Pengelola sebagai lembaga penjaminan telah mendapat aturan dengan diundangkannya Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Perwalian Jaminan. Penulis menyimpulkan bahwa BPR Chandra Mukti Artha dengan memberikan kredit dengan jaminan amanah tidak semuanya terdaftar di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Jadi, dalam praktiknya BPR Chandra Mukti Artha belum memenuhi ketentuan Pasal 11(1). (1) Dalam Undang-undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Perwalian yang memerlukan pendaftaran.
Rumusan Masalah
Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Tujuan Penelitian
Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi, sumber informasi dan sumbangan pemikiran baru di kalangan akademisi dan praktisi dalam pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu hukum di bidang perdata khususnya jaminan kepercayaan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai upaya kreditor dalam menyelesaikan permasalahan apabila terjadi kerusakan agunan dalam jaminan perwalian, serta dapat memberikan kontribusi kepada akademisi, praktisi, dan masyarakat luas. Sehingga dapat juga dijadikan sebagai bahan perbandingan bagi pihak-pihak yang mengalami kasus serupa dan juga dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang ingin melakukan penelitian di bidang yang sama.
Telaah Pustaka
Skripsi yang ditulis oleh Iman Fernando berjudul “Pelaksanaan pemberian kredit dengan jaminan fidusia terikat di bawah tangan (studi kasus PT BRI (Persero) Tbk Unit Sukoharjo Kantor Cabang Pringsewu)”. Perbedaan skripsi ini adalah membahas tentang syarat dan tata cara serta akibat hukum pemberian kredit dengan jaminan amanah yang mengikat di bawah tangan unit BRI Sukoharjo. 7Iman Fernando, “Pelaksanaan pemberian kredit dengan jaminan fidusia terikat di bawah tangan (studi kasus PT BRI (Persero) Tbk, Unit Sukoharjo, Kantor Cabang Pringsewu)”, Tesis Program Studi Hukum Perdata, Universitas Lampung, Bandar Lampung (2017).
Tesis yang ditulis oleh Dyah Kusumaningrum berjudul “Pelaksanaan perjanjian kredit yang diikat dengan jaminan fidusia pada PT. Persamaan antara penelitian yang dilakukan Dyah dengan penelitian yang akan dilakukan penulis, maka subjek penelitiannya yaitu jaminan fidusia. makalah yang ditulis oleh Nur Adi Kumaladewi dengan judul “Eksekusi Kendaraan Bermotor Sebagai Jaminan Fidusia kepada Pihak Ketiga”.
9Dyah Kusumaningrum, “Pelaksanaan Perjanjian Kredit yang diikat dengan Jaminan Fidusia pada PT Bank Executive International, Dega Tbk Semarang”, Tesis Program Magister Hukum Universitas Diponegoro, Semarang (2008). 10Nur Adi Kumaladewi, “Eksekusi kendaraan bermotor sebagai jaminan fidusia kepada pihak ketiga”, Jurnal Repertorium, No.
Kerangka Teori
Teori Perlindungan Hukum
Kreditor pemilik modal dalam pembangunan ekonomi kerakyatan hendaknya memperoleh perlindungan hukum atas harta kekayaannya yang dijadikan modal atau pinjaman oleh debitur, sehingga kelak apabila terjadi kegagalan mempunyai dasar hukum untuk menjadi tanggung jawab dan kreditor. tetap mendapatkan haknya atas harta kekayaannya. Jadi jelas bahwa undang-undang nomor 42 tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia merupakan perlindungan hukum yang bersifat lebih preventif, karena mengatur bagaimana suatu barang yang akan dijadikan jaminan fidusia harus didaftarkan.12 Cara ini dapat dijadikan sebagai hukum yang kuat. . tindakan perlindungan bagi kreditur, karena apabila didaftarkan pada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia akan diterbitkan sertifikat jaminan fidusia yang mempunyai hak eksekutif.
Jaminan
Setiap orang harus mempertanggungjawabkan apa yang dijanjikannya, karena segala sesuatunya berkaitan dengan sanksi moral maupun sanksi hukum. Jaminan tersebut menyatakan bahwa kepemilikan atas sistem jaminan utang tetap berada pada debitur, termasuk kewenangan untuk menguasai dan memungut pendapatan dari obyek jaminan utang tersebut. Sedangkan menurut teori jaminan, kontrak jaminan fidusia dianalogikan dengan saham dan bersifat material.
Hak milik debitur atas obyek jaminan utang dapat hilang apabila utang yang dijaminkan tidak dipenuhi dan pelaksanaan hukumnya dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bagi debitur, bentuk jaminan yang baik adalah suatu bentuk jaminan yang tidak akan melumpuhkan usahanya sehari-hari sebagai penghidupan, sedangkan bagi kreditur, jaminan yang baik adalah jaminan yang dapat memberikan rasa aman dan kepastian hukum atas pinjaman yang diberikan. dapat pulih pada waktunya. Salah satu lembaga penjamin yang dikenal dengan sistem jaminan hukum di Indonesia adalah lembaga penjamin fidusia.
Secara efektif, pemegang sekuritas perwalian hanya bertindak sebagai pemegang sekuritas, bukan sebagai pemilik manfaat. Dalam teori ini, tujuan agunan bukan untuk menikmati hasilnya, melainkan hanya sebagai jaminan apabila utangnya tidak dibayar di kemudian hari.
Perjanjian
Apabila tidak dibayar, maka harga pembayarannya diambil dari hasil penjualan benda itu antara pihak-pihak yang mengadakannya. Selain memperoleh hak-hak dari perjanjian itu, mereka juga menerima kewajiban-kewajiban sebagai akibat dari hak-hak yang diperolehnya. 16 Dari peristiwa inilah timbullah suatu hubungan antara dua orang yang disebut dengan perjanjian, dalam bentuk perjanjian itu berupa 'rangkaian perjanjian'. perjanjian yang memuat kewajiban lisan atau tertulis. Secara garis besar perjanjian dibedakan menjadi 2, yaitu: 17 1) perjanjian dalam arti yang seluas-luasnya, adalah setiap perjanjian yang... menimbulkan akibat hukum sebagaimana dikehendaki para pihak, misalnya perjanjian tanpa nama atau perjanjian jenis baru. . Dua syarat pertama (a dan b) disebut syarat subjektif karena berkaitan dengan orang atau subjek yang mengadakan perjanjian, sedangkan dua syarat terakhir (c dan d) disebut syarat obyektif karena berkaitan dengan perjanjian itu sendiri atau itu mengenai sasarannya tindakan yang dilakukan hukum 19.
Perjanjian (Toestemming) adalah kesesuaian, kesesuaian, pertemuan kehendak orang yang mengadakan perjanjian atau pernyataan kehendak yang disepakati para pihak, unsur-unsur perjanjian: 20. Subyek, S.H., persetujuan atau disebut juga izin , artinya kedua subyek yang mengadakan perjanjian harus sepakat, sepakat atau sepakat mengenai pokok-pokok perjanjian yang dibuat.21 Yang dimaksud di sini adalah pihak-pihak yang terlibat dalam perjanjian . Pasal 1338 KUH Perdata menyatakan bahwa segala perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai hukum bagi yang membuatnya.
Artikel ini mengandungi asas kebebasan berkontrak dalam membuat perjanjian atau asas kebebasan berkontrak. Dasar kebebasan berkontrak adalah kebebasan seluas-luasnya yang diatur oleh undang-undang dan diberikan kepada masyarakat untuk mengadakan perjanjian tentang apa saja, sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, undang-undang dan ketertiban umum.
Metode Penelitian
- Jenis Penelitian
- Sifat penelitian
- Pendekatan Penelitian
- Sumber Data Penelitian
- Analisis Data
Pendekatan ini merupakan pendekatan dalam penelitian yang mengkaji tentang asas, konsep hukum serta peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan perjanjian kredit yang dibebani jaminan fidusia. Data dan sumber data yang digunakan dalam penelitian skripsi ini diperoleh dari penelitian lapangan yang menghasilkan data primer (field study) dan penelitian kepustakaan yang menghasilkan data sekunder (library Research). Sumber data primer menggunakan data yang berasal dari penelitian lapangan, yaitu data yang diperoleh langsung dari sumber pertama di lapangan, baik dari responden maupun informan.
Sumber data primer yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penggunaan metode wawancara langsung dengan responden yaitu kepala bagian kredit PT. Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh dari database yang mengkaji literatur-literatur yang ada dan dikorelasikan dengan sumber data primer seperti peraturan perundang-undangan, buku-buku, karya ilmiah, serta hasil-hasil penelitian yang ada kaitannya dengan pembahasan dalam penelitian ini. Sumber data sekunder yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah UU No. 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia.
Teknik wawancara merupakan teknik yang digunakan dalam penelitian untuk memperoleh informasi yang tidak dapat diperoleh melalui observasi atau angket. Oleh karena itu penulis akan melakukan wawancara langsung dengan responden yaitu kepala bagian kredit PT. Metode yang digunakan dalam menganalisis data hasil penelitian melalui penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan adalah dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif, yaitu dengan cara mengumpulkan data penelitian kemudian menyusunnya secara sistematis, yang kemudian dianalisis dan dikaji secara mendalam hingga membentuk suatu menghasilkan suatu gambaran yang bersifat deskriptif. benar. sesuai dengan kenyataan.
Sistematika Pembahasan
Pertimbangan pemberian kredit dengan jaminan fidusia tetap bergantung pada kesepakatan yaitu menetapkan ketentuan mengenai batas nominal pembiayaan yang akan diterima calon debitur. Hal ini masih terlihat ketika pinjaman pinjaman di atas Rp 25 juta akan didaftarkan di Kantor Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, sedangkan pinjaman di atas nominal Rp. sepuluh juta rupee) dibuat hanya dengan perjanjian di bawah tangan tanpa dibuat akta otentik di hadapan notaris, sehingga krediturnya adalah kreditor separatis atau kreditor preferen, melainkan hanya kreditur konkuren. Sehingga BPR Chandra Mukti Artha dalam pemberian kredit dengan jaminan fidusia belum sepenuhnya sesuai dengan UU No.
42 Tahun 1999 tentang jaminan fidusia karena hanya pembiayaan dalam jumlah besar yang terdaftar di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Penyelesaian permasalahan apabila timbul kerusakan agunan adalah kreditur mempunyai hak untuk menuntut ganti rugi kepada debitur. Debitur wajib mengganti kerugian atas musnahnya jaminan fidusia akibat kesalahan/kelalaiannya terhadap bank sebagai kreditur.
Selain itu, sebagai kreditur, bank juga berhak melakukan penegakan hukum terhadap calon debitur sesuai dengan perjanjian. Apabila nilai jual agunan kurang dari cukup untuk menutup utangnya, maka debitur wajib melunasi sisa utangnya, dan bila lebih maka dikembalikan kepada debitur.
Saran
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia diharapkan dapat membuat sistem pendaftaran obligasi perwalian yang lebih sederhana untuk memudahkan para pendaftar, sehingga diharapkan kemudahan ini dapat meningkatkan jumlah pendaftaran obligasi perwalian. Calon debitur hendaknya berperan aktif dalam perjanjian tersebut dengan meminta agar perjanjian pinjaman kredit dengan jaminan perwalian didaftarkan pada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia untuk mencapai perlindungan, keadilan dan kepastian hukum.
Peraturan Perundang-Undangan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
Buku
Skripsi dan Jurnal
Maulina Dwiyati, Risye “Review Hukum Islam Terhadap Penerapan Fidusia Sebagai Jaminan Pinjaman Pada BMT Ghifari Di Yogyakarta”, Skripsi, Fakultas Syariah dan Hukum, Program Studi Hukum Ekonomi Syariah (Mu,amalah), Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga , Yogyakarta , 2013. Adi Kumaladewi, Nur, “Eksekusi Kendaraan Bermotor Sebagai Jaminan Fidusia kepada Pihak Ketiga”, Jurnal Repertorium, Vol. Reni Budi Setianingrum, “Mekanisme Penetapan Nilai Ekonomi dan Keterkaitan Hak Cipta Sebagai Objek Jaminan Fidusia” Majalah Mediale Juridike, No.2, Vol.23, Desember 2016.
Lusy K.F.R Gerungan, “Surat Akta Perdata Memperoleh Legalitas di Notaris”, Jurnal Dosen Fakultas Hukum Universitas Sam Ratulangi, Manado, Vol XX:1, Januari 2012.
Internet