• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prevalensi nyeri haid di Malaysia pada remaja sebanyak 62,3%

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Prevalensi nyeri haid di Malaysia pada remaja sebanyak 62,3%"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menstruasi adalah pengeluaran darah, mukus, dan debrissel dari mukosa uterus disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium secara periodik dan siklik, yang dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi. Menurut Stik Carolus dalam Utari, menstruasi pada umumnya terjadi mengikuti pola yang teratur dan tidak memiliki masalah, namun demikian ada beberapa wanita yang mengalami beberapa kelainan pada saat tertentu. Kelainan-kelainan yang paling umum adalah rasa sakit saat menstruasi (nyeri haid) dan sindrom premenstruasi. Sekitar sepertiga wanita menstruasi akan merasakan beberapa sakit yang menyertai menstruasi.1,2

Derajat rasa nyeri haid bervariasi. Mulai dari yang ringan sampai yang berat.

Keadaan yang hebat dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, sehingga memaksa penderita untuk istirahat dan meninggalkan pekerjaan atau cara hidup sehari-hari untuk beberapa jam atau beberapa hari. Hampir semua wanita mengalami rasa tidak enak pada perut bagian bawah saat menstruasi. Uterus atau rahim terdiri atas otot yang juga berkontraksi dan relaksasi. Umumnya, kontraksi otot uterus tidak dirasakan, namun kontraksi yang hebat dan sering menyebabkan aliran darah ke uterus terganggu sehingga timbul rasa nyeri.3

Angka kejadian nyeri haid menurut World Health Organization (WHO) sebesar 1.769.425 jiwa, 10-15% nya mengalami nyeri haid berat. Prevalensi nyeri haid di Malaysia pada remaja sebanyak 62,3%. Sedangkan di Indonesia angka kejadian nyeri haid terdiri dari 54,89% nyeri haid primer dan 9,36% nyeri haid

(2)

sekunder. Berdasarkan hasil penelitian, angka kejadian nyeri haid di Jawa Barat cukup tinggi, didapatkan sebanyak 54, 9% wanita mengalami nyeri haid, terdiri dari 24,5% mengalami nyeri haid ringan, 21,28% mengalami nyeri haid sedang dan 9,36% mengalami nyeri haid berat.4

Hasil studi pendahuluan pada 10 mahasiswi prodi D-III Kebidanan STIKes Muhammadiyah Ciamis, penanganan ketika nyeri haid yaitu 8 diantaranya tidak melakukan apapun, hanya didiamkan, 1 diantaranya melakukan kompres hangat, 1 melakukan terapi farmakologis dengan meminum obat analgetik. Ada beberapa mahasiswi yang tidak dapat mengikuti perkuliahan dan praktik kebidanan karena mengalami nyeri haid. Ketidakhadiran mahasiswi di kelas menyebabkan tidak dapat menerima ilmu dan pengetahuan dari perkuliahan. Begitu pula ketidakhadiran di lahan praktik pada saat praktik klinik, mahasiswi harus menggantinya di luar jadwal yang ditentukan.

Dampak nyeri haid pada remaja putri meliputi: rasa nyaman terganggu, aktifitas menurun, pola tidur terganggu, selera makan terganggu, hubungan interpersonal terganggu, kesulitan berkonsentrasi pada pekerjaan dan belajar. Nyeri juga memengaruhi status emosional terhadap alam perasaan, iritabilitas, depresi dan ansietas.5

Nyeri haid dapat memengaruhi lebih dari setengah wanita haid, dan prevalensi yang dilaporkan telah sangat bervariasi. Berdasarkan survei epidemiologi di Inggris yang dilakukan oleh Karim dalam Utari dari 113 pasien dalam praktek pengaturan keluarga menunjukkan prevalensi nyeri haid adalah 29%-40%. Pasien melaporkan nyeri saat haid sebanyak 12% nyeri haid sudah parah

(3)

37% nyeri haid sedang, dan 40% nyeri haid masih ringan. Nyeri haid menyebabkan 14% pasien tidak hadir di sekolah atau tidak berkegiatan.2

Secara umum penanganan nyeri haid terbagi dalam dua kategori yaitu secara farmakologi dan non farmakologi. Secara farmakologi nyeri haid dapat ditangani dengan obat analgesik seperti ibuprofen dan natrium naproksen. Walaupun analgesik dapat mengurangi nyeri dengan efektif, namun penggunaan analgesik akan menimbulkan dampak ketagihan dan efek samping obat yang berbahaya.

Menurut Yatim dalam Hartati dkk, selain menggunakan terapi farmakologis, penanganan nyeri haid dapat juga dilakukan dengan terapi non farmakologis.

Manajemen nyeri non farmakologis lebih aman digunakan karena tidak menimbulkan efek samping seperti obat-obatan karena terapi non farmakologis menggunakan proses fisiologis. Manajemen nyeri meliputi olah raga ringan atau senam dismenore, mengkonsumsi buah dan sayur, mengurangi kadar gula dan kafein serta masase dengan teknik effleurage. Terapi non farmakologis lainnya yaitu kompres hangat, teknik relaksasi seperti nafas dalam dan yoga 6,7,8

Effleurage merupakan salah satu metode non farmakologis yang dianggap efektif dalam menurunkan nyeri menurut Monsdragon dalam Nurkhasanah.

Effleurage adalah teknik memijat dengan tenang berirama, bertekanan lembut ke arah distal atau bawah. Effleurage bertujuan untuk meningkatkan sirkulasi darah, memberi tekanan, dan menghangatkan otot abdomen serta meningkatkan relaksasi fisik dan mental. Effleurage merupakan teknik masase yang aman, mudah, tidak perlu banyak alat, tidak perlu biaya, tidak memiliki efek samping dan dapat

(4)

dilakukan sendiri atau dengan bantuan orang lain. Tujuan utamanya adalah relaksasi.9

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hartati, dkk dengan judul “Pengaruh Teknik Relaksasi Front Effleurage terhadap Nyeri Dismenore”.

menjelaskan bahwa nilai rata-rata tingkat intensitas nyeri haid pada kelompok perlakuan sebelum dan setelah dilakukan teknik relaksasi Front Effleurage mengalami penurunan yaitu dari 8,238 menjadi 2,667, yaitu penurunan 5,571 poin.

Sedangkan nilai rata-rata tingkat intensitas nyeri haid pada kelompok kontrol sebelum dan setelah dilakukan teknik relaksasi nafas dalam mengalami penurunan yaitu dari 7,857 menjadi 6,095, yaitu sebanyak 1,762 poin.7

Teknik relaksasi dalam untuk menurunkan nyeri haid sebagai terapi non farmakologis berpengaruh terhadap penurunan nyeri haid. Hal ini sesuai dengan penelitian Ratni Siregar dkk dengan judul “Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Nyeri Menstruasi Pada Siswi SMA N 3 Kota Padangsidempuan Tahun 2014”. Hasil Analisis bivariat menunjukkan adanya perbedaan nilai rerata intensitas nyeri sebelum dan setelah perlakuan sebesar 2, 93. Hasil analisis statistik menggunakan uji t berpasangan didapatkan nilai (p < 0, 05), terdapat perbedaan bermakna antara pre dan post intervensi, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pemberian relaksasi nafas dalam yang signifikan terhadap penurunan intensitas nyeri dismenore pada Siswa SMA N 3 Kota Padangsidempuan.10

Terapi non farmakologis lainnya yaitu dengan menggunakan kompres hangat.

Jurnal kesehatan terkait dengan kompres hangat sebagai salah satu terapi non farmakologis yaitu penelitian Yunni Dwi Indriyani dkk dengan judul “Pengaruh

(5)

Kompres Hangat terhadap Nyeri Haid pada Remaja Putri di Dusun Kebonhui dan Dusun Pangkalan Desa Margajaya Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang”.

Hasil penelitian didapatkan pengaruh kompres hangat terhadap tingkat nyeri haid setelah dilakukan kompres hangat hampir seluruh remaja putri di Dusun Kebonhui dan Dusun Pangkalan sebanyak 39 orang (78%) berada pada tingkat nyeri ringan.

Nilai signifikan (p < 0,05), berarti adanya pengaruh kompres hangat terhadap penurunan nyeri haid.11

Jurnal kesehatan lainnya terkait dengan penanganan nyeri haid yaitu tentang penelitian Indah dkk dengan judul “Efektifitas Kombinasi Teknik Slow Deep Breathing teknik effleurage terhadap Intensitas Nyeri Dismenorea”. Hasil uji t independent untuk membandingkan intensitas nyeri dismenorea setelah diberikan kombinasi teknik slow deep breathing dan teknik effleurage pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tanpa diberikan kombinasi teknik slow deep breathing dan teknik effleurage menunjukkan nilai (p < 0,05), maka kombinasi teknik slow deep breathing dan teknik effleurage efektif terhadap intensitas nyeri dismenorea.12

Perbedaan dengan penelitian yang diteliti adalah pada teknik intervensi, Penelitian Indah Astria diberikan teknik slow deep breathing terlebih dahulu dengan durasi waktu 10 menit dan teknik effleurage massage dengan durasi waktu 5 menit. Pada penelitian ini kelompok intervensi diberikan teknik effleurage massage terlebih dahulu selama 5 menit, kemudian teknik slow deep breathing selama 15 menit, sedangkan kelompok kontrol diberikan kompres hangat.

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, teknik effleurage massage efektif dalam

(6)

menurunkan nyeri haid, penurunan skala nyeri pun cukup besar, maka dari itu peneliti menentukan teknik effleurage massage terlebih dahulu, kemudian diikuti dengan teknik slow deep breathing, karena difokuskan kepada penanganan rasa sakit di abdomen terlebih dahulu, kemudian ditambahkan dengan teknik slow deep breathing untuk menstimulus endorphin yang merangsang peningkatan saraf parasimpatis, agar menjadi lebih rileks. Kombinasi teknik ini bisa dilakukan dimana saja, kapan saja pada saat nyeri haid berlangsung.

Beranjak dari permasalahan yang telah dijelaskan, maka yang menjadi tema sentral penelitian adalah:

Menstruasi pada umumnya terjadi mengikuti pola yang teratur dan tidak memiliki masalah, namun demikian ada beberapa wanita yang mengalami beberapa kelainan pada saat tertentu. Kelainan-kelainan yang paling umum adalah rasa sakit saat menstruasi (nyeri haid). Dampak nyeri haid pada remaja putri meliputi: rasa nyaman terganggu, aktifitas menurun, pola tidur terganggu, selera makan terganggu, hubungan interpersonal terganggu, kesulitan berkonsentrasi pada pekerjaan dan belajar. Ada beberapa mahasiswi di STIKes Muhammadiyah Ciamis yang tidak dapat mengikuti perkuliahan dan praktik kebidanan karena mengalami nyeri haid. Ketidakhadiran mahasiswi di kelas menyebabkan tidak dapat menerima ilmu dan pengetahuan dari perkuliahan. Begitu pula ketidakhadiran di lahan praktik pada saat praktik klinik, mahasiswi harus menggantinya di luar jadwal yang ditentukan. Hal ini dapat merugikan mahasiswi apabila tidak diatasi, maka dapat menyebabkan penurunan prestasi belajar mahasiswi. Nyeri haid ini dapat diatasi secara farmakologi dan non farmakologis. Secara non farmakologis salah satunya dengan cara kombinasi effleurage massage dan slow deep breathing serta dengan kompres hangat. Keuntungan kombinasi teknik ini yaitu aman, mudah, tidak perlu biaya, tidak memiliki efek samping dan dapat dilakukan sendiri.

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian efektifitas kombinasi teknik effleurage massage dan slow deep breathing terhadap penurunan skala nyeri haid mahasiswi D-III Kebidanan STIKes Muhammadiyah Ciamis. Kombinasi teknik effleurage massage dan slow deep breathing aman, mudah, dapat dilakukan kapan dan dimana saja pada saat nyeri haid. Lain halnya

(7)

dengan kompres hangat, kompres hangat perlu persiapan terlebih dahulu. Hal ini juga menjadi dasar peneliti untuk melakukan penelitian terkait penanganan nyeri haid secara non farmakologis.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini yaitu : Apakah kombinasi teknik effleurage massage dan slow deep breathing lebih efektif terhadap penurunan skala nyeri haid dibandingkan dengan kompres hangat?

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui efektifitas penurunan skala nyeri haid dengan kombinasi teknik effleurage massage dan slow deep breathing dibandingkan dengan kompres hangat.

1.4 Kegunaan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis

Dapat menambah khazanah keilmuan khususnya di bidang asuhan kebidanan terutama dalam kesehatan reproduksi yaitu tentang penanganan nyeri haid secara non farmakologis.

1.4.2 Kegunaan Praktis

Dapat menjadi pedoman bagi tenaga kesehatan maupun remaja dalam menangani nyeri haid secara non farmakologis, sehingga remaja menjadi rileks, nyeri berangsur-angsur menurun.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan karakteristik responden menunjukkan bahwa dari 44 responden terdapat yang mengalami nyeri ringan terhadap kanker payudara sebanyak 25 responden 56,8% dengan skor 1-3,

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian pada jamu pereda nyeri haid di kota Malang yang dilakukan dengan metode kromatografi lapis tipis, dapat disimpulkan bahwa semua sampel jamu A,