• Tidak ada hasil yang ditemukan

Presentase angka kejadian ketuban pecah dini sebesar 16,47%

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Presentase angka kejadian ketuban pecah dini sebesar 16,47%"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1 Latar Belakang

Ketuban pecah dini adalah keaadan pecahnya selaput ketuban sebelum tanda-tanda persalinan. Bila ketuban pecah dini terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu disebut ketuban pecah dini pada kehamila prematur.

Dampak yang timbul akibat Ketuban Pecah Dini bergantung pada usia kehamilan. Dapat terjadi infeksi maternal ataupun neonatal, persalinan prematur, hipoksia karena kompresi tali pusat, deformitas janin, meningkatnya insiden seksio sesaria atau gagalnya persalinan normal.

Presentase angka kejadian ketuban pecah dini sebesar 16,47%. Ketuban pecah dini merupakan salah satu komplikasi kehamilan yang paling sering dimana sekitar 20% kasus terjadi sebelum masa gestasi 37 minggu. Sekitar 8 hingga 10% pasien dengan ketuban pecah dini memiliki risiko tinggi terjadi infeksi intrauterin akibat interval antara ketuban pecah dan persalinan yang memanjang. Kematian ibu dalam persalinan dapat disebabkan oleh berbagai hal, diantaranya adanya penyebab langsung dan penyebab penyerta. Infeksi yang terjadi pada ibu dapat disebabkan karena ketuban yang pecah sebelum adanya tanda-tanda persalinan, sehingga memberi peluang untuk masuknya kuman penyebab infeksi yang membutuhkan penanganan segera agar ibu dan janin dapat diselamatkan. Penyebab

(2)

korioamnionitis adalah infeksi bakteri yang terutama berasal dari traktus urogenitalis ibu. Secara spesifik permulaan infeksi berasal dari vagina, anus, atau rektum dan menjalar ke uterus. Angka kejadian korioamnionitis 1-2 %.

Salah satu faktornya adalah kelahiran prematur atau ketuban pecah dini. ( Prawirohardjo, 2010 : hal, 678 dan hal, 681). Survey pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Kecamtan Cilincing menunjukan angka kejadian ketuban pecah dini sebanyak 16,47%

Karena ketuban pecah dini menjadi faktor penyebab terjadinya mordibitas dan mortalitas ibu dan janin antara lain menyebabkan janin hipoksia,bayi berat lahir rendah maka dari itu dunia mengagkat masalah ketuban pecah dini sebagai masalah yang berpengaruh terhadap angka AKI dan AKB.

Menurut WHO pada tahun 2005 memperkirakan sebanyak 536.000 perempuan meninggal dunia akibat masalah kehamilan, persalinan dan nifas. Kejadian ini dapat berakibat pada kematian ibu di Negara-Negara berkembang. Angka kematian ibu di Negara berkembang masih menempati urutan tertinggi di banding Negara maju. Di singapur kejadian ketuban pecah dini mencapai 6 per 100 ribu kelahiran hidup, Malaysia 41 per 100 ribu kelahiran hidup, Thailand 44 kelahiran hidup, dan Filiphina 170 per 100 ribu kelahiran hidup. Di negara berkembang, mortalitas dan morbiditas wanita hamil dan bersalin masih merupakan masalah besar. Kematian saat melahirkan biasanya merupakan faktor utama mortalitas ibu. Di seluruh dunia

(3)

terjadi kematian ibu hamil dan bersalin lebih dari 500.000. Salah satu penyebabnya nya adalah ketuban pecah dini dengan presentasi 8-10% ibu hamil yang mengalaminya.

Di indonesia kejadian ketuban pecah dini sebanyak 35,70% - 55,30%

dari 17.665 kelahiran. Dari semua kehamilan insiden KPD berkisar antara 8- 10%. Prevalensi untuk kehamilan aterm bervariasi antara 6-19% , sedangkan pada kehamilan preterm 2% . Hampir semua KPD pada kehamilan preterm akan lahir sebelum aterm atau persalinan akan terjadi dalam satu minggu setelah selaput ketuban pecah. Setidaknya ada tiga hal yang menjadi penyebab langsung dari kematian ibu, yaitu perdarahan (42,2%), infeksi (9,6%) dan eklampsia (1,6%). Infeksi yang terjadi pada ibu dapat disebabkan karena ketuban yang pecah sebelum adanya tanda-tanda persalinan, sehingga memberi peluang untuk masuknya kuman penyebab infeksi yang membutuhkan penanganan segera agar ibu dan janin dapat diselamatkan. Komplikasi yang dapat ditimbulkan akibat ketuban pecah dini seperti misalnya ascending infeksi, prolaps tali pusat, gawat janin intrapartum dan solusio plasenta. Pada persalinan dengan ketuban pecah dini (KPD) dapat juga menimbulkan komplikasi pada bayi berupa asfiksia, prematur, BBLR/IUGR, Hiperbilirubinemia sampai sepsis.

Survey pendahuluan data yang diperoleh dari rekapitulasi ruang bersalin Puskesmas Kecamatan Cilincing Jakarta Utara periode Januari – Desember 2013 terdapat angka kejadian ketuban pecah dini sejumlah 84 kasus dari 510 persalinan ( 16,47 % ).

(4)

Dari hasi laporan tersebut, dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan angka kejadian ketuban pecah dini di Puskesmas Kecamatan Cilincing sebesar 3,31 %.

Berdasarkan uraian diatas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Meningkatnya kejadian Ketuban Pecah Dini pada ibu Bersalin Di Puskesmas Kecamatan Cilincing Jakarta Utara Periode Januari-Desember Tahun 2013.

1.2 Rumusan Masalah

Meningkatnyan Kejadian ketuban pecah dini di Puskesmas Kecamatan Cilincing Jakarta Utara periode Januari 2013 –Desember 2013 sebesar 16,47%, dibandingkan dengan Puskesmas Kecamatan Senen pada tahun 2013 sebesar 14,4%, padahal di Puskesmas Kecamtan Cilincing pada tahun 2012 kejadian ketuban pecah dini sebesar 13,03%

1.3 Tujuan penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Diketahu Peningkatan persalinan dengan ketuban pecah dini di Puskesmas Kecamatan Cilincing Jakarta Utara periode Januari-Desember 2013.

(5)

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Diketahui Frekuensi persalinan dengan ketuban pecah dini di Puskesmas Kecamatan Cilincing jakarta Utara periode Januari 2013 – Desember 2013

1.3.2.2 Diketahui distribusi frekuensi persalinan dengan ketuban pecah dini berdasarkan usia kehamilan di Puskesmas Kecamatan Cilincing periode Januari 2013 – Desember 2013

1.3.2.3 Diketahui distribusi frekuensi persalinan dengan ketuban pecah dini berdasarkan paritas di Puskesmas kecamatan Cilincing Jakarta Utara.

periode Januari 2013 - Desember 2013

1.3.2.4 Diketahui distribusi frekuensi persalinan dengan ketuban pecah dini berdasarkan pendidikan ibu di Puskesmas Kecamatan Cilincing Jakarta Utara periode januari 2013 – Desember 2013

1.3.2.5 Diketahui distribusi frekuensi peralinan dengan ketuban pecah dini berdasarkan usia ibu di Pukesmas Kecamatan Cilincing Jakarta Utara periode Januari 2013 – Desember 2013

(6)

1.4 Manfaat Penulisan

Diharapkan pada akhirnya angka kematian ibu maupun bayi dapat diturunkan. Karena meningkatnya kasus KPD di Puskesmas Kecamatan Cilincing Jakarta Utara menyebabkan komplikasi yang timbul akan mempengaruhi morbiditas dan mortalitas baik bagi ibu maupun janinnya sehingga membutuhkan penanganan yang tepat.

1.5 Ruang Lingkup

Sesuai dengan tujuan yang telah di kemukakan diatas maka ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada semua ibu bersalin dengan Ketuban pecah dini di Puskesmas Kecamatan Cilincing Jakarata utara periode Januari 2013 – Desembe 2013 karena jumlah ketuban pecah dini di Puskesmas tersebut yang masih tinggi dengan faktor penyebab seperti .usia kehamilan,paritas,pendidikan dan usia ibu. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif, pengumpulan data sekunder dari buku registrasi ibu bersalin yang ada di Puskesmas Kecamatan Cilincing Jakarta Utara

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan : Mengetahui pengaruh suplementasi melatonin selama 7 hari terhadap perbaikan fungsi klinis neurologis pada pasien stroke iskemik akut.. Metode: Penelitian experimental

This could emanating from fact that some external loans may not have been properly channeled and utilized to increase agricultural productive capacity of Nigerian