JAMP: Jurnal Administrasi dan Manajemen Pendidikan Volume … Nomor … Bulan … Tahun …
Tersedia Online di http://journal2.um.ac.id/index.php/jamp/
ISSN Online : 2615-8574
Pengawasan Pelaksanaan Pendidikan Tata Busana di SMKN 3 Malang dalam Mempersiapkan Lulusan Siap Kerja di Era Industri 5.0
Alya Irzzaq Nahya Alfandie1, Andhini Dwi Wirayani Amir2, Ayuni Linda Agustina Sari3, Ali Imron4, Nia Amanda Putri5, Yafie Arbian Cipto
Administrasi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Malang Jl. Semarang No. 5, Sumbersari, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur 65145.
E-mail: [email protected] No. HP 085733547330
Abstract: Skills in a person are very important to have and affect the future of students, especially vocational students, whose main goal after graduation is to enter the world of work. One form of skills that exist in vocational learning is fashion design, so that students become graduates who are ready to work, in learning they must be able to behave professionally, skillfully, and have high competitiveness in the world of the fashion industry. In the industrial era 5.0, skills are needed that are very useful for the future of students who take fashion study programs. The discussion in this article is 1) Aspects of the skills needed by fashion creative industry companies; 2) Digital technology used in the fashion creative industry; and 3) Vocational fashion subjects that can be applied using digital skills; and 4) Ready-to-work potential by graduates of Fashion Vocational Schools in Industry 5.0. The method used is observation and literature from previous articles with almost the same discussion. The results of the discussion of this article prove that first, the digital skills desired by the fashion creative industry include: digital creativity; digital critical thinking; digital problem solving; digital collaboration; digital communications; digital information.
Second, there are three digital technologies used in the industry, namely: corel draw; adobe; canvas. Third, the subjects provided by the revised 2013 curriculum consist of seven lessons namely: design; pattern;
industrial clothing; manufacture of fashion ornaments; manufacture of costume made clothing; digital simulation; creative and entrepreneurial products. These subjects can be utilized and used to prepare students for work in entering the world of the creative fashion industry in the era of the industrial revolution 5.0.
Keywords: Creative industries; Digital skills; Fashion students; Industry 5.0; Job preparation.
Abstrak: Keterampilan dalam diri seseorang sangatlah penting untuk dimiliki dan berpengaruh terhadap masa depan peserta didik, khususnya siswa-siswi SMK yang mayoritas tujuan utamanya setelah lulus adalah terjun ke dunia kerja. Salah satu bentuk keterampilan yang ada pada pembelajaran vokasi adalah tata busana, agar siswa menjadi lulusan yang siap kerja maka dalam pembelajaran harus mampu bersikap profesional, terampil, dan mampu bersaing di dunia fashion. Pada era industri 5.0 diperlukan kemampuan yang sangat berguna bagi masa depan peserta didik yang mengambil program belajar tata busana. Topik yang akan kami bahas pada artikel ini yaitu 1) Aspek keterampilan yang dibutuhkan perusahaan industri kreatif fashion; 2) Teknologi digital yang digunakan di industri kreatif fashion; dan 3) Mata pelajaran tata busana di SMK yang bias diterapkan menggunakan kemampuan berbasi digital dan 4) Potensi siap kerja oleh lulusan SMK tata busana dalam industri 5.0. Metode yang diterapkan adalah observasi dan literatur dari artikel terdahulu dengan pembahasan yang hampir sama. Hasil dari yang dibahas pada artikel ini
menyatakan bahwa satu, keterampilan digital yang diharapkan industri kreatif fashion antara lain:
kreativitas digital; berpikir kritis digital; pemecahan masalah digital; kolaborasi digital; komunikasi digital;
informasi digital. dua, teknologi digital yang digunakan dalam industri terdapat tiga teknologi yakni: corel draw; adobe; canva. tiga, mata pelajaran yang disediakan oleh kurikulum 2013 revisi terdapat tujuh pelajaran yakni: desain; pola; busana industri; pembuatan hiasan busana; pembuatan busana costum made;
simulasi digital; produk kreatif dan kewirausahaan. Mata pelajaran tersebut dapat dimanfaatkan dan digunakan untuk persiapan kerja siswa dalam memasuki dunia industri kreatif fashion di era revolusi industri 5.0.
Kata kunci: Industri kreatif busana; Industry 5.0; Keterampilan digital; Siswa tata busana; Persiapan kerja.
Teknologi semakin berkembang di inustri pada era 5.0 . Sesuatu baru dan segala sesuatu mengalami peningkatan yang substansial dari versi sebelumnya menuju masa yang cemerlang, yaitu industri 5.0.
memiliki aspek di era industri 5.0 yaitu problem solving, diversity, decentralization, resilience, sustainability dan environmental harmony. Revolusi Industri 5.0 menjadi revolusi dari proses produksi modern yang memungkinkan kolaborasi antara manusia dan mesin untuk melakukan pekerjaan secara bersamaan, menggabungkan kemampuan berpikir pekerja yang unik dan kreatif dengan keahlian alat, mesin. Hasil akhir dari revolusi industri 5.0 yaitu memberikan nilai guna dalam produksi yaitu dengan menciptakan produksi yang sudah di tetapkan agar bias memberi kepuasaan pada kebutuhan konsumen.
Di era industri 5.0 ini diharapkan dapat mendatangkan kepuasan pelanggan agar bias menikmati produk dan jasa yang dibuat melalui keterlibatan antara manusia dan mesin. Dengan adanya revolusi industri 5.0 membuat dunia kerja mengalami perubahan yang semakin pesat dan persaingan dagang yang tinggi. Untuk menghadapi revolusi industri 5.0, ditetapkannya keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tentang kompetensi inti dan kompetensi dasar pelajaran pada kurikulum 2013 pada Sekolah Menengah Kejuruan untuk kondisi khusus. Pendidikan melakukan revisi terhadap kurikulum 2013 dengan harapan siswa dan guru dapat memiliki kemampuan berpikir kritis, kreatifitas dan memiliki kemampuan yang inovatif, kemampuan dan keterampilan berkomunikasi, kemampuan bekerjasama dan berkolaborasi, dan tingkat kepercayaan diri siswa semakin meningkat.
Sehingga pentingnya penguasaan kompetensi pada saat ini dapat menjadi sarana untuk meraih kesuksesan di era revolusi industri yang semakin berkembang secara terus menerus. Dalam pelaksanaannya terdapat keterampilan abad 21 yang sangat berguna dalam pendidikan karena terdapat kemampuan 4C (creativity, critical thinking, collaborative, communication) yang merupakan jenis softskill yang dapat diterapkan dikehidupan sehari-hari sehingga lebih bermanfaat daripada sekedar menguasai hardskill.
Industri fashion sangat berpotensi untuk menumbuhkan ekonomi, ditunjukkan bahwa industri kreatif fashion berada di urutan kedua penyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) nasional terbesar diantara subsektor ekonomi kreatif lainnya, hal ini menjadi pertanda bahwa minat dan kebutuhan masyarakat dalam industri fashion sangatlah tinggi. Sehingga untuk melakukan perbaikan dibutuhkan sumber daya manusia yang memiliki softskill dalam dunia fashion yang sesuai dengan kebutuhan industri.Dalam memasuki era revolusi industri 5.0 dapat menempatkan kecerdasan manusia dimasa mendatang.
Masyarakat yang memiliki kemampuan digital sangat dibutuhkan oleh industri. Lulusan vokasi dan tata busana paling banyak menyumbang lulusan yang kreatif dalam fashion. Lembaga-lembaga pendidikan memberikan pendidikan vokasi di bidang tata busana mampu mencangkup ilmu yang dapat diterapkan dalam industri kreatif fashion. Siswa yang mempelajari ilmu tata busana mampu memberikan dampak positif terhadap motivasi belajar dan kesiapan terjun ke dunia kerja sebagai lulusan pendidikan tata busana.
Hal tersebut adalah langkah strategis yang perlu dimanfaatkan dengan baik agar Indonesia mampu memenangkan persaingan global dan di era revolusi industri yang selalu berkembang. Kurikulum 2013 revisi dibuat agar dalam pendidikan sadar akan tantangan di masa depan dalam faktor globalisasi akan kemajuan IPTEK serta kebangkitan industri kreatif fashion. Sehingga kurikulum 2013 revisi telah diterapkan pada pendidikan vokasi tata busana agar dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas dan berdaya saing tinggi.
Pada kurikulum 2013 yang telah direvisi, memberikan keleluasaan terhadapa kemampuan peserta didik untuk menggabungkan teknologi dan keterampilan digital ke dalam sebuah Pendidikan vokasi tata busana dan menghasilkan suatu karya yang inovatif. Sumber daya manusia yang paham dan mengerti teknologi digital akan menimbulkan sisi positif pada peningkatan pendapatan suatu wilayah, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah setempat. Dalam konteks ini, peran lembaga pendidikan sebagai pemasok kesiapan tenaga kerja menjadi sangat berperan dan diharapkan memberi ilmu sesuai keterampilan masa kini terutama pada teknologi digital dan internet.
Pendidikan kejuruan memiliki fungsi untuk memberi bekal kepada peserta didik dengan kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kecakapan kejuruan para profesi yang sesuai dengan bidang yang ditekuni dan dapat berfungsi untuk kebutuhan masyarakat. Diterapkan keterampilan digital pada lulusan pendidikan vokasi tata busana diharapkan siswa mampu mempersiapkan diri dalam dunia kerja, mampu bersifat profesional, dan berdaya saing tinggi. Siswa yang mengambil bidang tata busana akan menjadi sumber daya manusia terbesar dalam industri kreatif fashion, sehingga siswa tata busana harus mempersiapkan diri untuk dapat memiliki keterampilan digital. Hal ini langkah yang sangat tepat dalam menyambut kedatangan era revolusi industri 5.0, yang memerlukan kolaborasi antara kreativitas dan inovasi dari manusia dengan kecanggihan mesin maupun robot.
Namun begitu meskipun robot dapat membantu untuk mencapai tempat dan tujuan yang diinginkan lebih cepat, robot juga belum bisa kreatif melebihi kemampuan manusia. Kemampuan negosiasi dan kecerdasan dalam berpikir dan bertindak dengan pembuatan keputusan berbasis data hanya dimiliki oleh manusia.
Lulusan tata busana mampu memberikan perannya untuk memajukan industri kreatif fashion, dengan bekal ilmu pengetahuan dan keterampilan digital serta memiliki peran sebagai pendesain atau perancang, pembuat pola, menjahit, hingga menjadi QC (Quality Control). Maka dengan demikian pembahasan yang akan diangkat dalam artikel ini yaitu:
1. Dalam keterampilan digital apa saja yang dibutuhkan oleh industri kreatif fashion di era industry 5.0?
2. Teknologi digital apa saja yang digunakan oleh industri kreatif fashion untuk proses produksi?
3. Apakah mata pelajaran dalam SMK tata busana dapat diterapkan dalam keterampilan digital dan dimanfaatkan dalam dunia industri 5.0?.
METODE
Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dimana studi yang dilakukan melalui penelitian yang mendalam dan terperinci pada suatu kondisi yang menjadi kasus pada suatu fenomena (program, peristiwa, proses, institusi atau kelompok sosial) serta pengumpulan data dan informasi yang lengkap melalui berbagai cara pengumpulan dan pengelolaan data selama waktu tertentu dengan sistematis saat melakukan kegiatan penelitian pada narasumber di lokasi penelitian.
Dengan tujuan untuk mendapatkan informasi yang relevan dengan penelitian kami yaitu Pengawasan Pelaksanaan Pendidikan Tata Busana di SMKN 3 Malang dalam Mempersiapkan Lulusan Siap Kerja di Era Industri 5.0.
HASIL
Pengawasan pelaksanaan pendidikan tata busana di SMKN 3 Malang merupakan hal yang sangat
penting dalam mempersiapkan lulusan siap kerja di era industri 5.0. Pengawasan terhadap kualitas
pembelajaran Pengawasan terhadap kualitas pembelajaran merupakan hal yang penting untuk
memastikan bahwa lulusan SMKN 3 Malang memiliki kemampuan yang berpotensi
menguntungkan di dunia kerja saat ini. Hal ini dapat dilakukan dengan mengawasi proses
pembelajaran di kelas, mengevaluasi hasil belajar siswa, dan memastikan bahan ajar yang
diterapkan pada sekolah tersebut sudah memenuhi standar yang ditetapkan. Pengawasan terhadap
fasilitas dan peralatan Fasilitas dan peralatan yang memadai juga sangat penting dalam
mempersiapkan lulusan siap kerja di era industri 5.0. Pengawasan terhadap kualitas tenaga
pendidik Tenaga pendidik yang berkualitas merupakan faktor penting dalam mempersiapkan
lulusan SMKN 3 Malang siap kerja di era industri 5.0. Pengawasan terhadap ketersediaan magang
dan kerja praktek Magang dan kerja praktek adalah bagian yang tidak bisa dipisahkan dari proses
dan tujuan pendidikan tata busana di SMKN 3 Malang. Pengawasan terhadap pengembangan
kurikulum Kurikulum yang berkualitas dan kesesuaian kebutuhan dunia kerja masa kini juga merupakan faktor penting dalam mempersiapkan lulusan siap kerja di era industri 5.0.
PEMBAHASAN
Pengawasan dan Era Industri 5.0
(Ramadhina, n.d.) Berpendapat bahwa
Pengawasan adalah bagian dari fungsi manajemen yang sangat penting setelah tahap perencanaan, pengorganisasian, dan pengarahan, dan merupakan mekanisme yang diperlukan di dalam organisasi. Tanpa adanya pengawasan yang tepat, pelaksanaan rencana atau program kerja dapat terhambat atau bahkan tidak mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditentukan. Para ahli mengemukakan pengertian yang bermacam-macam tentang pengawasan, namun intinya adalah untuk mendeteksi dari setiap kegiatan yang dilaksanakan agar dapat mencapai kesempurnaan yang sesuai dengan harapan. Pengawasan juga dilakukan untuk menciptakan
Good Governanceatau kepemimpinan yang berkualitas. Hal ini diperlukan guna mendukung pelaksanaan pemerintahan yang efektif dan efisien.
Pengawasan pendidikan tata busana di SMKN 3 Malang merupakan hal yang sangat penting dalam mempersiapkan lulusan siap kerja di era industri 5.0. Masa kini, sangat dibutuhkan lulusan yang dapat menyesuaikan dengan perkembangan zaman terutama di era 5.0 ini, karena kualitas lulusan sangat berpengaruh terhadap kinerja yang dilaksanakan di masa depan, sehingga pengawasan penuh terhadap persiapan lulusan yang berprestasi. Beberapa pengawasan yang dapat dilaksanakan berdasarkan hasil dari metode yang ada diantaranya yakni :
•
Pengawasan terhadap kualitas pembelajaran
Pengawasan terhadap kualitas pembelajaran merupakan hal yang penting untuk memastikan bahwa lulusan SMKN 3 Malang mempunyai kemampuan yang sangat cocok dengan kebutuhan dunia kerja pada
era ini. Hal ini dapat dilakukan dengan mengawasiproses pembelajaran di kelas, mengevaluasi hasil belajar siswa, dan memastikan apabila ketentuan pendidikan yang diterapkan sudah tepat dengan standar kriteria yang ditetapkan.
•
Pengawasan terhadap fasilitas
Fasilitas yang lengkap dan memadai juga sangat penting dalam mempersiapkan lulusan siap kerja di era industri 5.0. Oleh karena itu, pengawasan terhadap fasilitas dan peralatan di SMKN 3 Malang perlu dilakukan secara berkala untuk memastikan bahwa semua fasilitas dan peralatan yang diperlukan dalam pembelajaran tata busana tersedia dan dalam kondisi baik.
•
Pengawasan terhadap kualitas tenaga pendidik
Tenaga pendidik yang berkualitas merupakan faktor penting dalam mempersiapkan lulusan SMKN 3 Malang siap kerja di era industri 5.0. Oleh karena itu, pengawasan terhadap kualitas tenaga pendidik di SMKN 3 Malang perlu dilakukan secara terus-menerus untuk memastikan bahwa peserta didik memiliki kompetensi yang cocok sesuai minat dan bidangnya serta mampu memberikan pembelajaran yang baik kepada siswa.
•
Pengawasan terhadap ketersediaan magang dan kerja praktek
Magang dan kerja praktek adalah bagian yang tidak bias dipisahkan dengan proses dan tujuan pendidikan tata busana di SMKN 3 Malang. Oleh karena itu, pengawasan terhadap ketersediaan magang dan kerja praktek di industri tata busana perlu dilakukan secara aktif untuk memastikan bahwa siswa mendapatkan pengalaman kerja yang cukup dan dapat mempersiapkan mereka untuk bekerja di industri tata busana.
•
Pengawasan terhadap pengembangan kurikulum
Kurikulum yang berkualitas dan memenuhi standar kebutuhan dunia kerja masa kini merupakan faktor penting dalam mempersiapkan lulusan siap kerja di era industri 5.0. Oleh karena itu, pengawasan terhadap pengembangan kurikulum di SMKN 3 Malang perlu dilakukan secara berkala untuk memastikan bahwa kurikulum yang digunakan tetap relevan.
Menurut (Wibowo, 2019) Industri 5.0 merupakan era di mana teknologi sudah mampu menjadi bagian tak bias dipisahkan dari kehidupan manusia. Penggunaan kecerdasan buatan dalam kehidupan sehari-hari sudah sangat umum, sehingga sulit mengetahui perbedaan antara yang berasal dari manusia dan mana yang berasal dari mesin. Namun, perbedaan penting yang menandai era revolusi industri 5.0 adalah bahwa manusia dan mesin bekerja sama untuk meningkatkan sarana dan efisiensi pekerjaan.
Era industri 5.0 membuka akses digital kepada semua masyarakat, tanpa memandang status sosial, yang memungkinkan perubahan peradaban dengan cepat. Akses terhadap perekonomian, kesehatan, dan pendidikan akan lebih mudah di era ini. Terjadi perkembangan pesat pada dunia pendidikan, di mana teknologi berperan besar dalam perubahan besar pada sistem pendidikan.
Proses Kegiatan Belajar dan Mengajar (KBM) yang dulunya hanya dilaksankan di ruang kelas kini sudah bisa dilakukan secara virtual dan berbagai macam aplikasi pembelajaran tersedia untuk diakses di mana saja.Perubahan pada sistem pendidikan akibat perkembangan teknologi yang pesat juga mempengaruhi pandangan masyarakat tentang kebutuhan akan pendidikan.
Faktor Pendukung Pengawasan Pelaksanaan Pendidikan Tata Busana di SMKN 3 Malang dalam Mempersiapkan Lulusan Siap Kerja di Era Industri 5.0
Dalam memperoleh lulusan yang baik untuk mempersiapkan generasi siap kerja memerlukan faktor yang dapat mendukung dalam mewujudkan lulusan siap kerja tersebut. Berikut merupakan
beberapa faktor keberhasilan dari pengawasan pelaksanaan pendidikan tata busana di SMKN 3 Malang dalam mempersiapkan lulusan siap kerja di era industri 5.0:• Kepemimpinan yang kuat sangat penting dalam menjalankan pengawasan pelaksanaan pendidikan tata busana di SMKN 3 Malang. Kepala sekolah dan para guru harus memiliki visi yang jelas mengenai tujuan dari program pendidikan dan cara untuk mencapai tujuan tersebut. Kepemimpinan yang kuat juga dapat membantu untuk menumbuhkan lingkungan yang kontributif bagi siswa dalam belajar dan berkembang.
• Tenaga pengajar yang berkualitas adalah faktor penting dalam pengawasan pelaksanaan pendidikan tata busana di SMKN 3 Malang. Guru-guru yang berkualitas dapat memberikan pengajaran yang efektif dan memberikan bimbingan yang baik bagi siswa. Selain itu, guru-guru yang berkualitas juga dapat memperbarui pengetahuan dan keterampilan mereka agar sesuai dengan perkembangan terbaru di industri tata busana.
• Sumber daya pendidikan yang memadai, seperti peralatan, laboratorium, dan bahan ajar, juga sangat penting untuk menjalankan pengawasan pelaksanaan pendidikan tata busana di SMKN 3 Malang. Sumber daya pendidikan yang memadai bisa memudahkan siswa untuk belajar dengan lebih aktif lagi dan mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk bekerja di industri tata busana.
• Keterlibatan industri dalam program pendidikan tata busana di SMKN 3 Malang juga dapat membantu dalam pengawasan pelaksanaan pendidikan. Industri dapat memberikan masukan mengenai kebutuhan dan permintaan pasar kerja di industri tata busana, dan membantu mengembangkan program pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan tersebut. Selain itu, industri juga dapat memberikan kesempatan magang atau kerja praktek bagi siswa untuk mendapatkan pengalaman kerja yang berharga di industri tata busana.
• Evaluasi dan pengawasan yang berkala juga sangat penting dalam menjalankan pengawasan pelaksanaan pendidikan tata busana di SMKN 3 Malang. Evaluasi dan pengawasan yang berkala dapat membantu untuk memastikan bahwa program pendidikan berjalan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan dan memberi feedback yang bermanfaat untuk mengambil keputusan di masa depan.
Dengan memperhatikan faktor pendukung tersebut, maka lulusan siap kerja akan mudah dibentuk, tidak hanya itu, hal tersebut dapat membantu dalam menghasilkan generasi muda yang memiliki bakat di bidang tata busana dan lebih siap dalam memperhatikan penyesuaian zaman .
Strategi Pengawasan Pelaksanaan Pendidikan Tata Busana di SMKN 3 Malang dalam Mempersiapkan Lulusan Siap Kerja di Era Industri 5.0
Dalam menghasilkan lulusan yang siap kerja memerlukan strategi yang dapat melancarkan pengawasan pelaksanaan pendidikan ini. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat dilakukan:
1. Peningkatan Kualitas Pengajaran SMKN 3 Malang harus memastikan bahwa setiap guru memiliki kompetensi dan kualifikasi yang cukup untuk memberikan pengajaran yang berkualitas. Selain itu, perlu dilakukan evaluasi secara berkala terhadap kinerja guru dan peserta didik guna memastikan bahwa proses KBM berjalan dengan efektrif dan efisien.
2. Penyediaan Fasilitas dan Sarana Praktikum yang Memadai SMKN 3 Malang harus menyediakan fasilitas dan sarana praktikum yang memadai untuk mendukung kegiatan belajar mengajar. Hal ini termasuk menyediakan mesin jahit, manekin, bahan baku, dan perlengkapan lainnya yang diperlukan untuk kegiatan praktikum.
3. Peningkatan Kualitas Kurikulum SMKN 3 Malang perlu memastikan bahwa kurikulum yang digunakan sesuai dengan kebutuhan industri saat ini. Kurikulum harus disusun untuk mempersiapkan peserta didik dengan kreativitas dan ilmu pengetahuan yang digunakan untuk kebutuhan di era industri 5.0. Evaluasi dan perbaikan kurikulum secara berkala juga perlu dilakukan.
4. Pengawasan Pelaksanaan Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) SMKN 3 Malang perlu memastikan bahwa pelaksanaan PRAKERIN dilakukan secara efektif dan efisien. Hal ini termasuk pemilihan tempat PRAKERIN yang tepat, pemantauan kegiatan PRAKERIN oleh guru pembimbing, dan evaluasi terhadap kinerja siswa selama PRAKERIN.
5. Kerjasama dengan Industri SMKN 3 Malang perlu menjalin kerjasama dengan industri untuk mendapatkan informasi terbaru mengenai kebutuhan dan perkembangan industri. Hal ini dapat dilakukan dengan mengadakan kegiatan seperti seminar, workshop, atau kunjungan industri.
Dengan demikian SMKN 3 Malang dapat mempersiapkan siswa dengan keterampilan dan pengetahuan yang sesuai dengan kebutuhan industri saat ini.
Strategi ini cukup penting, sehingga memerlukan banyak persiapan yang matang agar tidak gagal dalam menghasilkan lulusan yang siap kerja di era industri 5.0 ini.
Problematika dan Solusi Pengawasan Pelaksanaan Pendidikan Tata Busana di SMKN 3 Malang dalam Mempersiapkan Lulusan Siap Kerja di Era Industri 5.0
Dalam melakukan persiapan lulusan siap kerja pasti akan terjadi problematika yang dapat menghambat proses pelaksanaan pengawasan pendidikan tersebut. Beberapa problematika yang mungkin dihadapi dalam pelaksanaan pendidikan tata busana di SMKN 3 Malang antara lain:
•
Srana dan prasarana yang kurang memadai untuk kegiatan pembelajaran.
•
Tenaga pengajar berkualitas dan berkompeten di bidang tata busana yang terbatas.
•
Kesulitan dalam mengembangkan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan industri tata busana.
•
Tingginya biaya pendidikan di SMKN 3 Malang.
•
Tidak adanya kerjasama yang baik dengan industri tata busana.
Jika terjadi problematika, pihak sekolah berusaha untuk memberikan jalan keluar maupun solusi yang dapat membantu dalam mengatasi permasalahan yang ada. Berikut merupakan beberapa upaya yang bias dilakukan untuk mengatasi problematika di atas antara lain:
•
Meningkatkan sarana dan prasarana yang memadai untuk kegiatan pembelajaran
•
Menyediakan pelatihan bagi tenaga pengajar untuk meningkatkan kualitas dan kompetensinya di bidang tata busana
•
Melakukan penelitian dan kajian untuk mengembangkan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan industri tata busana
•
Memberikan beasiswa atau bantuan biaya pendidikan bagi siswa yang berprestasi atau tidak mampu secara finansial
•
Meningkatkan kerjasama dengan industri tata busana melalui program magang atau kerja praktek bagi siswa, serta mengundang industri tata busana sebagai narasumber dalam kegiatan pembelajaran.
Dengan menerapkan strategi pengawasan yang tepat, memperhatikan faktor keberhasilan yang penting, serta mengatasi problematika yang ada dengan solusi atau upaya yang tepat, SMKN 3 Malang dapat meningkatkan kualitas pelaksanaan pendidikan tata busana dan mempersiapkan lulusan yang siap kerja di era industri 5.0.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Pengawasan terhadap kualitas pembelajaran sangat penting untuk memastikan lulusan. SMKN 3 Malang memiliki kompetensi yang tepat dengan yang dibutuhkan dunia kerja saat ini. Sehingga dapat dilihat dengan mengawasi proses pembelajaran di kelas, mengevaluasi hasil belajar siswa, dan memastikan bahwa materi dan keterampilan yang digunakan sudah sesuai dengan standar kriteria yang ditetapkan. Pengawasan terhadap kualitas tenaga pendidik adalah faktor penting dalam mempersiapkan lulusan di SMKN 3 Malang agar siap kerja di era industri 5.0. Magang dan kerja praktek adalah bagian yang tidak bisa dipisahkan dari proses dan tujuan pendidikan tata busana di SMKN 3 Malang. Kurikulum yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan dunia kerja saat ini juga merupakan faktor penting dalam mempersiapkan lulusan siap
kerja di era industri 5.0. Agar dapat terealisasikan sekolah dapat menerapkan strategi pengawasan yang tepat, memperhatikan faktor keberhasilan yang penting, serta mengatasi problematika yang ada dengan solusi atau upaya yang tepat, SMKN 3 Malang dapat meningkatkan kualitas pelaksanaan pendidikan tata busana dan mempersiapkan lulusan yang siap kerja di era industri 5.0.
Saran
SMKN 3 Malang perlu memperkuat kurikulum tata busana yang diadopsi dengan mengintegrasikan teknologi terbaru dan mengikuti tren industri terkini. Hal ini penting agar lulusan SMKN 3 Malang memiliki keterampilan yang relevan dengan kebutuhan industri saat ini. Selain kurikulum yang memadai, SMKN 3 Malang juga perlu memberikan pelatihan keterampilan secara intensif agar lulusan dapat menguasai teknologi terkini dan mengikuti perkembangan industri 5.0. Keterampilan pelatihan dapat dilakukan dengan memanfaatkan fasilitas dan teknologi yang tersedia di sekolah. Pengawasan praktikum oleh tenaga pengajar yang berkualitas dan berpengalaman sangat penting dalam menjaga kualitas tata busana pendidikan di SMKN 3 Malang. Selain itu, pengawasan juga dapat membantu mencegah terjadinya pelanggaran keselamatan kerja dan memastikan bahwa siswa melaksanakan praktikum dengan benar dan aman. SMKN 3 Malang perlu menjalin kerja sama dengan industri tata busana lokal maupun nasional untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan magang atau praktik kerja di industri. Hal ini akan membantu siswa mengembangkan keterampilan kerja dan mempersiapkan mereka untuk memasuki dunia kerja. SMKN 3 Malang perlu secara berkala melakukan evaluasi terhadap sistem pendidikan tata busana yang ada, baik dari segi kurikulum. pengajaran, fasilitas, maupun tenaga pengajar. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan sistem pendidikan tersebut dan dapat memberikan rekomendasi perbaikan yang tepat. SMKN 3 Malang dapat memanfaatkan teknologi digital, seperti video pembelajaran atau platform belajar daring, untuk menyempurnakan proses belajar-mengajar dan meningkatkan efisiensi waktu serta interaksi antara siswa dan tenaga pengajar.
Daftar Pustaka
27_SALINAN-SK-DIRJEN-DIKSI-tentang-Kompetensi-Inti-dan-Kompetensi-Dasar-Pelajaran- pada-K13-pada-SMK-untuk-Kondisi-Khusus-1.pdf. (n.d.).
Dwiyama, F. (2021). Pemasaran Pendidikan Menuju Era Revolusi Industri 5.0. 11(1).
Istanti, H. N. (n.d.). FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESIAPAN PEMBELAJARAN PRAKTIK MAHASISWA BARU TATA BUSANA DI ERA 4.0.
Nelmira, E. (n.d.). TATA BUSANA.
Permata, R. S., Nawimar, W., & Moerdisuroso, I. (2021). Praktikum jarak jauh pada perkuliahan apresiasi menghias kain dengan video blog. JINoP (Jurnal Inovasi Pembelajaran), 7(2), 178–193. https://doi.org/10.22219/jinop.v7i2.17939
Ramadhina, R. (n.d.). KETERAMPILAN DIGITAL ABAD 21: PERSIAPAN KERJA SISWA TATA BUSANA DI ERA INDUSTRI 5.0. 10.
Salinan Inpres Nomer 9 Tahun 2016.PDF. (n.d.).
Wibowo, A. (2019). PENGAWASAN PENDIDIKAN FORMAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA PERBATASAN DI KABUPATEN SANGGAU. Legal Standing : Jurnal Ilmu Hukum, 3(1), 23.
https://doi.org/10.24269/ls.v3i1.1589