• Tidak ada hasil yang ditemukan

Presentasi PowerPoint - Spada UNS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Presentasi PowerPoint - Spada UNS"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Perkembangan industri peternakan saat ini sangat pesat dan diiringi oleh pembaharuan berbagai macam peralatan. Sarana penunjang produktivitas ternak diciptakan dengan berbasis teknologi.

Bentuk pakan, warna, aroma dan manipulasi lainnya

dibuat dalam rangka meningkatkan produktivitas

ternak. Salah satu bentuk pakan ternak yang ada

dipasaran adalah pellet.

(3)

Pakan pellet diproses melalui proses pelleting yang merupakan proses pengepressan dan pembentukan bahan pakan bentuk mash menggunakan die dengan ukuran dan ketebalan tertentu (Colovic et al., 2010).

Pelleting dilakukan dengan cara menggumpalkan bahan dengan bantuan alat mekanik dikombinasikan dengan kelembaban, tekanan dan suhu (Muramatsu et al., 2015).

Pelleting merupakan proses hidrotermal yang berfungsi mengurangi jumlah mikroba yang ada didalam pakan, memudahkan penanganan pakan, meningkatkan palatabilitas dan mempertahankan kualitas pakan (Behnke, 1996;

Susilawati dan Khairini, 2017)

PENGERTIAN PELLETING

(4)

Meningkatkan kecernaan pakan

Meningkatkan konsumsi pakan

Mengurangi pakan tercecer

Menyeragamkan bentuk dan ukuran partikel bahan baku pakan

Memudahkan proses pengangkutan dan menekan biaya transportasi

Efisien tempat penyimpanan

Meminimalisir sifat memilih pakan

Mengurangi kelembaban pakan

Memudahkan penganan dan penyajian pakan

TUJUAN PELLETING

(5)

pengolahan pendahuluan yang terdiri dari pencacahan, pengeringan dan penghalusan bahan

tahap kedua pencampuran, pencetakan, pendinginan dan pengeringan bahan,

tahap ketiga sortasi, pengepakan dan penyimpanan dalam gudang

TAHAP PEMBUATAN PELLET

(6)

TAHAPAN PROSES PEMBUATAN PAKAN PELLET

(7)

TAHAPAN PROSES PEMBUATAN PAKAN PELLET

(8)

MESIN PELLET PAKAN TERNAK

(9)

PELLET

DE : 2600 kcal/kg TDN : 65%

SK : 10-12%

PK : 16%

(10)

PELLET RUMPUT

(11)

PELLET RUMPUT

(12)

Dalam proses pembuatan pellet, FAKTOR yang mempengaruhi keberhasilan :

Formulasi 40%

Conditioning 20%

Ukuran partikel 20%

Spesifikasi die (cetakan) 15%

Cooling 5%

FAKTOR PENTING

(13)

Dalam proses pembuatan pellet, efek dari proses kondisioning :

proses maillard : reaksi polimerisasi gula pereduksi dengan asam amino primer membentuk senyawa melanoidin berwarna coklat

menguapnya asam lemak rantai pendek, denaturasi protein, kerusakan vitamin.

Jika pencetakan dilakukan dengan mesin pelet sistem kering, cukup dikering anginkan saja hingga uap panasnya hilang, sehingga pelet menjadi kering dan tidak mudah berubah kembali ke bentuk tepung (Pfost, 2004).

FAKTOR PENTING

(14)

JENIS PELLET

(15)

Kualitas pellet dapat diukur secara fisik dan organoleptik.

Kualitas fisik yaitu hardness dan durability

kualitas organoleptik adalah warna, tekstur serta aroma pellet (Ismi et al., 2017).

KUALITAS PELLET

(16)

Indeks Skala Nilai

Warna Gelap 1

Coklat Tua 3

Coklat terang 5

Terang 7

Tekstur Keras sekali 1

Keras 3

Sedang 5

Lunak 7

Bau Menyengat 1

Agak menyengat 3

Menyengat 5

Normal 7

Sumber : Sulistyantoet al., 2016 dan Hidayahat al., 2017

STANDAR NILAI KUALITAS PELLET (UJI ORGANOLEPTIK)

(17)

JENIS PAKAN Hardness (kh/m3)

Ayam petelur grower 4.02

Ayam broiler starter 3,83

Sapi potong 3,33

Sapi perah 5,50

Kuda 2,42

Itik petelur 4,55

Babi fattening 4,00

Domba fattening 2,50

Sumber : Sulistyantoet al., 2016 dan Hidayahat al., 2017

NILAI KUALITAS PELLET (UJI HARDNESS)

(18)

NILAI KUALITAS PELLET (UJI HARDNESS)

(19)

UJI PDI

(20)

UJI PDI

(21)

Prosedur uji :

1. Pelet ditimbang 200 g. dimasukkan ke dalam mesin Houlmen. Diproses selama 30 detik dengan tekanan angin sebesar 60 bar , kecepatan 50 rpm

2. Setelah selesai pellet ditimbang.

PDI = Berat pellet setelah diuji (g) x 100%

Berat pellet sebelum diuji (g)

Nilai durability pellet yang baik minimal 80%

Faktor yang mempengaruhi nilai durability adalah

karakteristik dan ukuran partikel bahan baku

(22)

Referensi

Dokumen terkait