p-ISSN : 2684-8996
DOI : https://doi.org/10.31539/joting.v6i1.8811
217
PRINSIP ETIK KEPERAWATAN RESPECT TO OTHERS BERPENGARUH POSITIF DENGAN KINERJA PERAWAT
Eva Oktaviarini1, Krisna Yetti2, Tuti Afriani3, Rr Tutik Sri Hariyati4, Andi Amalia Wildani5
Universitas Indonesia1,2,3,4,5 [email protected]1
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya hubungan antara penerapan prinsip etik keperawatan dengan kinerja perawat. Metode yang digunakan adalah kuantitiatif dengan pendekatan crossectional kepada 129 perawat yang bertugas di Ruang Rawat Inap RSAL Dr. Mintohardjo. Analisi data, dilakukan dengan uji regresi linier. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang berhubungan dengan kinerja diantaranya pangkat atau golongan (p=0,037), respect to other (r=0,621), compassion (r=0,594), advocacy (r=0,610), intimacy (r=0,608). Uji regresi menunjukkan 7 variabel memiliki pengaruh bersama-sama dengan persamaan Y : 31,864+1,127*Respect to Other + 1,689*Pendidikan + 1,179 Lama Kerja - 1,919 *pangkat golongan + 0,755 Intimacy – 1,975*level jenjang karier + 1,054 Advocacy. Respect to other secara parsial berpengaruh positif dengan kinerja perawat dalam asuhan keperawatan (t=2,433, p=0,016), sedangkan variabel yang lain merupakan variabel confounding (p>0,05, t<1,98). Variabel yaitu pendidikan, pangkat/golongan, lama kerja, level jenjang karier, advocacy, respect to other dan intimacy berpengaruh terhadap kinerja perawat dengan determinasi pengaruh sebesar 39,3%. Simpulan dari 4 sub variabel penerapan etik dimana keempat variabel tersebut memiliki hubungan yang signifikan secara mandiri terhadap kinerja perawat.
Kata Kunci: Kinerja Perawat, Prinsip Etik
ABSTRACT
This research aims to identify the relationship between the application of nursing ethical principles and nurse performance. The method used was quantitative with a cross-sectional approach to 129 nurses on duty in the Inpatient Room at RSAL Dr.
Mintohardjo. Data analysis was carried out using a linear regression test. The research results show that factors related to performance include rank or class (p=0.037), respect for others (r=0.621), compassion (r=0.594), advocacy (r=0.610), intimacy (r=0.608). The regression test shows that 7 variables have a joint influence with the equation Y: 31.864+1.127*Respect to Others + 1.689*Education + 1.179 Length of Work - 1.919 *class rank + 0.755 Intimacy – 1.975*career level + 1.054 Advocacy.
Respect to others partially has a positive effect on nurses' performance in nursing care (t=2.433, p=0.016), while the other variables are confounding variables (p>0.05, t<1.98). Variables namely education, rank/class, length of service, career level, advocacy, respect for others and intimacy influence nurse performance with a determined influence of 39.3%. Conclusions from the 4 sub-variables of ethical implementation where these four variables have a significant relationship independently to nurse performance.
218 Keywords: Nurse Performance, Ethical Principles PENDAHULUAN
Kinerja keperawatan adalah mengacu pada sejauh mana pekerjaan dilakukan secara efisien untuk mencegah kesalahan medis berdasarkan profesionalisme dan untuk mencapai tujuan bersama organisasi keperawatan ketika memberikan asuhan keperawatan (Kim et al., 2022). Kompetensi dan kepekaan etik profesional perawat sangat penting ketika mereka memberikan perawatan 24 jam yang berkesinambungan berdasarkan kebutuhan pasien (Işık et al., 2022). Rumah sakit secara berkala mengevaluasi kinerja perawat dan kontribusi mereka untuk mencapai indikator kualitas yang diukur di unit di mana mereka bekerja (KMK HK. 01.07/MENKES/1128/2022, 2022).
Perawat memerlukan dasar yang kuat dalam keterampilan praktis dan pengetahuan teoritis untuk memahami bagaimana etik mempengaruhi praktik mereka dan dalam analisis pengambilan keputusan etis (Bartneck et al., 2021). Prinsip Etik perawat sangat diperlukan untuk mengambil keputusan yang tepat, benar dalam asuhan keperawatan. (Kirca & Özgönül, 2020). Prinsip etik perawat meliputi, Respect to others (perawat menghargai subjek yang berelasi), Compassion (rasa sayang pada pasien), Advocacy (melindungi pasien selama berada dalam asuhan keperawatan), Intimacy (kedekatan perawat dengan pasien) Yetti, et al. (2019).
Masalah etik perawat yang diidentifikasi di ruang ICU rumah sakit saat wawancara dengan kepala ruangan menyatakan bahwa perawat terkenal judes dengan sesama perawat karena merasa paling segalanya. Pasien dengan kondisi yang masih sadar, mendengar suara ventilator pasien lain dengan suara keras meminta perawat untuk suara tidak bising mengganggu kenyamanan pasien. Penelitian oleh (Taşkıran &
Turk, 2023) menjelaskan bahwa di Unit perawatan intensif (ICU) adalah klinik di mana masalah etik sering terjadi, pelatihan yang bertujuan mengembangkan kepekaan etis yang membahas masalah etik perlu dilakukan.
Beberapa penelitian sebelumnya yang membahas terkait penerapan prinsip etik sudah dilakukan seperti penelitian Zailani & Anisah (2024) yang meneliti hubungan pengetahuan dan masa kerja terhadap penerapan prinsip etika keperawatan (non- maleficience, beneficience, justice) dalam asuhan keperawatan di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit hasil penelitian nya menunjukkan terdapat hubungan yang significant antara masa kerja dengan penerapan etika keperawatan ( Non- Maleficience, Beneficience dan Justice ). Ada hubungan pengetahuan dan masa kerja terhadap penerapan etika keperawatan ( non-maleficience, beneficience, dan justice ) dalam asuhan keperawatan. Penelitian lainnya dilakukan oleh Rohayati (2022) yang meneliti hubungan penilaian kode etik keperawatan dengan kinerja perawat klinik III, hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat hubungan penilaian kode etik keperawatan dengan kinerja perawat klinik (PK III) di RSUD Majalengka Tahun 2021 dengan hasil uji statistik menunjukkan nilai p value (0,004) < α (0,05). Meskipun memiliki kesamaan tema terkait prinsip etik dan kinerja perawat. Perbedaan pada penelitian ini terletak pada jenis uji analisis yang digunakan, pada kedua penelitian ini menggunakan uji chi-square untuk menarik simpulan hasil penelitian,sedangkan pada penelitian ini, uji hipotesis yang digunakan adalah uji regresi linier
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan bersama antara dimensi prinsip etik dan kinerja dilakukan dengan uji regresi linier. manfaat penelitian ini, dalam bidang etik keperawatan terkait penerapan prinsip etik keperawatan, kinerja perawat, tugas dan wewenang keperawatan, serta memberikan sumbangan pemikiran kepada profesi keperawatan tentang hak, kewajiban bagi profesi keperawatan dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan.
219 METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Menggunakan metode penelitian deskripsi korelatif dengan pendekatan cross sectional untuk melihat hubungan antara penerapan prinsip etik keperawatan dengan kinerja perawat. Analisis data meliputi analisis univariat (uji deskriptif), analisis bivariat (uji analitik), dan analisis multivariat. Dilakukan pada bulan November-Desember 2023, jumlah sampel 129 perawat. Merupakan perawat ruang rawat inap dewasa. Penelitian diawali dengan proses Pengajuan permohonan kaji etik kepada Fakultas. yang ditujukan kepada kepala rumah sakit hingga terbit surat persetujuan etik, dilanjutkan dengan Uji Validitas dan Reliabilitas terhadap instrumen penelitian. Alat pengumpulan data variabel dependen yang dilakukan berupa kuesioner. Kuesioner menggunakan aplikasi Gform dengan menyebarkan link Gform melalui Kepala Ruangan.
HASIL PENELITIAN Analisis Univariat
Analisis univariat penelitian ini memberikan gambaran umum tentang karakteristik demografis perawat serta gambaran keseluruhan variabel independen penerapan prinsip etika perawatan dan variabel dependent ,kinerja perawat dalam memberikan perawatan. Umur responden dalam penelitian ini perawat dengan umur termuda yaitu 22 tahun dan perawat dengan usia maksimal yaitu 55 tahun dengan lama kerja perawat di rumah sakit minimal 1 tahun dan lama kerja terlama atau maksimal adalah 12 tahun.
Karakteristik jenis kelamin, sebagian besar perawat berjenis kelamin perempuan sebanyak 103 orang (79,8%), tingkat pendidikan sebagian besar berpendidikan D3 perawat yaitu sebanyak 100 orang (77,5%). pangkat atau golongan perawat sebagian besar perawat bintara/ Golongan II, Level jenjang karier perawat rumah sakit dalam penelitian ini terdiri dari 69 orang (53,5 %) PK III, dan sisanya adalah PK I dan II yaitu sebanyak 60 orang (46,5%).
Tabel 1.
Gambaran Perilaku Etik Perawat (n=129)
Penerapan Prinsip Etik Perawat
Variabel Median Minimal Maksimal CI 95%
Respect to others 23,0 15 24 21,5-22,3
Compassion 27,0 16 28 24,8-25,8
Advocacy 20 14 20 18,2-18,9
Intimacy. 23 15 24 21,5-22,4
Prinsip Etik 91 63 96 86,1-89,3
Berdasarkan penelitian ini nilai total prinsip etik perawat dengan nilai median 91, dengan nilai minimal maksimal 63-96 dengan( CI 95%, 86,1-89,3).
Tabel 2.
Gambaran Kinerja perawat dalam Asuhan Keperawatan (n=129) Kinerja
Perawat
Indikator
Mean Minimal-Maksimal Standar Deviasi CI 95%
Pengkajian 19,8 15,0-24,0 1,8 19,5-20,1
Diagnosa 11,0 6,0-12,0 1,5 10,7-11,3
Perencanaan 10,8 6,0-12,0 1,5 10,6-11,1
Pelaksanaan 25,9 16.0-28,0 2,8 25,4-26,4
Evaluasi 18,2 12,0-20,0 2,2 17,9-18,6
220
Total 85,8 56,0-94,0 9,0 84,2-87,4
Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa rata-rata dari semua kinerja baik dari pengkajian maupun total kinerja menunjukan nilai rata-rata yang mendekati nilai maksimal dan semua nilai rata-rata nilai kinerja berada pada posisi nilai rentang CI 95%. Ini menunjukkan bahwa kinerja perawat dalam pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi maupun kinerja secara keseluruhan menunjukan kinerja yang baik.
Analisis Bivariat
Hasil uji Kolmogorov Smirnov menunjukkan nilai p<0,05 yang berarti data variabel independent dan dependent dalam penelitian ini tidak berdistribusi normal sehingga dilakukan uji analisis non prametrik.
Tabel 3.
Hubungan Karakteristik Usia dan Lama Kerja dengan Kinerja
Variabel Nilai Koefisien Korelasi P Value
Variabel Independent :
Umur -0,150 0,090
Lama Kerja Perawat -0,170 0,054
Dari tabel tersebut terlihat bahwa umur dan lama kerja perawat memiliki nilai p>0,05 yang berarti bahwa Ho diterima atau artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara umur ataupun lama kerja perawat dengan Kinerja Perawat (nilai p>0,05).
Tabel 4.
Hubungan Karakteristik Jenis Kelamin, Tingkat Pendidikan, Pangkat / Golongan, Level Perawat, Usia dan Lama Kerja dengan Kinerja Perawat
Variabel N 𝑥�̅ SD t P
Variabel Independent : Jenis Kelamin
Laki-laki 26 85,0 9,8 -5,32 0,596
Perempuan 103 86,0 8,8
Tingkat Pendidikan
Diploma III 100 85,2 9,3 -1,489 0,142
S1 + Ners 29 87,7 7,2
Pangkat atau Golongan
Bintara/Golongan II 63 87,5 8,3 2,107 0,037
Pama/Golongan III 66 84,2 9,3
Level jenjang karier
Level 1 dan 2 60 86,6 9,1 0,987 0,325
Level 3 69 85,1 8,8
Berdasarkan Tabel 4 nilai rata-rata responden dilihat dari jenis kelamin terlihat sedikit perbedaan yaitu laki-laki dengan nilai sebesar 85 dan perempuan 86, secara statistik tidak ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata nilai kinerja responden laki-laki dan perempuan (p=0,596). Tingkat pendidikan terlihat bahwa nilai rata-rata kinerja responden yang berpendidikan S1+Ners memiliki nilai lebih tinggi yaitu 87,7 dibandingkan dengan responden yang berpendidikan Diploma III 85,2, namun secara statistik tidak terdapat perbedaan yang bermakna nilai rata-rata antara pendidikan Diploma III dan S1+Ners (p=0,142) yang menunjukkan bahwa pendidikan tidak ada hubungan dengan kinerja perawat.
Dilihat dari kepangkatan, rata-rata kinerja responden dalam melakukan asuhan keperawatan pada responden berpangkat bintara/golongan II lebih tinggi dibandingkan dengan responden yang berpangkat lebih tinggi (Pama / Golongan II), hasil statistik
221
menunjukan pangkat/golongan memiliki hubungan yang signifikan dengan kinerja perawat (p value 0,037). Level karier terlihat bahwa rata-rata responden yang memiliki level 1 dan 2 memiliki rata-rata kinerja 86,6 yang lebih tinggi dari responden level III dengan nilai 85,1, namun secara statistik menunjukan tidak terdapat perbedaan yang bermakna kinerja antara responden berlevel 1 dan 2 dengan responden yang memiliki jenjang karier level 3 (p=0,325, t=0,987).
Dengan uji statistik rank spearman terlihat bahwa keempat sub variabel : respect to other, compassion, advocacy, intimacy memiliki nilai p<0,001 (p<0,05) yang berarti Ho ditolak atau ada hubungan antara variabel respect to other, compasion, advocacy, dan intimacy dengan kinerja perawat.
Analisis Multivariat
Hasil uji asumsi menghasilkan nilai VIF kurang dari 10 (1,039 - 3,863), maka tidak terjadi Multikolinearitas antar sesama variabel independen. Faktor-faktor independen dalam penelitian ini dapat digunakan untuk memprediksi kinerja perawat dengan menggunakan uji regresi linier berdasarkan hasil temuan dari uji asumsi dan uji kolinieritas.
Tabel 5.
Model Akhir Hubungan Penerapan Prinsip Etik Perawat dengan Kinerja Perawat (n=129)
Variabel B Beta Sig R Square p value
Konstanta 31,864 0,000 0,393 0,000
Respect to others 1,127 0,258 0,016
Pendidikan 1,689 0,069 0,958
Lama Kerja 1,179 0,119 0,283
Pangkat / Golongan -1,919 -0,094 0,263
Intimacy 0,755 0,191 0,172
Level Jenjang Karier -1.975 -0,163 0,148
Advocacy 1,054 0,204 0,144
Berdasarkan nilai coefficient B maka persamaan regresi yang diperoleh dari hasil uji analisis adalah: Kinerja Perawat: 31,864+1,127*Respect to Other + 1,689*Pendidikan + 1,179 Lama Kerja - 1,919 *pangkat golongan + 0,755 Intimacy – 1,975*level jenjang karier + 1,054 Advocacy. Kinerja perawat memenuhi persamaan di atas, Hasil uji F mengungkapkan nilai p (sig) <0,001, yang menunjukkan bahwa model regresi cocok (cocok) dengan data yang tersedia pada alpha 5% atau dapat ditafsirkan sehubungan dengan variabel lain yang secara signifikan memprediksi variabel kinerja perawat dalam memberikan perawatan keperawatan. Analisis Persamaan Regresi Linear Berganda Uji t
Tabel 6.
Hasil Uji t Regresi Linear Berganda Pengaruh Prinsip Etik terhadap Kinerja Perawat dalam Asuhan Keperawatan (n=129)
No. Variabel Nilai B Std Error t Sig.2p
1 Respect to others 1,127 .461 2.443 0,016
2 Pendidikan 1,689 1.764 .958 0,340
3 Lama Kerja 1,179 1.095 1.077 0,283
4 Pangkat / Golongan -1,919 1.707 -1.124 0,263
5 Intimacy 0,755 .550 1.372 0,172
6 Level Jenjang Karier -1.975 1.357 -1.456 0,148
7 Advocacy 1,054 .717 1.469 0,144
222
Tabel 6 menyajikan temuan analisis uji t. Nilai t hitung diperoleh dengan memeriksa t tabel yang memiliki nilai sebagai berikut: t (α/2; n-k-1) = t (0.05/2; 129-10- 1) = (0.025; 118) = 1.980 dengan signifikansi 5%. Hasilnya, ketika t hitung pada variabel respect to others lebih besar dari t tabel (p < 0,05), maka hipotesis nol ditolak, yang mengindikasikan bahwa variabel respect to others secara parsial mempengaruhi kinerja perawat dalam memberikan asuhan keperawatan. Hubungan secara parsial antara variabel lain dengan kinerja perawat tidak ada, dibuktikan dengan variabel lain yang memiliki nilai t hitung lebih kecil dari 1,980 (p>0,05) selain variabel respek terhadap orang lain. Menurut temuan penelitian ini, semakin tinggi
PEMBAHASAN
Hasil analisis statistic rank spearman menunjukan nilai koefisien korelasi sebesar 0,621 (p<0,001, p<0,05) yang berarti terdapat hubungan yang cukup dan positif signifikan antara komponen respect to others dengan kinerja perawat. Hal ini sejalan dengan penelitian yang berjudul Analisis Hubungan Antar Manusia terhadap Kinerja Karyawan menunjukan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signfikan antara hubungan manusia dengan kinerja karyawan dengan persamaan regresi Y = 2.687 + 0.375X1 (Latief et al., 2019).
Standar Praktik keperawatan (American Nurses Association.(2021), 2021) dalam hal ini terdiri dari pengkajian, penetapan diagnosa, perencanaan keperawatan, pelaksanaan dan evaluasi keperawatan. Kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan tergolong baik dengan rata-rata nilai 95% walaupun demikian perlu dilakukan upaya peningkatan kinerja agar terciptanya kualitas pelayanan yang lebih baik.
Hasil penelitian menunjukkan nilai r=0,594, p=0,000 (p<0,05) yang berarti terdapat hubungan yang positif signifikan dan cukup antara compassion dengan kinerja perawat. Kasih sayang adalah ciri dasar dalam kualitas pelayanan keperawatan. Hal ini dipertimbangkan sebagai prinsip penting yang berpusat pada pasien peduli (Babaei &
Taleghani, 2019). Selain itu, cinta kasih sayang adalah salah satu nilai profesional yang harus dimiliki perawat (Ça et al., 2020). Hasil ini selaras dengan penelitian yang berjudul The Relationship between Compassion Satisfaction and Fatigue with Shift Nurses’ Patient Safety-Related Activities, yang menyatakan bahwa compassion satisfaction memiliki keterlibatan yang lebih tinggi dalam aktivitas keperawatan terkait keselamatan pasien (p<0,05, β=0,15) (Ryu & Shim, 2022).
Hasil penelitian menunjukkan nilai r=0,610, p=0,000 (p<0,05) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang positif signifikan dan sedang antara advocacy dengan kinerja perawat. advocacy sebagai tindakan menjaga, memberi tahu, menilai, memediasi, dan memperjuangkan keadilan sosial dalam penyediaan layanan kesehatan (Abbasinia et al., 2020).
Hasil penelitian menunjukkan nilai r=0,608, p<0,001 (p<0,05) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang signifikan positif dan cukup antara intimacy dengan kinerja perawat. intimacy profesional dalam konteks keperawatan adalah sebagai komponen hubungan terapeutik perawat-pasien yang menumbuhkan kedekatan, keterbukaan diri, timbal balik, dan kepercayaan melalui bentuk emosional dan/atau fisik (Antonytheva et al., 2021).
Umur responden dalam penelitian ini berkisar antara 20-55 tahun dengan rata-rata umur 35,1 tahun. Hasil uji analisis bivariat rank spearman menunjukkan nilai p=0,090 (p>0,05) yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara umur dengan kinerja perawat. selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh (Riyadi & Kusnanto, 2019)
Hasil uji statistik menunjukkan nilai p=0,596 (p>0,05) yang berarti bahwa tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan kinerja perawat. Temuan studi tambahan (Hertati & Amalia, 2022). yang menyebutkan bahwa Hasil uji statistik dengan
223
menggunakan chi square didapatkan nilai p value = 0,705 (p>α), hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin terhadap kinerja perawat dalam asuhan keperawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Banyuasin Tahun 2021.
Dilihat dari lama bekerja, hasil analisis statistik menunjukkan nilai p=0,054 (p>0,05) yang berarti bahwa tidak ada hubungan antara lama bekerja dengan kinerja perawat. Hasil ini sama dengan hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Adiwijaya.
(2020) yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna kinerja perawat berdasarkan masa kerja. Tingkat Pendidikan, analisis statistik menunjukkan nilai p=0,142 (p>0,05) yang berarti bahwa tidak ada hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan kinerja perawat. Asumsi peneliti tentang perbedaan hasil yang didapatkan penelitian ini dengan penelitian terdahulu dikarenakan tingkat Pendidikan perawat di Rumah Sakit DIII Keperawatan dan S1 keperawatan. Selain Pendidikan formal, pelatihan-pelatihan yang dilakukan oleh perawat juga dapat berpengaruh terhadap kemampuan dari perawat. Menurut (Basyit et al., 2020) menyebutkan bahwa tingkat pendidikan dan lama kerja berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan secara parsial maupun simultan.
Hasil analisis statistic menunjukkan nilai p=0,037 (p<0,05) yang berarti ada hubungan antara pangkat atau golongan dengan kinerja perawat. Hasil analisis peneliti bahwa pangkat atau golongan Pama atau golongan III memiliki tanggung jawab lebih besar dibandingkan pangkat atau golongan Bintara atau golongan II dalam mengemban tugas. Ini disebabkan karena pangkat atau golongan Bintara atau golongan II masih mempertimbangkan proses untuk kemajuan karier mereka yag masih panjang. ini berpengaruh pada kinerja. Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan (Amri, 2021) menyatakan status pangkat atau golongan kepegawaian perawat tidak berhubungan atau tidak mempengaruhi kinerja perawat dalam melakukan asuhan keperawatan, hubungan status kepegawaian dengan kinerja perawat menunjukan bahwa perawat berstatus Militer (37,5%), PNS (44,1%), Honor 57,9% berkinerja baik.
Perbedaan ini secara statistic tidak signifikan dengan p value = 0,52 (pada α = 0,05) artinya tidak ada hubungan yang bermakna antara status kepegawaian dengan kinerja perawat pelaksana di RSAU dr. Esnawan Antariksa. Pangkat atau golongan diperoleh dengan meningkatkan keterampilan dan masa kerja yang lebih lama dilakukan oleh perawat, peningkatan golongan secara tidak langsung menentukan kinerja perawat karena berkaitan dengan pengalaman yang mereka miliki dalam bekerja dalam bidang keperawatan.
Dilihat dari level perawat, terlihat bahwa hasil uji statistic menunjukkan nilai p=0,325 (p>0,05) yang berarti bahwa tidak ada hubungan antara level perawat dengan kinerja perawat. Level perawat di Rumah Sakit dalam penelitian ini sebagian besar berada pada level PKIII (53,5, %) dengan hanya 25,6% berada pada PK I, PK II 20,9% . Berdasarkan hasil tersebut, dari 4 sub variabel penerapan prinsip etik dimana keempat variabel tersebut memiliki hubungan yang signifikan secara mandiri terhadap kinerja perawat, namun sub variabel respect to others merupakan sub variabel yang paling dominan mempengaruhi kinerja perawat selain faktor confounding lainnya.
Selain meningkatkan sub variabel yang lain, perlu dipertimbangkan akan pentingnya meningkatkan kemampuan perawat yang bertugas di Rumah Sakit dalam penerapan prinsip etik terutama dalam hal respect to other yang memiliki pengaruh paling besar secara parsial dalam mempengaruhi kinerja perawat.
SIMPULAN
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan antara penerapan prinsip etik ; respect to other (r=0,621), compassion (r=0,594), advocacy (r=0,610), intimacy (r=0,608) memiliki hubungan yang positif sedang dan signifikan dengan kinerja
224
perawat, terdapat 7 variabel yang mempengaruhi kinerja perawat dilihat dari uji F secara bersama-sama semua variabel yaitu pendidikan, pangkat/golongan, lama kerja, level jenjang karier, advocacy, respect to other dan intimacy berpengaruh terhadap kinerja perawat.
SARAN
Bagi Manager keparawatan lebih menekankan kepada perawat pelaksana di ruangan dalam memberikan asuhan keperawatan selalu menerapkan etik keperawatan.
Kepala ruangan melaksanakan fungsi manajemen pada fungsi pengarahan supervisi untuk pengawasan terhadap kepatuhan perawat dalam menerapkan prinsip etik respect to other, compassion, advocacy, dan Intimacy. Upaya meningkatkan kinerja perawat, hendaknya seorang perawat mampu mengevaluasi berdasarkan standar asuhan keperawatan, membuat catatan hasil evaluasi secara jelas dan ringkas serta menginformasikan perkembangan klien kepada teman sejawat setiap pergantian dinas.
DAFTAR PUSTAKA
Abbasinia, M., Ahmadi, F., & Kazemnejad, A. (2020). Patient Advocacy in Nursing: A Concept Analysis. Nursing Ethics, 27(1), 141–151.
https://doi.org/10.1177/0969733019832950
Andreas Rano Adi Wijaya, A. (2020). Pengaruh Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Pegawai pada Badan Keuangan Daerah (BAKEUDA) Kabupaten Kendal (Doctoral dissertation, Universitas Teknologi Yogyakarta).
http://eprints.uty.ac.id/4530/1/5140111244%20Andreas%20Rano%20Adi%20Wij aya.pdf
American Nurses Association. (2021). Nursing: Scope and Standards of Practice (4th ed.). Silver Spring, MD: Vol. 4th editio (Issue August).
Amri, K. (2021). Hubungan Status Kepegawaian Perawat terhadap Kinerja Perawat Pelaksana Rawat Inap RSAU Dr. Esnawan Antariksa. Jurnal Keperawatan Dan Kedirgantaraan, 1(1), 16–22. https://ejournal.akper- rspau.ac.id/index.php/JKKP/article/view/9
Antonytheva, S., Oudshoorn, A., & Garnett, A. (2021). Professional Intimacy in Nursing Practice: A Concept Analysis. Nursing Forum, 56(1), 151–159.
https://doi.org/10.1111/nuf.12506
Ça, M., Mersin, S., & Özlem, İ. (2020). Hem ş irelik Bakımında Duyarlı Sevgi Compassionate Love in, Nursing Care. 2(1), 37–40.
https://dergipark.org.tr/en/pub/sbuhemsirelik/issue/53915/646184
Babaei, S., & Taleghani, F. (2019). Compassionate Care Challenges and Barriers in Clinical Nurses: A Qualitative Study. Iranian Journal of Nursing and Midwifery Research, 24(3), 213–219. https://doi.org/10.4103/ijnmr.IJNMR_100_18
Bartneck, C., Lütge, C., Wagner, A., & Welsh, S. (2021). An Introduction to Ethics in Robotics and AI. SpringerBriefs in Ethics, through, 1–114.
https://doi.org/10.1007/978-3-031-24349-3_13
Basyit, A., Sutikno, B., & Dwiharto, J. (2020). Pengaruh Tingkat Pendidikan dan Pengalaman Kerja terhadap Kinerja Karyawan. Jurnal EMA, 5(1), 12–20.
http://dx.doi.org/10.47335/ema.v5i1.44
Gene, Y. (2021). D uyarlı Sevgi Compassionate Love. 6, 145–156.
https://doi.org/10.36657/ihcd.2021.8
Ilkafah, I., Mei Tyas, A. P., & Haryanto, J. (2021). Factors Related to Implementation of Nursing Care Ethical Principles in Indonesia. Journal of public health research, 10(2), https://doi.org/10.4081/jphr.2021.221
Işık, M. T., Özdemir, R. C., & Serinkaya, D. (2022). Ethical Attitudes of Intensive Care Nurses during Clinical Practice and Affecting Factors. Indian Journal of Critical
225
Care Medicine, 26(3), 288–293. https://doi.org/10.5005/jp-journals-10071-24143 Kim, S., Gu, M., & Sok, S. (2022). Relationships between Violence Experience,
Resilience, and the Nursing Performance of Emergency Room Nurses in South Korea. International Journal of Environmental Research and Public Health, 19(5). https://doi.org/10.3390/ijerph19052617
Kirca, N., & Özgönül, M. L. (2020). Ethical Attitude and Affecting Factors in Nursing Care of Nurses Working in Obstetrics and Gynecology Clinics. Türkiye Biyoetik Dergisi, 7(2), 70–79. https://doi.org/ 10.5505/tjob.2020.26598
Kemenkes. (2022). Standar Akreditasi Rumah Sakit Berdasarkan KMK 1128.
Keputusan Menteri Kesehatan,1–342.
Latief, A., Rosalina, D., & Apiska, D. (2019). Analisis Hubungan Antar Manusia terhadap Kinerja Karyawan. Journal of Education, Humaniora and Social Sciences (JEHSS), 1(3), 127–131. https://doi.org/10.34007/jehss.v1i3.34
Moses, Aziato, L., & Dzansi, G. (2022). Exploring Ghanaian Nurses Knowledge and Application of Bio-Ethical Principles in Postoperative Pain Management. PLoS ONE, 17(10 October), 1–14. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0276422
Ryu, I. S., & Shim, J. L. (2022). The Relationship between Compassion Satisfaction and Fatigue with Shift Nurses’ Patient Safety-Related Activities. Iranian Journal of Public Health, 51(12), 2724–2732. https://doi.org/10.18502/ijph.v51i12.11463 Rohayati, E. (2022). Hubungan Penilaian Kode Etik Keperawatan dengan Kinerja
Perawat Klinik III (Pk III) di Rsud Majalengka Tahun 2021. Medisina, 8(1), 95- 113. https://jurnal.akperypib.ac.id/index.php/medisina/article/view/12
Shayestehfard, M., Torabizadeh, C., Gholamzadeh, S., & Ebadi, A. (2020). Ethical Sensitivity in Nursing Students: Developing a Context–Based Education.
Electronic Journal of General Medicine, 17(2).
https://doi.org/10.29333/ejgm/7812
Taşkıran, N., & Turk, G. (2023). The Relationship Between the Ethical Attitudes and Holistic Competence Levels of Intensive Care Nurses: A Cross-Sectional Study.
PloS One, 18(7), e0287648. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0287648
PPNI, P. (2017). Pedoman Perilaku sebagai Penjabaran Kode Etik Keperawatan:
Jakarta.
Zailani, R. M. S., & Anisah, S. (2024). Hubungan Pengetahuan dan Masa Kerja terhadap Penerapan Prinsip Etika Keperawatan (Non-maleficience, Beneficience, Justice) dalam Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit TK. II Moh. Ridwa Meuraksa. Malahayati Nursing Journal, 6(1), 392-406.
10.33024/mnj.v6i1.10623,