HARMONI KEWAJIBAN DAN HAK
NEGARA DAN WARGA NEGARA DALAM DEMOKRASI YANG BERSUMBU PADA
KEDAULATAN RAKYAT DAN
MUSYAWARAH UNTUK MUFAKAT
PROGRAM STUUDI ADMINISTRASI BISNIS UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
KELOMPOK 7
ANGGOTA NIM
Putri Lia Farha 2202096053 Reva Ayu Kartika 2202096058 Adilah Khairunnisa 2202096063 Fitriyah Nabilah 2202096068 Awang Rasyid Syadaffa 2202096093
MATA KULIAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
projects:
LIA| REVA| DILA | BILA |DAFFA
LATAR BELAKANG
Harmoni adalah kerja sama antara berbagai faktor dengan sedemikian rupa sehingga faktor-faktor tersebut dapat menghasilkan suatu kesatuan yang luhur. harmoni kewajiban dan hak negara dan warga negara, merupakan suatu keselarasan, keseimbangan dan keserasian yang saling memenuhi. Jika suatu kewajiban sudah tunai dipersembahkan atau dilakukan oleh warga negara, maka hendaknya negara secara konsisten memenuhi hak-hak warga negara.
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana konsep dan urgensi harmoni
kewajiban dan hak negara dan warga negara?
2. Mengapa harmoni kewajiban dan hak negara dan warga negara Indonesia diperlukan ?
3. Apa saja sumber historis, sosiologis, politik tentang harmoni kewajiban dan hak negara dan warga negara Indonesia?
4. Apa saja argumen yang mendukung
terjadinya dinamika dan tantangan harmoni kewajiban dan hak negara dan warga negara?
5. Bagaimana esensi dan urgensi harmoni
kewajiban dan hak negara dan warga negara?
Konsep dan Urgensi Harmoni
Kewajiban dan Hak Negara dan Warga Negara
Hak dan kewajiban merupakan sesuatu yang tidak dapat
dipisahkan. Menurut “teori korelasi” yang dianut oleh pengikut
utilitarianisme, ada hubungan timbal balik antara hak dan
kewajiban. Setiap kewajiban seseorang berkaitan dengan hak
orang lain, dan begitu pula sebaliknya. Apabila hak tidak
memiliki kewajiban yang bersesuaian dengannya maka tidak
pantas disebut hak.
Sebenarnya hak dan kewajiban merupakan hal yang sulit untuk dipisahkan, akan tetapi kini banyak terjadi pertentangan karena hak dan kewajiban tidak seimbang dalam penerapannya. Oleh karena itu, Diperlukannya harmoni kewajiban dan hak Negara dan warga Negara agar terciptanya kehidupan bernegara yang berkesinambungan antara kepentingan rakyat dalam pemenuhan hak dan kewajibannya oleh negara. Jika suatu kewajiban sudah tunai dipersembahkan atau dilakukan oleh warga negara, maka hendaknya negara secara konsisten memenuhi hak-hak warga negara.
Alasan Diperlukannya Harmoni Kewajiban dan Hak Negara dan
WargaNegara Indonesia
Sumber historis, sosiologis, politik tentang harmoni kewajiban dan hak negara dan warga negara Indonesia
Secara historis perjuangan menegakkan hak asasi manusia terjadi di dunia Barat (Eropa). Adalah John Locke, seorang filsuf Inggris pada abad ke-17, yang pertama kali merumuskan adanya hak alamiah (natural rights) yang melekat pada setiap diri manusia, yaitu hak atas hidup, hak kebebasan, dan hak milik
Sumber Sosiologis Situasi pasca reformasi sekarang ini telah memiliki beberapa gejala sosiologis fundamental yang menjadi sumber terjadinya berbagai gejolak dalam masyarakat kita (Wirutomo, 2001). suatu kenyataan yang memprihatinkan bahwa setelah tumbangnya struktur kekuasaan “otokrasi” yang dimainkan Rezim Orde Baru
Sumber politik yang mendasari dinamika kewajiban dan hak negara dan warga negara Indonesia adalah proses dan hasil perubahan UUD NRI 1945 yang terjadi pada era reformasi. Pada awal era reformasi (pertengahan 1998), muncul berbagai tuntutan reformasi di masyarakat.
Dinamika dan Tantangan
Harmoni Kewajiban dan Hak Negara dan Warga
Negara
Aturan dasar mengenai tugas dan hak negara dan warga negara setelah amandemen UUD NRI 1945 mengalami dinamika yang luar biasa. Berikut ini adalah bentuk-bentuk perubahan aturan dasar dalam UUD NRI 1945 sebelum dan sesudah amandemen:1. Aturan dasar pendidikan dan kebudayaan, serta ilmu pengetahuan dan teknologi.
2. Aturan dasar usaha pertahanan dan keamanan negara.
3. Aturan dasar hak dan kewajiban asasi manusia.
Esensi dan Urgensi Harmoni
Kewajiban dan Hak Negara dan Warga Negara
Susunan dasar negara, Pancasila diketahui bersifathierarkis piramidal. Artinya, urut urutan lima sila Pancasila menunjukkan suatu rangkaian tingkat dalam luasnya dan isi dalam sifatnya yang merupakan pengkhususan dari silasila di mukanya. Jadi, di antara lima sila Pancasila ada hubungan yang mengikat satu dengan yang lainnya, sehingga Pancasila merupakan suatu keseluruhan yang bulat. Kesatuan sila-sila Pancasila memiliki susunan hierarkis piramidal itu harus dimaknai bahwa sila Ketuhanan Yang Maha Esa
Kesimpulan
Hak dan kewajiban warga negara merupakan wujud dari hubungan warga negara dengan negara. Hak dan kewajiban bersifat timbal balik, bahwa warga negara memiliki hak dan kewajiban terhadap negara, sebaliknya pula negara memiliki hak dan kewajiban terhadap warga negara. Sekalipun aspek kewajiban asasi manusia jumlahnya lebih sedikit jika dibandingkan dengan aspek hak asasi manusia sebagaimana tertuang dalam UUD NRI 1945, namun secara filosofis tetap mengindikasikan adanyapandangan bangsa Indonesia bahwa hak asasi tidak dapat berjalan tanpa dibarengi kewajiban asasi.