• Tidak ada hasil yang ditemukan

HKI1: PRINSIP FIKTIF POSITIF DALAM PERMOHONAN KEPUTUSAN DAN TINDAKAN APARATUR PEMERINTAHAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "HKI1: PRINSIP FIKTIF POSITIF DALAM PERMOHONAN KEPUTUSAN DAN TINDAKAN APARATUR PEMERINTAHAN"

Copied!
298
0
0

Teks penuh

PENDАHULUАN

Pemerintahan

Hakim memeriksa apakah permohonan yang diajukan mempunyai dasar hukum untuk dikabulkan dan apakah ditolak atau tidak dapat diterima. Apa yang harus dilakukan oleh Pengadilan Tata Usaha Negara apabila menggunakan putusan pengadilan atas suatu permohonan yang telah diterima sepenuhnya oleh aparatur pemerintah yang berwenang? Kajian ini secara epistemologis mempertanyakan penerapan asas fiksi positif yang mensyaratkan suatu permohonan harus diterima sepenuhnya oleh aparatur pemerintah dan dianggap sah secara hukum setelah jangka waktu tertentu atau sepuluh hari kerja.

Persoalan teoritisnya, menurut Mahkamah Konstitusi, makna ayat ketiga Pasal 53 UUP pada beberapa frasa permohonan dianggap sah sah sebagai “penerimaan” putusan positif fiktif.

TEORI DALAM PEMERINTAHAN

Teori Perlindungаn Hukum

Menurut Satjipto Rahardjo, perlindungan hukum memberikan perlindungan terhadap hak asasi manusia (HAM) yang dirugikan oleh orang lain dan perlindungan tersebut diberikan kepada masyarakat agar dapat menikmati seluruh hak yang diberikan oleh undang-undang23. Hadjon menyatakan, perlindungan hukum terhadap masyarakat merupakan tindakan pemerintah yang bersifat preventif dan represif. Perlindungan hukum preventif bertujuan untuk mencegah terjadinya perselisihan, yang memerintahkan tindakan pemerintah untuk berhati-hati dalam mengambil keputusan berdasarkan diskresi, dan perlindungan represif bertujuan untuk menyelesaikan perselisihan, termasuk penyelesaiannya di lembaga peradilan24.

Penanganan perlindungan hukum oleh Peradilan Umum dan Peradilan Tata Usaha Negara di Indonesia termasuk dalam kategori perlindungan hukum ini.

Teori Kewenаngаn

Kecukupan pembagian kekuasaan dalam suatu negara yang diatur berdasarkan supremasi hukum terletak pada jelasnya batas-batas suatu kekuasaan. Artinya, hal ini tidak berarti bahwa lembaga peradilan dapat mengambil alih fungsi utama lembaga legislatif untuk membuat undang-undang berdasarkan pengembangan kekuasaan penafsiran. Sebaliknya, berdasarkan perkembangan penafsiran, kekuasaan kehakiman tidak dapat mengubah undang-undang yang memuat kewenangan dan undang-undang lain yang dipaksakan.

Suatu undang-undang yang menurut asas contrarius actus hanya dapat diubah dengan undang-undang.

Teori Kepаstiаn Hukum

Undang-undang dibuat atas dasar fakta hukum (realitas hukum) dan undang-undang tersebut tidak memuat istilah-istilah hukum yang dapat diartikan lain. Kepastian norma hukum tersebut harus diciptakan oleh pembuat peraturan hukum berdasarkan asas legalitas, kesusilaan, dan keadilan”35. Kepastian hukum tercapai bila kata-kata dan kalimat-kalimat undang-undang tersusun dengan jelas sehingga tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda-beda.

Urgensi pendapat Indroharto dalam penelitian ini, sebagai tolak ukur kepastian hukum terhadap Pasal 53 UUAP.

Teori Perundаng-undаngаn

Attamimi, Undang-Undang tentang Peraturan Perundang-undangan dan Peraturan Kebijakan (Regulatory Law), (Jakarta: Fakultas Hukum UI, 1993), hal.312. Ciri-ciri norma hukum dalam peraturan hukum dapat berupa: perintah (perintah), larangan (menahan diri). ), persetujuan (consent) dan pembebasan (exemption)” 53. 55 Maria Farida Indrati, Ilmu Hukum (Dasar dan Pembinaan), (Yogyakarta: Kanisius, 1998) hal.

Teori perundang-undangan (gesetzgebungs theorie) merupakan bagian dari ilmu perundang-undangan (gesetzgebungslehre), yang meliputi: proses legislasi (gesetsgebungsverfahren), metode legislasi (gesetzgebubungs method) dan teknik legislasi (gesetzgebungs-technik).

Hаrmonisаsi Normа Hukum

Inkonsistensi vertikal terjadi pada format peraturan, yaitu peraturan yang hierarkinya lebih rendah bertentangan dengan hierarki peraturan yang lebih tinggi, misalnya antara peraturan pemerintah dan undang-undang. Instrumen penyelesaiannya adalah asas hukum lex superior derogat lege inferiori yang artinya peraturan yang lebih tinggi akan mengesampingkan peraturan yang lebih rendah. Instrumen penyelesaiannya adalah asas hukum lex posteoreri derogat lege priori yang artinya peraturan yang kemudian akan mengesampingkan peraturan yang terdahulu.

Instrumen penyelesaiannya adalah asas hukum lex specialis derogat legi generalis, artinya peraturan yang lebih khusus cakupannya mengesampingkan peraturan yang lebih umum.

Prinsip-prinsip Good Govern а nce

Keputusan tersebut dapat berupa Keputusan Tata Usaha Negara (selanjutnya disebut KTUN) yang sering juga disebut dengan Keputusan Tata Usaha Negara. KTUN sebagai suatu keputusan administratif merupakan suatu konsep yang sangat umum yang dalam praktiknya dapat mempunyai berbagai bentuk. Keputusan administratif merupakan suatu konsep yang sangat umum dan abstrak, yang dalam praktiknya muncul dalam berbagai bentuk keputusan yang berbeda.

78 Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Naskah Akademik RUU Administrasi Negara, (Setjen dan BK DPR RI, 2014), hal. 56.

Sengketа Аdministrаsi

Ada keputusan tata usaha negara (SK) yang dikeluarkan berdasarkan peraturan perundang-undangan. Badan atau pejabat tata usaha negara adalah badan atau pejabat yang menyelenggarakan urusan pemerintahan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku84. 83 Objek sengketa yang bersangkutan adalah keputusan tata usaha negara yang dikeluarkan oleh suatu badan atau pejabat tata usaha negara.

5 Tahun 1986 tentang Tata Usaha Negara Pengadilan mengatur bahwa pengadilan tidak mempunyai yurisdiksi.

R А TIO LEGIS PRINSIP FIKTIF POSITIF DI BIDАNG

Prinsip Fiktif Positif di Bidаng Аdministrаsi Pemerintаhаn

Pertimbangan hukum atas putusan Mahkamah Konstitusi dalam perkara nomor 77/PUU- Mengingat berdasarkan Pasal 24C ayat Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2011 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 Tentang Mahkamah Konstitusi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 70, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5226, selanjutnya disebut sebagai UU Mahkamah Konstitusi), dan Pas al 29, ayat (1) Huruf a Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5076), s Salah satu kewenangan konstitusional Mahkamah bertugas mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji undang-undang mengenai konstitusi. Mengingat yang dikehendaki Pemohon adalah pengujian konstitusionalitas UU, maka dalam hal ini pengujian konstitusionalitas Pasal 18 ayat (1) 3 pasal 19 dan Pa pasal 53 ayat Ilmu Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 292, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5601, selanjutnya disebut Undang-Undang 30 Tahun 2014) tentang Pasal 1 ayat (3), Pasal 28D ayat (1), P. Pasal 28G ayat 1, dan Pasal 28H ayat 4.

KLD ini belum mengambil keputusan atau tindakan dari BPN Provinsi Bali meskipun batas waktu 10 (sepuluh) hari telah berlalu, berdasarkan Pasal 53 ayat (2) dan ayat (3) undang-undang a quo maka permintaan PT . KLD telah mengajukan permohonan ke Pengadilan Tata Usaha Negara di Denpasar berdasarkan Pasal 53 ayat (4) undang-undang a quo, dimana PT. Sedangkan pertimbangan tuntutan positif fiktif berdasarkan Pasal 53 ayat (5) undang-undang a quo untuk PTUN-Denpasar menurut pemohon tidak memberikan ruang bagi pemohon selaku Direktur Utama PT.

Demikian pula ketentuan Pasal 18 ayat (3) dan Pasal 19 undang-undang a quo tidak membuka ruang bagi penuntutan hukum luar biasa terhadap pemohon untuk melindungi hak-haknya, terserah padanya, sehingga pemohon merasa sesuai konstitusionalnya. haknya dirugikan dengan berlakunya Pasal 18 ayat (3), Pasal 19, Pasal 53 ayat (5) Undang-Undang a quo;. Bahwa pemohon tidak dapat melindungi hak milik pribadi dan perusahaannya, karena pendekatan tidak terbuka untuk mengambil upaya hukum luar biasa terhadap keputusan PTUN-Denpas ar Nomor 01/P/FP/2016/PTUN-DPS untuk melindungi “harta benda yang dikuasainya” dan “hak milik pribadi” akibat tindakan dan/atau keputusan pejabat tata usaha negara yang sewenang-wenang dan bertentangan dengan hukum sebagaimana diatur dalam Pasal 18 ayat (3) dan Pasal 19 UU 30/2014; 1) Batasan waktu atas kewajiban menentukan dan/atau melaksanakan keputusan dan/atau tindakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2) Apabila ketentuan peraturan perundang-undangan tidak mengatur batas waktu pelaksanaan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja setelah permohonan disetujui sepenuhnya oleh instansi dan/atau pejabat. Berdasarkan ketentuan hukum dan asas umum tata kelola yang baik, yang selanjutnya disingkat UPB.

R а tio Legis Pengаturаn Pаsаl 53 UUАP dаlаm Penerаpаn

5 Tahun 1986 tentang Hukum Tata Usaha Negara telah direvisi dengan Undang-Undang Nomor. Dalam keadaan mendesak karena alasan kepentingan umum berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

IMPLIKАSI HUKUM PENERАPАN PRINSIP FIKTIF

Inkonsistensi Pembаgiаn Kewenаngаn аntаrа Orgаn

Hal ini terlihat dari kewenangan merumuskan undang-undang yang tidak hanya dimonopoli oleh DPR (lembaga legislatif) tetapi harus mendapat persetujuan Presiden (eksekutif). Segala kewenangan yang diberikan kepada masing-masing cabang peradilan di bawah Mahkamah Agung dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Undang-undang dan Peraturan. KTUN diterbitkan berdasarkan hasil penyidikan yang dilakukan oleh badan peradilan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pada saat perang, keadaan berbahaya, bencana alam atau keadaan luar biasa yang menjadikannya berbahaya berdasarkan ketentuan hukum peraturan perundang-undangan yang berlaku. 5 Tahun 1986 tentang PTUN (LNRI 1986 no. 77) yang telah beberapa kali diubah dengan undang-undang no. Undang-undang ini mengatur tentang susunan, wewenang, hak acara dan kedudukan hakim serta tata cara administrasi pada peradilan tata usaha negara dan peradilan tertinggi negara. pengadilan tata usaha negara.

182 Indroharto, Upaya Pemahaman Hukum Terkait Peradilan Tata Usaha Negara, Buku II, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1994), hal.25. Surat pengadilan tidak perlu dibubuhi stempel, karena tidak diwajibkan oleh undang-undang. Hubungan tersebut harus disesuaikan dengan kondisi yang ditentukan dalam UU No.

Identitas penggugat harus dicantumkan secara lengkap dalam gugatan, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 UU No. Apa pokok gugatan, dan pokok gugatan termasuk dalam pengertian KTUN dan memenuhi unsur-unsur gugatan. Pasal 1 angka (3) Undang-Undang Nomor 194 Lihat ketentuan Pasal 86 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1986 waktu negara ... oleh satu-satunya orang yang dikirim ke neraka dari deklarasi yang memberi delegasi pihak berwenang pada saat yang bersamaan.

Penerbitan KTUN jika terjadi gugatan didasarkan pada Pasal 3. 197 Lihat ketentuan angka 7 pasal 97 UU No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara.

Inkonsistensi Terhаdаp Аsаs Perаdilаn Bebаs dаn Mаndiri

Independensi atau kebebasan peradilan sangat penting sebagai bagian integral dari upaya penghormatan terhadap hukum. Tanpa adanya kekuasaan kehakiman yang bebas maka pelaksanaan undang-undang tidak akan membawa makna karena akan selalu berbenturan dengan waktu, keberpihakan itulah yang dilarang dalam pelaksanaan undang-undang. Artinya, sistem penegakan hukum harus mandiri sejalan dengan peradilan yang bebas dan mandiri.

Dalam hal ini, lembaga peradilan yang independen justru akan mampu menentukan sah atau tidaknya tindakan pemerintah dalam melindungi tanah. Dalam hal ini, tidak menutup kemungkinan lembaga peradilan melakukan pengawasan peradilan (reliteral control) terhadap tindakan penyelenggara atau penyelenggara negara dan kewenangan lainnya. Dalam konteks ini, terdapat kelemahan dan kekhawatiran bahwa sistem peradilan yang bebas disalahgunakan secara institusional.

Prinsip kebebasan kekuasaan kehakiman memang benar-benar bersifat universal, karena telah diterima melalui doktrin (konsensus ilmiah di kalangan ulama), melalui konstitusi. Ledakan pemikiran tentang perlunya pembatasan kebebasan kekuasaan kehakiman ini sempat dipaparkan oleh berbagai kalangan, khususnya kelompok intelektual, persyaratan hukum. Badan Peradilan merupakan lembaga yang independen dan harus bebas dari campur tangan pihak lain di luar wilayah kekuasaan peradilan (Pasal 3 ayat (2) Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Peradilan).

Setiap hakim wajib menjaga independensi dalam melaksanakan tugas dan fungsinya (pasal 3 (2) Undang-Undang Kehakiman Nomor 48 Tahun 2009). Hakim harus mampu menjalankan tugasnya secara profesional dan bertanggung jawab dalam menjalankan kewenangan kehakiman.

Аkses Perlindungаn Hukum terhаdаp Pihаk Ketigа Berkаitаn

PENGАTURАN KE DEPАN PENERАPАN PRINSIP

Urgensi Prinsip Fiktif Positif di Bidаng Аdministrаsi

Kompаrаsi Penerаpаn Prinsip Fiktif Positif di Indonesiа dengаn

Аnаlisis Putusаn PTUN Berkаitаn Permohonаn Keputusаn

PENUTUP

Referensi

Dokumen terkait

Submission checklist One author has been designated as the corresponding author with contact details: E-mail address, full postal address.. All necessary files concerning the

Submission checklist One author has been designated as the corresponding author with contact details: E-mail address, full postal address.. All necessary files concerning to the