• Tidak ada hasil yang ditemukan

Case Study Penjadwalan Produksi di umkm ratu laundry

N/A
N/A
Auliyah Balqis Ananta

Academic year: 2023

Membagikan "Case Study Penjadwalan Produksi di umkm ratu laundry"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Case Study

Penjadwalan Produksi

di umkm ratu laundry

(2)

Auliyah Balqis Ananta (220503022) David Julkarnain (220503011)

Fazrina Azzuhra (220503016) Sukri Antika Zebua (220503001) Raja Muhammad Taufiq (220503002)

Laisa Tanjila Yasta (220503008)

Kelompok 2

(3)

Latar

Belakang

Penjadwalan merupakan bagian yang penting dari proses produksi sebelum pekerjaan turun ke lantai produksi. Sistem penjadwalan yang kurang baik dapat memperpanjang waktu penyelesaian produksi yang pada akhirnya dapat menurunkan kuantitas produksi yang dihasilkan. Guna

menghindari perpanjangan waktu penyelesaian

produksi yang pada akhirnya dapat menurunkan

kuantitas produksi.

(4)

Rumusan Masalah

Permasalahan yang ada adalah penerapan kebijakan penjadwalan mesin yang belum optimal sehingga

menyebabkan terjadinya keterlambatan-keterlambatan

pemenuhan pesanan.

(5)

Tujuan

Penjadwalan

01

02

Melakukan penjadwalan ulang

dengan menggunakan metode Slack, Shortest Processing Time (SPT),

Weighted Shortest Processing Time (WSPT), Earliest Due Date (EDD), Algoritma Hodgson, Algoritma

Wilkerson-Irwin.

Melakukan penjadwalan ulang

dengan menggunakan aturan EDD untuk menyelesaikan

permasalahan penjadwalan seperti jumlah job yang terlambat.

03 Menerapkan kebijakan

penjadwalan produksi yang

belum optimal.

(6)

Definisi

Penjadwalan

Penjadwalan adalah pengurutan pekerjaan yang dilakukan pada seluruh lintasan produksi yang dikerjakan di beberapa mesin. Penjadwalan melibatkannnnnn

semua pengerjaan di beberapa mesin yang disebut job. Job merupakan komposisi sejumlah elemen dasar yang disebut aktivitas atau operasi. Suatu operasi

membutuhkan alokasi sumber daya tertentu selama periode waktu tertentu yang

disebut waktu proses.

(7)

1. Processing Time (Ti)

Processing time adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan suatu pekerjaan, waktu untuk persiapan dan

pengaturan (set-up) selama proses berlangsung sudah termasuk di dalam processing time.

2. Due Date (Di)

Due date adalah batas waktu dimana operasi terakhir dari suatu pekerjaan harus selesai.

3. Flow Time (Fi)

Flow time adalah rentang waktu antara satu titik ketika tugas tersebut selesai. Flow time sama dengan processing

time dijumlahkan dengan waktu ketika pekerjaan menunggu sebelum diproses.

Parameter-Parameter penjadwalan

4. Completion Time (Ci)

Completion time adalah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan mulai dari saat tersedianya

pekerjaan sampai pada pekerjaan tersebut selesai dikerjakan.

5. Lateness (Li)

Lateness adalah selisih antara completion time (Ci) dengan due date (di), nilai lateness negatif disebut earliness

sedangkan nilai lateness positif disebut tardiness.

7.Number of tardy job Jumlah job yang terlambat.

.

6.Tardiness (Ti)

Tardiness adalah ukuran waktu terlambat yang bernilai positif jika suatu pekerjaan dapat diselesaikan lebih cepat

dari due date nya, pekerjaan tersebut akan memiliki keterlambatan yang negatif.

(8)

Jenis-Jenis Penjadwalan

01

02

a. Penjadwalan mesin tunggal (single machine) Masalah penjadwalan adalah proses pengurutan

pembuatan produk secara menyeluruh pada sejumlah

mesin. Terdapat banyak kasus yang dapat dibahas dalam masalah penjadwalan. Salah satunya adalah model

penjadwalan mesin tunggal, yaitu masalah penjadwalan yang melibatkan satu mesin saja.

b.Penjadwalan Paralel Penjadwalan paralel dibagi menjadi:

1 Penjadwalan N job pada mesin paralel identik (identical machines parallel) Prinsip dalam penjadwalan paralel identik adalah pengalokasian beban ke mesin yang lebih dahulu

idle/kosong.

2.Penjadwalan N job pada mesin paralel non identik Paralel non- identik dimana setiap mesin mempunyai fungsi yang sama namun waktu proses berbeda. Flow time tidak bisa dievaluasi langsung dari waktu proses. Tidak selalu alternatif waktu terpendek dari setiap job akan menjadi keputusan alokasi pada mesin.

03

3.Penjadwalan N job pada mesin paralel unrelated Penjadwalan ini

merupakan perluasan dari paralel non identik. Terdapat m mesin paralel,

dimana mesin i untuk memproses job j maka kecepatan mesin adalah vij.

Beberapa metode yang dapat

digunakan untuk penjadwalan mesin paralel antara lain:

a) Aturan LPT (Longest processing time) untuk tujuan meminimasi

makespan.

b)Aturan SPT (Shortest processing time), untuk tujuan meminimasi

completion time.

c) Aturan LRPT (Longest Remaining Processing Time) untuk tujuan

meminimasi maksimum lateness.

(9)

Beberapa aturan prioritas yang digunakan dalam menyelesaikan penjadwalan pekerjaan pada satu mesin

a).etode Shortest Processing Time (SPT) memprioritaskan pesanan dengan waktu kerja terendah untuk diselesaikan lebih awal.

b).Metode Weighted Shortest Processing Time (WSPT) Metode Weighted Shortest Processing Time adalah metode yang mengurutkan pekerjaan dalam penjadwalan produksi berdasarkan perbandingan waktu

proses dengan bobot kepentigan yang dimiliki oleh masing-masing produk untuk diproduksi.

c).Metode Earliest Due Date (EDD) Aturan EDD adalah aturan proses produksi yang menjadwalkan job berdasarkan dari due date terkecil dari setiap job yang diterima.

d).Algoritma Hodgson, yaitu penjadwalan pekerjaan yang dilakukan terlebih dahulu sama dengan aturan yang digunakan pada metode EDD, apabila semua tugas memiliki nilai terlambat negatif, maka

penjadwalan selesai tetapi apabila masih ada nilai positif maka perlu dilakukan perbaikan hingga diperoleh.

e).Wilkerson-Irwin, penjadwalan jenis ini digunakan untuk masalah dengan individual due date.

Penjadwalan dengan aturan Algoritma Algoritma Wilkerson-Irwin berfungsi untuk meminimasi rata-rata keterlambatan.

(10)

Job (kg) Waktu proses (jam) Due date

1 48 110

2 48 195

3 48 220

4 24 72

5 72 300

6 24 96

7 24 72

8 96 390

9 120 450

10 24 120

Penjadwalan pada satu mesin

Keterangan Job:

Job 1 : pesanan pencucian dengan berat 9,2 kg Waktu proses pencucian:16jam

Waktu proses penjemuran:14jam Waktu proses penyetrikaan:18jam

Job 2 : pesanan pencucian dengan berat 9,3 kg Waktu proses pencucian:16jam

Waktu proses penjemuran:12jam Waktu proses penyetrikaan:20jam Job 3 : pesanan pencucian dengan berat 18,1 kg

Waktu proses pencucian:16jam Waktu proses penjemuran:15jam Waktu proses penyetrikaan:19jam

Job 4 : pesanan pencucian dengan berat 11,6 kg Waktu proses pencucian:8jam

Waktu proses penjemuran:6jam Waktu proses penyetrikaan:10jam

Job 5 : pesanan pencucian dengan berat 4,2 kg Waktu proses pencucian:24jam

Waktu proses penjemuran:22jam Waktu proses penyetrikaan:26jam

Job 6 : pesanan pencucian dengan berat 3,4 kg Waktu proses pencucian:8jam

Waktu proses penjemuran:8jam Waktu proses penyetrikaan:8jam

Job 7 : pesanan pencucian dengan berat 0,8 kg

` Waktu proses pencucian:8jam Waktu proses penjemuran:6jam Waktu proses penyetrikaan:10jam

Job 8 : pesanan pencucian dengan berat 30 kg Waktu proses pencucian:30jam Waktu proses penjemuran:32jam Waktu proses penyetrikaan:34jam

Job 9 : pesanan pencucian dengan berat 35 kg

Waktu proses pencucian:40jam

Waktu proses

penjemuran:38jam

Waktu proses

penyetrikaan:42jam

Job 10 : pesanan pencucian dengan berat 44 kg

Waktu proses pencucian:8jam Waktu proses penjemuran:7jam

Waktu proses

penyetrikaan:9jam

(11)

Penjadwalan pada satu mesin

Penjadwalan diatas menghasilkan urutan 4-6-7-10-1-2-3-5-8-9

Metode SPT

Job Waktu Proses (jam) Completion Time

(Ci) Due Date (di) Lateness (Li,s) Tardiness(Ti,s)

4 24 24 72 -48 0

6 24 48 96 -48 0

7 24 72 72 0 0

10 24 96 120 -24 0

1 48 144 110 34 34

2 48 192 195 -3 0

3 48 240 220 20 20

5 72 312 300 12 12

8 96 408 390 18 18

9 120 528 450 78 78

total 39 162

Mean lateness (Ls) = 3.9

Max lateness (Lmax) = 78

Mean tardiness (Ts) = 16.2

Jumlah job tardy = 6

(12)

Penjadwalan satu mesin

Metode WSPT

Tabel menggunakan Metode WSPT

Job Demand Waktu Proses (jam) Due Date (di) Bobot (wi)

1 (9.2 kg) 48 110 2 24

2 (9,3 kg) 48 195 2 24

3 (18.1 kg) 48 220 1 48

4 (11.6 kg) 24 72 1 24

5 (4.2 kg) 72 300 3 24

6 (3.9 kg) 24 96 3 8.0

7 (0.8 kg) 24 72 3 8.0

8 (30 kg) 96 390 1 96

9 (35 kg) 120 450 1 120

10 (4.4 kg) 24 120 3 8.0

Urutan WSPT: 6-7-10-1-1-4-5-3-8-9

��

��

(13)

Penjadwalan satu mesin

Metode EDD

Penjadwalan diatas menghasilkan urutan 4-7-6-1-10-2-3-5-8-9

Tabel Metode EDD

Job Waktu Proses (Jam) Completion Time (ci) Due Date (di) Lateness (Li,s) Tardines (Ti,s)

4 24 24 72 -48 0

7 24 48 72 -24 0

6 24 72 96 -24 0

1 48 120 110 10 10

10 24 144 120 24 24

2 48 192 195 -3 0

3 48 240 220 20 20

5 72 312 300 12 12

8 96 408 390 18 18

9 120 528 450 78 78

total 63 162

Mean lateness (Ls) = 6.3

Max lateness (Lmax) = 78 Mean tardiness (Ts) = 16.2

Jumlah job tardy = 6

(14)

Penjadwalan satu mesin

Metode algoritma hogson

Penjadwalan diatas menghasilkan urutan 4-7-6-10-2-3-5-8-1-9

Job Waktu Proses (Jam) Completion Time (ci) Due Date (di) Lateness (Li,s) Tardines (Ti,s)

4 24 24 72 -48 0

7 24 48 72 -24 0

6 24 72 96 -24 0

10 24 96 120 -24 0

2 48 144 195 -51 0

3 48 192 220 -28 0

5 72 264 300 -36 0

8 96 360 390 -30 0

1 48 408 110 298 298

9 120 528 450 78 78

Total 2025 111 376

Mean lateness (Ls) = 11.1

Max lateness (Lmax) = 298

Mean tardiness (Ts) = 37.6

Jumlah job tardy = 2

(15)

Penjadwalan satu mesin

Metode algoritma Wilkerson-irwin

Penjadwalan diatas menghasilkan urutan 4-7-6-7-1-10-2-3-5

jadi tabel algoritma wilkerson-irwin

job(i) completiontime due date tardiness

4 24 72 0

6 24 72 0

7 24 96 0

1 48 110 10

10 24 120 24

2 48 195 0

3 48 220 20

5 72 300 12

(16)

Penjadwalan satu mesin

Metode slack

Slack Time Si = dᵢ-tᵢ

job demand (kg) waktu proses (jam) Due Date slack time

1 9,2 kg 48 110 62

2 9,3 kg 48 195 147

3 18,1 kg 48 220 170

4 11,6 kg 24 72 48

5 4,2 kg 72 300 228

6 3,4 kg 24 96 72

7 0,8 kg 24 72 24

8 30 kg 96 390 294

9 35 kg 120 450 330

10 44 kg 24 120 96

(17)

Penjadwalan M mesin

Metode SPT

Metode SPTuntuk m mesin

Job Demand Waktu Proses (jam) Completion Time (Ci)

1 (9.2 kg) 48 48

2 (9,3 kg) 48 96

3 (18.1 kg) 48 144

4 (11.6 kg) 24 168

5 (4.2 kg) 72 240

6 (3.9 kg) 24 264

7 (0.8 kg) 24 288

8 (30 kg) 96 384

9 (35 kg) 120 504

10 (4.4 kg) 24 528

urutan SPT 4-6-7-10-1-2-3-5-8-9

mesin job (i) waktu proses completion time

M1

4 24 168

10 24 528

3 48 144

9 120 504

M2

6 24 264

1 48 48

5 72 240

M3

7 24 288

2 48 96

8 96 384

2664 mean flowtime 266.4

makespan 566

(18)

Penjadwalan M mesin

Metode EDD

Tabel Metode EDD Job Waktu Proses

(Jam) Completion Time (ci) Due Date (di) Lateness (Li,s) Tardines (Ti,s)

4 24 24 72 -48 0

7 24 48 72 -24 0

6 24 72 96 -24 0

1 48 120 110 10 10

10 24 144 120 24 24

2 48 192 195 -3 0

3 48 240 220 20 20

5 72 312 300 12 12

8 96 408 390 18 18

9 120 528 450 78 78

total 63 162

urutan 4-7-6-1-10-2-3-5-8-9

mesin job (i) waktu proses completion time

M1

4 24 48

1 48 120

3 48 240

9 120 528

M2

7 24 24

10 24 144

5 72 312

M3

6 24 72

2 48 192

8 96 408

2088

mean flowtime 208.8

makespan 528

(19)

Penjadwalan M mesin

Metode LPT Revers

metode LPT revers

job waktu proses complation time

9 120 504

8 96 382

5 72 240

3 48 48

2 48 96

1 48 144

10 24 168

7 24 264

6 24 288

4 24 528

urutan LPT revers 9-8-5-3-2-1-10-7-6-4

mesin job waktu proses

M1

9 120

3 48

10 24

4 24

M2

8 96

2 48

7 24

M3

5 72

1 48

6 24

528 balik setiap urutan job hingga kembali menjadi metode SPT

mean flowtime 52.8

makespan 360

(20)

Penjadwalan M mesin

Metode algoritma CDS

Metode algoritma CDS

job (i) tᵢ1 tᵢ2 tᵢ3 K =1 K = 2

tᵢ₁* tᵢ₂* tᵢ₁* tᵢ₂*

1 16 14 18 16 18 30 32

2 16 12 20 16 20 28 32

3 16 15 19 16 19 31 34

4 8 6 10 8 10 14 16

5 24 22 26 24 26 46 48

6 8 8 8 8 8 16 16

7 8 6 10 8 10 14 16

8 32 30 34 32 34 62 64

9 40 38 42 40 42 78 80

10 8 7 9 8 9 15 16

urutan algoritma CDS untuk K = 1 10-1-8-9-4-3-2-5-7-6

makespan 274

urutan CDS K = 4-7-10-6-2-1-3-5-8-9

makespan 472

(21)

Kesimpulan dalam penerapan kebijakan penjadwalan ulang dengan menggunakan metode Shortest Processing Time (SPT), Weighted Shortest Processing Time (WSPT), Earliest Due Date (EDD), Algoritma Hodgson, dan Algoritma Wilkerson-Irwin telah berhasil dilakukan bersamaan dan menghasilkan penjadwalan yang lebih baik dari penjadwalan sebelumnya.

Dengan menerapkan metode ini cukup terbukti memperbaiki performansi penjadwalan. Hal ini dibuktikan dengan adanya penurunan jumlah total tardiness, mean tardiness, maximum tardiness, dan jumlah job yang terlambat. Penerapan kebijakan penjadwalan ulang dengan menggunaan metode ini terbukti lebih baik dari pada kebijakan penjadwalan yang selama ini digunakan oleh perusahaan

kesimpulan

(22)

Thank you!

Referensi

Dokumen terkait