LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
“MIKROSKOPI”
GRUP D
Astri Setiani 18031010031
Silvia Dyah Lucytasari 18031010032
Tanggal Percobaan : 12 Oktober 2020
LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA II PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR 2020
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
STERILISASI DAN PEMBUATAN ZAT”
GRUP D
1. ASTRI SETIANI 18031010031
2. SILVIA DYAH LUCYTASARI 18031010032
Tanggal Percobaan : 12 Oktober 2020
Kepala Laboratorium Pengantar Teknik Kimia II
Ir. Caecilia Pujiastuti, MT NIP. 19630305 198803 2 001
Dosen Pembimbing
KATA PENGANTAR
Segala Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Resmi Mikrobiologi ini dengan judul “Mikroskopi“.
Laporan Resmi ini adalah bagian dari praktikum Mikrobiologi yang diberikan pada semester V. Laporan ini disusun berdasarkan pengamatan hingga perhitungan dan dilengkapi dengan teori dari literatur serta petunjuk asisten pembimbing yang dilaksanakan pada tanggal 12 Oktober 2020.
Laporan hasil praktikum ini tidak dapat tersusun sedemikian rupa tanpa bantuan baik sarana, prasarana, pemikiran, kritik dan saran. Oleh karena itu, tidak lupa penyusun ucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Ir. Caecillia Pujiastuti ,MS selaku Kepala Laboratorium Pengantar Teknik Kimia II
2. Ibu Ir. Lucky Indrati Utami, MT selaku dosen pembimbing.
3. Seluruh asisten dosen yang turut membantu dalam pelaksanaan praktikum 4. Rekan – rekan mahasiswa yang membantu dalam memberikan masukan-
masukan dalam praktikum.
Tidak ada sesuatu yang sempurna, karena kesempurnaan hanya milik Sang Maha Sempurna. Oleh karena itu, penyusun sangat menyadari dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan. Maka dengan rendah hati, penyusun selalu mengharapkan kritik dan saran, guna kesempurnaan laporan ini.
Surabaya, 12 Oktober 2020
Penyusun
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN...ii
KATA PENGANTAR...iii
DAFTAR ISI...iv
BAB I...1
PENDAHULUAN...1
I.1 Latar Belakang...1
I.2 Tujuan...1
I.3 Manfaat...2
BAB II...3
TINJAUAN PUSTAKA...3
II.1 Secara Umum...3
II.1.1 Mikroskop Cahaya...3
II.1.2 Mikroskop Elektron...4
II.1.3 Perbedaan Mikroskop Elektron dan Cahaya...4
II.1.4 Prinsip Kerja Mikroskop...5
II.1.5 Hal yang Harus Diperhatikan dalam Penggunaan Mikroskop...5
II.1.6 Aplikasi Mikroskop...6
II.1.7 Bagian-bagian Mikroskop dan Fungsinya...6
II.1.8 Faktor-faktor yang Mempengaruhi...7
II.2 Sifat Bahan...8
II.2.1 Aquadest...8
II.2.2 Tepung Beras...8
II.2.3 Kapuk...9
II.2.4 Yeast...9
II.2.5 Kapas...10
II.2.8 Kentang...11
II.2.9 Air Got...12
BAB III...13
PELAKSANAAN PRAKTIKUM...13
III.1 Waktu dan Tempat...13
III.2 Bahan...13
III.3 Alat...13
III.4 Gambar Alat...13
III.4.1 Rangkaian Alat...14
III.5 Prosedur dan Diagram Alir...15
III.5.1 Prosedur...15
III.5.2 Diagram Alir...16
BAB IV...17
HASIL DAN PEMBAHASAN...17
IV.1 Hasil Pengamatan...17
IV.1.1 Tabel Pengamatan Mikroskopi...17
IV.2 Hasil Perhitungan...18
IV.3 Reaksi...18
IV.4 Soal dan Jawaban...19
IV.5 Pembahasan...21
BAB V...23
SIMPULAN DAN SARAN...23
V.1 Simpulan...23
V.2 Saran...23
DAFTAR PUSTAKA...24
LAMPIRAN...26
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
Mikroorganisme adalah organisme yang berukutan sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Indera manusia memiliki kemampuan yang terbatas, banyak masalah mengenai mikroorganisme yang hanya dapat dipecahkan menggunakan alat. Adapun alat yang digunakan adalah mikroskop yang memungkinkan seseorang untuk mengamati objek dan Gerakan yang sangat halus, sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Penggunaan alat bantu mikroskop di laboratorium mikrobiologi sangat penting, karena dapat membantu dalam mempelajari karakteristik mikroorganisme, terutama bentuk dan ukuran sel dari suatu jenis mikroorganisme. Keahlian dalam menggunakan mikroskop dinamakan mikroskopi.
Seiring perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, mikroskop terus mengalami perkembangan. Mikroskop ini biasanya digunakan di dalam laboratorium untuk mengamati sesuatu yang kecil. Makhluk hidup baik hewan, manusia, dan tumbuhan memiliki jaringan-jaringan yang menyusunnya. Terdapat perbedaan antara jaringan hewan dan tumbuhan dari segi struktur maupun sel-sel penyusunnya.
Berdasarkan hal tersebut, untuk dapat mengetahui perbedaan antara jaringan dan segi struktur maupun selnya, maka dilakukan percobaan pengamatan mikroskopis ini.
Karena jaringan sangat penting bagi suatu makhluk hidup.
I.2 Tujuan
1. Untuk melihat macam-macam bentuk mikroskopis suatu bahan 2. Untuk mengetahui cara penggunaan mikroskop
3. Untuk mengetahui bagian-bagian dari mikroskop
I.3 Manfaat
1. Agar praktikan dapat mengaplikasikan penggunaan mikroskop dalam industry kimia
2. Agar praktikan dapat mengetahui hal-hal yang diperhatikan saat menggunakan mikroskop
3. Agar praktikan dapat mengetahui macam-macam mikroskop
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA II.1 Secara Umum
Mikroskop adalah alat bantu yang digunakan untuk melihat dan mengamati benda-benda yang berukuran sangat kecil yang tidak mampu dilihat dengan mata telanjang. Benda kecil dilihat dengan cara memperbesar ukuran bayangan benda tersebut hingga berkali-kali lipat. Ilmu yang mempelajari objek-objek berukuran sangat kecil dengan menggunakan mikroskopdisebut mikroskopi. Penemuan mikroskop ini sangat membantu peneliti dan ilmuan untuk mengamati objek mikroskopis (Irhami,2009). Mikroskop ini merupakan instrumentasi yang paling banyak digunakan dan paling bermanfaat di laboratorium mikroskopi. Mikroskop memungkinkan perbesaran dalam kisaran luas serratus kali sampai ratusan ribu kali.
II.1.1 Mikroskop Cahaya
Mikroskop cahaya mempunyai besaran maksimum 1000 kali dan mikroskop ini memiliki kaki yang berat dan kokoh dengan tujuan agar dapat berdiri dengan stabil. Mikroskop cahaya memiliki tiga system lensa yaitu, lensa objek, lensa okuler, dan kondensor. Lensa objektif dan okuler terletak di ujung tabung mikroskop. Lensa okuler bisa berbentuk lensa tunggal (monokuler) atau ganda (binokuler). Kondensor berperan untuk menerangi objek unutk menerangi objek dari lensa-lensa lain. Lensa onjektif bekerja dalam pembentukan bayangan pertama. Lensa objektif memperbesar bayangan objek dan mempunyai nilai operasi (NA). Lensa okuler berfungsi untuk memperbesar bayangan yang dihasilkan oleh lensa objektif. Lensa kondensor berfungsi mendukung terciptanya pencahayaan pada objek yang akan difokus, sehingga diperoleh daya pisah maksimal. Macam-macam mikroskop cahaya yaitu monokuler, binokuler dan trinokuler.
II.1.2 Mikroskop Elektron
Mikroskop electron mempunyai perbesaran sampai 100 ribu kali, electron digunakan sebagai pengganti cahaya. Jenis mikroskop ini yaitu :
1. SEM (Scanning Electron Microscope)
SEM digunakan untuk detil arsitektur permukaan sel(atau struktur renik lain) dan objek yang diamati secara tiga dimensi. SEM merupaka mikroskop electron yang “memotret” material berdasarkan interaksi electron dengan permukaan material.
2. TEM (Transmission Electron Microscope)
TEM digunakan untuk mengamati struktur datil internal sel. Pada mikroskop TEM, electron mampu menembus spesimen-spesimen yang sangat tipis antara -10 mm sampai 100 nm. TEM mampu memperbesar objek sampai 500-1000 kali mampu mengamati organel sel.
II.1.3 Perbedaan Mikroskop Elektron dan Cahaya
Tabel 1. Tabel Perbedaan Mikroskop Elektron dan Cahaya
Komponen Mikroskop Cahaya Mikroskop Elektron
Sumber Radiasi Cahaya Elektron
Perbesaran Maksimum 1.000 kali 100.000 kali
Lensa Kaca Elektromagnetik
Spesimen Tebal 4-8 mm Tebal -10nm – 100nm
Jenis Berlensa monokuler dan
bikuler
SEM dan TEM
(Pujianti,2015)
II.1.4 Prinsip Kerja Mikroskop
1. Mikroskop Cahaya
Cara kerja mikroskop ini adalah cahaya lampu dibiaskan oleh lensa condenser dan sinar mengenai specimen dan diteruskan oleh lensa objektif. Sinar yang diteruskan, ditangkap oleh lensa okuler dan diteruskan pada mata atau kamera.
2. Mikroskop Elektron SEM (Scanning Electron Microscope)
Cara kerja mikroskop ini adalah sinar dari lampu dipancarkan pada lensa condenser, sebelum masuk ke condenser ada pengeatur dari pancaran sinar electron yang ditembakkan. Kemudian diteruskan ke lensa objektif yang dapat diatur maju mundurnya. Kemudian diteruskan pada specimen yang diatur miring pada penncekamnya. Spesimen ini disinari oleh deteksi x-ray yang menghasiolkan gambar yang diteruskan pada layer monitor.
3. Mikroskop Elektron TEM (Transmission Electron Microscope)
Elektron ditembakkan dari electron gunyang kemudian melewati dua lensa condenser. Elektron diterima oleh specimen yang tipis dan berinteraksi.
Karena specimen tipis, maka electron diteruskan pada tiga lensa yaitu lensa objektif, intermediate, dan proyektor. (Pujianti, 2015)
II.1.5 Hal yang Harus Diperhatikan dalam Penggunaan Mikroskop 1. Sebelum memakai
a. Amatilah preparat mikroskop sudah bersih dari debu atau kotoran lain, misalnya lensa, kaca objektif, dan lain-lain. Bersihkan dengan kain yang halus atau dengan kapas.
b. Untuk lensa-lensa objektif okuler bersihkianlah dengan xylol, dengan menggunakan kertas penghisap.
2. Setelah memakai
a. Bersihkan Kembali lensa deck glass dan lain-lain.
b. Jika alat digunakan serta dirawat dengan baik, maka alat itu akan memberikan hasil yang baik pula kepada penggunanya. (Tim Dosen, 2020)
II.1.6 Aplikasi Mikroskop
Mikroskop terbukti bermanfaat untuk menemukan dan mengidentifikasi bakterui penyebab dan menganalisis sampel untuk mendiagnosis penyakit pada organisme. Deteksi mikroskopi organisme yang diwarnai dengan antibody berbeda yang diberi label pewarna terbukti sangat berguna untuk identifikasi spesifik bakteri.
Teknik mikroskopis yang berbeda-beda digunakan untuk mempelajari karakteristik morfologi serta fisiologi berbagai strain bakteri. Adanya bakteriologi sejalan dengan dicabang ilmu bakteriologi terutama dibidang Kesehatan untuk mengdiagnosis bakteri. (Mishra, 2016)
II.1.7 Bagian-bagian Mikroskop dan Fungsinya Bagian-bagian dari mikroskop cahaya adalah :
1. Lensa okuler : untuk memperbesar bayangan yang terbentuk oleh lensa objektif
2. Lensa objektif : untuk memperbesar specimen
3. Pengatur focus kasar : skrup untuk menaikkan dan menurunkan meja benda 4. Pengatur focus halus : skrup untuk menaikkan dan menuliskan meja benda
secara halus
5. Meja objek : tempat meletakkan objek atau specimen 6. Mikrometer : memfokuskan preparat
7. Penjepit preparat : menjepit preparat
8. Pengatur intensitas cahaya : mengatur intensitas cahaya 9. Cermin : sumber cahaya
Gambar II.1 Mikroskop
(Yusmaniar,2017) II.1.8 Faktor-faktor yang mempengaruhi
1. Intensitas
Rentang intensitas yang dimiliki adalah dari satu hingga enam level. Intensitas mempengaruhi gelap terangnya hasil bayangan mikroskop
2. Pencahayaan
Pencahayaan pada mikroskop adalah poli kromatis. Pencahayaan yang tepat adalah cahaya memasuki daya tembus paling besar, warna ungu adalah warna yang memiliki daya tembus paling besar karena memiliki panjanga gelombang yang paling kecil.
3. Filter
Filter memiliki berbagai macam warna seperti merah, jingga, kuning, dan ungu. Filter ini digunakan untuk menyaring warna pada bahan. (Indrati,2017)
II.2 Sifat Bahan II.2.1 Aquadest
A. Sifat Fisika
1. Fase : Cair
2. Warna : Tidak berwarna
3. Titik didih : 100C 4. Titik leleh : 0C 5. Spesific Grafity : 1 B. Sifat Kimia
1. Rumus molekul : H2O
2. Berat molekul :18,02 gr/mol
(Perry,1999”Water”) C. Fungsi
Sebagai pelarut specimen dari bahan yang diamatin dan memperjelaskan objek
II.2.2 Tepung Beras A. Sifat Fisika
1. Fase : Padat
2. Warna : Putih
3. Bau : Tidak berbau
4. Spesific Grafity : 1,5
5. Kelarutan : Tidak larut dalam air B. Sifat Kimia
1. Rumus molekul : C6H20O5
2. Berat molekul : 162,14 gr/mol
(Perry,1999”Starch”)
C. Fungsi
Sebagai bahan yang akan diamati secara mikroskopis
II.2.3 Kapuk A. Sifat Fisika
1. Warna : Coklat-kekuningan
2. Bau : Tidak berbau
3. Fase : Padat
4. Densitas : 0,384 gr/cm3 B. Sifat Kimia
1. Flammability : Mudah terbakar 2. Stabilitas : Stabil dalam air 3. Fleksibilitas : Sangat fleksibel
(Sarifudin, 2013) C. Fungsi
Sebagai bahan yang akan diamati secara mikrskopis II.2.4 Yeast
A. Sifat Fisika
1. Warna : Coklat
2. Bau : Tidak berbau
3. Fase : Padat
4. Diameter : 1-3 mikrometer 5. Titik didih : 495,27C B. Sifat Kimia
1. Rumus molekul : C12H22O11
2. Berat molekul : 239 gr/mol
(Fitria,2012)
C. Fungsi
Sebagai bahan yang akan diamati secara mikroskopis II.2.5 Kapas
A. Sifat Fisika
1. Warna : Putih
2. Titik leleh : 113C
3. Fase : Padat
4. Densitas : 2,286
5. Kelarutan : Mudah larut B. Sifat Kimia
1. Stabilitas : Stabil dalam air 2. Berat molekul : 16,0426 gr/mol
(Zentamy, 2017) C. Fungsi
Sebagai bahan yang akan diamati secara mikroskopis II.2.6 Jagung
A. Sifat Fisika
1. Warna : Kuning
2. Bau : Tidak berbau
3. Fase : Padat
4. Densitas : 139,48
5. Diameter : 48,9 mm
B. Sifat Kimia
1. Stabilitas : Larut dalam air 2. Toksisitas : Tidak beracun
(Kathin,2017)
C. Fungsi
Sebagai bahan yang akan diamati secara mikroskopis II.2.7 Bawang Merah
A. Sifat Fisika
1 Diameter : 10-15 mm
2. Bau : Tidak berbau
3. Fase : Padat
4. Densitas : 0,98
5. Kelarutan : 14-15 mm B. Sifat Kimia
1. Toksisitas : Berbahaya terhadap kulit
2. pH : 6,5
(Firmansyah,2019) C. Fungsi
Sebagai bahan yang akan diamati secara mikroskopi II.2.8 Kentang
A. Sifat Fisika
1. Warna : Coklat
2. Bau : Tidak Berbau
3. Fase : Padat
4. Diameter : >89 mm 5. Spesific Gravity : 1,10 B. Sifat Kimia
1. pH : 5-7
2. Humidity : Sangat lembab
(Gamez,2009)
C. Fungsi
Sebagai bahan yang akan diamati secara mikroskopis II.2.9 Air Got
A. Sifat Fisika
1. Warna : Hitam keruh
2. Bau : Tidak sedap
3. Fase : Cair
4. Densitas : 0,988
B. Sifat Kimia
1. RumToksisitas : Sangat beracun 2. Solibility : Sulit untuk larut 3. Reaktifitas : Sangat reaktif
(Fahid,2015) C. Fungsi
Sebagai bahan yang akan diamati secara mikroskopis
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM III.1 Waktu dan Tempat
Pelaksanaan praktikum “Mikroskopi” dilakukan pada hari Senin, 12 Oktober 2020 pada pukul 07.30 WIB sampai dengan pukul 16.00 WIB di laboratorium Pengantar Teknik Kimia II
III.2 Bahan
Para praktikum “Mikroskopi” terdapat bahan-bahan yang digunakan antara lain, aquadest, air got, yeast, kapuk, kapas, tepung, bawang merah, kentang, dan jagung
III.3 Alat
Alat-alat yang digunakan pada praktikum “Mikroskopi” adalah object glass, deck glass, ose, pipet, pisau, mikroskop, dan jarum preparat
III.4 Gambar Alat
Ose
Object Glass Deck Glass Jarum Preparat
Pipet
III.4.1 Rangkaian Alat
Keterangan :
A. Lensa okuler B. Tabung mikroskop C. Revolver
D. Lensa objektif perbesaran lemah E. Lensa objektif perbesaran kuat F. Meja mikroskop
G. Klip
H. Kaki mikroskop I. Cermin
J. Diafragma
K. Lengan mikroskop atau pegangan L. Pemutar halus
III.5 Prosedur dan Diagram Alir III.5.1 Prosedur
1. Ambil object glass yang telah bersih dan beri setetes aquadest
2. Ambil butir-butir tepung dan ambil kentang dengan jalan menusuk-menusuk umbi tersebut dengan jarum preparat
3. Ujung jarum yang telah berisi specimen masukkan ke dalam tetesan air pada object glass, agar bercampur dengan air. Kemudian tutuplah dengan gelas peutup (deck glass) Hati-hati jangan sampai kemasukkan gelembung udara.
4. Pasangan object yang telah dibuat pada meja preparat dan mikroskop
5. Cerimin disetel sehingga didapatkan sinar yang kuat (bila perlu dibantu dengan lampu dop 100 watt)
6. Mula-mula pakailah objektif dengan pembesaran kecil objektif dan okuler masing-masing 10 kali
7. Lihatlah pada lensa okuler, bila belum terlihat putarlah sekrup makro dan mikro
8. Bila gambar kurang besar, gunakan objektif dengan pembesaran yang lebih besar (50 kali)
9. Putarlah skrup kea rah badan (menjauhi objek) untuk menjaga agar okuler tidak menyinggung objek
10. Gambar dan amatilah hasil percobaan ini. Lakukan hal yang sama dengan objek tepung/umbi/bakteri yang lain
III.5.2 Diagram Alir
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1 Hasil Pengamatan
IV.1.1 Tabel Pengamatan Mikroskopi
Bahan Literatur Pengamatan Keterangan
Yeast a) Inti : Tidak berinti
b) Bentuk : Coccus c) Koloni : Berkoloni
Perbesaran obyektif : 4x10
Jagung a) Inti : Tidak berinti
b) Bentuk : Coccus c) Koloni : Berkoloni
Perbesaran obyektif:
10x10
Air got a) Inti : Tidak berinti
b) Koloni :Tidak berkoloni c) Bentuk : Tidak
beraturan
Perbesaran obyektif:
4x10
Tepung beras a) Inti : Tidak berinti b) Bentuk : Coccus c) Koloni : Berkoloni
Perbesaran obyektif : 4x10
Kentang a) Inti : Berinti
b) Bentuk : Coccus c) Koloni : Berkoloni d) Perbesaran obyektif :
4x10
Kapuk a) Inti : Tidak berinti
b) Bentuk : Serabut c) Koloni : Tidak
berkoloni
d) Perbesaran obyektif : 4x10
Kapas a) Inti : Tidak berinti
b) Bentuk : Serabut c) Koloni : Tidak
berkoloni
d) Perbesaran obyektif:
4x10
Bawang merah a) Inti : Berinti
b) Bentuk : Basilus c) Koloni : Tidak
berkoloni
d) Perbesaran obyektif : 4x10
IV.2 Hasil Perhitungan (Tidak ada)
IV.3 Reaksi (Tidak ada)
IV.4 Soal dan Jawaban Pertanyaan :
1. Gambar dan terangkanlah fungsi masing-masing bagian dari mikroskop!
2. Apakah rumus kimia “xylol”?
3. Gambarlah masing-masing bentuk butir tepung sehingga jelas perbedaannya!
4. Gambarlah masing-masing bentuk bakteri yang saudara amati!
Jawab :
1. Gambar dan fungsi mikroskop :
A. Lensa okuler : untuk memperbesar bayangan yang terbentuk oleh lensa objektif
B. Lensa objektif : untuk memperbesar specimen
C. Pengatur focus kasar : skrup untuk menaikkan dan menurunkan meja
D. Pengatur focus halus : skrup untuk menaikkan dan menuliskan meja benda secara halus
E. Meja objek : tempat meletakkan objek atau specimen F. Mikrometer : memfokuskan preparat
G. Penjepit preparat : menjepit preparat
H. Pengatur intensitas cahaya : mengatur intensitas cahaya I. Cermin : sumber cahaya
2. Rumus kimia dari xylol adalah C8H10
3.
a. Tepung beras berbentuk kokus, berkoloni, dan tidak berinti b. Kentang berbentuk kokus, tak berkoloni, dan tidak berinti c. Jagung berbentuk bulat, rapat, dan tidak berinti
4.
a. Pada air got, terdapat protista yang memiliki bulu-bulu halus
Tepung Beras Kentang Jagung
Yeast Air Got
b. Pada yeast, terlihat butiran halus IV.5 Pembahasan
Hasil Pengamatan yang di dapat dengan melakukan percobaan, yaitu menyiapkan spesimen yang akan diamati. Pertama, bersihkan object glass dengan aquadest kemudian mengambil butir tepung serta umbi dengan cara menusukkan jarum preparat. Setelah jarum terisi preparat, masukkan kedalam aquadest pada object glass agar bercampur dengan aquadest. Setelah spesimen disiapkan, kemudian siapkan mikroskop. Pertama yang dilakukan adalah membersihkan bagian lensa dengan menggunakan xylol agar lensa jernih dan menghasilkan gambar yang fokus dan jelas. Kemudian menyolokkan kabel pada stopcontact dan menyiapkan objek pada object glass kemudian tutup dengan deck glass. Setelah itu menghidupkan mikroskop dan mengatur intensitas cahaya. Kemudian menyiapkan object galss dan diletakkan pada meja preparat lalu jepit dengan jepit preparat. Setelah itu amati morfologi mikroskopisnya menggunakan lensa okuler dengan perbesaran lensa objektif(perbesaran 4x, 10x, 40x, dan 100x). Apabila digunakan perbesaran 100x maka gunakan pula minyak imersi agar objek tidak bergerak-gerak dan menjadi lebih fokus.
Hasil dari mengamati morfologi bahan di bawah mikroskop yaitu pada air got dengan perbesaran objektif 4x10 morfologi mikroskopisnya tidak berkoloni, tidak berinti, serta bentuknya tidak beraturan. Pada yeast dengan perbesaran objektif 4x10 morfologi mikroskopisnya tidak berinti, berbentuk coccus, dan berkoloni. Pada kapuk dengan perbesaran objektif 4x10 morfologi mikroskopisnya tidak berinti, berbentuk serabut, dan tidak berkoloni. Pada kapas dengan perbesaran objektif 4x10 morfologi mikroskopisnya tidak berinti, berbentuk serabut, dan tidak berkoloni. Pada tepung beras dengan perbesaran objektif 4x10 morfologi mikroskopisnya tidak berinti, berbentuk coccus, dan berkoloni. Pada bawang merah dengan perbesaran objektif
kentang dengan perbesaran objektif 4x10 morfologi mikroskopisnya berinti, berbentuk coccus, dan berkoloni. Pada jagung dengan perbesaran objektif 10x10 morfologi mikroskopisnya tidak berinti, berbentuk coccus, dan berkoloni. Hal ini telah sesuai dengan gambar pada literatur yang ada.
Menurut Indrati 2017, adapun faktor yang mempengaruhi hasil percobaan mikroskopi yang pertama yaitu intensitas, dimana rentang intensitas yang dimiliki adalah dari satu hingga enam level. Intensitas mempengaruhi gelap terangnya hasil bayangan mikroskop. Kemudian yang kedua yaitu pencahayaan, dimana pencahayaan pada mikroskop adalah poli kromatis. Pencahayaan yang tepat adalah cahaya memasuki daya tembus paling besar, warna ungu adalah warna yang memiliki daya tembus paling besar karena memiliki panjanga gelombang yang paling kecil. Faktor yang ke tiga yaitu filter, dimana filter memiliki berbagai macam warna seperti merah, jingga, kuning, dan ungu. Filter ini digunakan untuk menyaring warna pada bahan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN V.1 Kesimpulan
Berdasarkan data-data hasil percobaan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Jenis mikroskop ada dua yaitu mikroskop cahaya dan mikroskop elektron.
Mikroskop cahaya memiliki 3 sistem yaitu lensa objektif, lensa okuler, dan kondensor. Sedangkan mikroskop elektron, elektron digunakan sebagai pengganti cahaya.
2. Prinsip kerja mikroskop cahaya yaitu lampu dibiaskan oleh lensa kondensor dan sinar mengenai spesimen kemudian diteruskan oleh lensa objektif. Sinar yang diteruskan, ditangkap oleh lensa okuler dan diteruskan pada mata/kamera.
3. Bentuk morfologi mikroskopis hasil pengamatan pada air got yaitu bentuk tidak beraturan, pada yeast bentuk coccus, pada kapuk berbentuk serabut, pada kapas berbentuk serabut, pada tepung beras berbentuk coccus, pada bawang merah berbentuk basilus, pada kentang berbentuk coccus, dan pada jagung berbentuk coccus.
V.2 Saran
1. Sebaiknya praktikan memperhatikan perbesaran objek yang digunakan karena akan memengaruhi hasil pengamatan
2. Sebaiknya praktikan memperhatikan cara penggunaan mikroskop dengan benar agar mikroskop tidak mudah rusak dan menghasilkan pengamatan yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Fahid, Rabah 2015, ‘Physical, Chemical, and Biological Characters Lic of Waste Water’, Civil Engineering Department, The Islamic University of Garzz.
Firmansyah, Anang 2015, ‘The Growth, Production, and Quality of Shallot at Inland Quartz Sands (Quarzipsammsits) In the of Season’, Jurnal Ilmu Pertanian (Agri Culture Science), vil.4, no.3, hh. 110-116.
Fitria, Nia 2012, ‘Perancangan Pabrik Asam Laktat dari Molasses dengan Proses Fermentasi’, Laboratorium Universitas Muhammadiyah, Surakarta
Gamet, G.R. 2009, ‘Physical Characteristic and Chemical Properties of Potato Tubes Under Different Storage Systems’, Journal Process Engineering, vol.16, no.1, hh.385-408.
Indrati, Dewi 2017, Sitohisto Teknologi, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Indonesia.
Irhami, Siti Nur 2019, ‘Implementasi Pendekatan Konstekstual untuk Meningkatkan Gairah Siswa dalam Pembelajaran Biologi di Madrasah Aliyah Negeri 02 Banyumas’, Jurnal Pendidikan, vol.7, no.1, hh.30-42.
Kathin,S.K. 2017, ‘Study of Physical and Engineering Properties of Corn (Zea Mays)’, Journal Angriculture Engineering, vol.6, no.6, hh. 404-409.
Mishra, Mini & Chauhan, Pratama 2016, ‘Applications of Microscopy in Bacteorology’, Journal Microscopy, vol.1, no.4, hh. 1-9.
Perry, Robert H 1999, Perry’s Chemical Engineering HandBook Eight Edition, McGraw-Hill, New York.
Pujianti 2015, Buku Ajar Mikrobiologi Umum, Universitas PGRI, Madiun
Sarifudin, Syamsul Arif 2013, ‘Analisa Perilaku Mekanik Komposit Serat Kapuk Residu Menggunakan Matrik Polyster’, Jurnal FEMA, vol.1, no.3, hh.65-66.
Tim Dosen 2020, Modul Mikroskopi, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”, Surabaya.
Yusmaniar, Wardiyah & Khoirunnida 2012, Mikrobiologi dan Parasitologi, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Indonesia.
LAMPIRAN
Glass Objek dan Glass Penutup yang digunakan untuk penempatan preparat bahan yang akan diamati pada mikroskop
Mikroskop yang digunakan untuk mengamati bentuk mikroskopis suatu objek
Berbagai jenis bentuk mikroskopis dari semua objek