PSIKOLOGI KONSELING
Semester Gasal 2011/2012
A. RACHMAD DJATI WINARNO
SILABUS
STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa mampu memahami pengertian, ruang lingkup, dan konsep utama konseling secara umum
Mahasiswa mampu memahami ketrampilan dan konsep dasar konseling
Mahasiswa mampu menerapkan konsep dan ketrampilan dasar konseling dalam praktek konseling
Mahasiswa mampu melakukan konseling individual dan mengevaluasinya
GARIS BESAR MATERI
Definisi, ruang lingkup psikologi konseling Jenis-jenis konseling
Perkembangan konseling
Tiga pendekatan utama dalam konseling
Psikodinamik
Behavioristik
Eksistensial-Humanistik
Ketrampilan dasar konseling
MATERI KULIAH
Pert Tgl Materi
1 15-19 Agt Definisi, ruang lingkup
2 22-26 Agt Jenis-jenis konseling, komunikasi dlm konseling, sejarah 3 5-9 Sept Pendekatan Psikodinamik
4 12-16 Sept Pendekatan Kognitif-Perilaku
5 19-23 Sept Pendekatan Eksistensial-Humanistik
6 26-30 Sept Mendengarkan aktif , bertanya, dan parafrase 7 3-7 Okt Mendengarkan aktif, bertanya, parafrase (latihan) 8 17-21 Okt Empati dan merangkum
9 24-28 Okt Empati dan merangkum (latihan) 10 31 Okt-4 Nov Problem solving
11 7-11 Nov Etika dalam konseling
12 14-18 Nov Ketrampilan konseling: integratif 13 21-25 Nov Ketrampilan konseling: integratif
BUKU ACUAN
UTAMA
Corey, G. 2010. Theory and Practice of Counseling and Psychotherapy (8th ed.). United States: Brooks/Cole.
Corey, G. 1995. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi.
Jakarta: Eresco PENDUKUNG
Gazda, G.M., et al. Human Relations Development (3rd ed.).
Boston: Allyn and Bacon, Inc.
Pietrofesa, J. J., Hoffman, A., Splete, H.H., Pinto, D.V. Counseling:
Theory, Research, and Practice. Boston: Houghton Mifflin Company.
Ivey, A. E. & Simek-Downing, L. 1980. Counseling and
Psychotherapy: Skills, Theories, and Practice. London: Prenice Hall Hansen, J.C., Stevic, R. R., & Warner, R.W. 1982. Counseling
Theory and Process. Boston: Houghton Mifflin Company.
PENILAIAN
Mid-Semester: 30%
Tugas: 40%
Akhir Semester: 30%
TUGAS
Kelompok (3 orang) Praktek konseling
Kasus dapat kasus sendiri atau kasus orang lain (hati-hati krn harus konsisten)
Ada konselor, klien, dan observer
Melakukan konseling dengan menggunakan masalah tersebut
Durasi minimal 20 menit
Direkam dalam bentuk video
Dibuat laporannya (termasuk catatan atau evaluasi
LAPORAN TUGAS KONSELING
Identifikasi masalah: deskripsi singkat Proses konseling
Deskripsikan proses konselingnya (singkat), berapa lama
Kondisi klien pada awal dan akhir konseling
Bagaimana proses observasi dilakukan
Evaluasi:
Apa yang positif (sudah bagus) dalam konseling tersebut, terutama yang dilakukan konselor
Apa saja yang masih perlu diperbaiki
Anggota kelompok
Konselor
Klien
Observer
KESEPAKATAN
Sesuai aturan fakultas/universitas (presensi, pakaian, dsb)
Toleransi keterlambatan: 15 menit, kecuali ada pemberitahuan sebelumnya
Ijin:
Terencana: sebelum absen
Tidak terencana: ijin tertulis disampaikan langsung pada saat masuk setelah absen
HP: silent atau off, tidak telp atau sms/mms dsb.
KONSELING:
Pengertian dan Cakupan
DEFINISI KONSELING
Konseling merupakan relasi timbal balik antara konselor yang secara profesional terlatih dan kompeten dengan individu yang mencari
bantuan karena memiliki masalah (‘concern’) pribadi (Pietrofesa et al., 1978).
Konseling merupakan proses yang intensif untuk membantu orang normal untuk mencapai tujuan- tujuan mereka atau supaya dapat berfungsi
lebih efektif (Ivey & Simek-Downing, 1980).
UNSUR-UNSUR PENTING DALAM KONSELING
hubungan (relationship) antara klien dan konselor adalah hal yg mendasar
bersifat mutual (kemauan dr kedua belah pihak), saling menghargai
bersifat profesional
di dalamnya terdapat proses belajar
banyak berkaitan dengan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan
fleksibel, bukan konsep (dan praktek) yang bersifat statis
pilihan hidup
COUNSELING IS HELPING
Konseling sering diartikan sebagai helping relationship
Konseling: interaksi antara dua pihak, di mana satu pihak bertindak sebagai yang mencari bantuan, dan yang lain sebagai yang membantu.
Dalam proses konseling, wawancara banyak digunakan (“wawancara
konseling”)
KONSELING Beda dengan
Memberikan tes
Pemberian informasi Pemberian nasihat
Interview untuk mencari data
Walaupun semua hal tersebut dapat
dilakukan dalam konseling.
WAWANCARA DAN KONSELING
Wawancara: percakapan atau tanya-jawab
untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuannya pada umumnya untuk mendapatkan pengetahuan
tentang orang yg diwawancari (pendapatnya, sifatnya, pengetahuannya, dsb), atau tentang hal-hal lain (obyek).
Konseling: interaksi antara dua pihak, di mana satu pihak bertindak sebagai yang mencari
bantuan, dan yang lain sebagai yang
membantu. Dalam proses konseling, wawancara
WAWANCARA DAN KONSELING
Wawancara dan konseling masing-masing memiliki kaidah dan teknik-teknik tertentu, tapi penerapannya bisa berbeda
tergantung setting dan tujuannya.
Contoh: wawancara dalam rangka seleksi kerja berbeda dengan wawancara di
bidang klinis; konseling karir berbeda dengan konseling bagi orang yang
mengalami tekanan mental yang besar
(stressed).
WAWANCARA DAN KONSELING
Yang membedakan: tujuannya
Wawancara: terutama untuk kepentingan
pewawancara (“saya tahu”, “saya dapat data”, dsb)
Konseling: wawancara dilakukan dalam proses membantu.
memahami masalah
menentukan treatment
efek terapeutik: klien menyadari keadaannya,
mendapatkan insight untuk memecahkan masalahnya
KONSELING DAN PSIKOTERAPI (1)
Ivey & Simek-Downing (1980):
Pembedaan antara konseling dan psikoterapi tidak mudah
Konseling merupakan proses yang intensif untuk membantu orang normal untuk mencapai tujuan- tujuan mereka atau supaya dapat berfungsi lebih efektif (Ivey & Simek-Downing, 1980).
Psikoterapi merupakan proses jangka panjang dalam rangka merekonstruksi seseorang dan perubahan
struktur kepribadian.
Psikoterapi sering dibatasi pada orang-orang yang memiliki gangguan patologis.
KONSELING DAN PSIKOTERAPI (2)
Pietrofesa et al., 1980:
Konseling dan psikoterapi pada prinsipnya sama:
Tujuan: self-exploration, perubahan perilaku Menekankan pentingnya ketrampilan dalam mengambil keputusan dan membuat rencana
Relasi antara klien dan konselor (atau terapis) merupakan hal yang penting
Perbedaan:
Tingkat keseriusan masalah
Konseling lebih memfokuskan pada
KONSELOR SEBAGAI PRIBADI
Mengapa menjadi konselor
Power
Status
Sainthood
Satisfaction
Task
KONSELOR SEBAGAI PRIBADI (lanjutan)
Konselor sebagai pribadi mempunyai peran yang sangat penting supaya konseling efektif;
jadi bukan terutama teknik dan ketrampilan konseling
Beberapa karakteristik pribadi yang membantu dalam konseling, antara lain
Memiliki perhatian pada manusia dan kemanusiaan
Memiliki pandangan yang positif terhadap dirinya sendiri dan orang lain
Altruistik, bersahabat, dapat dipercaya
KONSELOR SEBAGAI PRIBADI (lanjutan)
Konselor perlu menyadari akan
pandangan-pandangannya, sikap-sikap
yang dimilikinya, kebutuhan-kebutuhan
psikologis, tujuan hidup, dll.
KONSELING DAN BUDAYA
Budaya menjadi issue penting dalam
konseling karena ide-ide serta pemikiran konselor dalam proses konseling
berdasarkan budaya kita dan nilai-nilai yg kita yakini & mungkin saja berbeda
dengan orang yang kita layani
Cara klien memandang situasi, cara
berperilaku, dan nilai-nilai klien pun sangat
erat kaitannya dengan budaya mereka
BUDAYA
Kebangsaan
Adat dan kebiasaan Bahasa
Usia
Gender Beliefs
Lokasi geografis Orientasi seksual
Kelompok-kelompok khusus
JENIS-JENIS KONSELING
Crisis counseling
Facilitative counseling Preventive counseling
Developmental counseling
Problem solving conseling
CRISIS COUNSELING
Konseling krisis dilakukan bila kondisi klien memerlukan penanganan dengan
segera. Misal terkait dengan usaha bunuh diri, harus segera mengambil keputusan.
Sifatnya mendesak.
Jangka waktu: jangka pendek (immediate) Peran konselor: dukungan personal,
mencari dukungan-dukungan lain yg
dibutuhkan, intervensi langsung, atau
rujukan ke klinik/lembaga yg kompeten.
FACILITATIVE COUNSELING
Masalah lebih terkait dengan beban
psikilogis yang dialami atau dirasakannya.
Klien memerlukan tempat untuk berbicara dan “curhat”
Jangka waktu: bervariasi (jangka pendek, jangka menengah, jangka panjang)
Peran konselor: terutama mendengarkan
aktif, refleksi isi dan perasaan, memberikan
PREVENTIVE COUNSELING
Tujuan: untuk mencegah seseorang jatuh ke dalam masalah atau mencegah
masalah yg dihadapi menjadi lebih berat.
Hal yg potensial membawa masalah:
pergaulan, HP, internet, situs jejaring sosial, dsb.
Jangka waktu: fleksibel
Peran konselor: memberikan informasi,
merujuk ke program-program yang sesuai,
DEVELOPMENTAL COUNSELING
Masalah-masalah yang mungkin terkait:
penyesuaian diri dengan perkembangan, misal pengembangan konsep diri yg positif.
Jangka waktu: sepanjang hidup (berkelanjutan) Peran konselor: klarifikasi nilai, me-review
pengambilan keputusan, konseling individual menyangkut perkembangan personal dalam hubungan dengan orang lain dan lingkungan
PROBLEM SOLVING COUNSELING
Pemecahan masalah mungkin muncul dengan sendirinya selama proses konseling, tapi sering ada masalah yang memerlukan strategi khusus untuk memecahkannya
Tujuan konseling problem solving:
Membantu klien mengembangkan strategi untuk memecahkan masalah yg dihadapinya sekarang (≠ membantu memecahkan
masalah)
Membantu klien belajar problem solving skills yang dapat digunakan bila menghadapi
masalah di kemudian hari
KOMUNIKASI DALAM
KONSELING
KOMUNIKASI VERBAL DALAM KONSELING
Komunikasi verbal: dapat memperjelas maksud seseorang, tetapi tidak dapat mencakup seluruh ide.
Biasa dalam kehidupan sehari-hari Bahasa yang standard?
Bukan bahasa tulis, apalagi tulisan ilmiah Jelas, konkrit, referensial
Yang berkaitan dengan seks atau masalah sensitif lainnya: harus jelas yang dimaksud apa (bukan
“itu”, “anunya”, dsb.)
BAHASA NON-VERBAL
Dalam komunikasi interpersonal, termasuk konseling, bahasa non-verbal sangat
penting.
Dalam konseling, kehangatan, care,
penerimaan, kedekatan, diungkapkan
terutama dengan bahasa non-verbal.
PERILAKU NON-VERBAL KLIEN
Situasi klien dapat dipahami melalui
ungkapan verbal dan perilaku non-verbal klien
Interpretasi atas perilaku non-verbal klien harus memperhatikan konteksnya
Makna perilaku non-verbal klien
(sebagaimana ditafsirkan oleh konselor) bersifat tentatif
Memberikan feedback mengenai hubungan
konselor-klien
KARAKTERISTIK UMUM BAHASA NON-VERBAL
1. Komunikasi non-verbal menggunakan banyak sarana (channels): tubuh, media suara,
lingkungan, waktu
2. Komunikasi non-verbal memiliki banyak tujuan 3. Cara komunikasi non-verbal biasanya tidak
disadari
4. Perilaku non-verbal biasanya merupakan kebiasaan
5. Perilaku non-verbal dapat membocorkan kebohongan
6. Komunikasi non-verbal lebih dapat dipercaya
KARAKTERISTIK UMUM BAHASA NON-VERBAL
7. Perilaku non-verbal utamanya adalah merupakan ekspresi emosi
8. Perilaku non-verbal terkait budaya
9. Perilaku non-verbal bersifat individual
10. Perilaku non-verbal mendahului ucapan verbal 11. Komunikasi non-verbal memberikan feedback
tentang hubungan interpersonal
12. Perilaku non-verbal yang terjadi bersamaan bisa saja saling bertentangan
PERKEMBANGA
N KONSELING
PRA-KONSEPSIONAL
Sejak jaman dulu relasi meminta dan
memberi bantuan ada dalam masyarakat Diduga banyak filsof (Plato, Aristoteles, Locke, Berkely, Hume, Mill, dll) juga
memiliki perhatian terhadap konseling tetapi belum ada usaha untuk
merumuskan konseling secara ilmiah.
PENGARUH PENTING
Pandangan yang menempatkan manusia sebagai pusat:
manusia ingin dapat mengontrol tujuan hidupnya sendiri.
Konselor membantu individu-individu untuk mencapai keinginan itu.
Faktor sosial, ekonomi, ilmiah, dan ideologis yang berkembang di berbagai belahan dunia sejak tahun 1850an:
Urbanisasi, migrasi, kebebasan, perhatian pada ketimpangan sosial
Dampak: kemiskinan, pengangguran, hilangnya atau
berkurangnya ikatan kekeluargaan maupun hubungan dekat dengan tetangga, hilangnya rasa aman karena perang, dsb.
Orang-orang lalu mencari bantuan ke pendidik, psikolog,
PENGARUH PENTING (lanjutan)
Perhatian para ahli kepada manusia lain
semakin besar dan semakin besar jg usaha untuk membantu mereka mengatasi masalah- masalah mental, fisik, dan ekonomis.
Sejarah psikologi konseling tidak dapat
dilepaskan dari sejarah Psikologi yang dimulai oleh Wilhelm Wundt di Jerman tahun 1879,
perkembangan vocational guidance dan perkembangan tes psikologis.
Perhatian para ahli psikologi juga berperan dalam perkembangan konseling, termasuk publikasi tentang konseling dan psikoterapi.
PERKEMBANGAN SAAT INI
Konselor banyak bekerja sebagai konselor di lembaga pendidikan, konselor rohani,
pekerja sosial, di tempat rehabilitasi, maupun di tempat kerja.
Di Indonesia konselor lebih banyak
bekerja di lembaga pendidikan, sebagai konselor rohani, ataupun di lembaga-
lembaga sosial khususnya LSM
DASAR HISTORIS KONSELING
1. Gerakan Bimbingan Vokasional
Tahun 1909 Frank Parson menulis textbook
“Choosing a Vocation” yang menjadi dasar
bimbingan vokasional atau karir. Ada 3 tugas utama konselor, yakni
Analisis individu
Studi tentang pekerjaan
Mengkaitkan sifat-sifat individu dengan dunia kerja
Tahun 1910: konferensi nasional bimbingan
vokasional diadakan oleh Kamar Dagang Boston
Tahun 1913 dibentuk Asosiasi Bimbingan Vokasional Nasional
DASAR HISTORIS (lanjutan)
2. Gerakan Kesehatan Mental
Pandangan Freud tentang penyakit mental yang menyebutkan bahwa ada kontinuitas antara kesehatan mental dan sakit mental.
Artinya sakit mental itu bisa ditangani
Donald E. Super (1955) berpendapat bahwa orang yang sakit mental memiliki kekuatan- kekuatan yang dapat digunakan untuk
rehabilitasinya. Ada perubahan dari
bimbingan vokasional ke psikologi konseling.
DASAR HISTORIS (lanjutan)
3. Gerakan Psikometri
Analisis individu bergeser dari yang bersifat intuitif (subyektif dari pandangan konselor) ke pengukuran yang bersifat ilmiah (dengan alat tes psikologis).
Perkembangan alat-alat pengukuran minat, bakat, prestasi, dan kepribadian selama
Perang Dunia I juga berdampak pada peran psikolog konseling, yaitu melakukan tes
psikologis.
DASAR HISTORIS (lanjutan)
4. Penghalusan dari Konseling Non-medis
Konseling klinis yang ada bersifat direktif dan meniru model medis yang memberikan peran yang besar pada konselor untuk aktif mencari informasi,
menganalisis, dan menyimpulkan atas dasar
pemikirannya sendiri. Konseli (klien) bersifat pasif.
Carl R. Rogers mengubah pusat tanggung jawab dari konselor ke klien. Pandangan ini membawa
perubahan mendasar dalam konseling yaitu dari yang direktif ke non-direktif.
Pandangan Rogers membawa perubahan lain.
Perhatian konselor tidak lagi hanya pada masalah
DASAR HISTORIS (lanjutan)
5. Pengaruh Perubahan Sosial dan Perkembangan Profesi
Berakhirnya Perang Dunia II mendukung pertumbuhan psikologi profesional,
khususnya psikologi konseling. Kembalinya para veteran meningkatkan permintaan akan konseling pribadi dan konseling karir.
Konseling juga bersifat lebih ilmiah. Psikologi konseling meluas ke universitas-universitas dan psikologi profesional berkembang di
administrasi veteran, sehingga program pelatihan konseling meluas.
DASAR HISTORIS (lanjutan)
6. Timbulnya Psikologi Konseling
Psikologi konseling tumbuh pada pertengahan abad 20.
Di Indonesia: pertumbuhan psikologi konseling terjadi lebih kemudian.