• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRAKTIK PEMBAYARAN UPAH PENGGILINGAN PADI DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM (Pabrik Penggilingan Padi di Desa Suka Baru Kecamatan Marga Sakti Sebelat Kabupaten Bengkulu Utara)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PRAKTIK PEMBAYARAN UPAH PENGGILINGAN PADI DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM (Pabrik Penggilingan Padi di Desa Suka Baru Kecamatan Marga Sakti Sebelat Kabupaten Bengkulu Utara)"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Bagaimana praktek pembayaran upah penggilingan padi di Desa Suka Baru Kecamatan Marga Sakti Sebelat Kabupaten Bengkulu Utara. Bagaimana Ekonomi Islam Merevisi Praktek Pembayaran Upah Penggilingan Padi di Desa Suka Baru Kecamatan Marga Sakti Sebelat Kabupaten Bengkulu Utara.

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan ekonomi dan bisnis Islam khususnya di bidang ekonomi Islam melalui pendekatan dan metode yang digunakan, khususnya dalam upaya mengeksplorasi pendekatan baru dalam aspek praktis pembayaran upah penggilingan padi. . Diharapkan penelitian ini juga dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam pelaksanaan keputusan pembayaran upah pada pekerja penggilingan padi di Desa Suka Baru Kecamatan Marga Sakti Sebelat Kabupaten Bengkulu Utara f.

Penelitian Terdahulu

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan penulis telaah adalah penelitian ini membahas tentang kinerja suatu perusahaan di bidang penggilingan padi, sedangkan penulis akan mengkaji tentang penukaran rupee dengan beras sebagai alat pembayaran bagi para pekerja penggilingan padi. Sedangkan penulis akan mengkaji upah jasa penggilingan padi yang dibayar dalam bentuk beras. Terdapat perbedaan yaitu: fokus penelitian ini adalah melihat kinerja pekerja penggilingan padi, sedangkan penulis akan mengkaji penukaran rupee dengan beras sebagai alat pembayaran jasa penggilingan padi.

Metode Penelitian

  • Jenis penelitian
  • Lokasi dan Waktu penelitian
  • Subjek/Informan penelitian
  • Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Analisis Data

Perbedaannya adalah: penelitian ini mengkaji diskriminasi upah berdasarkan gender, sedangkan penulis akan mengkaji prinsip kesetaraan upah pada beras. Penelitian ini dilakukan di penggilingan padi dan masyarakat di Desa Suka Baru Kecamatan Marga Sakti Sebelat Kabupaten Bengkulu Utara. Lokasi ini dipilih karena memiliki akses pengumpulan data yang mudah sehingga penelitian dapat berjalan dengan baik dan terdapat banyak pabrik penggilingan padi.

Teknik yang digunakan untuk menentukan subjek dalam penelitian ini adalah purposive sampling dan snowball sampling. Peneliti dapat mengumpulkan informasi dari pemilik penggilingan padi yaitu Bapak Sukijo dan dari 9 orang petani padi di desa Suka Baru yang bersedia memberikan informasi. Dalam penelitian ini terdapat dua sumber data yang akan penulis gunakan yaitu data primer dan data sekunder.

Sumber data primer yang digunakan penulis adalah data yang diperoleh melalui wawancara langsung dengan pemilik penggilingan padi dan pemilik beras di desa Suka Baru kecamatan Marga Sakti Sebelat kabupaten Bengkulu Utara. Metode observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala-gejala yang terjadi pada objek penelitian, melalui pengumpulan bahan keterangan atau data yang dilakukan dengan cara observasi dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala-gejala yang menjadi sasaran pengamatan.18 Dalam Dalam hal ini, Peneliti melakukan observasi awal terhadap pelaksanaan tradisi bayar upah beras di penggilingan padi di desa Suka Baru dengan melakukan observasi dan pengumpulan informasi dari masyarakat, media online dan arsip desa. Mendalam dan semuanya dikembangkan oleh peneliti sendiri.19 Teknik ini digunakan sebagai alat untuk mengekstraksi data langsung dari sumber sehingga permasalahan yang dibahas menjadi lebih jelas. Dalam hal ini peneliti melakukan tanya jawab dengan narasumber pemilik penggilingan padi dan pemilik beras (konsumen) yang dilakukan secara sistematis dan berdasarkan permasalahan yang diteliti. 3) Dokumentasi.

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini disesuaikan dengan kajian penelitian yaitu penukaran rupee dengan beras sebagai imbalan atas upah jasa penggilingan padi tanpa adanya kejelasan akad pada awal pelaksanaannya dan dilihat dari sudut pandang ekonomi Islam, yang akan diteliti dengan metode kualitatif.

KAJIAN TEORI

  • Pengertian Ekonomi Islam
  • Tujuan Ekonomi Islam
  • Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam
  • Pengupahan Dalam Islam
    • Definisi Upah
    • Dasar Hukum Upah Dalam Perspektif Ekonomi Islam
    • Rukun Dan Syarat Upah (Ujrah)
    • Pembayaran Upah
    • Gugurnya Upah

Menurut Abdul Mannan dalam Lukman Hakim, Ekonomi Islam adalah ilmu sosial yang mempelajari permasalahan perekonomian masyarakat yang dijiwai oleh nilai-nilai Islam.3. Menurut Muhammad Bin Abdullah Al Arabi dalam Lukman Hakim, Ekonomi Islam adalah kumpulan prinsip-prinsip umum perekonomian yang kita ambil dari Al-Quran dan Sunnah Nabi Muhammad SAW serta landasan ekonomi yang kita bangun atas dasar tersebut. prinsip dengan mempertimbangkan kondisi lingkungan dan waktu.4. Menurut Metwally dalam Lukman Hakim, Ekonomi Islam diartikan sebagai ilmu yang mempelajari perilaku umat Islam (orang beriman) dalam masyarakat Islam yang mengikuti Al-Qur'an dan Sunnah Nabi SAW, Ijma dan Qiyas.5.

Menurut Muhammad Syauki Al Fanjari dalam Lukman Hakim, Ekonomi Islam adalah segala sesuatu yang mengendalikan dan mengatur kegiatan ekonomi sesuai dengan prinsip-prinsip Islam dan ekonomi politiknya.6. Artinya: Dan katakanlah: Bekerjalah, maka Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman akan melihat pekerjaanmu, dan kamu dikembalikan kepada (Allah) Yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, kemudian Dia akan melaporkan kepadamu apa yang Dia perintahkan kepadamu. Dalam ayat Alquran di atas terlihat bahwa prinsip utama keadilan terletak pada kejelasan aqad (transaksi) dan ketaqwaan yang didasari oleh kemauan untuk melaksanakannya.

Artinya: Dan katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu dan kamu akan kembali kepada (Allah) yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. Orang yang memberi. upah disebut mu'jir dan orang yang menerima gaji disebut musta'jir 16. Ia adalah sesuatu yang diberikan kepada musta'jir atas jasa yang diberikan dan dimanfaatkan oleh mu'jir.

Apabila mu’jir menyewakan harta itu kepada mustajir, maka ia berhak menerima pembayarannya, karena ia (musta’jir) telah menerima kegunaannya22.

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

Sejarah Desa Suka Baru

Pada masa pemerintahan Harpandi, desa Suka Baru mendapat bantuan berupa hewan ternak yaitu sapi Bali dan simpan pinjam, bantuan tersebut berasal dari TNKS. Pada masa ini juga berkembang struktur pemerintahan desa yaitu Kasi (Kepala Seksi), PPN (Urusan Perkawinan) dan BPD. Pada tahun 2002, pemerintahan dan struktur organisasi menyelenggarakan pemilihan BPD yang merupakan perwakilan masyarakat untuk menyampaikan aspirasi dan masukan kepada pemerintah desa.

Yang tidak kalah pentingnya saat ini adalah ibu kota Kecamatan Marga Sakti Sebelat merupakan salah satu lokasi potensial di Desa Suka Baru.4. Pada tahun 2013, dikeluarkan peraturan pemerintah pusat bahwa tidak ada pemilihan kepala desa, sehingga Wakidi menjalani masa jabatannya selama enam tahun dan kemudian digantikan oleh penjabat kepala desa yang diangkat sesuai peraturan yang berlaku yaitu Syahbuddin. yang merupakan sekretaris Desa Suka Baru. Syahbuddin selaku Plt Kepala Desa Suka Baru pada dasarnya hanya melanjutkan pemerintahan Desa Suka Baru sebelumnya.

Pada masa PJs Syahbuddin bersama pemerintahannya dan BPD berhasil menduduki ibu kota kabupaten Marga Sakti Sebelat di desa Suka Baru tepatnya di desa Suka Baru Dusun III, demikian keputusan rapat paripurna DPRD Bengkulu Utara tanggal 3 Februari Tahun 2015. Pada tahun 2016, diterima peraturan pemilihan kepala desa dan tepat pada tanggal dilaksanakannya kembali Pilkades (pemilihan kepala desa), jabatan kepala desa kembali diduduki oleh Wakidi hingga saat ini.5.

Kelembagaan Desa

Demografi

Luas wilayah Desa Suka Baru adalah 12.312 hektar, dimana 85% lahannya mempunyai topografi yang lebat, 25% lahannya digunakan sebagai lahan pertanian dan persawahan masyarakat. Iklim Desa Suka Baru sama seperti desa-desa lain di Indonesia yang mempunyai iklim tropis yang mempunyai dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau, hal ini mempengaruhi pola tanam pertanian di Desa Suka Baru Kecamatan Marga Sakti Sebelat.6.

Visi dan Misi

Keadaan Sosial

Desa Suka Baru mempunyai 356 Kepala Keluarga (KK) dengan jumlah penduduk 1415 jiwa, terdiri dari 610 laki-laki dan 805 perempuan, terbagi dalam 3 (tiga) dusun, dengan rincian sebagai berikut. Karena Desa Suka Baru merupakan desa pertanian, maka sebagian besar penduduknya bermatapencaharian sebagai petani. Penggunaan lahan di Desa Suka Baru sebagian besar digunakan sebagai lahan perkebunan yang didominasi oleh perkebunan kelapa sawit dan pertanian yang didominasi oleh sawah.

Sisanya terdiri dari padang rumput dan lahan kering yang digunakan sebagai kawasan pemukiman dan fasilitas lainnya. Jumlah pemilik ternak di Desa Suka Baru Kecamatan Marga Sakti Sebelat adalah sebagai berikut.

Keadaan Ekonomi

Kondisi Pemerintahan Desa

Pabrik Penggilingan Padi di Desa Suka Baru Kecamatan Marga

  • Pabrik Penggilingan Padi
  • Fasilitas dan Peralatan
  • Manajemen Pabrik Padi

Praktek pembayaran upah kepada penggilingan padi di Desa Suka Baru, Kecamatan Marga Sakti Sebelat, Kabupaten Bengkulu Utara. Mengenai sistem pembayaran penggilingan padi di desa Suka Baru, komponen yang akan dibahas dalam sistem pengupahan adalah sistem pengupahan yang berlaku, karena pada saat sistem ini ada, besarnya upah yang diterima, baik ada kesepakatan maupun tidak. sebelum terjadi atau tidaknya transaksi, solusi diberikan jika ada. Untuk lebih jelasnya mengenai sistem pengupahan yang menggunakan beras dapat dilihat dari hasil wawancara penulis dengan pemilik penggilingan padi dan komunitas pemilik beras sebagai berikut.

Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik penggilingan padi yaitu Bpk. Sukijo, tentang latar belakang masyarakat mengenai pembayaran upah penggilingan padi dibayar dengan beras. Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik pabrik penggilingan padi, beliau menyatakan bahwa beliau dipekerjakan sesuai dengan kebiasaan masyarakat yaitu membayar upah penggilingan dengan beras, dan upah yang diambil menurut pemilik pabrik menjadi aturan umum dan diketahui oleh masyarakat. masyarakat. Demikian wawancara dengan warga desa Suka Baru selaku pemilik gabah (padi), mengenai sistem pengupahan pembayaran penggilingan padi dengan menggunakan beras.

Sistem pengupahan penggilingan padi yang menggunakan beras di sini memudahkan kedua belah pihak yang menanggung beban masyarakat karena sudah menjadi kebiasaan sejak lama, sudah ada sebelumnya. Sistem pengupahan penggilingan padi di desa Suka ini masih baru, setahu saya hanya menggunakan beras, tidak ada yang menggunakan uang, jika menggiling 1 karung pocong maka dapat beras 1,5 kaleng. Yang saya tahu, kalau ambil 6 canting dari sekaleng nasi, didapat 6 canting. Pada dasarnya perjanjian kerja di Desa Suka Baru Kecamatan Marga Sakti Sebelat dilakukan secara tidak tertulis, hanya perjanjian kerja pada saat penggilingan padi diperlukan.

Praktek penggilingan padi di Desa Suka Baru dibayar dengan menggunakan beras tanpa naskah. Praktek pengupahan penggilingan padi di Desa Suka Baru Kecamatan Marga Sakti Sebelat Kabupaten Bengkulu Utara tergantung dari jumlah beras yang digiling oleh masing-masing pemilik beras, oleh pemilik beras menelpon penggilingan jika ingin menggiling beras maka beras tersebut akan digiling oleh pemilik beras. dikumpulkan, setelah melalui proses penggilingan, beras akan diantar kembali ke rumah pemilik beras, dengan biaya penggilingan jika beras yang dihasilkan dikumpulkan sebesar 10% dan 8% jika pemilik beras menyerahkan sendiri ke penggilingan. Tinjauan ekonomi syariah terhadap pelaksanaan pembayaran upah penggilingan padi di Desa Suka Baru tidak sesuai dengan ekonomi syariah dan terdapat unsur gharar didalamnya, dimana tidak adanya transparansi antara pemilik penggilingan dan pemilik beras. tentang berapa banyak upah yang diambil hanya dengan memanfaatkan kebiasaan-kebiasaan yang melekat pada masyarakat.

Tinjauan Ekonomi Islam Terhadap Pelaksanaan Pembayaran Upah

PENUTUP

Saran

Referensi

Dokumen terkait