• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM METROLOGI INDUSTRI DAN KONTROL KUALITAS “Analisis Hasil Pengukuran Diameter Pasak Menggunakan Alat Kontrol Kualitas”

N/A
N/A
hestymonica Suri

Academic year: 2023

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM METROLOGI INDUSTRI DAN KONTROL KUALITAS “Analisis Hasil Pengukuran Diameter Pasak Menggunakan Alat Kontrol Kualitas”"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM METROLOGI INDUSTRI DAN KONTROL KUALITAS

“Analisis Hasil Pengukuran Diameter Pasak Menggunakan Alat Kontrol Kualitas”

Oleh

Nama : Hesty Monica Suri Nomor Induk Mahasiswa: 21522251007

Dosen Pengampuh : Dr. Bernadus Sentot Wijanarka, M.T

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2022

(2)

A. Tujuan

1. Pengenalan dan penggunaan alat ukur mikrometer.

2. Menganalisis hasil pengukuran diameter pasak dengan menggunakan beberapa alat kontrol kualitas

B. Alat dan Bahan 1. Alat

-Mikrometer dengan ketelitian 0,05mm 2. Bahan

-30 pasak C. Teori

1.1.Pengertian pengukuran

Pengukuran adalah membandingkan suatu besaran yang belum diketahui dengan besaran yang telah distaandarkan. Besaran standar ini biasanya terdapat atau terpasang pada alat ukur, dan alat ukur ini harus dikalibrasi agar bisa mengukur dengan baik dan tepat.

1.2. Aspek Pengukuran

Suatu pengukuran dapat dilakukan untuk mengukur suatu benda yang berwujud maupun tidak berwujud. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan 3 aspek pengukuran sebagai berikut:

1.2.1. Aspek Fisik

Contoh dari aspekfisik adalah berat, massa, temperatur, tekanan, densitas, dll. Pengukuran aspek fisik dipelajari dalam pengukuran teknik (engineering measurement).

1.2.2.Aspek Mekanik

Contoh dari pengukuran aspek mekanik adalah kekuatan (strenght), keuletan (dectility), kekerasan (hardness), ketangguhan (toughness).

Pengukuran aspek mekanik dipelajari dalam material teknik (materials science and engineering).

1.2.3. Aspek Geometrik

Aspek geometri terdiri dari dimensi (diameter, panjang, lebar, dll), bentuk (kesejajaran, kelurusan, kedataran, kemiringan atau sudut, kebulatan, ketegaklurusan, kekasaran permukaan, posisi).

(3)

1.3.Jenis - jenis pengukuran dalam metrologi

Pada pengukuran metrologi industri, ada beberapa jenis pengukuran yang dapat dilakukan dan metrologi industri yaitu:

1.3.1. Pengukuran linear

Suatu pengukuran besaran panjang yang menggunakan alat ukur langsung yang telah dikalibrasi dan hasil pengukuran dapat diperoleh secara langsung. Contoh: menggunakan mikrometer.

1.3.2. Pengukuran sudut

Suatu pengukuran sudut yang menggunakan alat ukur sudut yang telah dikalibrasi dan hasil pengukuran dapat diperoleh secara langsung.

Contoh: menggunakan busur bilah.

1.3.3. Pengukuran profil

Suatu pengukuran yang membandingkan bentuk suatu produk dengan bentuk acuan (standar) pada layar dari alat ukur proyeksi. Contoh:

menggunakan profile proyector.

1.3.4. Pengukuran ulir

Suatu pengukuran yang mengukur jarak antara ulir pada suatu produk.

Conoh: menggunakan mikrometer ulir.

1.3.5. Pengukuran roda gigi

Suatu pengukuran yang mengukur pitch pada roda gigi. Contoh:

menggunakan mikrometer roda gigi.

1.3.6. Pengukuran posisi

Suatu pengukuran yang menggunakan sensor yang dapat digerakkan dalam ruang yang digunakan untuk menentukan posisi. Contoh:

menggunakan coordinate measuring machine (CMM).

1.3.7. Pengukuran kerataan dan kedataran

Suatu pengukuran yang mengukur kerataan dan kedataran permukaan suatu produk, contoh: menggunakan square level.

1.3.8. Pengukuran kekasaran permukaan

Suatu pengukuran yang mengukur kekasaran permukaan suatu produk.

Contoh: menggunakan surface roughness tester.

1.4. Cara-Cara Pengukuran Dalam Metrologi :

Pada pengukuran metrologi terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan, yaitu:

(4)

1.4.1. Pengukuran langsung

Suatu pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan alat ukur langsung, dimana hasil pengukuran dapat langsung diperoleh. Contoh:

jangka sorong.

1.4.2. Pengukuran tak langsung

Suatu pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan alat ukur pembanding, alat ukur standar dan alat ukur bantu untuk mendapatkan hasil pengukuran yang diinginkan. Contoh: dial indicator.

1.4.3. Pengukuran Kaliber Bebas

Proses pemeriksaan untuk memastikan apakah objek ukur memiliki harga yang terletak di dalam atau di luar daerah toleransi ukuran, bentuk dan posisi, contohnya adalah caliber go got go.

1.4.4. Pengukuran dan Pembagian Bentuk Standar

Pengukuran yang sifatnya hanya membandingkan bentuk benda yang dibuat dengan standar yang memang digunakan untuk hal pembanding.

1.5. Pengertian Mikrometer

Mikrometer merupakan alat ukur dengan prinsip kerja dengan informasi gerak melingkar skala yang diputar menjadi gerak transversal pada sensor.

Keterangan :

1. Landasan, sebagai tempat meletakkan produk yang diukur

2. Poros Ukur, digunakan sebagai sensor untuk menunjukkan besar ukuran dari objek yang diukur

3. Kunci poros ukur, digunakan untuk mengunci poros ukur untuk memudahkan dalam pembacaan skala

4. Skala tetap, digunakan untuk menunjukkan ukuran kasar dari objek yang diukur

(5)

5. Skala putar, digunakan untuk menentukan kecermatan dari alat ukur 6. Rangka, digunakan sebagai penahan alat ukur/penampang

7. Ratchet, digunakan untuk mempererat jepitan poros ukur dan landasan agar pengukuran lebih tepat

1.6. jenis-jenis mikrimeter 1.6.1. mikrometer indikator

1.6.2. mikrometer luar

1.6.3. mikrometer batas

1.6.4. mikrometer landasan V

(6)

1.6.5. mikrometer kedalaman

1.7. Nilai Kecematan dan Hasil Dari Pengukuran Alat Ukur mikrometer

Skala Utama : 4.5 mm Skala Nonius : 0.46 mm

Kecermatan : 0.5 /50 = 0.01 mm

Hasil Pengukuran : 4.5 mm + 0.4 mm = 4.96 mm

1.8. Pengertian Kontrol Kualitas

Quality control atau yang sering disebut juga dengan kendali mutu merupakan sebuah proses penelitian produk yang dilakukan perusahaan selama proses produksi yang berlangsung guna menjaga serta memperoleh kualitas produk yang telah ditentukan kriteria serta standarnya. Berbagai kegiatan dilakukan dalam proses quality control ini seperti melakukan pengawasan, melakukan pengujian ataupun pengetesan sebuah produk, serta memeriksa setiap langkah proses produksi yang dilakukan dalam membuat atau menciptakan sebuah produk.

Prawirosentono (2007) juga mengungkapkan pengendalian kualitas adalah sebuah aktivitas sistematis yang dimulai dari adanya standar mutu bahan, yang kemudian berlanjut ke proses produksi serta pengelolaan barang yang awalnya setengah jadi dan kemudian menjadi barang atau produk jadi yang dapat dipasarkan, selanjutnya berbagai standar distribusi yang digunakan untuk memasarkan barang maupun jasa ke konsumen.

1.9. 7 alat kontrol kualitas

Terdapat tujuh alat kontrol kualitas dasar, yang kesetiap alat digunakan untuk membantu organisasi untuk memecahkan masalah dan memperbaiki proses yang berjalan. (Neyestani, 2017). Adapun ketujub alat kontrol kualitas tersebut adalah sebagai berikut

1.9.1. Check Sheet.

Check sheet adalah alat kontrol dasar yang digunakan untuk mengumpulkan data. Check sheet memiliki format yang simple namun

(7)

dapat membantu dalam perekaman data. Data “dikumpulkan dan ditabulasi” pada lembar cek untuk mencatat frekuensi kejadian tertentu selama periode pengumpulan data. Check sheet memiliki pendekatan yang konsisten, efektif dan ekonomis yang dapat diterapkan dalam audit jaminan kualitas untuk meninjau kembali langkah-langkah dalam proses terstentu. Check sheet juga membantu data sehingga dapat dimanfaatkan kembali. (Montgomery, 2019). Kelebihan utama dalam penggunaan check sheet adalah sangat mudah untuk diterapkan dan mudah juga untuk dipahami, serta dapat memberikan gambaran mengenai situasi dan kondisi dari suatu organisasi. check sheet memiliki bebera tipe, namun 3 tipe yang paling sering digunakan adalah defect location check sheet, tally check sheet, defect type check sheet dan defect cause check sheet. (Kerzner,2009).

1.9.2. Histogram

Histogram adalah gambar bagan data yang menunjukkan pola yang termasuk dalam kondisi proses yang khas. Histogram adalah alat yang sangat berguna untuk menggambarkan distribusi frekuensi dari nilai- nilai yang diamati dari suatu variabel. histogram adalah jenis bagan batang yang mengvisualisasikan atribut dan data variabel dari suatu produk atau proses, juga meminta pengguna untuk menunjukkan distribusi data dan jumlah variasi dalam suatu proses. Histogram menampilkan berbagai ukuran tendency pusat (mean, mode,& rata- rata). Histogram harus dirancang dengan benar agar dapat dengan mudah dimanfaatkan oleh pekerja karena mudah untuk dipahami.

Histogram dapat digunakan untuk menyelidiki dan mengidentifikasi distribusi yang mendasari variabel yang sedang dieksplorasi.

(Omachonu dan Rose, 2004).

(8)

1.9.3. Pareto Analysis / Pareto chart

Pareto chart adalah jenis histogram khusus yang dapat dengan mudah diterapkan untuk menemukan dan memprioritaskan masalah kualitas, kondisi, atau penyebabnya dalam organisasi (Juran dan Godfrey, 1998). Bagan Pareto adalah histogram data yang menunjukkan jumlah frekuensi terbesar hingga terkecil. Di sisi lain, ini adalah jenis Histogram yang menunjukkan pentingnya variabel, prioritas dalam urutan menurun dari sisi kiri bawah grafik. Tujuan dari diagram Pareto adalah untuk mengetahui perbedaan jenis “ketidaksesuaian” dari angka data, data maintenance, data perbaikan, parts scrap rates, atau sumber lainnya. Juga, bagan Pareto dapat menghasilkan cara untuk menyelidiki tentang peningkatan kualitas, dan meningkatkan efisiensi, limbah material, konservasi energi, masalah keselamatan, pengurangan biaya", dll.

(9)

1.9.4. Fishbone Diagram / Cause and Effect Diagram

Cuase and effect diagram adalah alat penyelesaian masalah yang menyelidiki dan menganalisis secara sistematis semua penyebab potensial atau nyata yang menghasilkan efek tunggal. Di sisi lain, itu adalah alat yang efisien yang melengkapi manajemen organisasi untuk mengeksplorasi kemungkinan penyebab masalah (Juran dan Godfrey, 1998). Dikatakan fishbone diagram karena bentuk diagram tersebut terlihat seperti kerangka ikan untuk mengidentifikasi masalah kualitas berdasarkan tingkat kepentingannya (Neyestani, 2017). Diagram ini dapat memberikan upaya pemecahan masalah dengan mengumpulkan dan mengatur penyebab yang mungkin, mencapai pemahaman bersama tentang masalah, mengungkap kesenjangan dalam pengetahuan yang ada, menentukan peringkat penyebab yang paling mungkin, dan mempelajari masing-masing penyebab (Omachonu dan Ross, 2004).

Kategori umum dari cause and effect diagram biasanya adalah enam elemen (penyebab) seperti lingkungan, bahan, mesin, pengukuran, manusia, dan metode.

(10)

1.9.5. Scatter Diagram

Scatter diagram adalah alat yang ampuh untuk menggambar distribusi informasi dalam dua dimensi, yang membantu untuk mendeteksi dan menganalisis pola hubungan antara dua variabel kualitas dan kepatuhan (sebagai variabel independen dan variabel dependen), dan memahami jika ada hubungan antara mereka, dengan kata lain menjelaskan apa jenis hubungan itu (Lemah atau kuat dan positif atau negatif). Scatter diagram sering menunjukkan tingkat dan arah hubungan antara dua variabel, dan korelasi dapat mengungkapkan penyebab masalah. Scattet diagram sangat bermanfaat dalam pemodelan regresi (Montgomery, 2009). Scatter diagram dapat mengindikasikan bahwa ada salah satu dari korelasi berikut ini antara dua variabel: a) Korelasi positif; b) korelasi negatif, dan c) Tidak ada korelasi.

(11)

1.9.6. Flowchart

Flowchart menyajikan gambar diagram yang menunjukkan serangkaian simbol untuk menggambarkan urutan langkah-langkah yang ada dalam suatu operasi atau proses. Di sisi lain, flowchart memvisualisasikan gambar termasuk input, kegiatan, titik keputusan, dan output untuk menggunakan dan memahami dengan mudah memahami tujuan keseluruhan melalui proses. Bagan ini sebagai alat penyelesaian masalah dapat diterapkan secara metodis untuk mendeteksi dan menganalisis area atau titik proses yang mungkin memiliki masalah potensial dengan "mendokumentasikan" dan menjelaskan operasi, sehingga sangat berguna untuk menemukan dan meningkatkan kualitas ke dalam proses. (Forbes dan Ahmed, 2011 ).

1.9.7. Control Chart

Control chart adalah bentuk khusus dari run chart yang menggambarkan jumlah dan sifat variasi dalam proses dari waktu ke waktu. Selain itu, dapat men-draw dan mendiscribe apa yang telah terjadi dalam proses.

Oleh karena itu, sangat penting untuk

menerapkan kontrol chart, karena dapat mengamati dan memantau proses untuk mempelajari proses yang ada dalam kontrol statistik.

Selain itu, bagan ini dapat digunakan untuk memperkirakan

"parameter" dan "mengurangi variabilitas" dalam suatu proses (Omachonu dan Ross, 2004). Tujuan utama kontrol chart adalah untuk mencegah cacat dalam proses. Itu sangat penting untuk bisnis dan industri yang berbeda, alasannya adalah bahwa produk atau layanan yang tidak puas lebih mahal daripada menghabiskan biaya pencegahan dengan beberapa alat seperti controlchart (Juran dan Godfrey, 1998).

(12)

D. Data Praktikum dan Analisis Data

1. Data Praktikum.

No.

Pasak Pengukuran orang ke 1 Pengukuran orang ke 2 Pengukuran orang ke 3

1 8,096 8 8,099

2 9 9,005 9,003

3 8 8,005 7,998

4 8,998 8,994 8,996

5 8,996 8,992 8,994

6 9 8,996 8,998

7 9,002 8,998 9

8 9,004 9 9,002

9 9,002 8,998 9

10 9,008 9,004 9,006

11 8,996 8,992 8,994

12 9 8,996 8,998

13 9 8,996 8,998

14 9 8,996 8,998

15 8,99 8,986 8,988

16 8,996 8,992 8,994

17 8,998 8,994 8,996

18 8,992 8,988 8,99

(13)

19 9,002 8,998 9

20 9,004 9 9,002

21 9,008 9,004 9,006

22 9,002 8,998 9

23 9 8,996 8,998

24 9,004 9 9,002

25 9,006 9,002 9,004

26 9,004 9 9,002

27 9,004 9 9,002

28 9,006 9,002 9,004

29 9,006 9,002 9,004

30 8 7,998 8,001

2. Analisis Data

Berikut ini alat Kontrol kualitas yang digunakan untuk pengukuran diameter pasak:

a. Check sheet

Check sheet adalah alat kontrol kualitas yang paling mudah digunakan. Idenya penggunaan check sheet adalah untuk mengecek hasil pengukuran dan membandingkannya dengan jobsheet dari pasak tersebut. Pembandingan dilakukan secara lansung dan didapat perbandingan antara hasil pengukuran dengan pasak yang jadi bahan praktikum. Berikut hasil analisis data praktikum pengukuran diameter pasak yang dilakukan oleh 3 orang:

Pengukura n

Ukur an 8,985-

8,990

8,990- 8,995

8,995- 9,000

9,000- 9,005

9,005- 9,01

Jumlah

= Orang ke-

1

0 2 11 11 6 30

Orang ke-

2 2 5 16 7 0 30

Orang ke- 3

2 3 13 10 2 30

Total = 4 10 40 28 8 90

b. Histogram

Histogram adalah gambar bagan data yang menunjukkan pola yang termasuk dalam kondisi proses yang khas. Histogram adalah alat yang sangat berguna untuk menggambarkan distribusi frekuensi dari nilai-nilai yang diamati dari suatu variabel.

(14)

histogram adalah jenis bagan batang yang mengvisualisasikan atribut dan data variabel dari suatu produk atau proses, juga meminta pengguna untuk menunjukkan distribusi data dan jumlah variasi dalam suatu proses. Histogram menampilkan berbagai ukuran tendency pusat (mean, mode,& rata-rata). Histogram harus dirancang dengan benar agar dapat dengan mudah dimanfaatkan oleh pekerja karena mudah untuk dipahami. Histogram dapat digunakan untuk menyelidiki dan mengidentifikasi distribusi yang mendasari variabel yang sedang dieksplorasi. (Omachonu dan Rose, 2004). fungsi dari Histogram disini adalah untuk melihat seberapa jauh penyebaran data hasil pengukuran dari ketiga orang pengukur tersebut.

(15)

HASIL ANALISIS PENGUKURAN

Pengukuran 1 Pengukuran 2 Pengukuran 3 9,01

9,005 9 8,995 8,99 8,985 8,98 8,975

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

c. Control chart

Control chart adalah bentuk khusus dari run chart yang menggambarkan jumlah dan sifat variasi dalam proses dari waktu ke waktu. Selain itu, dapat men-draw dan mendiscribe apa yang telah terjadi dalam proses. Oleh karena itu, sangat penting untuk menerapkan kontrol chart, karena dapat mengamati dan memantau proses untuk mempelajari proses yang ada dalam kontrol statistik. Selain itu, bagan ini dapat digunakan untuk memperkirakan "parameter" dan "mengurangi variabilitas" dalam suatu proses (Omachonu dan Ross, 2004). Tujuan utama kontrol chart adalah untuk mencegah cacat dalam proses. Itu sangat penting untuk bisnis dan industri yang berbeda, alasannya adalah bahwa produk atau layanan yang tidak puas lebih mahal daripada menghabiskan biaya pencegahan dengan beberapa alat seperti controlchart (Juran dan Godfrey, 1998). Berikut perbedaan hasil pengukuran diameter pasak yang dilakukan oleh 3 orang:

(16)

E. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat di ambil dari praktikum pengukuran diameter pasak menggunakan alat Histogram adalah gambar bagan data yang menunjukkan pola yang termasuk dalam kondisi proses yang khas. Histogram adalah alat yang sangat berguna untuk menggambarkan distribusi frekuensi dari nilai-nilai yang diamati dari suatu variabel. histogram adalah jenis bagan batang yang mengvisualisasikan atribut dan data variabel dari suatu produk atau proses, juga meminta pengguna untuk menunjukkan distribusi data dan jumlah variasi dalam suatu proses. Check sheet adalah alat kontrol kualitas yang paling mudah digunakan. Idenya penggunaan check sheet adalah untuk mengecek hasil pengukuran dan membandingkannya dengan jobsheet dari pasak tersebut.

Berdasarkan hasil dari pengukuran yang telah dilakukan diatas dapat kita simpulkan bahwa setiap pengukuran yang dilakukan dengan orang yang berbeda akan mendapatkan hasil yang berbeda pula,dikarenakan adanya pergeseran yang terjadi pada benda kerja saat dilakukan pengukuran oleh karna itu, setiap orang yang mencoba untuk melakukan pengukuran akan mendapatkan hasil yang berbeda pula ,dan juga ada perbedaan pada tingkat kedataran pada benda kerja yang akan dilakukan pengukuran.

(17)

Referensi

Dokumen terkait