• Tidak ada hasil yang ditemukan

prinsip-prinsip pengembangan masyarakat dalam al qur'an

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "prinsip-prinsip pengembangan masyarakat dalam al qur'an"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Al-Qur'an merupakan kalāmullāh yang diwahyukan dalam bahasa Arab kepada nabi Muhammad melalui malaikat Jibril. 3Departemen Agama Republik Indonesia, Pembukaan Al-Qur'an dan Tafsirnya, (Jakarta: Badan Penelitian, Pengembangan dan Pelatihan Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an, 2008), hal. 10. Al-Qur'an adalah kitab yang berbicara kepada seluruh manusia, suku, bangsa dan seluruh status sosial di muka bumi ini.

Lebih jauh lagi, tujuan diturunkannya Al-Qur'an adalah untuk menciptakan gambaran surga di bumi ini.8 Tidak ada rasa lapar, telanjang, lapar, haus dan panas di surga, sebagaimana firman Allah. Dan sesungguhnya kamu tidak akan haus dan panas matahari tidak akan mengelilingimu.” 9. Permusuhan, korupsi, peperangan dan sebagainya ada dimana-mana, tidak ada habisnya. 10 Mengubah keadaan ini tidaklah semudah membalikkan tangan, itu memerlukan proses, maka Al-Qur'an diturunkan secara bertahap.

14 Surat ini sarat dengan pesan-pesan sosial, dimana menurut Ar Razi, memberikan bantuan kepada fakir miskin lebih penting dibandingkan menunaikan ibadah haji sunnah. 15 Keistimewaan surat ini adalah digunakan sebagai nama salah satu salat sunnah yaitu salat Dhuha. Alasan penulis tertarik meneliti surat Aḍ-ḍuḥā adalah karena surat ini merupakan surat yang pendek, namun – menurut saya – kompak isinya. Surat ini merupakan surat pertama yang mengajak bersosialisasi ketika era awal Islam lahir, sedangkan surat-surat lain sebelum Aḍ-ḍuḥā – dilihat dari isinya – mencoba mengembangkan kehidupan pribadi Nabi Muhammad SAW.

Maka akan menarik jika teks dan konteks yang tersurat maupun tersirat dalam surat Aḍ-ḍuḥās dipadukan dengan prinsip-prinsip pengembangan masyarakat yang juga mempunyai visi untuk menciptakan kondisi keamanan, kedamaian dan kesejahteraan masyarakat18 dalam hal ini. bahwa konsep-konsep baru dapat ditemukan. , atas dasar tersebut peneliti ingin mendalami dan mencari untuk menemukan prinsip-prinsip pembangunan masyarakat versi surat Aḍ-ḍuḥā.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Telaah Pustaka

Oleh itu, tafsiran ini tidak membahaskan huruf Aḍ-ḍuḥā secara khusus dan dengan teori Pembangunan Masyarakat. Orientasi tafsiran ini ialah kesusasteraan-budaya dan masyarakat; corak tafsiran yang menekankan penjelasan ayat-ayat al-Quran dari segi ketepatan editorial, kemudian menyusun kandungan ayat-ayat tersebut menjadi suntingan yang indah menekankan tujuan utama turunnya al-Quran - iaitu memberi petunjuk. dalam untuk menghidupkan – kemudian menghubungkan maksud ayat dengan hukum – hukum alam yang berlaku dalam masyarakat dan pembangunan dunia. Oleh itu, tafsiran ini tidak menggunakan Pembangunan Masyarakat sebagai kerangka teorinya dalam membedah al-Quran.

Kitab ini merupakan salah satu karya tafsir versi Indonesia terbaru yang menafsirkan keseluruhan Al-Qur'an. Ciri-ciri tafsir ini adalah adābī ijtimā'ī dan lughowī.19 Namun buku ini juga tidak menggunakan Teori Pengembangan Masyarakat dalam pengerjaannya. Abdullah Ahmad Na'im dalam buku Dekonstruksi Wacana Syariah tentang Kebebasan Sipil, Hak Asasi Manusia dan Hubungan Internasional dalam Islam versi bahasa Indonesia.

Kitab ini merupakan kitab yang lebih banyak memuat kajian terhadap ayat-ayat Makiyah, sehingga menjadikan ayat-ayat tersebut sebagai objek kajian. Hal ini muncul dari keprihatinan penulis buku terhadap syariah yang ada, yang berkembang dan terutama memecah belah umat Islam. Maka beliau menggagas dan memberikan solusi melalui buku ini dengan menambahkan ayat Madaniyah dan menggantinya dengan ayat Makiyah.

Demikian skripsi Abdullah Halim, mahasiswa Tafsir Hadits Fakultas Ushuluddin UIN Sunen Kalijaga angkatan 2006 dengan judul “Surah Al-Kafirun dan Konsep Kebebasan Beragama”. Dalam skripsi ini, penulis buku ini mencoba meneliti dan menganalisis perbandingan surat Al Kāfirūn dengan konsep kebebasan beragama. Pertama, tidak ada paksaan dalam memilih dan mengamalkan agama, dan pemikiran keduanya lahir dari pluralisme.

Kedua, dalam surat Al-Kāfirūn, kebebasan yang dimaksud bukanlah kebebasan untuk tidak beragama, dan pluralisme yang dimaksud adalah mengakui adanya perbedaan agama sesuai keyakinan masing-masing orang. Tak satu pun dari buku-buku tersebut yang membahas prinsip-prinsip pengembangan masyarakat dari surat Aḍ-ḍuhā.

Kerangka Teori

Kedua, dalam surat Al-Kāfirūn kebebasan yang dimaksud bukanlah kebebasan untuk tidak beragama dan pluralisme yang dimaksud adalah pengakuan terhadap keberadaan berbagai agama, sesuai keyakinan masing-masing individu. menurut sudut pandang surat Aḍ -ḍuhā. Untuk mencapai tujuan ini, pengembangan masyarakat menghasilkan dan menyajikan informasi yang tidak menyenangkan dan terkadang meresahkan.21 c. Lingkungan fisik yang diciptakan oleh pengembangan masyarakat mempunyai suasana bersahabat dan informal, bukan suasana birokratis, formal dan menindas.23.

Program pengembangan masyarakat harus memperhatikan enam aspek tersebut.24 Namun penulis membatasi hanya pada pengembangan pribadi dan spiritual karena kedua aspek tersebut merupakan kebutuhan dasar dalam proses pengembangan masyarakat. Pengembangan pribadi ini juga dapat membantu membangun masyarakat dengan membangun struktur yang kuat dan mempererat ikatan antar komunitas.25. Bentuk pengembangan spiritual yang lebih tepat diharapkan dapat menghormati dan memperkuat tradisi keagamaan dan spiritual masyarakat.

Ketimpangan sosial-ekonomi, misalnya, pola hubungan dalam struktur ini muncul dalam berbagai skema. Selain itu, perlu juga diperhatikan praktik penindasan karena usia, kecacatan fisik, dan kondisi gender.29. C. hak asasi Manusia. Pembangunan masyarakat harus menjaga penghormatan terhadap hak asasi manusia baik dalam pandangan negatif (perlindungan hak asasi manusia) maupun positif (promosi hak asasi manusia).

Oleh karena itu, setiap program pengembangan masyarakat harus selaras dengan prinsip-prinsip hak asasi manusia dan menjadikannya sebagai tujuan pengembangan masyarakat.30. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991), istilah “kekerasan” berasal dari kata “keras” yang artinya kuat, padat dan tidak mudah hancur, sedangkan jika ditambah imbuhan “ke”. Pada umumnya setiap tindakan kekerasan dengan klaim legitimasi dapat dilakukan atas nama tujuan politik (revolusi, perlawanan terhadap penindasan, hak untuk memberontak atau alasan kematian raja yang lalim, meskipun tindakan tersebut kekerasan mungkin) dibenarkan dalam teori hukum untuk membela diri atau berdasarkan doktrin.

Kekerasan ini merupakan tindakan kekerasan yang tidak kasat mata atau kekerasan struktural dan kultural; dalam beberapa kasus hal ini juga dapat menjadi fenomena stigmatisasi.31. Proses tanpa kekerasan harus digunakan dalam membangun masyarakat berdasarkan prinsip-prinsip perdamaian. Tujuan perdamaian tidak dapat dicapai melalui cara-cara kekerasan. Pengembangan masyarakat harus selalu berupaya memaksimalkan partisipasi, dengan tujuan agar setiap orang dalam masyarakat dapat terlibat aktif dalam proses dan kegiatan masyarakat.

38 Keputusan wajib digunakan untuk meminta pihak yang lebih tinggi melakukan pekerjaan pada pihak yang lebih rendah. 39 Keputusan pengadilan digunakan untuk mengajukan tuntutan. Dalam Al-Qur'an huruf qasam wawu dipadukan dengan sesuatu yang bersifat material dan empiris, seperti waḍ-ḍuḥā, wal-fajr, wasy-syamsi dan lain-lain.

Metode Penelitian

  • Sistematika Pembahasan

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan, suatu upaya untuk memperoleh data-data yang diperlukan untuk menganalisis suatu permasalahan melalui sumber perpustakaan. 42 Objek penelitian ini adalah untuk mencari dan menggali hikmah atau ajaran yang tersurat dan tersirat dalam surat Aḍ-ḍuhā. Sumber data primer adalah kitab-kitab Al-Qur'an dan tafsiri, sedangkan sumber data sekunder adalah jurnal, majalah dan buku-buku lain yang berkaitan dengan topik penelitian.43. Analisis secara bahasa bersifat deskripsi, penguraian, analisis,46 sedangkan dengan istilah adalah untuk menguji hipotesis dan memberikan penafsiran hubungan yang lebih dalam dan dilakukan berdasarkan data ex post facto.47 Analisis isi adalah metode yang digunakan dari penggunaan penulis.

Analisis isi merupakan teknik penelitian untuk membuat inferensi (kesimpulan) dan memvalidasi data dengan mempertimbangkan konteks. Tafsir mauḍū‟ī adalah tafsir yang membahas ayat-ayat Al-Qur'an menurut topik atau judul tertentu.51 Bentuk tafsir yang relevan adalah pembahasan suatu surat tertentu secara keseluruhan dan keseluruhannya dengan menjelaskan makna dan korelasinya. dari surat sehingga surat dalam bentuknya tampak utuh.52. Kedua kelompok, anak yatim dan pengemis (sāil) merupakan pekerjaan rumah pertama yang harus segera diselesaikan pada masa awal pembangunan masyarakat.

Surat adh-dhuha ini sangat singkat, sehingga apabila ingin menjelaskan prinsip-prinsip pembangunan masyarakat secara lebih lengkap, hendaknya disusun dan dilengkapi dengan surat-surat lainnya. Itu prinsip, prinsip tanpa perilaku juga tidak ada artinya, tindakan langsung lebih baik. Asep Usman Ismail, Al-Quran dan Kesejahteraan Sosial, Pelopor Membangun Paradigma Sosial Islam yang Adil dan Sejahtera, (Tangerang Selatan: Lentera Hati, 2012).

Kementerian Agama Republik Indonesia, Kata Pengantar Al-Qur'an dan Tafsirnya, (Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Mushaf Al Qur'an Lajnah Pentashihan, 2008). Edi Suharto, Membangun Komunitas Berdaya Masyarakat Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial (Bandung: Refika Aditama, 2010). Eriyanto, Analisis Isi Pengantar Metodologi Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana, 2011).

januar (South Tangerang, Lentera Hati, 2013) Hasbi Ash-Shiddieqy, Sciences of the Qur'an, Basic Media in Interpretation the Qur'an, (Jakarta: Bulan Bintang, 1981).

SURAT Aḍ-ḍuḥā DAN TAFSIRNYA

Asbābun Nuzūl

Munasabah Āyat dan Surat

Surat Aḍ-ḍuḥā dan Terjemahnya

Tafsir Surat Aḍ-ḍuḥā

PRINSIP PENGEMBANGAN MASYARAKAT MENURUT SURAT

Proses penyadaran perlu dikedepankan

Partisipasi

Ketidakadilan yang mencolok dalam distribusi kekayaan dan peluang, rasisme, ketidaksetaraan gender, dll. dianggap sebagai bagian dari kekerasan struktural dan kejahatan. Oleh karena itu, proses tersebut harus bertujuan untuk memperkuat bukannya menyerang, untuk memasukkan bukannya mengecualikan, untuk bekerja di dalam bukan melawan, dan untuk menengahi bukannya mengkonfrontasi.32. e. kerja sama. Semakin banyak anggota masyarakat berpartisipasi aktif maka cita-cita masyarakat dan proses yang melibatkan masyarakat dapat terwujud.

Kesemuanya boleh menyumbang kepada kehidupan bermasyarakat dan segala bentuk penyertaan hendaklah digalakkan dan dilihat sebagai sesuatu yang berharga 34. Huruf taukīd adalah inna/anna (benar-benar), qasam (sumpah), dua bukan taukīd, huruf tanbīh (amaran), , huruf zāidah (tambahan), qad, amma syarṭiyyah. 36. Deskriptif menurut bahasa ialah menerangkan atau menerangkan sesuatu mengikut apa yang ada 44 Manakala menurut istilah pula ialah kajian untuk mencari fakta dengan tafsiran yang tepat termasuk kajian untuk menghuraikan.

Memperhatikan waktu

Pembangunan personal dan spiritual merupakan prioritas utama

Memihak kaum lemah (mustaḍ’afīn)

Sharing atas nikmat yang telah dianugerahkan

Metode top-down digunakan diawal

Analisis

PENUTUP

Saran

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait