daerah Provinsi Daerah T\rjuan.(3) Pemerintah Daerah KabupatenlKota
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)terdiri
dari:a.
PemerintahDaerah KabupatenlKota Daerah
Asal;dan
b.
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Daerah Tujuan.(4)
Pemerintah Pusat bertanggung jawab dalam pelaksanaan Transmigrasilintas
provinsi.(5) Pemerintah Daerah Provinsi
bertanggungjawab
atas pelaksanaan Transmigrasilintas
kabupaten /kota. dalam satu provinsi.(6)
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota bertanggung jawabatas pelaksanaan Transmigrasi dalam lingkup
kabupaten/kota.
(71
Pelaksanaan Transmigrasi sebagaimanadimaksud
pada ayat (4), ayat (5), dan ayat (6)dilakukan
secara bertahap.(8) Tahapan pelaksanaan Transmigrasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (7) meliputi:a.
perencanaan Kawasan Transmigrasi;b.
pembangunan Kawasan Transmigrasi; danc.
pengembangan Kawasan Transmigrasi.(9)
Pelaksanaan Transmigrasi sebagaimanadimaksud
pada ayat (5) dan ayat (6) dapatdilakukan
melalui kerja sama pelaksanaan Transmigrasi antar Pemerintah Daerah.BAB II
KAWASAN TRANSMIGRASI
(1) (2t
Pasal 5
Kawasan Transmigrasi ditetapkan oleh Menteri.
Penetapan Kawasan Transmigrasi
sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan
berdasarkan usulan dari Pemerintah Daerah.Pasal 6
(1)
KawasanTransmigrasi
sebagaimanadimaksud
dalamPasal 5 ayat (1) dapat ditetapkan sebagai
kawasanstrategis nasional, kawasan strategis provinsi,
atau kawasan strategis kabupaten/ kota.(21
Penetapankawasan strategis
sebagaimana dimaksudpada ayat
(1)dan
pen5rusunan rencanatata
ruangnyadilakukan sesuai dengan ketentuan
peraturanperundang-undangan.
Pasal 7
(1)
KawasanTransmigrasi
sebagaimanadimaksud
dalam Pasal 5 ayat (1) dibangun dan dikembangkan di KawasanPerdesaan dan/atau kawasan strategis
kabupatensebagai sistem produksi:
a.
pertanian dan pengelolaan sumber daya alam; danb.
nonpertanian,yang memiliki keterkaitan fungsional dan hierarki
keruangan dengan pusat pertumbuhan dalam
satukesatuan sistem pengembangan.
(2)
Sistem produksi pertanian dan pengelolaan sumber dayaalam,
serta sistemproduksi
nonpertanian sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dibangun dan
dikembangkan dengan berbasisilmu
pengetahuan dan teknologi.(3)
Kawasan...
PRESIDEN
REPUBUK IHDONESIA
-9-
(3) Kawasan Transmigrasi
sebagaimanadimaksud
padaayat (1) dapat berupa:
a.
WPT; ataub.
LPT.(1)
(2t
(1)
(2t
(1)
(21 (3)
Pasal 8
WPT
sebagaimanadimaksud dalam Pasal 7 ayat
(3)huruf a
merupakanbentuk
Kawasan Transmigrasi y3ngdikembangkan dari Kawasan Perdesaan
menjadi kawasan-dengan sistem produksi pertanian
danpengelolaan su-mber
daya ?1?-, gerja
sistem.produksi^non[ertanian yang
memiliki keterkaitan
fungslonal danhier'arki keruingan dengan pusat pertumbuhan
baru sebagai KPB.WPT-sebagaimana
dimaksud pada ayat
(1)terdiri
atasbeberapa SKP
dan
1 (satu) KPB.Pasal 9
LPT
sebagaimanadimaksud dalam Pasal 7 ay3t
(3)hurrf b mlrupakan bentuk
Kawasan Transmigra-si yang dikembangkandari pusat pertumbuhan
yangada
atauyang
sedalng berkembangmenjadi KPB yang
memiliki i<ete-rkaitan -fungsionaldan hieiarki
keruangan.dengan beberapa SKP Sebagaisistem
produksi -pertanian
dan pengel6laansumbei daya alam serta sistem
produksi nonpertanian.LPT- sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) terdiri
atasbeberapa SKP
dan
1 (satu) KPB.Pasal 10
SKP sebagaimana dimaksud dalam Paqal 8-1y1t (2) dan Pasal g
"y"t
(2) minimalterdiri
atas 3 (tiga) SP dan paling banyak 6 (enam) SP.Sadh satu SP
sebagaimanadimaksud pada ayat
(1) disiapkan menjadi desa utama sebagai pusatq{P.
Pusat SKP sebigaimana dimaksud pada ayat(2) berfungsi sebagai PPLT.
Pasal 11
SP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10
ayat
(1) danayat (21 merupakan permukiman yang
mempunyaikbgiatiri utama pertanian dan
nonpertanian,-termasukpeilgelolaan sumber daya alam d"l-penyediaan.
jasaiing[ungan dengan susunan fungsi kawasan
sebagaitempat permukiman, pelayanan dan/atau
pemusatandan-distiibusi,
pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.(2)
sP.
.(1)
(21
SP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa:a.
SP-Baru;b.
SP-Pugar; atauc.
SP-Tempatan.(3)
SP sebagaimanadimaksud
padaayat
(1)memiliki
dayatampung minimal 300 (tiga ratus) keluarga dan
daya tampung maksimal 500 (lima ratus) keluarga.(4) Dalam hal daya dukung alam dan daya
tampunglingkungan di suatu wilayah tidak
seimbang dengankuantitas
sumber daya manusia, SP dapat memiliki daya tampungminimal
100 (seratus) keluarga.(5) Daya dukung alam dan daya tampung
lingkungan sebagaimana dimaksud padaayat
(4)ditentukan
dalam rencana pembangunan SP.Pasal 12
(1) SP
sebagaimanadimaksud dalam Pasal 11
minimal tersedia:a.
prasarana danutilitas
umum;b.
perumahan;c.
sarana pelayanan umum;d. sara.na pelayanan pendidikan pada
jenjangpendidikan dasar berbentuk sekolah dasar;
e.
sarana pelayanan kesehatan berupaunit
pelayanankesehatan desa/ kelurahan;
f.
sarana pasar mingguan; dang.
sarana pusat percontohan.(21 Dalam hal SP
sebagaimanadimaksud pada ayat
(1)dikembangkan
menjadi
desautama
sebagaipusat
SKP dilengkapi minimal dengan:a.
sarana pelayananumum
skala SKP;b. sarana pelayanan pendidikan pada
jenjangpendidikan dasar berbentuk sekolah
menengah pertama;c. sarana pelayanan kesehatan berupa
fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama;d.
sarana pasar harian; dane. prasarana dan sarana teknologi informasi
dan komunikasi.Pasal 13
(1)
KPB mempunyai kegiatanutama nonpertanian
dengansusunan fungsi
kawasan sebagaitempat
permukimanperkotaan, pemusatan dan distribusi
pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.(2)
Pada.
. .PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 11-
(21
Pada setiap KPB sebagaimanadimaksud
padaayat
(1), minimal tersedia:a.
permukiman;b.
prasarana danutilitas
umum;c.
sarana perdagangan danjasa;d.
sarzrnaindustri
Pengolahan;e.
sarana pelayanan umum;f. sarana
pelayananpendidikan paling rendah
padajenjang pendidikan
menengahberbentuk
sekolahmenengah atas;
g. sarana pelayanan kesehatan berupa
fasilitaspelayanan kesehatan tingkat lanjutan;
h.
sarana ruang terbuka hijau;i.
sarana terminal atau dermaga; danj. sarana dan prasarana teknologi informasi
dan komunikasi.Pasal 14
Ketentuan lebih
lanjut
mengenai jenis prasarana, sarana, danutilitas umum
sebagaimanadimaksud dalam Pasal 12
dan Pasal 13diatur
dalam Peraturan Menteri.BAB
III
PERENCANAAN KAWASAN TRANSMIGRASI DAN PENYEDIAAN TANAH TRANSMIGRASI
Bagian Kesatu Umum Pasal 15
(1) Penyediaan tanah untuk pembangunan
Kawasan Transmigrasi dilaksanakan melalui proses PencadanganTanah oleh Pemerintah Daerah yang
wilayahnyadibangun dan dikembangkan Kawasan Transmigrasi.
(2)
Pencadangan Tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturanperundang-undangan.
(3) Pencadangan
(3)
Pencadangan Tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dan ayat
(2) ditetapkan dengan KeputusanBupati/Wali
Kota.
(41 Dalam hal tanah yang dicadangkan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (21berada dalam 2 (dua)atau lebih wilayah kabupaten/kota dalam 1
(satu)provinsi, Pencadangan Tanah ditetapkan
dengan Keputusan Gubernur.Pasal 16
Pencadangan Tanah sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 15 ayat (3) dan ayat (4)digunakan
sebagai dasar dalam:a.
pen5rusunan RKT;b. pen5rusunan rencana perwujudan
KawasanTransmigrasi; dan
c.
penyiapan dokumen perwujudan Kawasan Transmigrasi.Pasal 17
(1)
Pen5rusunan RKT sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16huruf
a dilaksanakan oleh Pemerintahhrsat.
(21
Pen5rusunan rencana perw'ujudan Kawasan Transmigrasisebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf
bdilaksanakan oleh Pemerintah Rrsat.
(3)
Penyiapan dokumen perwujudan Kawasan Transmigrasisebagaimana dimaksud dalam Pasal t6 huruf
cdilaksanakan oleh Pemerintah Daerah Provinsi
dan Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota.Pasal 18
Rencana
perwujudan
KawasanTransmigrasi
sebagaimanadimaksud
dalam PasalL7
ayat (2)digunakan
sebagai dasar dalam menentukan peruntukan tanah bagi:a.
pembangunan SP-Baru;b.
pembangunanpermukiman baru
sebagaibagian
dari SP-Pugar;c. pembangunan prasarana dan sarana
KawasanTransmigrasi;
d.
pengembangan investasi;e. pemugaran permukiman penduduk setempat
sebagai bagian dari SP-Rrgar;danlatau
f.
SP-Tempatan.Bagian Kedua
(1)
(2t
(3)
(4)
PRESIDEN
REPUBLTK IHDONESIA
-13-
Bagian Kedua Penyediaan Tanah
Pasal 19
Tanah
sebagaimanadimaksud dalam
Pasal 15 berasal dari tanah:a.
negara;b.
hak; dan I atauc.
masyarakathukum
adat.Pasal 20
Tanah
negara sebagaimanadimaksud dalam Pasal
19huruf a
yang langsungdikuasai oleh
negaradan tidak
dilekati oleh sesuatu hak atas tanah, dilakukan
permohonan Hak Pengelolaan.
Tanah
negara sebagaimanadimaksud dalam Pasal
19huruf a yang berstatus kawasan hutan, dilakukan pelepasan kawasan hutan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.Pelepasan kawasan
hutan
sebagaimanadimaksud
padaayal (21 ditindaklanjuti dengan permohonan
Hak Pengelolaan.Permohonan
Hak
Pengelolaan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dan ayat (3) dilakukan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.Pasal 21
Tanah hak sebagaimana dimaksud dalam Pasal
19huruf
b berupa tanah hak:a.
perorangan; ataub.
badan hukum.Pasal 22
(1) Tanah hak
peroranganatau tanah hak badan hukum
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21
didahului
dengan pembebasantanah
sesuai denganketentuan
peraturan perundang-undangan.(21
Tanahyang telah
dila.kukan pembebasan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dilakukan permohonan
HakPengelolaan sesuai dengan ketentuan
peraturanperundang-undangan.
Pasal 23
Pasal 23
(1)
Tanah masyarakathukum adat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19huruf
cdidahului
dengan pelepasan hak dari masyarakathukum
adat.(21
Pelepasanhak
sebagaimanadimaksud pada ayat
(1) dilaksanakan dengan memberikan :a.
prasarana dan sarana permukiman yang bermanfaat bagi masyarakat adat yang bersangkutan;dartlatau
b.
kesempatanuntuk
memperolehperlakuan
sebagai Transmigrandi
Permukiman Transmigrasi.(3)
Pelaksanaan pelepasan hak sebagaimana dimaksud pada ayat (2)didahului
dengan musyawarah yang dituangkan dalam berita acara.(4)
Pelepasanhak
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (21dilakukan
sesuai denganketentuan
peraturan perundang-undangan.(5)
Tanah yang telahdilakukan
pelepasanhak
sebagaimanadimaksud pada ayat (3) dilakukan permohonan
HakPengelolaan sesuai dengan ketentuan
peraturanperundang-undangan.
Pasal24
(1)
Tanah yangdiperuntukkan
bagi pengembangan investasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18huruf d,
proseslegalitasnya dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.(21
Dalamhal tanah
sebagaimanadimaksud
padaayat
(1)berasal dari tanah masyarakat hukum adat,
proseslegalitasnya didahului dengan pelepasan
haksebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (3).
Pasal 25
(1)
Tanah yangdiperuntukkan
bagi pemugaran permukimanpenduduk setempat sebagai bagian dari
SP-Pugarsebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 huruf
emerupakan tanah yang berada dalam
penguasaan,penggunaan, atau pemanfaatan penduduk
di permukiman yang bersangkutan.(21 Penduduk sebagaimana dimaksud
pada ayat (1)mencakup penduduk yang:
a. memiliki
(3)
(4)
(s)
FRESIDEN
REPUBIJK INDONESIA
- 15-
a.
memiliki tanah dan memiliki rumah;b. memiliki tanah tetapi tidak memiliki
rumah;dan/atau
c. tidak
memiliki rumah dantidak memiliki
tanah.Penduduk tidak memiliki rumah dan tidak
memiliki tanah sebagaimanadimaksud pada ayat (2) huruf
cmencakup penduduk yang:
a.
memilikikartu
tanda penduduk di permukiman yang bersangkutan;b.
sudah berkeluarga; danc. sudah tinggal
menetapdan
memanfaatkan tanahpaling singkat 2
(dua)tahun di permukiman
yang bersangkutan.Tanah yang diperuntukkan bagi pemugaran permukiman
penduduk setempat sebagai bagian dari
SP-Pugarsebagaimana
dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakandengan skema penyediaan tanah SP Baru
atau KonsolidasiTanah
sesuai denganketentuan
peraturanperundang-undangan yang mengatur
mengenaiKonsolidasi Tanah.
Pelaksanaan Konsolidasi Tanah sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) didahului dengan musyawarah
yang dituangkan dalam berita acara.Tanah hasil konsolidasi
sebagaimanadimaksud
padaayat (5) yang diperuntukkan bagi
pembangunanpermukiman baru dan
prasarana, sarana,dan utilitas umum dilakukan
permohonanHak
Pengelolaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.Ketentuan
lebih lanjut
mengenaitata
cara pelaksanaanKonsolidasi Tanah dalam pelaksanaan
Transmigrasi sebagaimanadimaksud pada ayat
(4l.,ayat (5),
danayat (6) diatur dengan Peraturan Menteri
setelahberkoordinasi
denganmenteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahandi
bidang pertanahan.(6)
(7)
Pasal 26
(1) Tanah yang diperuntukkan bagi
SP-Tempatansebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 huruf f
mempakan tanah yang berada dalam
pemilikan,penguasaan, penggunaan,
atau
pemanfaatan penduduk di permukiman yang bersangkutan.(2)
Tanah...
(2) Tanah
sebagaimanadimaksud pada ayat (1)
yangdimanfaatkan untuk
pembangunan prasarana, sarana,dan utilitas umum
SP-Tempatan,didahului
denganpembebasan
tanah
sesuai denganketentuan
peraturan perundang-undangan.(3)
Tanah yang berada dalam penguasaan, penggunaan, ataupemanfaatan penduduk di permukiman
yangbersangkutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
telah
dibebaskan sebagaimanadimaksud pada
ayat (2)maka dilakukan pengurusan Hak
Pengelolaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.(41 Tanah yang berada dalam pemilikan penduduk
di permukiman yang bersangkutan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dan telah dibebaskan
sebagaimana dimaksud pada ayat (21makadilakukan
pengalihan hakatas tanah sesuai dengan ketentuan
peraturanperundang-undangan.
Pasal27
Pengurusan
Hak
Pengelolaan sebagaimanadimaksud
dalam Pasal 2O, Pasal22,
Pasal23, Pasal 25, dan Pasal 26 menjadi tanggung jawab Menteri.Pasal 28
Bagian dari bidang tanah Hak Pengelolaan digunakan
untuk:
a.
lahan tempat tinggaldan/atau
lahan usaha Transmigrandan penduduk
setempatyang
memperoleh perlakuan sebagai Transmigran; danb.
pembangunanprasarana, sarana, dan utilitas umum
permukiman dan kawasan.
Pasal 29
(1)
Bagiandari
bidang tanah Hak Pengelolaan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 28 dapat diberikan untuk
pelaksanaan Transmigrasi Transpolitan.(21
Bagian bidangtanah Hak
Pengelolaanyang
digunakanuntuk
tahan usaha Transmigran sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dapat diberikan
secaraindividual
atau bersama.(3)
Lahan...
FRESTDEN
REPUELIK INDONESIA
-17-
(3)
(4)
(s)
Lahan usaha yang diberikan
secaraindividual
kepadaTransmigran sebagaimana dimaksud pada ayat
(2)diberikan dengan status hak
milik.
Lahan usaha yang diberikan secara
bersamasebagaimana
dimaksud pada
ayat (21diberikan
dengan status hakmilik
bersama dalam 1 (satu) hamparan.Ketentuan
lebih lanjut
mengenai penyediaantanah
bagipelaksanaan Transmigrasi Transpolitan diatur
dalamPeraturan Menteri.
Bagian Ketiga
Pen5rusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Pasal 30
(1)
RKT sebagaimanadimaksud dalam Pasal 16 huruf
a,terintegrasi dalam rencana tata ruang
KawasanPerdesaan
dan/atau
kawasan strategis kabupaten.(21
Dalamhal
belum terdapat rencanatata ruang
Kawasan Perdesaan sebagaimanadimaksud pada ayat (1),
RKT disusun dengan mengacu rencana tata ruang wilayah dan rencana rincinya.(3)
Penyusunan RKT sebagaimanadimaksud
pada ayat (21dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturanperundang-undangan.
(4)
RKT sebagaimana dimaksud pada ayat (21menjadi bahanpertimbangan dalam
penyesuaianrencana tata
ruangwilayah beserta rencana
rinci
selanjutnya.Pasal 31
RKT sebagaimana
dimaksud dalam
Pasal30 dapat
berupa rencana WPT atau rencana LPT.Pasal 32
(1)
RKT sebagaimanadimaksud dalam
Pasal31
minimalmemuat:
a. tujuan, kebijakan, dan strategi
pembangunan Kawasan Transmigrasi;b.
luasan Kawasan Transmigrasi;c.
rencanastruktur
Kawasan Transmigrasi;d.
rencana.
. .d.
rencana peruntukan Kawasan Transmigrasi;e.
arahan pengembangan pola usaha pokok;f.
arahan jenis Transmigrasi yang akan dilaksanakan;g. arahan penataan persebaran penduduk
dan kebutuhan sumber daya manusia;h.
arahan indikasi program utama;i.
tahapan perwujudan Kawasan Transmigrasi;j. ketentuan pengendalian pemanfaatan
Kawasan Transmigrasi;k. pembentukan unit pelayanan teknis, unit
pengembangan teknologi,
unit
inkubator wirausaha, danunit industri
dan pemasaran; dan1.
rencana sumber pendanaandari
Badan Usaha dan peran serta masyarakat dalam TU, TSB, dan TSM.(21
RKT sebagaimanadimaksud pada ayat
(1) dituangkan dalam dokumen RKT.Pasal 33
(1) Bupati/wali kota menyampaikan keputusan
tentang PencadanganTanah sebagaimana dimaksud
dalamPasal 15 ayat (3) disertai dengan analisis
kepadagubernur sebagai usulan permohonan penyusunan RKT.
(21 Gubernur melakukan sinkronisasi usulan
permohonanpen5rusunan RKT sebagaimana
dimaksud
padaayat
(1)sesuai dengan kebijakan pembangunan daerah provinsi.
(3)
Gubernur meneruskan usulan permohonan pen)rusunanRKT
sebagaimanadimaksud pada ayat (2)
kepadaMenteri.
(4) Dalam hal analisis
sebagaiusulan untuk
mengajukanpermohonan pen5rusunan RKT sebagaimana dimaksud
pada ayat (21 tidak sesuai dengan
kebijakanpembangunan daerah provinsi, gubernur mengembalikan
usulan kepada bupati/wali kota untuk dilakukan
perbaikan.(5) Perbaikan sebagaimana dimaksud pada ayat
(41dilakukan paling lama 60 (enam puluh) hari
kerjaterhitung
sejak permohonan RKT dikembalikan.Pasal34...
PRESIDEN
REPUBUK INDONESIA
-19-
Pasal 34
(1) Usulan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
33 disampaikan kepada Menteriuntuk dilakukan
penilaian.(2) Menteri
men5rusunRKT berdasarkan hasil
penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1).(3) Dalam hal hasil penilaian usulan RKT
sebagaimanadimaksud pada ayat (1) tidak memenuhi kriteria
penilaian, Menteri
mengembalikanusulan
RKT disertaidengan penjelasan tertulis kepada bupati/wali
kota melalui gubernur.Pasal 35
RKT yang telah disusun
sebagaimanadimaksud
dalam Pasal34
ayat (2) ditetapkan menjadi Kawasan Transmigrasi oleh Menteri.Pasal 36
Menteri
menyampaikan RKT yangtelah ditetapkan
menjadiKawasan Transmigrasi sebagaimana dimaksud
dalamPasal 35 kepada menteri yang
menyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang penataan ruang sebagai
bahanpertimbangan dalam penyusunan tata ruIang.
Pasal 37
Ketentuan mengenai
kriteria dan tata cara penilaian,
sertatata cara penetapan Kawasan Transmigrasi
sebagaimanadimaksud dalam
Pasal30
sampai dengan Pasal35 diatur
dalam Peraturan Menteri.
Bagian Keempat
Pen5rusunan Rencana Perwujudan Kawasan Transmigrasi Pasal 38
(1) Rencana perwujudan Kawasan
Transmigrasisebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf
bmerupakan rencana pelaksanaan kegiatan pembangunan
dan
pengembangErnuntuk mewujudkan
KawasanTransmigrasi menjadi satu kesatuan
sistempengembangan ekonomi wilayah.
(2) Rencana
(2t
Rencana perwujudan Kawasan
Transmigrasisebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disusunberdasarkan RKTyang telah ditetapkan menjadi Kawasan Transmigrasi.
Rencana perwujudan Kawasan
Transmigrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:a.
rencana pembangunan Kawasan Transmigrasi; danb.
rencana pengembangan Kawasan Transmigrasi.(3)
Paragraf 1
Rencana Pembangunan Kawasan Transmigrasi
(1)
(2)
(4) (3)
Pasal 39
Transmigrasi
sebagaimanadimaksud dalam Pasal
38 ayat (3)huruf
a meliputi rencana pembangunan:a.
SP;b.
pusat SKP;c.
SKP;d.
KPB; dane.
prasarana dan sarana.Pen5rusunan rencana pembangunan
KawasanTransmigrasi
sebagaimanadimaksud pada ayat
(1)dilaksanakan dengan mengikutsertakan
masyarakatsetempat melalui musyawarah.
Hasil musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (21
dituangkan dalam berita
acarayang menjadi
dokumentidak
terpisahkandari
dokumen rencana pembangunan Kawasan Transmigrasi.Ketentuan
lebih lanjut
mengenaitata
cara pelaksanaanpengikutsertaan masyarakat sebagaimana
dimaksud pada ayat (21diatur dengan Peraturan Menteri.Pasal 40
(1)
Rencana pembangunan SP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 ayat (1)huruf
a merupakan rencana teknis SP.(21
Rencanateknis
SP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun berdasarkan rencanarinci
SKP.(3) Rencana
PRESIDEN REI'UBLIK TNDONES1A
-2r-
(3)
Rencana teknis SP sebagaimana dimaksud pada ayat (2)minimal memuat:
a.
luas SP;b.
rencana detail pemanfaatan ruang SP;c.
renca.na detail pola usaha pokok dan pengembangan usaha yang dapat dikembangkan;d.
rencana jenis Transmigrasi yang akan dilaksanakan;e.
rencana daya tampung penduduk; danf.
rencana kebutuhan biaya pembangunan SP.(41
Rencana teknis SP sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dituangkan dalam dokumen rencana teknis SP.
Pasal 4 1
(1) Rencana pembangunan pusat SKP
sebagaimanadimaksud dalam
Pasal39 ayat
(1)huruf b
mempakan rencana teknis pusat SKP.(21
Rencanateknis pusat
SKP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan pada salah satu SP yang dirancang menjadi desa utama.(3)
Rencanateknis
pusat SKP sebagaimana dimaksud pada ayat (21disusun berdasarkan rencanarinci
SKP.(41
Rencana teknispusat
SKP sebagaimana dimaksud pada ayat (3) minimal memuat:a.
luas pusat SKP;b.
rencana detail pemanfaatan ruang pusat SKP;c. rencana pola usaha pokok dan
pengembangan usaha yang dapat dikembangkan;d.
rencana pelayanan dan pengembang€rn usaha jasa,industri, dan perdagangan yang
dapat dikembangkan;e.
rencana jenis Transmigrasi yang akan dilaksanakan;f.
rencana daya tampung penduduk; dang.
rencana kebutuhan biaya pembangunan pusat SKP.(5)
Rencanateknis
pusat SKP sebagaimana dimaksud pada ayat(4) dituangkan dalam dokumen rencana teknis pusatSKP.
Pasal 42
Rencana pembangunan SKP
sebagaimana dimaksuddalam
Pasal39 ayat (1) huruf c merupakan
rencana kegiatan pembangunan SKP sebagai daerah penyangga dari KPB.(1)
(2) Rencana
(2) Rencana pembangunan SKP
sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dapat dilaksanakan melalui
rencanapembangunan SKP dan rencana pembangunan
SKP Transpolitan.Pasal 43
(1) Rencana pembangunan SKP
sebagaimana dimaksud dalam Pasal42
ayat (1) memuat rencanarinci
SKP.(21
Rencanarinci
SKP sebagaimana dimaksud pada ayat (1)digunakan sebagai perangkat operasional RKT.
(3)
Rencanarinci
SKP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun berdasarkan RKT yang telah ditetapkan menjadi Kawasan Transmigrasi.(4)
Rencanarinci
SKP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) minimal memuat:a. tujuan,
sasaran, dan konsep perwujudan SKP;b.
luasan SKP;c.
rencanastruktur
SKP;d.
rencana peruntukan SKP;e.
rencana pengembangan pola usaha pokok;f.
rencana jenis Transmigrasi yang akan dilaksanakan;g. rencana penataan persebaran penduduk
dankebutuhan sumber daya manusia sesuai
dengan dayadukung alam dan
dayatampung
lingkunganSKP;
h.
indikasi program utama pembangunan SKP; dani.
tahapan pembangunan SP.Pasal 44
Rencana
rinci
SKP sebagaimanadimaksud dalam
Pasal 43ayat (21 pada Pembangunan SKP Transpolitan minimal
memuat:a. tujuan,
sasaran, dan konsep perwujudan SKP;b.
luasan SKP;c.
rencanastruktur
SKP;d.
rencana peruntukan SKP;e.
rencana pengembangan pola usaha pokok;f.
rencana jenis Transmigrasi yang akan dilaksanakan;g.
rencana.
. .FRESIDEN
REPUELIK INDONESIA
-23-
g.
rencana penataan persebaran penduduk dan kebutuhan sumber daya manusia sesuai dengan daya dukung alam dan daya tampung lingkungan SKp;h.
indikasi program utama pembangunan SKp;i.
tahapan pembangunan Sp;j.
rencana keda sama lintas sektor; dank.
rencana penyiapan infrastrukturTranspolitan.Pasal 45
(1)
Rencana pembangunanKPB
sebagaimana dimaksud dalam Pasal39 ayat (1) huruf d merupakan rencana detail KPB.(2)
Rencana detail KPB sebagaimana dimaksud pada ayat (1)digunakan sebagai perangkat operasional RKT.
(3)
Rencana detail KPB sebagaimana dimaksud pada ayat (1)merupakan bahan
pertimbangandalam
pen5rusunan rencanatata
bangunan dan lingkungan bagi zona yang pada rencana detail tata ruang ditentukan sebagai zona yang penanganannya diprioritaskan.(41
Rencana detail KPB sebagaimana dimaksud pada ayat (1)disusun berdasarkan RKT yang telah ditetapkan menjadi Kawasan Transmigrasi.
(5)
Rencana detail KPB sebagaimana dimaksud pada ayat (4) minimal memuat:a.
tujuan, sasaran, dan konsep perwujudan KpB;b.
luasan KPB;c.
rencana peruntukan KPB;d.
rencana prasarana dan sarana KpB;e.
penetapansub
bagianwilayah
perenca.naan KpB yang diprioritaskan penanganannya;f.
ketentuan pemanfaatan ruang KpB;g. rencana pola usaha pokok dan/atau
polapengembangan usaha;
h. rencana jenis Transmigrasi yang
dapat dilaksanakan;i. rencana penataan persebaran penduduk
danrencana peningkatan kapasitas
sumber manusia;j. rencana detail pembentukan,
peningkatan,daya dan penguatan kelembagaan sosial dan ekonomi; dan
k. rencana
k.
rencana program pembangunan KPB.(6) Rencana sebagaimana dimaksud pada ayat
(5)dituangkan dalam dokumen rencana detail KPB.
Pasal 46
(1) Rencana pembangunan prasarana dan
sarana sebagaimana dimaksud dalam Pasal39 ayat
(1)huruf
emerupakan rencana
teknik
detail prasarana dan sarana.(21 Rencana teknik detail pras€rrana dan
sarana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup rencanateknik
detail:a.
prasarana dan sarana SP;b.
prasarana dan sarana pusat SKP;c.
prasarana dan sarana KPB; dand.
prasaranaintra
dan antarkawasan.Pasal 47
(1) Rencana teknik detail prasarana dan sarana
Sp sebagaimana dimaksud dalam Pasal46
ayat (2)huruf
a disusun berdasarkan rencana teknis SP.(2)
Rencanateknik
detail prasaranadan
saranapusat
SKp sebagaimana dimaksud dalam Pasal46
ayat (2)huruf
b disusun berdasarkan rencana teknis pusat SKp.(3) Rencana teknik detail prasarana dan sarana
KpB sebagaimana dimaksud dalam Pasal46
ayat(21huruf
cdisusun berdasarkan rencana detail KpB.
(4)
Rencana teknik detail prasaranaintra
dan antarkawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal46
ayat (2)huruf
d disusun berdasarkan RKT.(5) Rencana teknik detail prasarana dan
sarana sebagaimanadimaksud pada ayat (1) sampai
dengan ayat$l
dituangkan dalam dokumen rencana teknik detail prasarana dan sarana.Pasal 48
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara
perenccrnaanpembangunan Kawasan Transmigrasi diaiur
dengan Peraturan Menteri.Paragraf2...
PNESIDEN REFUELIK TNDONESIA
-25-
Paragraf 2
Rencana Pengembangan Kawasan Transmigrasi Pasal 49
Rencana pengembangan Kawasan Transmigrasi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 38 ayat (3) huruf b
disusun berdasarkan rencana:a.
pembangunan Kawasan Transmigrasi; danb. perkembangan pelaksanaan pembangunan
Kawasan Transmigrasi.Pasal 50
(1)
Rencana pengemba.ngan sebagaimanadimaksud
dalam Pasal 49 meliputi rencana pengembangan:a.
SP;b.
pusat SKP;c.
SKP;d.
KPB; dane.
KawasanTransmigrasi.(2)
Setiap rencana pengembangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat rencana kegiatan bidang ekonomi,sosial budaya, mental spiritual,
kelembagaan pemerintahan, dan pengelolaan sumber daya alam dalamsatu
kesatuanuntuk
mencapai sasaran pengembangan Masyarakat Transmigrasi dan Kawasan Transmigrasi.(3)
Rencana pengembangan sebagaimanadimaksud
padaayat (1) dilengkapi dengan rencana teknik
detail pengembangan prasarana dan sarana.Pasal 51
(1) Rencana
pengemba.nganSP sebagaimana
dimaksuddalam
Pasal50 ayat (1) huruf a dilaksanakan untuk
men5rusun rencana kegiatan pengembangan Sp.
(21
Rencana kegiatan sebagaimanadimaksud
padaayat
(1)disesuaikan dengan
tahapan
pengembangandan jenis
Transmigrasi.(3) Tahapan
pengembangan sebagaimanadimaksud
pada ayat (21 meliputi tahap:a.
Penyesuaian. . .a.
penyesuaian;b.
pemantapan; danc.
kemandirian.(4) Tahapan sebagaimana dimaksud pada ayat
(3)dilaksanakan oleh Pemerintah
hrsat,
Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota sesuai dengan kewenangannya.(5) Tahapan sebagaimana dimaksud pada ayat
(3)dilaksanakan untuk
mencapai sasaran pengembangan SP sesuai dengan indikator yang ditetapkan oleh Menteri.Pasal 52
(1) Tahap penyesuaian sebagaimana dimaksud
dalam Pasal51 ayat (3) huruf a merupakan tahapan untuk
mencapai sasaran terwujudnya masyarakat yang mampuberadaptasi dengan lingkungan fisik dan
lingkungan sosial.(21
Tahap penyesuaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilaksanakan sejak penempatan Transmigran.
Pasal 53
(1) Tahap pemantapan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal51 ayat (3) huruf b merupakan tahapan untuk
mencapai sasaran terwujudnya masyarakat yang mampumemenuhi kebutuhan hidup dari hasil produksi
yang dikembangkan.(21
Tahap pemantapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilaksanakan sejak berakhirnya tahap penyesuaian.
Pasal 54
(1) Tahap kemandirian sebagaimana dimaksud
dalam Pasal51 ayat (3) huruf c
merutpakantahapan untuk
mencapai sasaran terwujudnya masyarakat yang sudah terlibat secara langsung dan tidak langsung daram sistem produksi sektor unggulan.(2)
Tahap kemandirian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilaksanakan sejak berakhirnya tahap pemantapan.
Pasal55...
FRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-27
-Pasal 55
(1) Rencana pengembangan SP pada setiap
tahapan sebagaimanadimaksud dalam
Pasal50 dan pasal
51minimal memuat rencana kegiatan bidang:
a.
ekonomi;b.
sosial budaya;c.
mental spiritual;d.
kelembagaan pemerintahan; dane.
pengelolaan sumber daya alam.(21
Kegiatanbidang
sebagaimanadimaksud pada ayat
(1)merupakan satu kesatuan
untuk
mencapai sasaran padasetiap tahapan
pengembangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52, Pasal 53, dan Pasal 54.(3)
Kegiatanbidang
sebagaimanadimaksud pada
ayat (21dirumuskan dalam bentuk rencana
fasilitasi,penyuluhan, bimbingan, pendampingan,
advokasi,pelatihan, dan/atau rehabilitasi sesuai dengan
jenis kegiatan yang direncanakan.Pasal 56
(1) Muatan
rencana kegiatan pengembanganSp di
bidang ekonomi sebagaimana dimaksud dalam pasal 55 ayat (1)huruf
a minimal mencakup rencana:a.
pemenuhan kebutuhan pangan;b. penyediaan sarana produksi dan
peningkatan produktivitas;c. pengembangan dan perluasan kegiatan
usahamelalui peningkatan pengelolaan
komoditasunggulan secara kompetitif sesuai
dengan kebutuhan pasar;d.
pelayanan investasi dan mediasi kemitraan usaha;e.
pembangunan,rehabilitasi, dan/atau
peningkatan prasarana dan sarana Sp; danf.
pengelolaan aset desa.(2) Muatan
rencana kegiatan pengembanganSp di
bidangsosial budaya
sebagaimanadimaksud dalam pasal
s5 ayat (1)huruf
b minimal mencakup rencana:a. pelayanan pendidikan, kesehatan, dan
keluarga berencana;b. pengembangan
b. pengembangan seni budaya,
olahraga,pemberdayaan generasi muda, serta pemberdayaan perempuan dan pelindungan anak;
c. pelayanan umum pemerintahan
dankemasyarakatan; dan
d.
pengembangan wawasan kebangsaandan
integrasi masyarakat.(3) Muatan
rencana kegiatan pengembangan SPdi
bidangmental
spiritual
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 ayat (1)huruf
c minimal mencakup rencana pembinaan:a.
kehidupan beragama; danb. kerukunan kehidupan beragama
danpengembangan masyarakat madani.
(4) Muatan
rencana kegiatan pengembangan SPdi
bidangkelembagaan pemerintahan sebagaimana
dimaksuddalam
Pasal55 ayat (1) huruf d minimal
mencakuprencana pembentukan, penguatan,
dan
pengembangan kelembagaan pemerintahan desaatau kelurahan
atau sebutan lain.(5) Muatan
rencana kegiatan pengemba.ngan SPdi
bidang pengelolaan sumber dayaalam
sebagaimana dimaksuddalam Pasal 55 ayat (1) huruf e minimal
mencakup rencana:a.
pengendalian hama terpadu;b.
rehabilitasi lahan serta konservasi tanah dan air;c.
pengembangan lembagakerja
samadan
partisipasi masyarakat dalam pengelolaan lingkungan; dand.
pemantauanlingkungan.Pasal 57
(1) Rencana
pengembanganSP sebagaimana
dimaksuddalam
Pasal 5Oayat
(1)huruf a dilaksanakan
denganmengikutsertakan masyarakat pada SP
yangbersangkutan.
(21
Keikutsertaan masyarakatpada
SPyang
bersangkutan sebagaimanadimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan melalui musyawarah.(3)
Hasil musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (2)dituangkan dalam berita acara musyawarah
sebagaibagian yang tidak terpisahkan dari
rencanapengembangan SP.
(4)
Rencana...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-29-
(41
Rencana pengembangan SP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) minimal memuat:a. gambaran kondisi masyarakat dan
KawasanTransmigrasi pada SP yang bersangkutan
saat dilaksanakan perencanaan;b. gambaran kondisi masyarakat dan
KawasanTransmigrasi pada SP yang bersangkutan
yang diinginkan;c.
kegiatan pengembangan masyarakatdan
kawasanyang akan dilaksanakan pada setiap
tahapanpengembangan;
d. rencana teknik detail rehabilitasi,
peningkatan,dan/atau
pembangunan prasaranadan
sarana SP;dan
e.
kerangka rencana tahunan kegiatan pengembanganSP
sebagaimanadimaksud dalam huruf c
danhuruf
duntuk
jangkawaktu
5 (lima) tahun.(5)
Rencana pengembangan SP sebagaimana dimaksud padaayat (3) dituangkan dalam dokumen
rencanapengembangan SP.
Pasal 58
(1) Rencana pengembangan pusat SKP
sebagaimanadimaksud dalam
Pasal50 ayat
(1)huruf b
merupakan rencana kegiatan pengaturan, pembinaan,dan
fasilitasiuntuk
mewujudkan pusat SKP menjadi PPLT.(21 Rencana pengembangan pusat SKP
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) minimal memuat:a.
sasaran yang akan dicaPai;b. gambaran kondisi masyarakat dan
KawasanTransmigrasi pada SP yang bersangkutan
saat dilaksanakan perencanaan;c. kegiatan
pengembanganMasyarakat
Transmigrasidan
Kawasan Transmigrasipada pusat
SKP yang akan dilaksanakan;d. rencana teknik detail rehabilitasi,
peningkatan,dan/atau pembangunan prasarana dan
saranapusat SKP; dan
e.
kerangka rencana tahunan kegiatan pengembangan pusat SKP.(3)
Rencana...
(3) Rencana pengembangan pusat SKP
sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam
dokumen rencana pengembangan pusat SKP.Pasal 59
(1) Rencana
pengembanganSKP
sebagaimana dimaksuddalam
Pasal50 ayat (1) huruf c merupakan
rencanakegiatan pengaturan,
pembinaan,dan fasilitasi untuk
mewujudkan SKP sebagai sistem produksi pertanian dan pengelolaan sumber dayaalam yang berfungsi
sebagai daerah penyangga dari KPB.(21 Rencana
PengembanganSKP
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:a.
rencana pengembangan SKP; danb.
rencana pengembangan SKP Transpolitan.(3)
Rencana pengembanganSKP
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) minimal memuat:a.
sasaran pengembangan yang akan dicapai;b. gambaran kondisi masyarakat dan
KawasanTransmigrasi saat dilaksanakan perencanaar5
c.
indikasi program tahunan;d. rencana pelayanan pengembangan usaha
daninvestasi;
e. rencana teknik detail rehabilitasi,
peningkatan,dan/atau
pembangunan prasarana dan sarana SKP;f.
rencana pengendalian pemanfaatan SKP; dang.
rencanapengembangankelembagaan.(41 Rencana
pengembanganSKP
sebagaimana dimaksudpada ayat (21 dituangkan dalam dokumen
rencana pengembangan SKP.Pasal 60
Pengembangan Kawasan
Transpolitan dilaksanakan
denganmenJrusun rencana pembangunan SKP
Transpolitan,kemudian dilanjutkan dengan menJrusun
rencanapengembangan SKP Transpolitan, yang minimal memuat:
a.
sasaran pengembErngan yang akan dicapai;b. gambaran kondisi masyarakat dan
KawasanTransmigrasi saat dilaksanakan perencanaan;
c.
indikasi.
. .PRESIDEN
REPUEUK INDONESIA
-31
-c.
indikasi program tahunan lintas sektor;d.
rencana pelayanan pengembangan usaha dan investasi;e.
rencana teknik detail rehabilitasi, peningkatan, dan/atau pembangunan prasarana dan sarana SKp;f.
rencana pengendalian pemanfaatan SKp;g.
rencana pengembangan kelembagaan; danh.
rencana implementasi pemanfaatanilmu
pengetahuan dan teknologi.Pasal 61
(1)
Dalamhal
pengembangan SKp yang sejak awal belum dirancang Transpolitandapat
dikembangkan menjadisKP Transpolitan setelah dilakukan
evaluasiperkembangan
SKp yang ditetapkan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.(21 Evaluasi
perkembangansKp
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:ekonomi;
sosial budaya;
kelembagaan;
jejaring sarana prasarana; dan lingkungan.
Pasal 62
(1)
Rencana pengembanganKpB
sebagaimana dimaksuddalam
Pasal50 ayat
(1)huruf d
merupakan rencana kegiatan pengaturan, pembinaan,dan iasilitasi untuk
mewujudkan KPB sebagai ppKT.(21
Rencana pengembanganKpB
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) minimal memuat:a.
sasaran pengembangan yang akan dicapai;b. gambaran kondisi KpB saat
dilaksanakan perencanaan;c.
indikasi program tahunan;d.
rencanainvestasi;
pelayanan
pengembanganusaha
dan a.b.
c.
d.
e.
e
f.
rencana teknik detail rehabilitasi,
peningkatan, dan/atau pembangunan prasarana dan sarana KpB;rencana pengendalian pemanfaatan KpB; dan
g. rencana. . .
g.
rencanapengembangan kelembagaan.(3)
Rencana pengembanganKpB
sebagaimana dimaksudpada ayat
(21dituangkan dalam dokumen
rencana pengemba.ngan KPB.Pasal 63
(1) Rencana pengembang€rn Kawasan
Transmigrasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 50 ayat (1)huruf
emerupakan rencana kegiatan pengaturan, pembinaan, dan fasilitasi
untuk
mewujudkan Kawasan Transmigrasi sebagaisatu
kesatuan sistem pengemb€rngan ekonomi wilayah.(2) Rencana pengembangan Kawasan
Transmigrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) minimal memuat:a.
sasaran pengembangan yang akan dicapai;b. gambaran kondisi Kawasan Transmigrasi
saat dilaksanakan perencanaan;c.
indikasi program tahunan;d. rencana pelayanan
pengembanganusaha
dan investasi;e. rencana teknik detail rehabilitasi,
peningkatan,dan/atau
pembangunanprasarana dan
saranaKawasan Transmigrasi;
f. rencana pengendalian pemanfaatan
Kawasan Transmigrasi; dang.
rencanapengembangan kelembagaan.(3) Rencana pengembangan Kawasan
Transmigrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (21 dituangkan dalamdokumen rencana pengembangan
Kawasan Transmigrasi.(1)
Pasal 64
Rencana pengembangan Kawasan Transmigrasi disusun
berdasarkan indikator sasaran
pengemb€rnganMasyarakat Transmigrasi dan indikator
sasaranpengembangan Kawasan Transmigrasi.
Indikator sasaran pengembangan
MasyarakatTransmigrasi dan indikator sasaran
p"rrg".rr-bangan KawasanTransmigrasi
sebagaimanadimaksud p"a"
ayat (1) ditetapkan oleh Menteri.
(2)
Pasal 65
PRESIDEN REPTIBUK THtrONESIA
-33-
Pasal 65
Ketentuan lebih lanjut
mengenaitata cara
perencanaan pengembanganMasyarakat Transmigrasi dan tata
cara perencanaan pengembangan Kawasan Transmigrasi, diatur dalam Peraturan Menteri.Bagian Kelima
Penyiapan Dokumen Perwujudan Kawasan Transmigrasi Pasal 66
(1)
Penyiapan dokumen perwujudan Kawasan Transmigrasi sebagaimana dimaksud dalam pasallT
ayat (3) meliputi dokumen:a.
teknis SP;b.
teknis pusat SKP;c.
rinci SKP;d.
detail KPB;e.
teknis detail prasarana dan sarana; danf.
pengembangan masyarakat Kawasan Transmigrasi.(21
Penyiapan dokumen perwujudan Kawasan Transmigrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota yang memiliki kemampuanuntuk mendukung rencana
perwujudan Kawasan Transmigrasi.Pasal 67
Pemerintah Daerah Provinsi melaksanakan fasilitasi validasi
penyiapan dokumen perwujudan Kawasan
Transmigrasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 66 ayat (1).Pasal 68
Berdasarkan RKT sebagaimana
dimaksud dalam pasal
16huruf a, Pemerintah pusat melaksanakan
supervisi,pengendalian, pemantauan, dan evaluasi
teihadap pelaksanaan fasilitasi validasi dokumen perwujudan Kawasan Transmigrasi oleh Pemerintah Daerah provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67.Pasal69...
Pasal 69
Ketentuan lebih lanjut mengenai penyiapan
dokumenperwujudan Kawasan Transmigrasi dan fasilitasi
validasidokumen perwujudan Kawasan Transmigrasi
PemerintahDaerah Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 66diatur
dalam Peraturan Menteri.BAB IV
PEMBANGUNAN KAWASAN TRANSMIGRASI Bagian Kesatu
Umum Pasal 70
(1)
Pembangunan Kawasan Transmigrasi diarahkanuntuk:
a.
mewujudkan permukimandi
Kawasan Transmig