Perkembangan industri peternakan saat ini sangat pesat dan diiringi oleh pembaharuan berbagai macam peralatan. Sarana penunjang produktivitas ternak diciptakan dengan berbasis teknologi.
Bentuk pakan, warna, aroma dan manipulasi lainnya
dibuat dalam rangka meningkatkan produktivitas
ternak. Salah satu bentuk pakan ternak yang ada
dipasaran adalah pellet.
▪ Pakan pellet diproses melalui proses pelleting yang merupakan proses pengepressan dan pembentukan bahan pakan bentuk mash menggunakan die dengan ukuran dan ketebalan tertentu (Colovic et al., 2010).
▪ Pelleting dilakukan dengan cara menggumpalkan bahan dengan bantuan alat mekanik dikombinasikan dengan kelembaban, tekanan dan suhu (Muramatsu et al., 2015).
▪ Pelleting merupakan proses hidrotermal yang berfungsi mengurangi jumlah mikroba yang ada didalam pakan, memudahkan penanganan pakan, meningkatkan palatabilitas dan mempertahankan kualitas pakan (Behnke, 1996;
Susilawati dan Khairini, 2017)
PENGERTIAN PELLETING
▪ Meningkatkan kecernaan pakan
▪ Meningkatkan konsumsi pakan
▪ Mengurangi pakan tercecer
▪ Menyeragamkan bentuk dan ukuran partikel bahan baku pakan
▪ Memudahkan proses pengangkutan dan menekan biaya transportasi
▪ Efisien tempat penyimpanan
▪ Meminimalisir sifat memilih pakan
▪ Mengurangi kelembaban pakan
▪ Memudahkan penganan dan penyajian pakan
TUJUAN PELLETING
▪ pengolahan pendahuluan yang terdiri dari pencacahan, pengeringan dan penghalusan bahan
▪ tahap kedua pencampuran, pencetakan, pendinginan dan pengeringan bahan,
▪ tahap ketiga sortasi, pengepakan dan penyimpanan dalam gudang
TAHAP PEMBUATAN PELLET
TAHAPAN PROSES PEMBUATAN PAKAN PELLET
TAHAPAN PROSES PEMBUATAN PAKAN PELLET
MESIN PELLET PAKAN TERNAK
PELLET
DE : 2600 kcal/kg TDN : 65%
SK : 10-12%
PK : 16%
PELLET RUMPUT
PELLET RUMPUT
Dalam proses pembuatan pellet, FAKTOR yang mempengaruhi keberhasilan :
• Formulasi 40%
• Conditioning 20%
• Ukuran partikel 20%
• Spesifikasi die (cetakan) 15%
• Cooling 5%
FAKTOR PENTING
Dalam proses pembuatan pellet, efek dari proses kondisioning :
• proses maillard : reaksi polimerisasi gula pereduksi dengan asam amino primer membentuk senyawa melanoidin berwarna coklat
• menguapnya asam lemak rantai pendek, denaturasi protein, kerusakan vitamin.
Jika pencetakan dilakukan dengan mesin pelet sistem kering, cukup dikering anginkan saja hingga uap panasnya hilang, sehingga pelet menjadi kering dan tidak mudah berubah kembali ke bentuk tepung (Pfost, 2004).
FAKTOR PENTING
JENIS PELLET
▪ Kualitas pellet dapat diukur secara fisik dan organoleptik.
▪ Kualitas fisik yaitu hardness dan durability
▪ kualitas organoleptik adalah warna, tekstur serta aroma pellet (Ismi et al., 2017).
KUALITAS PELLET
Indeks Skala Nilai
Warna Gelap 1
Coklat Tua 3
Coklat terang 5
Terang 7
Tekstur Keras sekali 1
Keras 3
Sedang 5
Lunak 7
Bau Menyengat 1
Agak menyengat 3
Menyengat 5
Normal 7
Sumber : Sulistyantoet al., 2016 dan Hidayahat al., 2017
STANDAR NILAI KUALITAS PELLET (UJI ORGANOLEPTIK)
JENIS PAKAN Hardness (kh/m3)
Ayam petelur grower 4.02
Ayam broiler starter 3,83
Sapi potong 3,33
Sapi perah 5,50
Kuda 2,42
Itik petelur 4,55
Babi fattening 4,00
Domba fattening 2,50
Sumber : Sulistyantoet al., 2016 dan Hidayahat al., 2017
NILAI KUALITAS PELLET (UJI HARDNESS)
NILAI KUALITAS PELLET (UJI HARDNESS)