• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRAKTIK GADAI SAWAH DI LINGKUNGAN BUA-BUA I KABUPATEN PINRANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PRAKTIK GADAI SAWAH DI LINGKUNGAN BUA-BUA I KABUPATEN PINRANG "

Copied!
101
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pegadaian dalam penelitian ini menitikberatkan pada praktek gadai sawah yang dilakukan oleh masyarakat di wilayah perkampungan Bua-Bua 1 Kabupaten Pinrang. Penggadaian sawah di kawasan ini merupakan hal yang dianggap lumrah karena dilakukan secara turun temurun hingga saat ini. Karena sudah mengakar dan menjadi tradisi di wilayah ini, maka tata cara gadai sawah hanya berdasarkan rasa saling percaya saja tanpa ada apa-apa.

Bentuk praktek gadai dalam bidang ini adalah keuntungan dari barang yang digadaikan diambil semata-mata oleh pemberi gadai.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Kegunaan Penelitian

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di Kelurahan Bua-Bua 1 Kabupaten Pinrang masih banyak ditemukan masyarakat yang melakukan kegiatan gadai padi sebagai salah satu alternatif untuk memperoleh uang tambahan, dengan menggunakan sistem saling percaya karena dianggap lebih efektif. dan lebih mudah. Sebagai referensi untuk menambah informasi pada penelitian lain yang membahas permasalahan yang berkaitan atau serupa dengan penelitian ini. Bermanfaat bagi peneliti untuk menambah pengetahuan dan pemahaman tentang menggadaikan sawah yang dibolehkan dalam Islam.

TINJAUAN PUSTAKA

  • Tinjauan Penelitian Relevan
  • Tinjauan Teori
  • Kerangka Konseptual
  • Kerangka Pikir

Samsul Rizal (2019), “Analisis praktek menggadaikan sawah dan dampaknya terhadap kesejahteraan masyarakat di desa Lamtrieng (studi kasus desa Lamtrieng kecamatan 6. Samsul Rizal, “Analisis praktek menggadaikan sawah dan dampaknya terhadap kesejahteraan masyarakat di Desa Lamtrieng (studi kasus di Desa Lamtrieng, Kecamatan Sementara itu, praktik menggadaikan dividen kepada penerima gadai (murtahin) berarti murtahin mempunyai hak penuh atas barang gadai (sawah) selama utangnya tidak dapat dibayar. dilunasi oleh pihak yang berhutang (rahin), dan pihak yang berhutang (murtahin) mendapat keuntungan penuh.

Adapun pemberi dan penerima janji ditetapkan keduanya adalah orang-orang yang mampu melakukan perbuatan hukum sesuai dengan ketentuan syariat Islam, yaitu bijaksana dan dewasa.

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Praktik
Gambar 2.1 Kerangka Pikir Praktik

METODE PENELITIAN

Pendekatan dan Jenis Penelitian

Lokasi dan Waktu Penelitian

Di sebelah selatan adalah kota Parepare, dan di sebelah barat adalah Selat Makassar dan Kabupaten Polewali Mamas. Masing-masing dari dua belas kecamatan: Kecamatan Suppa, Kecamatan Mattiro Sompe, Kecamatan Mattiro Bulu, Kecamatan Watang Sawitto, Kecamatan Patampanua, Kecamatan Cempa, Kecamatan Duampanua, Kecamatan Lembang, Kecamatan Lanrisang, Kecamatan Tiroang, Kecamatan Paleteang dan Kecamatan Batulappa mempunyai topografi berbukit dan bergunung-gunung. Jenis tanah iluvial sebagian besar terdapat di Kecamatan Watang Sawitto, Mattiro Sompe, Cempa, Mttiro Bulu, Suppa, Patampanua dan sebagian kecil di Kecamatan Duampanua.

Daerah ini juga dikenal sebagai salah satu daerah subur dan menjadi lumbung padi di Provinsi Sulawesi Selatan karena dilintasi puluhan sungai. Selain itu, Sungai Mamasa juga menjadi sumber energi pembangkit listrik dan sumber air bersih.21.

Fokus Penelitian

Imam Syafi'i yang terkenal sebagai pengasas mazhab Syafi'i ialah Muhammad bin Idris Ash-Syafi'i Al-Quraisyi. Imam Syafi'i dalam bidang fiqh hukum (Islam) adalah imam madzhab yang berusaha berfikir secara sederhana. Bagi Imam Syafi'i, Al Quran adalah sumber pertama dan terpenting dalam mengembangkan Fiqh, dan seterusnya Sunnah Rasulullah SAW, apabila diuji kesahihannya.

Dalam menggunakan qiyas, Syafi'i menegaskan bahawa naskhah al-Quran dan al-Sunnah yang sedia ada perlu dihormati. Imam Syafi'i cenderung menggunakan hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari berkenaan dengan pelaksanaan akad gadai atau kegiatan gadaian. Dalam konsep pemikiran Imam Siyafi, beliau berpendapat bahawa shigat in rahn tidak boleh menggunakan syarat atau berkaitan dengan sesuatu.

Selain itu, dapat dimengerti juga jika Syafi'i berpendapat bahwa murtahin tidak boleh menggunakan barang gadai. Selain itu, dapat dimengerti juga jika Syafi'i berpendapat bahwa murtahin tidak boleh menggunakan barang gadai. Oleh karena itu, pemanfaatan barang gadai oleh masyarakat di Bua-Bua 1 tidak sesuai dengan pandangan mazhab Syafi'i. b) Waktu kadaluwarsa.

Imam Syafi'i percaya jika peminjam kelihatan tidak mampu dan dalam kesukaran, maka beri masa kepada peminjam sehingga dia mempunyai kelonggaran. Jadi aktiviti di sawah yang masyarakat kejiranan Bua-Bua 1 jalankan pada tarikh akhir adalah selaras dengan perspektif mazhab Syafi'i. c) Surat perjanjian. Menurut Imam Syafi'i, surat perjanjian dalam kegiatan gadaian tidak boleh dicantumkan, kerana jika sebahagian kamu mempercayai sebahagian yang lain, maka orang yang dipercayai itu wajib melaksanakan amanatnya.

Jadi kegiatan menggadaikan sawah ini sesuai dengan perspektif hukum Syafi’i yang membolehkan ada atau tidaknya surat perjanjian. Waktu jatuh tempo dan surat perjanjian dianggap sesuai dengan mazhab Syafi’i; dan yang tidak sejalan dengan cara berpikir Syafi'i adalah penggunaan barang gadai. Para pegadaian dan penerima gadai di lingkungan Bua-Bua 1 hendaknya lebih memperdalam pengetahuannya mengenai konsep akad rahn dari sudut pandang mazhab Syafi’i, tidak hanya dari segi ibadahnya saja tetapi juga dari segi muamalahnya yang perlu dijabarkan lebih lanjut.

Jenis dan Sumber Data

Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data

Uji Keabsahan Data

Keabsahan data adalah data yang tidak berbeda antara data yang diperoleh peneliti dengan data yang sebenarnya terjadi pada objek penelitian, sehingga dapat dijelaskan keabsahan data yang disajikan. Keyakinan (Kredibilitas/Validitas Internal) merupakan ukuran kebenaran data yang dikumpulkan, yang menggambarkan kesesuaian konsep peneliti dengan hasil penelitian. Kredibilitas data (derajat kepercayaan) diperiksa melalui kelengkapan data observasi dan wawancara serta dokumentasi yang diperoleh dari berbagai sumber.

Peneliti akan memeriksa kelengkapan data yang diperoleh dari wawancara, observasi dan dokumentasi dengan observasi ekstensif untuk memperoleh kebenaran valid dari data yang dihasilkan. Transferabilitas (validasi eksternal) mengacu pada tingkat keakuratan apakah hasil penelitian dapat digeneralisasikan atau diterapkan pada populasi tempat sampel diambil atau pada lingkungan sosial berbeda yang memiliki karakteristik serupa. Dalam hal ini peneliti membuat laporan penelitian dengan memberikan uraian yang rinci dan jelas sehingga orang lain dapat memahami penelitian tersebut dan menunjukkan keakuratan dalam melakukan penelitian tersebut.

Reliabilitas disebut juga dengan audit reliabilitas, menunjukkan bahwa penelitian bersifat konsisten dengan menunjukkan konsistensi dan konsistensi data atau temuan yang dapat direplikasi. Dalam penelitian kualitatif digunakan kriteria ketergantungan, yaitu suatu penelitian merupakan representasi dari serangkaian kegiatan pencairan data yang dapat ditelusuri jejaknya. Oleh karena itu, peneliti akan menguji data dengan informan sebagai sumber dan menunjukkan teknik pengumpulannya.

Konfirmabilitas, audit keamanan atau security yaitu dapat ditelusuri kebenaran data yang diterima dan jelas sumber informasinya. Apabila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi standar konfirmasi.

Teknik Analisis Data

Tidak lama kemudian, Imam Syafi'i kembali ke Mekkah dan mengajar rombongan jamaah haji yang datang dari berbagai penjuru. Mengenai penyusunan kitab Ushul Al-Fih, Imam Syafi'i dikenal sebagai orang pertama yang merintis bidang ini.46. Potensi keilmuan Imam Syafi’i sudah menonjol sejak kecil, keunggulan ini terus berkembang hingga beliau wafat pada tahun 204 Hijriah di Mesir dalam usia lima puluh empat tahun.

Imam Syafi'i sendiri pernah mengungkapkan masa kecilnya dengan perkataan: Aku berada di posisi seorang 'alim yang mengajari murid-muridnya menulis dan membaca Al-Qur'an, lalu aku menghafalkannya.47 2. Pemikiran Imam Syafi'i adalah jembatan antara dua kutub pemikiran yang ekstrim yaitu ahlu al-ra'yi dan ahlu al-hadits. Oleh karena itu, Imam Syafi'i dijuluki Nasir as-Sunnah yang artinya 'pembela Sunnah Nabi SAW', karena beliau sangat mengagungkan para ahli hadis.

Kemudian, apabila ketentuan hukumnya tidak dapat ditemukan melalui jalur qiyas, maka Syafi'i memilih jalur Masdar Istidlal.48. Imam Syafi’i berpendapat bahwa ketika terjadi transaksi gadai, hendaknya seorang murtahin tidak memberikan syarat kepada rahin yang menyatakan bahwa murtahin membolehkan murtahin menggunakan barang gadai tersebut. Namun Syafi'i membolehkan murtahin menggunakan barang lapis jika murtahin memberikan izin sebelum akad gadai dilangsungkan.

Dengan demikian, yang dijadikan patokan Syafi’i adalah pertanyaan sebelum akad dan pertanyaan setelah akad. Mengenai permasalahan ini, pendapat Syafi’ima masih relevan dengan fungsi barang gadai sebagai jaminan utang dan bukan sebagai pemanfaatan.50. Imam Syafi’i berpendapat bahwa ketika terjadi transaksi gadai, hendaknya seorang murtahin tidak memberikan syarat kepada rahin yang menyatakan bahwa murtahin membolehkan murtahin menggunakan barang gadai tersebut.

Menurut Syafi’i, suatu akad gadai yang mensyaratkan murtahin memperoleh manfaat dari barang yang digadaikan, maka syarat-syarat tersebut batal. Jika barang yang digadaikan itu digunakan maka hasil penggunaan itu adalah riba yang haram menurut syariat, meskipun diperbolehkan dan disetujui oleh pemilik barang. Dalam permasalahan ini pendapat Syafi'i masih relevan dengan fungsi barang gadai sebagai jaminan utang dan bukan sebagai pemanfaatan.51. Sebab menurut Imam Syafi’i, salah satu syarat batalnya suatu akad adalah murtahin, setelah jatuh tempo, memberikan syarat-syarat yang memberatkan rahin (orang yang menggadaikan barang tersebut), misalnya: barang tersebut. harus ditebus dengan harga yang mahal karena mahalnya biaya pemeliharaan (di luar perjanjian kontrak).52.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Bentuk praktik gadai sawah di Lingkungan Bua-Bua 1

Pendapat Mazhab Syafi’i Tentang Praktik Gadai Sawah

PENUTUP

Simpulan

Terdapat dua jenis praktik sawah di Kecamatan Bua-Bua 1 Kabupaten Pinrang, yaitu: Penggadai yang mengusahakan sawah gadai dari penggadai, dan tidak ada pembagian hasil antara penggadai dan penggadai; dan penggadai yang mengusahakan sawahnya, tetapi membahagikan hasil antara penggadai dan penggadai.

Saran

Perlu didirikan suatu lembaga keuangan yang khusus diperuntukkan bagi pengusaha yang mengalami kekurangan dana, karena kerjasama gadai sawah ini mempunyai potensi yang besar dan berdampak baik bagi masyarakat di Lingkungan Bua-Bua 1. Amalan Galla Umong (gadai sawah) dalam perspektif syariah (studi kasus di Desa Gampong Dayah Syarif, Kecamatan Mutiara, Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh)'. Membandingkan Pegadaian Konvensional dengan Pegadaian Syariah Dengan Perlindungan Hukum Nasabah di Yogyakarta”, (Skripsi; Fakultas Hukum: Yogyakarta.

Penggunaan Jaminan Oleh Rahn Dengan Syarat Pembayaran Sewa Kepada Murtahin Dalam Tradisi Gala Tanah Sawah (Studi Di Desa Meunasah Meucat Kabupaten Aceh Utara Dalam Perspektif Mazhab Syafi'i)". Revisi Hukum Islam Tentang Penggunaan Gadai Sawah (Studi Kasus Desa Warungpring Kecamatan Warungpring Kabupaten Pemalang)". Skripsi; Fakultas Syariah : Purwokerto. Analisis Praktik Gadai Sawah dan Dampaknya Terhadap Kesejahteraan Masyarakat di Desa Lamtrieng (Studi Kasus di Desa Lamtrieng Kec. .

Dialah yang mengambil hasil dari sawahku, karena dialah yang mengerjakan, tidak ada campur tangan dariku. Biasanya kalau saya menggadaikan sawah saya, saya bisa membelinya minimal empat kali panen atau enam kali panen. Masyarakat tidak mau dibayar seperti dua kali panen atau tiga kali panen, karena masyarakat tidak mau dibayar karena umurnya pendek.

Mahasiswa jurusan Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare. Penulis menempuh pendidikan di TK Teratai Pinrang, SD Negeri 23 Pinrang, SMP Negeri 4 Pinrang, SMK Negeri 1 Pinrang, dan pada tahun 2017, penulis terdaftar sebagai siswi di Institut Agama Islam Negeri Parepare, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Studi Perbankan Syariah. Program dan menulis skripsi dengan judul “Praktik Penandaan Sawah di Lingkungan Bua-Bua 1 Kabupaten Pinrang (Perspektif Pendapat Madzhab Syafi’i)”.

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Praktik

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

The implementation of Filling Primary High Leadership Positions through a Job Fit Test in the Jambi Provincial Government was carried out in accordance with the Minister for State