• Tidak ada hasil yang ditemukan

PP Nomor 26 Tahun 2020

N/A
N/A
Raticulatus Nurse

Academic year: 2023

Membagikan "PP Nomor 26 Tahun 2020"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

Reklamasi Hutan adalah upaya memperbaiki atau memulihkan kawasan hutan yang rusak agar dapat berfungsi secara optimal sesuai dengan fungsinya. Selain memenuhi aspek-aspek sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, reklamasi hutan juga harus memenuhi aspek-aspek sebagai berikut: pengendalian erosi dan pencemaran air; Menteri untuk kawasan hutan yang meliputi hutan konservasi, hutan lindung, dan hutan produksi yang tidak dibebani hak ekonomi atau izin pemanfaatan;

21 Kondisi biofisik khusus sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi:. 3) DAS sebagaimana dimaksud pada ayat pertama didasarkan pada klasifikasi DAS yang daya dukungnya telah pulih dan DAS yang daya dukungnya tetap terjaga. Klasifikasi DAS yang daya dukungnya pulih dan DAS yang daya dukungnya dipertahankan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat 3 diatur dalam peraturan pemerintah tersendiri. Perencanaan Restorasi Hutan dan Lahan Pasal 1. Perencanaan RHL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14. Rencana umum DAS RHL; dan B. Rencana Umum Restorasi Hutan dan Lahan Daerah Aliran Sungai.

Rencana tahunan remediasi hutan dan lahan § 17. 1) Rencana tahunan RHL sebagaimana dimaksud dalam § 15 huruf b disusun untuk jangka waktu 1 (satu). tahun mengacu pada rencana keseluruhan RHL DAS. menteri kawasan hutan yang meliputi hutan lindung, hutan lindung, dan hutan produksi. tidak dibebani hak atau izin pengelolaan. Gubernur atau Bupati/Walikota sesuai kewenangannya untuk Taman Hutan Raya; Dan. pemegang hak pengelolaan atau pemegang izin pemanfaatan, pada kawasan hutan yang dibebani hak pengelolaan atau izin pemanfaatan. Ketentuan tambahan mengenai tata cara penyusunan rencana tahunan RHL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17.

Pelaksanaan Rehabilitasi Hutan dan Lahan Ayat 1. 1) RHL dilaksanakan sesuai dengan rencana rehabilitasi hutan dan lahan tahunan atau rencana rehabilitasi lahan tahunan.

Pasal 10 huruf d dapat meminta pendampingan, pelayanan, dan dukungan kepada

Hutan kota pada ayat ketiga, keempat, dan kelima dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Ketentuan mengenai penggunaan teknik konservasi tanah dalam rehabilitasi hutan sebagaimana diatur dalam Pasal 23 sampai dengan Pasal 24 berlaku secara mutatis mutandis terhadap penggunaan teknik konservasi tanah dalam rehabilitasi lahan. 21 Ketentuan lebih lanjut mengenai kegiatan pendukung RHL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan peraturan menteri. 1) Menteri, gubernur, atau bupati/walikota dapat memberikan insentif terhadap kegiatan RHL yang telah berhasil sesuai dengan kewenangannya masing-masing.

Pemerintahan Pusat, Pemerintahan Daerah Provinsi, atau Pemerintahan Daerah Kabupaten Kota I dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB IV

21 Rencana pemanenan hutan disusun berdasarkan inventarisasi lokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 dan penetapan lokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36. 3) Rencana pemanenan hutan sebagaimana dimaksud pada ayat (21 Meliputi: 71. Ketentuan tambahan mengenai tata cara penyusunan rencana pemanenan hutan sebagaimana dimaksud pada ayat 3) diatur dengan peraturan Menteri. 1) Rencana pemanenan hutan yang disusun sebagaimana dimaksud dalam pasal 37 ayat Penebangan hutan akibat bencana Pasal 4O. 1) Pemanenan hutan akibat bencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat 2 huruf b dilakukan pada kawasan akibat bencana di kawasan hutan.

21 Kecelakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kan. kelalaian pemegang hak pengelolaan, pemegang izin pemanfaatan hutan, atau pemegang izin sewa kawasan hutan. Ketentuan tambahan mengenai pedoman reklamasi hutan pada kawasan akibat bencana diatur dengan peraturan menteri. 21 Penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1). berdasarkan norma, standar, prosedur, dan kriteria reklamasi hutan untuk menentukan keberhasilan reklamasi hutan.

Partisipasi masyarakat dalam kegiatan rehabilitasi dan pemulihan hutan dapat dilakukan melalui: konsultasi publik dalam perumusan peraturan dan kebijakan terkait rehabilitasi dan pemulihan hutan; workshop, seminar, danf atau diskusi. Peran serta masyarakat dalam penyusunan perencanaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51 huruf a dilakukan dengan mekanisme sebagai berikut: penyediaan data berupa informasi dan data dalam rangka persiapan perumusan rencana rehabilitasi dan pemulihan hutan; penyampaian usulan metode dan teknik rehabilitasi dan reklamasi hutan; identifikasi potensi dan permasalahan dalam pelaksanaan rehabilitasi dan pemulihan hutan; salah satu. kerjasama dengan Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan/atau unsur masyarakat lainnya dalam membantu pelaksanaan Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan. Partisipasi masyarakat dalam pengawasan sebagai berikut. sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51 huruf c dilakukan oleh. pemantauan kegiatan rehabilitasi dan reklamasi hutan; pelaporan hambatan, ketenangan dan keberhasilan kegiatan rehabilitasi dan reklamasi hutan; dan/atau. melaporkan kepada instansi dan/atau pejabat. berwenang mendeteksi dugaan penyimpangan dalam kegiatan rehabilitasi dan pemulihan hutan.

Partisipasi masyarakat dalam pembiayaan sebagai berikut. sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51 huruf d dilakukan oleh. memberikan informasi ketersediaan dana. penyampaian usul dan pertimbangan pengelolaan dan penggunaan dana restorasi dan reklamasi hutan; menyediakan dana bagi pelaksanaan kegiatan restorasi dan reklamasi hutan. 21 Pemberian pedoman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dimaksudkan untuk pelaksanaan rehabilitasi dan reklamasi hutan. 3) Memberikan bimbingan sebagaimana dimaksud dalam. (1) Huruf d merupakan tindak lanjut hasil pemantauan dan evaluasi untuk menyempurnakan kebijakan dan pelaksanaan restorasi dan reklamasi hutan.

27 - Pasal 61

BAB VII PENDANAAN

BAB VIII

UMUM

Bangsa Indonesia telah dikaruniai dan mendapat amanah dari Tuhan Yang Maha Esa, kekayaan alam berupa hutan yang tidak ternilai harganya, oleh karena itu hutan harus dikelola dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya berdasarkan akhlak yang mulia, sebagai ibadah dan perwujudan dari kebaikan. puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa.. Sumber daya alam berupa hutan, tanah dan air merupakan aset alam yang harus dijaga kelestariannya, oleh karena itu pengelolaan sumber daya alam dengan menggunakan unit pengelolaan daerah aliran sungai harus dilaksanakan secara bijaksana sehingga dapat mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat. Untuk menjaga kelangsungan fungsi pokok Hutan dan kondisi Hutan, maka dilakukan upaya Restorasi dan Reklamasi Hutan sebagaimana dimaksud.

Untuk kepentingan pembangunan yang bersifat strategis atau menyangkut kepentingan umum yang wajib memanfaatkan Kawasan Hutan, kegiatannya harus diimbangi dengan upaya reklamasi. Untuk memberikan landasan hukum bagi pelaksanaan rehabilitasi dan pemulihan hutan secara berkeadilan, perlu ditetapkan:

PASAL DEMI PASAL Pasal 1

Yang dimaksud dengan “partisipatif” adalah suatu bentuk partisipasi masyarakat dan pihak-pihak terkait dalam melaksanakan kegiatan rehabilitasi dan reklamasi hutan. Yang dimaksud dengan “aspek sosial” adalah RHL diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat. Aspek kewilayahan, aspek kelembagaan, dan aspek teknologi dilaksanakan dalam satu sistem pengelolaan dalam pelaksanaan Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan.

Pembangunan sosial ekonomi dilakukan oleh pemegang izin penggunaan kawasan hutan yang kegiatannya melibatkan dan memberikan manfaat sosial dan ekonomi kepada masyarakat setempat. Negara di bidang kehutanan, pemegang hak pengelolaan hutan desa, pemegang hak pengelolaan kawasan hutan dengan tujuan khusus. Pemegang izin pinjam pakai kawasan hutan dan pemegang keputusan menteri mengenai pelepasan kawasan hutan hasil tukar menukar kawasan hutan dikenakan kewajiban melaksanakan RHL berupa penanaman dalam rangka rehabilitasi daerah aliran sungai. .

Yang dimaksud dengan “pemanfaatan DAS sebagai unit pengelolaan” adalah perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pemantauan, dan evaluasi rehabilitasi dilakukan atas dasar DAS sebagai satuan analisis terpadu. Yang dimaksud dengan “pihak lain” misalnya perguruan tinggi, forum daerah aliran sungai, dan komunitas konservasi tanah dan air. Yang dimaksud dengan “Hutan Hak” adalah Hutan yang berada di luar Kawasan Hutan dan tumbuh di atas tanah yang dibebani hak atas tanah yang biasa disebut Hutan lokal.

Perubahan bentang alam akibat pemanfaatan Kawasan Hutan antara lain berupa pembangunan instalasi air, pertambangan, atau bencana alam yang menurunkan kualitas ekonomi, sosial, dan ekologi Hutan dalam keseimbangan ekosistem DAS. Yang dimaksud dengan “perubahan tutupan lahan” adalah perubahan jenis vegetasi yang sebelumnya ada pada Kawasan Hutan. Yang dimaksud dengan “penggunaan Kawasan Hutan” adalah penggunaan sebagian Kawasan Hutan untuk keperluan pembangunan di luar kegiatan kehutanan tanpa mengubah fungsi dan peruntukan Kawasan Hutan.

Data spasial adalah data yang mempunyai referensi spasial yang tergeoreferensi, dimana data atribut yang berbeda-beda terletak pada satuan spasial yang berbeda. Rencana penebangan kawasan hutan memuat data luas dan lokasi penggunaan kawasan hutan yang akan dilaksanakan. Penyiapan lahan hutan adalah kegiatan memindahkan atau membersihkan seluruh peralatan dan prasarana yang sudah tidak digunakan lagi, membuang limbah atau sampah beracun atau berbahaya, melakukan penimbunan atau mengubur limbah, menutup bukaan dan melarang atau menutup pintu masuk.

Yang dimaksud dengan “pengelolaan lahan” adalah penataan kawasan terganggu di dalam kawasan hutan, termasuk penimbunan kembali lubang-lubang bekas tambang, pengaturan bentang alam, dan pengelolaan lapisan tanah atas. Yang dimaksud dengan “faktor alam” adalah peristiwa alam yang mengakibatkan terjadinya perubahan bentang alam, yang secara ekonomi dan sosial mengakibatkan menurunnya kualitas hutan.

Referensi

Dokumen terkait

Balai Pengelolaan Hutan Produksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1, mempunyai tugas melaksanakan fasilitasi perencanaan dan pelaksanaan kesatuan pengelolaan hutan

(4) Pemerintah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sesuai dengan Kewenangannya menjamin hak-hak dari pemegang izin dalam melakukan usaha di bidang Air Permukaan dan Air Bawah

Dalam hal penerima Hak Pengelolaan adalah Departemen, Lembaga Pemerintah Non Departemen, Pemerintah Daerah Propinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, Lembaga

(1) Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya bertanggung jawab menyediakan sarana produksi Perikanan dan sarana Usaha Pergaraman sebagaimana

(1) Areal yang dapat dijadikan sebagai Program Pengelolaan Hutan yang Berbasis Masyarakat yang Diinisiasi oleh Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat adalah areal di dalam

(1) Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya memberikan fasilitasi dan pendampingan hukum pada Nelayan termasuk keluarga Nelayan yang mengalami

(3) Dalam hal Pemegang Hak, Pemegang Hak Pengelolaan, atau Pemegang Dasar Penguasaan Atas Tanah tidak melaksanakan peringatan tertulis pertama sebagaimana dimaksud

Pemegang izin/ pemegang hak pengelolaan/ pemilik hutan hak menghentikan seluruh materi periklanan/promosi yang memuat acuan sertifikasi bila terjadi penangguhan atau pencabutan