• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROBLEMATIKA DALAM INTERNALISASI KARAKTER RELIGIUS SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAT DHUHA BERJAMAAH DI PONDOK PESANTREN AL IMAN PUTRA NGAMBAKAN BANGUNREJO SUKOREJO PONOROGO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PROBLEMATIKA DALAM INTERNALISASI KARAKTER RELIGIUS SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAT DHUHA BERJAMAAH DI PONDOK PESANTREN AL IMAN PUTRA NGAMBAKAN BANGUNREJO SUKOREJO PONOROGO"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Fokus Penelitian

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Sistematika Pembahasan

KAJIAN TEORI DAN TELAAH PENELITIAN TERDAHULU

Karakter

Jadi upaya mendidik karakter seseorang dapat dilakukan oleh masyarakat atau individu sebagai bagian dari lingkungan melalui faktor lingkungan. Penilaian di sekolah akan terlaksana dengan lancar apabila guru menyadari beberapa prinsip pendidikan kelas dalam pelaksanaannya.

Religius

Religiusitas sebagai salah satu nilai dalam pendidikan karakter digambarkan oleh Kementerian Pendidikan Nasional sebagai sikap dan perilaku yang taat menjalankan ajaran agamanya, toleran terhadap ibadah agama lain, dan hidup rukun. dengan pemeluk agama lain. Nilai-nilai religiusitas yang dapat ditanamkan pada diri siswa di lingkungan sekolah antara lain sebagai berikut: 20. 21Febria Saputra, Hilmiati, Menanamkan nilai-nilai keagamaan melalui amalan shalat Dhuha dan shalat Dhuhur berjamaah di MI radula tussihibyan NM Belencong, Jurnal (UIN Mataram Vol.12 Nomor 1 Juni 2020), 35.

Amalan keagamaan (aspek ibadah), yaitu aspek yang berkaitan dengan tingkat keterhubungan yang mencakup frekuensi dan intensitas sejumlah perilaku. Perasaan religius (aspek penghayatan), yaitu gambaran perasaan yang dirasakan dalam beragama atau seberapa besar seseorang dapat mengapresiasi pengalaman ritual keagamaan yang dilakukannya, misalnya ketaqwaan saat berdoa. Pengetahuan agama (aspek pengetahuan), yaitu aspek yang berkaitan dengan pemahaman dan pengetahuan seseorang terhadap ajaran agamanya guna menambah pengetahuan tentang agama yang dianutnya.

Aspek keislaman yaitu dari segi frekuensi dan intensitas melaksanakan ibadah yang diwajibkan, seperti shalat, puasa, dan zakat.

Shalat Dhuha

Sementara itu, peneliti saat ini membahas permasalahan dalam pembentukan karakter religius siswa melalui shalat Dhuha bersama jamaah. Implementasi internalisasi karakter religius santri melalui shalat Dhuha bersama jamaah di Asrama Islam Al Iman Putra. Permasalahan dalam pembentukan karakter religius santri melalui shalat Dhuha berjamaah di Asrama Islam Al Iman Putra.

Analisis proses implementasi dalam internalisasi karakter religius santri melalui kegiatan shalat Dhuha berjamaah di Pondok Pesantren Al Iman Putra. Kegiatan yang dilakukan Ustadz untuk menginternalisasikan karakter religius santri melalui shalat dhuha berjamaah di Pondok Pesantren Putra Al Iman dilakukan pada pagi hari sebelum memulai pembelajaran. Analisis Permasalahan Internalisasi Karakter Religius Santri Melalui Kegiatan Sholat Duha Berjamaah Di Pondok Pesantren Al Iman Putra.

Analisis Nilai Karakter Religius Santri Melalui Kegiatan Doa Berjamaah Rohani di Pondok Pesantren Al Iman Putra. Kegiatan penerapan internalisasi karakter religius santri melalui shalat dhuha berjamaah di Pondok Pesantren Al Iman Putra meliputi aspek keyakinan beragama, amalan keagamaan, perasaan beragama, pengetahuan agama. Tanpa mengurangi rasa hormat semua pihak, Permasalahan internalisasi Nilai Karakter Keagamaan melalui Sholat Dhuha Berjamaah di Pondok Pesantren Al Iman Putra.

Telaah Penelitian Terdahulu

Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang temuannya tidak diperoleh melalui prosedur kuantifikasi, perhitungan statistik, atau bentuk metode lain yang menggunakan pengukuran numerik. Prinsip penelitian kualitatif adalah memahami secara mendalam objek yang diteliti.1 Penelitian kualitatif pada hakikatnya adalah mengamati orang-orang di lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka, mencoba memahami bahasa mereka dan interpretasinya terhadap dunia di sekitarnya, dengan ciri-ciri sebagai berikut: a) Penelitian kualitatif menggunakan lingkungan alam sebagai sumber data langsung dan peneliti sendiri sebagai instrumen terpenting. Dan dalam memahami fenomena, peneliti berusaha melakukan analisis yang sekaya mungkin dalam memperkirakan bentuk data yang dicatat. (c) dalam penelitian kualitatif, proses lebih penting daripada hasil.

Sesuai dengan lingkungan alam, penelitian kualitatif lebih memperhatikan aktivitas nyata sehari-hari, prosedur, dan interaksi yang terjadi. (d) Penelitian kualitatif biasanya melibatkan analisis. Berdasarkan lokasi penelitian, penelitian ini merupakan bentuk penelitian lapangan yaitu melihat gejala di lapangan atau melakukan penelitian observasional. Peneliti menggunakan penelitian lapangan karena kajiannya mengenai upaya Ustadz dalam mengajarkan nilai-nilai karakter keagamaan melalui shalat Dhuha berjamaah di Pondok Pesantren Al Iman Putra Ngambakan Bangunrejo, Sukorejo, Ponorogo.

Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian langsung di lapangan yang disebut observasi dan menggunakan pendekatan sistematis yang disebut kualitatif.

Kehadiran Peneliti

Lokasi Penelitian

Pondok Pesantren Al Iman Putra mempunyai pedoman yang menjadi tonggak sejarah bagi santri dan guru yaitu Lima Jiwa dan Lima Ekspresi, dan motto Pondok Pesantren Iman Putra adalah: Berbudi Luhur, Sehat, Berilmu, Bebas Berpikir.

Data dan Sumber Data

Makalah (Dokumentasi), meliputi dokumen, foto dan buku yang relevan dengan penelitian di Pondok Pesantren Al Iman Putra.

Prosedur Pengumpulan Data

Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, jika peneliti atau pengumpul data mengetahui secara pasti informasi apa yang akan diperoleh 6 Oleh karena itu, pengumpul data telah menyiapkan alat penelitian berupa alternatif pertanyaan tertulis pada saat melakukan wawancara. Wawancara akan dilakukan kepada ustadz pembimbing jurusan ubudiyah, selain itu juga dilakukan kepada ustadz yang membantu mengurus para santri. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif 7 Dalam teknik ini, peneliti menggunakan dokumen untuk mengetahui sejarah Kediaman Islam Al Iman Putra dan letak geografisnya.

Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sebelum memasuki lapangan, di lapangan, dan setelah selesai lapangan. Pada kenyataannya analisis data kualitatif dilakukan pada saat proses pengumpulan data dan bukan setelah pengumpulan data selesai.Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan model Miles dan Huberman. Analisis data dalam penelitian kualitatif berlangsung pada saat pengumpulan data dan setelah selesai pengumpulan data dalam jangka waktu tertentu.

Dalam hal ini Miles dan Huberman menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah teks naratif. Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman adalah menarik kesimpulan dan memverifikasi. Kesimpulan awal yang diambil masih bersifat sementara dan akan berubah apabila tidak ditemukan bukti pendukung yang kuat pada tahap pengumpulan data selanjutnya.

Dengan demikian, kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang telah dirumuskan di awal, namun mungkin juga tidak, karena seperti yang telah dikemukakan, permasalahan dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang seiring dengan penelitian yang ada di lapangan. .

Pengecekan Keabsahan Data

Dengan menampilkan data maka akan lebih mudah untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan pekerjaan selanjutnya berdasarkan apa yang dipahami. Memperluas observasi tersebut, peneliti kembali memeriksa apakah data yang diberikan selama ini merupakan data yang benar atau tidak. Apabila data yang diperoleh selama ini setelah dicek kembali dengan sumber data asli atau sumber data lain ternyata keliru, maka peneliti akan melakukan pengamatan yang lebih luas dan mendalam sehingga diperoleh data yang pasti. BENAR. 12.

Dengan cara ini, keamanan data dan rangkaian kejadian dapat tercatat secara pasti dan sistematis. Sebagai bekal bagi peneliti untuk meningkatkan ketekunannya, dapat membaca berbagai buku referensi dan hasil penelitian atau dokumentasi terkait dengan temuan yang diteliti. Dengan membaca maka pengetahuan peneliti akan menjadi lebih luas dan tajam sehingga dapat digunakan untuk memeriksa apakah data yang ditemukan akurat, dapat diandalkan atau tidak. 13.

Untuk memeriksa keaslian penelitian, peneliti menggunakan triangulasi sumber. Triangulasi sumber adalah menguji keterandalan data dengan cara mengecek data yang telah diperoleh dari beberapa sumber. 14.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Letak Geografis

Kemudian, ustadz yang wajib membimbing kelancaran salat dhuha berjamaah juga ikut mengontrol proses pelaksanaan bimbingan dalam internalisasi karakter keagamaan santri melalui salat dhuha berjamaah. Berdasarkan hasil wawancara dengan Ustadz Anif Renaldi mengenai permasalahan yang muncul selama ini, tentunya dari awal sebelum ada bimbingan dan arahan dari ustadz belum berjalan maksimal, namun setelah ustadz dan pengurus membantu maka terjadi internalisasi. nilai-nilai karakter religius di jalani melalui shalat dhuha berjamaah di pondok pesantren. Putra Al Iman. Kemudian ustadz yang wajib membimbing kelancaran salat dhuha berjamaah juga ikut mengontrol proses pelaksanaan bimbingan dalam internalisasi karakter keagamaan santri melalui salat dhuha berjamaah. santri, mengenai responden santri dalam menerima bimbingan, santri selalu mengikuti petunjuk dan bimbingan ustadz ketika memberikan nasehat dan dorongan, agar kelak menjadi santri yang patuh dan patuh ketika menerima petunjuk dari orang lain atau orang tuanya.

Penerapan ustadz yang dilakukan untuk menginternalisasikan nilai-nilai karakter keagamaan santri melalui shalat dhuha berjamaah dapat membuat santri mengetahui keutamaan shalat dhuha dan memanfaatkan waktu untuk membaca Al-Qur'an, disiplin dan memberi contoh karena hal ini sangat penting dalam pembentukan karakter siswa. Peneliti dapat menyimpulkan bahwa masih banyak faktor penyebab permasalahan dalam internalisasi karakter religius santri melalui kegiatan sholat dhuha berjamaah, namun upaya ustadz dalam menciptakan karakter santri sangat bermanfaat bagi pembentukan nilai-nilai karakter religius santri. Implementasi ustadz dalam internalisasi karakter santri melalui salat dhuha berjamaah menjadikan para santri sistematis dalam beraktivitas dan juga lebih religius karena mengawali aktivitasnya dengan salat dhuha berjamaah.

Dari hasil diatas peneliti menyimpulkan bahwa pelaksanaan shalat dhuha berjamaah dalam internalisasi karakter religius peserta didik telah memberikan kontribusi terhadap penanaman karakter yang dilakukan dalam membantu peserta didik. Implementasi internalisasi karakter religius santri melalui shalat dhuha berjamaah santri selalu mengikuti arahan dan nasehat ustadz dalam menanamkan karakter religius agar kelak menjadi santri yang taat. Ustadz juga hadir memberikan pendampingan saat para santri membaca Al-Qur'an dan menunaikan shalat dhuha berjamaah.

Sistem Pendidikan dan Pengajaran Kuliyatul Mu’alimin Al-

Panca jangka dan Panca Tujuan Pondok Pesantren Al Iman Putra

Struktur Organisasi Pondok Pesantren Al Iman Putra

Tenaga Kependidikan Serta Pendukung lainnya di Pondok Pesantren

Sarana dan Prasarana di Pondok Pesantren Al Iman Putra

Paparan Data

Setelah Ustadz diserahi tugas untuk mendidik para santri dalam melaksanakan shalat Dhuha berjamaah, terjadi perubahan yang signifikan yaitu para santri mengikuti arahan dan petunjuk serta taat dalam melaksanakannya. Sedangkan bagi siswa yang masih kurang yakin, sebagian besar berada di IPK kelas 1 karena sulit diatur dan semangatnya masih belum matang, kami berharap semua siswa dapat mengikuti dan patuh dalam mengikuti petunjuk dan pedoman dalam memperolehnya. agama. karakter melalui shalat Dhuha berjamaah. Pada setiap kelas terdapat dosen pembimbing yang mendampingi siswa dalam membaca Al-Qur’an, sehingga strategi yang digunakan adalah menghafal atau mengaji. Hal ini merupakan salah satu cara yang efisien untuk mengatasi kendala dalam pembentukan karakter religius melalui shalat Dhuha berjamaah. 15.

Pada penelitian sebelumnya, penulis dapat mengetahui bahwa melaksanakan shalat Dhuha merupakan kegiatan shalat Dhuha Sunnah. Salah satunya dengan melaksanakan kegiatan shalat Dhuha pagi hari sebelum perkuliahan dimulai. Khusus salat Dhuha berjamaah diawali dengan memasuki masjid. Santri terlebih dahulu mencuci dan membaca Al-Qur’an serta menghafal surat-surat pendek dan doa-doa sehari-hari di bawah bimbingan Ustaj dan dengan bantuan pengurus jurusan ta’lim.

Pada penelitian sebelumnya, siswa melaksanakan pembinaan akhlak melalui doa lisan yang menunjang semangat. Salah satu cara yang digunakan sekolah untuk membangun semangat adalah dengan menerapkan program pengajaran shalat Dhuha. Persamaan dalam penelitian ini adalah pelaksanaan shalat Dhuha untuk membiasakan santri istiqamah setelah shalat Dhuha berjamaah.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait